Вы находитесь на странице: 1из 4

HIPOGLIKEMIA Hipoglikemiapada pasien DM dan DM2 merupakanfaktor pengha m b a t u t a m a d a l a m pencapaian kadar pengendalian glukosa darah norm a l a t a u m e n d e k a t i n o r m a l .

R i s i k o hipoglikemia timbul karena ketidak sempurnaan terapi saat ini,dimana kadar insulin antaradua makan dan pada malam hari meningkat secara tidak proporsional dan ketidak mampuanfisiologi tubuh untuk mengontrol penurunan kadar glukosa darah yang aman.Faktor utama dari gangguan hipoglikemia adalah ketergantungan jaringan saraf pada asupanglukosa yang berkelanjutan. Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme utama untuk otak.Dan otak hanya menyimpan glukosa(dalam bentuk glikogen), dengan kadar yang sangat sedikit. Oleh karena itu penurunan kadar glukosa darah, dapat menyebabkan gangguan sistemsaraf pusat, gangguan kognisi, dan koma. Definisi Batas terendah glukosa darah puasa normal (true glukose) ialah 60 mg%, sesuai dengandefinisi tersebut, maka keadaan glukosa dibawahnya disebut hipoglikemia. Pada umumnyagejala-gejala dari hipoglikemia akan mun cul bila kadar glukosa darah lebih rendah dari 45 mg %. Gejala dan tanda klinis Gejala dan tanda hipoglikemia pada umumnya disebabkan oleh 2 hal, yaitu gejala karena berkurangnya asupan glukosa oleh otak, dan gejala karena pelepasan epinefrin.Gejalagejala tersebut ialah : I. Gejala hipoglikemia pada sistem saraf otonom: Banyak berkeringat, walau dalam udara dingin Rasa lapar Parestesia pada bibir dan jari-jari Pucat Palpitasi Tremor halus II. Gejala hipoglikemik pada sistem saraf pusat: Penglihatan kabur dan diplopia

DEFINISI Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau kadar glukosa darah turun dibawah 50-60 mg/dl (2,7-3,3 mmol/L). (Brunner and Suddarth, 2002). Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah.(http://WWW.Medicastore.com, 2005). ETIOLOGI Hipoglikemia bisa disebabkan oleh : 1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas 2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya

3. 4.

Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa

hati Secara umum, hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat. Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi : Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah. Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelenjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah. Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diamdiam menggunakan insulin atau obat hipoglikemia untuk dirinya. Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor. Olah raga dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia. Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat. TANDA DAN GEJALA Gejala hipoglikemia dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori : gejela adrenergik dan gejala sistem saraf pusat. *. Hipoglikemia ringan : Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti : perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi dan rasa lapar. * Hipoglikemia sedang : Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fisik pada sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa didaerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, prilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi semua gejala ini (disamping gejala adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang. * Hipoglikemia berat : Fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang dideritanya. Gejalanya dapat mencakup prilaku yang mengalami

disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran. Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan melepaskan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsang, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, prilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik peroral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktuwaktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat. DIAGNOSA Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.

PATOFISIOLOGI PERUBAHAN BERHUBUNGAN DENGAN USIA Penurunan reabsorbsi makanan Penurunan metabolisme tubuh Penurunan fungsi organ pencernaan Penurunan produksi enzim Tidak nafsu makan

FAKTOR RESIKO

PENGARUH NEGATIF DARI FUNGSI YANG TERGANGGU Lemas Letih Penuruan kesadaran Gelisah Mual-muntah Gangguan nutrisi Dan lain-lain

Terlambat makan Aktifitas berlebih Pola makan yang tidak Benar Jenis makanan

Вам также может понравиться