Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
M Zaenuri S Hidayat
Disiplin praktis yang memberikan pendekatan terstruktur untuk membantu dokter dalam mengambil keputusan dengan mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan isu-isu etika dalam kedokteran klinik Harapan dokter dan pasien terhadap nilai moral ( spt saling menghormati, kejujuran, saling mempercayai, simpati, dan komitmen untuk mencapai tjuan bersama) biasanya menjamin hubungan dokter dan pasien secara etik.
Dokter dan pasien mungkin tidak setuju atau membuat keputusan yang bertentangan dengan nilai di dalam pengambilan keputusan klinik
Dilema Etik
Adalah suatu situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternatif yang samasama tidak menyenangkan atau berselisihan Banyak keputusan di bidang pelayanan kesehatan yang mengandung dilema etik.
Melibatkan paling sedikit satu dari empat buah konsep dasar, yaitu :
1. 2. 3. 4. Autonomy Justice Beneficence Non Maleficence
Autonomy
Menunjukkan adanya hak konsumen untuk membuat keputusan atas kepentingannya sendiri dimana: a. otonomi konsumen punya batas dan tidak boleh mengganggu otonomi profesional. b. profesional juga memiliki tingka t otonomi, yang pada batas tertentu tidak dapat dipengaruhi.
Justice
Justice menunjukkan adanya kewajiban yang adil dan seimbang, dimana: a. kewajiban diterapkan kepada seseorang dan pemerintah. b. hak-hak sesorang menjadi terbatas jika melanggar hak-hak orang lain.
Beneficence / Nonmaleficence
Menunjuk pada kewajiban to do good not harm, dimana: a. problem dapat timbul tidak saja ketika sedang mencoba memutuskan apa yg baik, tetapi juga ketika sedang menentukan siapa yang seharusnya membuat keputusan. b. penderitaan sesaat kadang-kadang di bidang medik diperlukan untuk menghasilkan kebaikan.
Fidelity
Menunjukkan kecermatan, kejujuran dan kesetiaan terhadap tanggung jawab yang telah diemban
Setiap keputusan etik yang diambil, semaksimal mungkin untuk kepentingan penderita ( provide benefit and do no harm )
Pilihan sulit ?
UUPK
Pasien
Dokter
POA
Indikasi Medik
Fakta, opini, dan interpretasi ttg kondisi fisik dan/ psikis pasien yang mendasari diagnosis dan intervensi medik. Setiap intervensi medik seharusnya didasarkan atas adanya indikasi medik (Evidence based medicine). Pada banyak kasus, setiap intervensi medik berdasarkan indikasi medik tidak menyebabkan masalah etik.
Tn K ( 23 th ), datang dg keluhan luka lecet pd tangan akibat jatuh dari motor. Keadaan umum px baik
V excoriatum
Debridement
Inj. Antibiotik
Preferensi pasien
Pilihan pasien saat mereka dihadapkan dg keputusan tentang status kesehatan dan intervensi medik. Pilihan dibuat pasien berdasarkan informasi yang diberikan dokter Kemampuan preferensi pasien untuk menerima atau menolak intervensi medik mempunyai implikasi medik, etik, hukum dan psikis. Preferensi pasien adalah inti dari hubungan dokter-pasien.
Pasien menolak intervensi medik karena : a. Kepercayaan atau agama. b. Tidak mampu membayar biaya. c. Alasan yang tak rasional (takut). d. Tidak percaya pada kemampuan dokter. e. Keluarga tak setuju. f. Tidak mampu menerima atau memahami penjelasan dokter. g. Sudah membuat advance directives, misalnya do not resuscitate (DNR). Samsi Jacobalis, 2000.
Tn K ( 23 th ), datang diantar keluarga dg perdarahan hebat pd perut akibat luka tusuk setlh berkelahi dg pacar gay nya.Keadaan umum : kesadaran Somnolen, T: 90/50 mmHg, nadi 100 x/mnt
laparotomi
Quality of life
Tujuan dasar dari intervensi medis adalah memperbaiki kualitas hidup Pasien dan dokter harus menentukan kualitas hidup seperti apa yang diinginkan, bagaimana cara mencapainya dan resiko serta kerugian apa yang terkait dengan keinginannya
Beberapa pertanyaaan penting yang perlu diperjelas : Siapa yang membuat penilaian kualitas hidup? orang yang menguasai hidupnya atau orang yang melihat? Kriteria apa yang digunakan untuk menilai kualitas hidup? Keputusan klinis jenis apa yang membenarkan hal yang berhubungan dengan pernyataan tentang kualitas hidup. Apakah kualitas hidup yang sudah sangat rendah dapat dijadikan dasar menghentikan pengobatan ?
FAKTOR KONTEKSTUAL
1. Peran keluarga, teman, majikan dsbnya. 2. Biaya pengobatan. 3. Alokasi dan distribusi sumber daya kesehatan oleh pemerintah. 4. Peran dan perkembangan asuransi kesehatan / JPKM. 5. Perkembangan teknologi kedokteran. 6. Peraturan hukum. 7. Pendidikan dan penelitian. 8. Tingkat kesejahteraan masyarakat. 9. Keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Samsi Jacobalis, 2000.
Indikasi Medik:
- Intervensi medik OK, sebab sudah sesuai indikasi medik. - Tujuannya? To restore, to maintain or to improve quality of life?
Preferensi Pasien:
- OK? Sebab dalam kondisi emosional trauma seperti itu, kompetenkah ia membuat decision dan preferensi?
Quality of Life:
- So poor that no reasonable person would choose to life. - Siapa yang harus memutuskan dan panduannya apa?
Faktor Kontekstual:
- Biaya pengobatan sangat besar. - Ibu kandung pasien tidak setuju thd terminasi krn alasan agama. - UU Euthanasia belum ada.