Вы находитесь на странице: 1из 8

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

ANEMIA

1. PENGERTIAN Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah merah ( Hematokrit per 100 ml darah ). Anemia dapat diklasifikasikan menurut : 1. Morfologi sel darah merah dan indeks-indeksnya 2. Etiologi Klasifikasi Anemia Menurut morfologi menunjukkan ukuran sel Mikro dan Makro

darah merah sedangkan kromik

menunjukkan warnanya.Ada tiga klasifikasi besar yaitu : 1. Anemia Normositik Normokrom adalah Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan MCHC normal atau rendah . 2. Anemia Makrositik normokrom adalah Ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV Meningkat,MCHC normal) 3. Anemia Mikrositik HipokromUkuran sel-sel darah merah kecil mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( MCV maupun MCHC kurang ). Yang termasuk dalam kategori Anemia Mikrositik Hipokrom adalah Anemia defisiensi bisa terjadi akibat kekurangan besi, pirodoksin atau tembaga.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Anemia Aplastik adalah suatu keadaan pansitopenia darah tepi yang disertai dengan penurunan secara nyata selsel induk multi potensial di dalam sumsum tulang (Soediman, 1995). Anemia aplastik adalah ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah (Arif Mansjoer, 2000) 2. PATOFISIOLOGI Semua sel darah (kecuali limposit) dibentuk dalam sumsum tulang . Pada bayi proses hematopoesis tersebar di seluruh tulang, akan tetapi pada orang dewasa normal hanya terbatas di kerangka tubuh dan bagian paling proksimal dari tulang ekstremitas. Sel hematopoetik berasal dari Totipoten Hematopoetik stem Cellis (THSC) yang berkembang menjadi sel mieloid pluripoten (PMSC) dan Colony Forming Unit (CFU) yang kemudian mengubah : Mieloblast ----- Neutrofil Promonosit ---- Monosit Proeritroblast Eritrosit Megakariosit Trombosit Pada kondisi patologis oleh karena kongenital, efek kemoterapi atau obat-obatan dan penyakit hati, kehamilan fungsi sumsum tulang untuk membentuk sel induk (THSC) dihambat sehingga akhirnya sel-sel darah tidak dapat terbentuk yang ditandai dengan adanya penurunan eritrosit, leukosit, dan trombosit secara bersamaan (Pansitopenia).

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

3. TANDA DAN GEJALA a. b. c. d. e. f. g. Konjungtiva pucat Telapak tangan pucat Iritabilitas dan Anoreksia Takikardia , murmur sistolik Letargi, kebutuhan tidur meningkat Purpura Perdarahan

4. KOMPLIKASI a. b. c. d. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang ) Daya konsentrasi menurun Hasil uji perkembangan menurun Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

5. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG a. Hematologi : Pansitopeni b. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi struktur Hb c. Masa Perdarahan : untuk mengidentifikasi penurunan eksresi Vit B12 d. Aspirasi sumsum tulang

6. THERAPI a. Transfusi darah : PRC b. Antibiotik profilaksis c. Kortikosteroid dosis rendah dan androgen d. Immunosupresif : pada pasien usia > 40 tahun

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

e. Transplantasi sumsum tulang

7. MASALAH KEPERAWATAN a. Inefektif perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrien ke sel b. Intoleransi Aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan c. d. e. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Keletihan Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan

penurunan pertahanan tubuh sekunder (penurunan Hb, leukosit)

8. MASALAH KOLABORASI a. b. c. PK : Perdarahan PK : Gagal Jantung PK : Konfusi

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

9. PERENCANAAN KEPERAWATAN A. Tujuan Tujuan Utama meliputi Toleransi terhadap aktifitas,

pencapaian dan pemeliharaan nutrisi yang adekuat dan tidak adanya komplikasi.

B.

Kriteria Hasil a. Warna kulit anak membaik b. Pola tumbuih anak membaik ( seperti terlihat pada peta pertumbuhan ) c. Tingkat aktifitas anak sesuai dengan usianya d. Orang tua menunjukkan pemahamannya terhadap aturan pengobatan di rumah ( Misalnya : Pemberian obat, makanan kaya zat besi yang sesuai).

C.

Intervensi a. Pantau efek therapheutik dan efek yang tidak diinginkan dari terapi zat besi pada anak : Efek samping dari terapi oral ( misal : perubahan warna gigi ) Ajarkan tentang cara-cara mencegah perubahan warna gigi: v Minum preparat besi dengan air, sebaiknya dengan jus jeruk v Berkumur setelah minum obat.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Anjurkan untuk meningkatkan makanan berserat dan air untuk mengurangi efek konstipasi dari zat besi Untuk mengatasi konstipasi berat akibat zat besi cobalah untuk menurunkan dosis zat besi tetapi memperpanjang lama pengobatan. b. Ajarkan pada orang tua tentang asupan nutrisi yang adekuat . Kurangi asupan susu pada anak Tingkatkan asupan daging dan pengganti protein yang sesuai Tambahkan padi-padian utuh dan sayur-sayuran hijau dalam diet. c. Dapatkan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan Kaji faktor-faktor yang menyebabkan defisiensi nutrisi,-psikososial,perilaku dan nutrisional Buat rencana bersama orang tua tentang pendekatan pendekatan kebiasaan makan yang dapat diterima Rujuk ke Ahli Gisi untuk evaluasi dan terapi intensif. d. Anjurkan Ibu untuk menyusui bayinya karena zat besi dari ASI mudah diserap.

D. Rasional Dengan memantau efek therapheutik dapat diketahui

keuntungan dan kerugian dari pemberian therapheutik tsb sehingga memudahkan i untuk tindakan lebih lanjut.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Dengan mengajarkan pada orang tua tentang asupan nutrisi yang adekuat kebutuhan zat besi anak bisa terpenuhi sesuai dengan usianya disamping orang tua lebih memahami akan pentingnya kebutuhan zat besi bagi anak. Dengan memberikan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan dapat diketahui kebiasaan yang

menguntungkan/merugikan bagi kesehatan klien. Dengan menganjurkan Ibu untuk menyusui bayinya defisiensi zat besi pada bayi dan anak dapat dicegah karena pada ASI diserap oleh tubuh. mengandung zat besi yang mudah

DAFTAR PUSTAKA

1. Cecily L. Betz, dkk, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, EGC Jakarta. 2. Suriadi,dkk, 2001, Asuhan Keperawatan Anak, cetakan I , penerbit C.V. Agung Seto, Jakarta 3. FKUI, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Percetakan infomedika, Jakarta. 4. Richard,R.,dkk, 1992, Ilmu Kesehatan Anak Bagian II. 5. Sylvia A.Price, dkk, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis prosesproses penyakit, Edisi 4, EGC , Jakarta.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

6. Lynda

Jual

Carpenito,

2001,

Buku

Saku

Diagnosa

Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.

Вам также может понравиться