Вы находитесь на странице: 1из 34

OSTEOARTRITIS

Rikardo Ladesman, S.Ked

BAB I
KASUS

Nama Penderita Umur Jenis Kelamin

: Umi Kalsum : 67 tahun : Perempuan

Keluhan Utama: Nyeri pada lutut kanan

Riwayat Perjalanan Penyakit Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul. Keluhan nyeri ini terasa terutama pada saat berjalan dan menaiki tangga. Nyeri juga bertambah hebat dengan perubahan posisi. Nyeri tidak bertambah hebat bila cuaca dingin, namun nyeri berkurang bila pasien beristirahat. Nyeri dirasakan tidak menjalar. Pasien juga mengeluh sering terjadi kekakuan selama beberapa menit pada sendi lutut setelah bangun tidur dan duduk terlalu lama. Nyeri di tempat lain disangkal. Riwayat jatuh disangkal.

Sejak 2 hari yang lalu, muncul bengkak di lutut kanan pasien yang sewarna dengan kulit. Bengkak tersebut menyebabkan pasien sulit menggerakkan kakinya sehingga aktivitas sehari-harinya terhambat. Pasien masih bisa berjalan namun harus pelan-pelan. Bengkaknya tidak mengecil setelah dikompres dengan air dingin maupun setelah pasien beristirahat. Pasien lalu berobat ke Puskesmas Talang Ratu.

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga pasien menderita penyakit dengan keluhan yang sama disangkal

Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu Berat badan Tinggi badan Indeks massa tubuh Status Gizi

: Baik : Compos Mentis : 130/80 mmHg : 80 x/menit : 20 x/menit : 36,80C : 65 kg : 155 cm : 27,06 : Gizi lebih

Keadaan spesifik Kepala Kulit kepala : tidak ada kelainan Mata : konjungtiva palpebra anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada Hidung : tidak ada kelainan Telinga : tidak ada kelainan Tenggorokan : tidak ada kelainan Mulut dan mukosa: tidak ada lesi, dalam batas normal Leher : tidak ada kelainan Thorax : Inspeksi : simetris, retraksi tidak ada. Palpasi : Batas jantung : d.b.n, Paru: d.b.n Auskultasi: Jantung: bunyi jantung I-II reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada, Paru: suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Abdomen

: Inspeksi: Datar, simetris, lemas. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba. Auskultasi: bising usus normal Ekst atas : edema tidak ada Ekst bawah : lihat status lokalis KGB : tidak ada pembesaran pada KGB regio coli, aksila dan inguinal.

Status Lokalis Regio artikulasio genu dextra:


Inspeksi : edema (+), merah (-), jaringan parut (-) Palpasi : Panas (-), penonjolan tulang (-), penebalan membran sinovial (+), spasme otot (+), nyeri lokal (+) Pergerakan: Fleksi terbatas (N=120-1450), ektensi dalam batas normal (N=00), nyeri bila digerakkan (+), krepitasi (+) Kekuatan otot (dengan tahanan pemeriksa): fleksi dalam batas normal, ektensi dalam batas normal, cara berjalan antalgik.

Diagnosis Banding Osteoarthritis Gout arthritis Rheumatoid arthritis Diagnosis Kerja Osteoarthritis

Terapi Umum :
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor penuaan. Menjelaskan kepada pasien untuk meminum obat secara teratur untuk menghilangkan nyeri. Mengurangi berat badan pasien untuk mengurangi beban tubuh terhadap lutut.

Khusus :
Piroksikam tablet 20 mg sekali sehari Kalk tablet 500 mg 2 kali 2 tablet per hari

Komplikasi Piroksikam dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti stomatitis, anoreksia, epigastric distress, mual, konstipasi, rasa tidak nyaman pada abdomen, kembung, diare, dan nyeri abdomen. Efek samping lain adalah edema, pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, somnolen, penurunan hemoglobin dan hematokrit.

Prognosis Quo ad Vitam : Bonam Quo ad Functionam : Bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan Osteoartritis merupakan kumpulan gejala nyeri sendi yang disertai dengan berbagai derajat keterbatasan fungsi dan berkurangnya kualitas hidup. Epidemiologi Osteoartritis paling banyak mengenai orang-orang di atas usia 50 tahun. Setelah usia 55 tahun, OA cenderung lebih banyak terjadi pada wanita.

Manifestasi Klinis Biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya persendian akan terasa nyeri, nyeri tersebut kemudian akan menjadi persisten atau menetap, kemudian diikuti kaku sendi terutama saat pagi hari atau pada posisi tertentu pada waktu yang lama. Tanda kardinal: kaku sendi setelah bangun dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, bengkak pada satu atau lebih persendian, terdengar bunyi (krepitasi) ketika persendian digerakkan.

Pada kasus lanjut terdapat pengurangan massa otot. Perlunakan sering ditemukan, dan dalam cairan sendi superfisial, penebalan sinovial atau osteofit dapat teraba. Pergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak tertentu.

Terapi Tujuan: 1. Meredakan nyeri 2. Mengoptimalkan fungsi sendi 3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup 4. Menghambat progresivitas penyakit 5. Mencegah terjadinya komplikasi

1. 2. 3.

Non farmakologis Modifikasi pola hidup Edukasi Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi beban pada sendi 4. Modifikasi aktivitas 5. Menurunkan berat badan 6. Rehabilitasi medik/fisioterapi
a. b. Latihan statis dan memperkuat otot-otot Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot dan menambah luas pergerakan sendi

7. Penggunaan alat bantu

Farmakologis 1. Sistemik a. Analgetik i. Non narkotik: parasetamol ii. Opioid : kodein, tramadol b. Anti inflamasi non steroid i. Oral ii. Injeksi iii. Suppositoria c. DMOADs (Disease modifying OA drugs)

2.

3.

4.

Topikal i. Krim rubefacients dan capsaicin ii.Krim NSAIDs Injeksi intraartikular/ intralesi i. Steroid ii.Hyaluronan Pembedahan i.Realignment osteotomi ii.Arthroplasty

Komplikasi 1. Deep vein thrombosis 2. Infeksi 3. Loosening 4. Masalah patella: sublukssasi/dislokasi rekuren, loosening prostetic component, fraktur, catching soft tissue. 5. Tibial tray wear 6. Peroneal palsy 7. Fraktur supracondyl femur

Prognosis Pada umumnya baik namun jika penyakit sendinya terdapat pada ekstremitas bawah prognosis relatif lebih buruk karena sendi ini sering digunakan untuk berjalan.

BAB III
PENCEGAHAN/PEMBINAAN

Genogram Keluarga Hurairo

Home Visite (9 Fungsi Keluarga) 1. Fungsi Holistik Fungsi biologis: didalam keluarga ini tidak terdapat penyakit keturunan penyakit menular, maupun penyakit kronis. Fungsi psikologis: keluarga ini memiliki fungsi psikologis yang baik, tidak terdapat kesulitan dalam menghadapi setiap masalah yang ada pada keluarga, hubungan antara anggota keluarga terjalin harmonis. Fungsi sosial ekonomi: kondisi ekonomi keluarga ini dapat dikatakan cukup, kakak dan pasien bekerja sebagai pedagang. Keluarga ini juga berperan aktif dalam setiap kegiatan dan kehidupan sosial di masyarakat.

2. Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score meliputi:
Adaptation : keluarga ini sudah mampu beradaptasi antar sesama anggota keluarga, saling mendukung, saling menerima dan memberikan saran satu dengan yang lainnya. Partnership : Komunikasi dalam keluarga ini sudah baik, mereka saling membagi, saling mengisi antar anggota keluarga dalam setiap masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

Growth: Keluarga ini juga saling memberikan dukungan antar anggota keluarga akan hal-hal yang baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut. Affection: interaksi dan hubungan kasih sayang antar anggota keluarga ini sudah terjalin dengan cukup baik. Resolve: keluarga ini memiliki rasa kebersamaan yang cukup tinggi dan kadang-kadang menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga lainnya. Adapun skor APGAR keluarga ini adalah 7,6, dengan interpretasi Cukup.

Variabe Penilaian Adaptation Partnership Growth Affection Resolve Total

APGAR kakak 2 1 1 2 1 7

APGAR pasien 2 1 2 1 2 8

APGAR keponakan 2 2 1 1 2 8

3. Fungsi Patologis dinilai dengan SCREEM score.


Social, interaksi dengan tetangga sudah cukup baik. Culture, keluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan yang cukup terhadap budaya, tata karma, dan perhatian terhadap sopan santun. Religious, keluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Economic, status ekonomi keluarga ini menengah ke bawah.

Educational, tingkat pendidikan keluarga ini cukup, dimana pasien dan kakak pasien tamatan SMA sementara keponakannya tamatan sarjana. Medical, keluarga ini sudah mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.

4. Fungsi hubungan antarmanusia Hubungan interaksi antar anggota keluarga sudah terjalin dengan baik. 5. Fungsi Keturunan (genogram) Fungsi genogram dalam keadaaan baik (sudah dijelaskan diatas)

6. Fungsi perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) Pengetahuan tentang kesehatan keluarga ini sudah cukup baik, sikap sadar akan kesehatan dan beberapa tindakan yang mencerminkan pola hidup sehat sudah dilakukan dengan baik.
7. Fungsi nonperilaku (lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan) Lingkungan cukup sehat dan para tetangga juga menjalin kerjasama dengan baik, keluarga ini juga aktif memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan, jarak rumah dengan puskesmas/rumah sakit tidak jauh.

8. Fungsi indoor Gambaran lingkungan dalam rumah sudah memenuhi syaratsyarat kesehatan, lantai dan dinding dalam keadaan bersih, ventilasi, sirkulasi udara dan pencahayaan baik, sumber air bersih terjamin, jamban ada di dalam rumah, pengeolaan sampah dan limbah sudah cukup baik. 9. Fungsi outdoor Gambaran lingkungan luar rumah sudah cukup baik, jarak rumah dengan jalan raya cukup jauh, tidak ada kebisingan disekitar rumah, jarak rumah dengan sungai juga cukup jauh, dan tempat pembuangan umum jauh dari lokasi rumah.

Вам также может понравиться