Вы находитесь на странице: 1из 28

DISUSUN OLEH: Koass THT RSUD Karawang periode 12 November 15 Desember 2012

Obstructive Sleep Apnea

Apnea

Gangguan tidur yang berarti henti nafas saat tidur dengan gejala utama mendengkur

Henti nafas selama 10 detik atau lebih yang dapat mengakibatkan penurunan aliran udara 25% dibawah normal

Prevalensi OSA di negara-negara maju diperkirakan mencapai 2- 4% pada pria dan 1-2% pada wanita. Prevalensi OSA pada anak-anak sekitar 3% dengan frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun. penduduk berusia 65 tahun atau lebih, 33% pria dan 19% wanita mendengkur

faktor-faktor

yang mengurangi dimensi statik lumen sehingga menjadi lebih sempit atau menutup pada waktu tidur :
Posisi relatif rahang atas dan bawah.

Obesitas

Pembesaran tonsil

Penurunan tonus otot karena konsumsi alkohol,narkoba atau kelainan neurologi yang lain

Usia tua

Suara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas atas akibat sumbatan. Tempat sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum. terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan nafas pada waktu tidur di mana otot-otot faring berelaksasi lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi.

Tonus otot melemah saat tidur

kolaps berulang dari saluran nafas atas baik komplet atau parsial selama tidur. aliran udara pernafasan berkurang (hipopnea) atau terhenti (apnea) desaturasi oksigen (hipoksemia) dan penderita berkali-kali terjaga (arousal) Obstructive sleep apnea. Penderita terbangun pada saat apneu dan merasa tercekik.

Obstruktif, aliran udara pernafasan terhenti tetapi gerakan dinding dada tetap ada.
Central, aliran udara pernafasan dan gerakan dinding dada terhenti. Campuran, merupakan kombinasi yang dimulai dengan tipe sentral diikuti dengan obstruksi. Kemudian diketahui apnea tipe campuran pada dasarnya adalah obstruktif di mana gerak pernafasan tidak terdeteksi pada awal terjadinya apnea.

OSA paling banyak diklasifikasikan menurut American Academy of Sleep Medicine yaitu: ringan (AHI 5-15) saturasi oksigen 86% dan keluhan ringan. sedang (AHI 15-30) saturasi oksigen 8085% dan keluhan mengantuk dan sulit konsentrasi. berat (AHI > 30) saturasi oksigen kurang dari 80% dan gangguan tidur.

AHI adalah Apneu Hypopneu Index yang diuukur per jam.

mendengkur

mengantuk yang berlebihan pada siang hari

rasa tercekik pada waktu tidur

apnea

nokturia

sakit kepala pada pagi hari

penurunan libido sampai impotensi

enuresis

mudah tersinggung

depresi

kelelahan yang luar biasa

insomnia

Diagnosis

ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.


penderita OSA tidak merasa mempunyai masalah dengan tidurnya dan datang ke dokter hanya karena partner tidur mengeluhkan suara mendengkur yang keras (fase pre-obstruktif) diselingi oleh keadaan senyap yang lamanya bervariasi (fase apnea obstruktif).

Banyak

Keadaan mengantuk berat sepanjang hari yang tidak dapat dijelaskan karena sebab lain

Dua atau lebih keadaan seperti tersedak sewaktu tidur, terbangun beberapa kali ketika tidur, tidur yang tidak menyebabkan rasa segar, perasaan lelah sepanjang hari dan gangguan konsentrasi.

Hasil PSG menunjukkan AHI 5 (jumlah total apnea ditambah terjadi hipopnea perjam selama tidur).

Hasil PSG negatif untuk gangguan tidur lainnya.

Polisomnografi

merupakan alat uji diagnostik menevaluasi gangguan tidur,dilakukan pada saat malam hari di laboratorium tidur.
dari : elektroensefalogram (EEG), elektromyogram (EMG),elektrookulogram (EOG), parameter respirasi, electrocardiogram (ECG), saturasi oksigen dan mikrofon untuk merekam dengkuran. Penderita dimonitor selama 6 jam 10 menit.

Terdiri

Variabel yang direkam pada polisomnografi : Stadium tidur Upaya pernafasan Aliran udara Saturasi oksihemoglobin arteri Posisi tubuh Gerakan anggota badan Irama dan denyut jantung

Sleep nasoendoscopy memungkinkan penilaian dinamis faring pada waktu tidur. Tempat di mana terjadi obstruksi dapat terlihat sehingga bisa dilakukan terapi yang spesifik, sesuai dengan tempat terjadinya sumbatan: Kavum nasi Palatum Basis lidah Dinding lateral faring Epiglotis

Oropharynx and tonsil obstruction. (A) No obstruction; (B) complete lateral collapse; (C) partial obstruction by tonsils; (D) complete obstruction by kissing tonsils; (E) kissing tonsils view in the oral cavity.

Sumbatan yang ditemukan pada pemeriksaan sleep nasoendoscopy menurut Pringle dan Croft (1993) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Derajat 1 : hanya ditemukan vibrasi dari palatum Derajat 2 : hanya ditemukan obstruksi palatum Derajat 3 : obstruksi palatum dan perluasan ke orofaring yang intermiten Derajat 4 : obstruksi pada beberapa level Derajat 5 : hanya ditemukan obstruksi pada basis lidah

Pemeriksaan

cephalography menghasilkan gambaran dua dimensi dan dapat dipergunakan untuk menilai struktur maksilofasial

Terapi

Non-Bedah

Trakeostomi Nasal Continuous Positive Airway Pressure (nCPAP) Merubah posisi tidur dengan posisi miring atau telungkup (pronasi)
Terapi

Bedah

Tonsilektomi dan adenoidektomi Uvulopalatofaringoplasti (UPPP) dan uvulopalatoplasti

Neuropsikologis: kantuk berlebihan pada siang hari, kurang konsentrasi dan daya ingat, sakit kepala.

Kardiovaskuler: takikardi, hipertensi, aritmia, blokade jantung, angina, penyakit jantung iskemik, gagal jantung .

Respirasi: hipertensi pulmonum, cor pulmunale.

Obstructive sleep apnea adalah sebuah gangguan tidur yang berarti henti nafas saat tidur dengan gejala utama mendengkur.
OSA terjadi karena lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi. Gejala dari OSA adalah mendengkur, mengantuk yang berlebihan pada siang hari, rasa tercekik pada waktu tidur, apnea, nokturia, sakit kepala pada pagi hari. Diagnosis OSA paling banyak diklasifikasikan menurut American Academy of Sleep Medicine. Komplikasi dari OSA adalah hipertensi, serangan jantung dan stroke Terapi OSA adalah terapi non bedah dan terapi bedah.

Pang KP. Snoringthe Silent Killer. Medical Digest 2005. Engleman HM, Douglas NJ. Sleepiness, cognitive function, and quality of life ini obstructive sleep apnoea/hypopnoea syndrome. Thorax 2004; 59: 618-22. Kapur V, Blough DK, Sandblom RE et al. The medical cost of undiagnosed sleep apnea. Sleep 1999; 22: 749-55. Dincer HE, O'Neill W. Deleterious effects of sleepdisordered breathing on the heart and vascular system. Respiration 2006; 73: 124-30. Yuan, 2007. Mendengkur Bisa Membunuh Diam-Diam. Diakses dari http://www.dechacare.com/MendengkurBisa-Membunuh-Diam-diam-I89.html. Kotecha B, Shneerson JM. Treatment options for snoring and sleep apnoea. Journal of The Royal Society of Medicine 2003; 96: 343 4.

Вам также может понравиться