Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
YONATHAN SUROSO STEVANNY PALIT YULLY SURENTU ADVENTUS POSUMAH RIFIANO WEWENGKANG JEIT LEMBONG SULISTYO KONO RISKY MAHADJURA
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, penyertaan dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul SIFAT BATUAN DAN FLUIDA PANASBUMI ini dengan baik. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah kami. Makalah ini memuat dan membahas tentang karakteristik dan analisa mengenai batuan dan fluida yang berperan dalam sistem panasbumi. Makalah ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama membahas mengenai sifat petrofisik batuan panasbumi, bagian kedua membahas sifat termodinamika uap, air dan campuran dari keduanya pada berbagai tekanan dan temperatur, sedangkan bagian ketiga membahas tentang sifat geokimia fluida panasbumi. Semoga makalah Sistem Panasbumi ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................3 DAFTAR ISI ...........................................................................................................4 BAGIAN 1 : SIFAT BATUAN PANASBUMI ....................................................5 A. POROSITAS ................................................................................................5 B. PERMEABILITAS ......................................................................................6 C. DENSITAS ...................................................................................................7 D. KONDUKTIVITAS PANAS .......................................................................7 E. PANAS SPESIFIK BATUAN .....................................................................9 BAGIAN 2 : JENIS DAN SIFAT FLUIDA .......................................................10 A. JENIS FLUIDA PANASBUMI .................................................................10 B. SIFAT FLUIDA SATU FASA ..................................................................14 C. SIFAT FLUIDA DUA FASA ....................................................................21 D. FLUIDA DUA FASA DALAM BATUAN RESERVOIR ........................22 BAGIAN 3 : GEOKIMIA FLUIDA PANASBUMI ..........................................26 A. KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS BUMI ...................................26 B. JENIS AIR PANASBUMI .........................................................................28 C. PROSPEKSI GEOKIMIA PANASBUMI .................................................32
Sebagian besar reservoir panasbumi terdapat pada batuan vulkanik dengan aliran utama melalui rekahan. Seperti halnya di perminyakan, sifat batuan yang penting menerangkan sifat batuan reservoir panasbumi adalah porositas, permeabilitas dan densitas batuan. Beberapa parameter lain yang penting untuk menerangkan sifat batuan reservoir panasbumi adalah panas spesifik dan konduktivitas panas.
A. POROSITAS
Reservoir panasbumi umumnya ditemukan pada batuan rekah alami, di mana batuannya terdiri dari rekahan-rekahan dan rongga-rongga atau pori-pori. Fluida panasbumi, terkandung tidak hanya dalam pori-pori tetapi juga dalam rekahan-rekahan. Volume rongga-rongga atau pori-pori batuan tersebut umumnya dinyatakan sebagai fraksi dari volume total batuan dan didefinisikan sebagai porositas (). Secara matematis, porositas dapat dituliskan sebagai berikut:
dimana Vp adalah volume pori dan Vb adalah volume total batuan. Porositas batuan reservoir panasbumi biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu porositas rekahan dan porositas antar butir atau porositas matriks batuan. Hingga saat ini baru porositas matriks yang dapat diukur di laboratorium.
Pada kenyataannya, porositas di dalam suatu sistem panasbumi sangat bervariasi Contohnya di dalam sistem reservoir rekah alami, porositas berkisar sedikit lebih besar dari nol, akan tetapi dapat berharga sama dengan satu (1) pada rekahannya. Pada umumnya porositas rata-rata dari suatu sistem media berpori berharga antara 5 30%.
B. PERMEABILITAS
Seperti di perminyakan, permeabilitas (k) suatu batuan merupakan ukuran kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas merupakan parameter yang penting untuk menentukan kecepatan alir fluida di dalam batuan berpori dan batuan rekah alami. Permeabilitas yang biasanya dinyatakan dalam satuan mD (mili Darcy), di bidang geothermal seringkali dinyatakan dalam m2, dimana 1 Darcy besarnya sama dengan 10-12 m2. . Besarnya permeabilitas batuan tidak sama ke segala arah (anisotropy), umumnya permeabilitas pada arah horizontal jauh lebih besar dari
permeabilitasnya pada arah vertikal. Batuan reservoir panasbumi umumnya mempunyai permeabilitas matriks batuan sangat kecil seperti diperlihatkan pada tabel di bawah, dimana reservoir mempunyai permeabilitas antara 1 sampai 100 mD dan transmisivitas (hasil kali permeabilitas dan ketebalan) antara 1 sampai 100 Dm (Darcy meter).
C. DENSITAS
Densitas batuan adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume dari batuan tersebut. Densitas atau massa jenis batuan dinyatakan sebagai berikut:
D. KONDUKTIVITAS PANAS
Konduktivitas panas suatu batuan merupakan parameter yang menyatakan besarnya kemampuan batuan tersebut untuk menghantarkan panas dengan cara
konduksi apabila pada batuan tersebut ada perbedaan temperatur (gradien temperatur). Secara matematis konduktivitas panas dinyatakan sebagai berikut:
dimana Q adalah laju aliran panas per satuan luas dan dT/dz adalah gradien temperatur. Satuan dari konduktivitas panas batuan adalah W/m. K,
Konduktivitas panas tidak sama untuk setiap batuan. Konduktivitas panas suatu batuan tidak hanya ditentukan oleh jenis batuan atau mineral-mineral penyusunnya, tetapi juga ditentukan oleh struktur kristal yang membentuk batuan tersebut. Mungkin ini pulalah yang menyebabkan harga konduktivitas berlainan ke semua arah. Hal ini menyebabkan panas merambat dengan laju yang berbeda ke arah yang berlainan.
Keanekaragaman sifat konduktivitas panas batuan diperkirakan tidak hanya karena susunan ion dari suatu struktur kristal tetapi juga orientasi dari masingmasing butiran mineral. Kwarsa, misalnya, adalah konduktor panas yang baik, sehingga konduktivitas panas batuan yang mengandung kwarsa umumnya sangat ditentukan oleh fraksi dari kwarsa di dalam batuan tersebut. Sebagai contoh adalah batuan granit; konduktivitasnya berkisar antara 2,5 sampai 4 W/m.K, bila batuan tersebut mengandung kwarsa sebanyak 20 35%. Adanya mineral Plagiocase akan menurunkan konduktivitas batuan karena mineral tersebut mempunyai konduktivitas panas yang rendah.
10
Fasa cair dapat berada bersama-sama dengan fasa uap pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu, yaitu pada tekanan dan temperatur saturasi.
Di daerah di atas kurva saturasi, yaitu daerah dimana temperatur lebih besar dari temperatur saturasi, hanya fasa uap yang terdapat didalam sistim. Pada keadaan ini uap disebut superheated steam (uap lewat panas). Di daerah di bawah kurva saturasi, yaitu daerah dimana temperatur lebih kecil dari temperatur saturasi, hanya fasa cair yang terdapat didalam sistem. Pada keadaan ini fasa cair disebut sebagai compressed liquid. Pada temperatur dan tekanan saturasi, fasa cair dapat berada bersama sama dengan fasa uap. Fluida merupakan fluida dua fasa, yaitu berupa campuran uapair. Fraksi uap didalam fluida sering disebut kualitas uap atau dryness (notasi x), yang didefinisikan sebagai perbandingan antara laju alir masa uap dengan laju alir masa total. Harga fraksi uap (x) bervariasi dari nol sampai dengan satu.
11
Apabila pada kondisi saturasi, hanya terdapat fasa cair saja, maka fasa cair tersebut disebut cairan jenuh atau saturated liquid (x = 0) . Bila hanya uap saja yang terdapat pada tekanan dan temperatur saturasi, maka uap tersebut disebut uap jenuh atau saturated vapour (x = l) . Adanya kandungan non-condensible gas di dalam air akan menyebabkan
temperatur saturasi atau temperatur titik didih menjadi lebih rendah, sedangkan adanya kandungan garam akan menaikkan temperatur saturasi.
Gambar 2 Pengaruh CO2 dan NaCl Terhadap Temperatur dan Tekanan Saturasi
Fluida yang terkandung dibawah permukaan dapat ditentukan dari landaian tekanan dan temperatur hasil pengukuran di dalam sumur yang divisualisasikan melalui Kurva BPD, dimana BPD adalah singkatan dari Boiling Point with Depth. Kurva tersebut merupakan penentuan jenis fluida dan jenis reservoir dari data temperatur dan tekanan saturasi terhadap kedalaman.
12
Gambar 3 Landaian Temperatur dan BPD Untuk Penentuan Jenis Fluida/Jenis Reservoir
Apabila landaian temperatur dari pengukuran di sumur terletak di sebelah kiri kurva BPD, maka fluida hanya terdiri dari satu fasa saja, yaitu air. Apabila landaian temperatur dari pengukuran sumur terletak disebelah kanan dari kurva BPD, maka fluida hanya terdiri satu fasa saja, yaitu uap. Apabila landaian temperatur berimpit dengan kurva BPD maka fluida terdiri dari dua fasa, yaitu uap dan air. Landaian tekanan dan temperatur di sistim dominasi air umumnya berubah
secara signifikan dengan kedalaman. Landaian tekanan dan temperatur di reservoir dominasi uap biasanya tidak banyak berubah dengan kedalaman (densitas gas tidak banyak berubah dengan tekanan dan temperatur).
13
14
DENSITAS Densitas suatu fasa fluida adalah perbandingan antara massa dengan volume dari fasa fluida tersebut. Satuan densitas adalah kg/m3. Densitas air (f) dan densitas uap (g) tergantung dari besarnya tekanan dan temperatur dimana harganya ditentukan dari harga volume spesifik, yaitu sebagai berikut:
15
ENERGI DALAM Energi dalam (u) merupakan parameter yang menyatakan banyaknya panas yang terkandung didalam suatu fasa persatuan masa. Satuan dari energi dalam adalah kJ/kg. Besarnya energi dalam uap (ug) dan energi dalam air (uf) juga tergantung dari tekanan dan temperatur.
16
ENTALPI DAN PANAS LATEN Entalpi adalah jumlah dari energi dalam (u) dengan energi yang dihasilkan oleh kerja tekanan. Hubungan dari energi dalam dengan entalpi adalah:
Satuan dari entalpi adalah kJ/kg. Besarnya entalpi uap (hg) dan entalpi air (hf) juga tergantung dari tekanan dan temperatur.
17
Panas laten (hfg) adalah panas yang diperlukan untuk mengubah satu satuan masa air pada kondisi saturasi (jenuh) menjadi 100% uap. Satuan dari panas laten
adalah kJ/kg, dimana besarnya juga tergantung dari tekanan dan temperatur.
18
ENTROPI Entropi (s) adalah besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Entropi juga besarnya ditentukan dari tekanan dan temperatur.
19
VISKOSITAS Viskositas atau kekentalan adalah ukuran keengganan suatu fluida untuk mengalir. Viskositas dibedakan menjadi dua, yaitu viskositas dinamik () dan viskositas kinematik (). Viskositas kinematis adalah viskositas dinamis dibagi dengan densitasnya, yaitu:
20
dimana: mv : laju alir massa uap (kg/s atau ton/jam) ml : laju alir massa air (kg/s atau ton/jam) mT : laju air massa total (kg/s atau ton/jam) Apabila hfg adalah panas laten, f, f, uf, hf, sf, f adalah sifat-sifat air pada kondisi saturasi, dan g, g, ug, hg, sg, g adalah sifat-sifat uap pada kondisi saturasi, maka sifat fluida dua fasa yang fraksi uapnya dinyatakan dengan notasi x dapat ditentukan sebagai berikut: Entalpi:
Entropi:
Viskositas:
Energi dalam:
21
Jenis fluida, apakah satu fasa atau dua fasa, biasanya ditentukan dengan membandingkan harga entalpinya (h) dengan entalpi air dan entalpi uap (hf) dan (hg) pada kondisi saturasi. Kriteria di bawah ini umumnya digunakan untuk menentukan jenis fluida panasbumi.
Bila L dan v masing-masing adalah densitas air dan densitas uap, hL dan hv adalah entalpi air dan uap serta uL dan uv adalah energi dalam air dan uap, maka sifat fluida dua fasa yang terdapat didalam media berpori biasanya dinyatakan oleh persamaan berikut: Densitas:
22
Entalpi:
Energi dalam:
Sifat fluida dua fasa dalam keadaan mengalir tergantung dari harga permeabilitas relatif. Kurva permeabilitas relatif dari Corey (1954) dan kurva permeabilitas relatif linier seperti ditunjukkan pada gambar di bawah sering digunakan dalam perhitungan teknik reservoir.
23
dimana
SLR dan SVR adalah residual liquid saturation dan residual vapour saturation. Untuk perhitungan di bidang panasbumi biasanya diasumsikan SLR = 0.3 dan SVR = 0.05. Dengan asumsi bahwa aliran di reservoir mengikuti hukum Darcy, yaitu:
dan aliran panas secara konduksi diabaikan, jadi aliran panas (Qe) yang tejadi secara konveksi adalah sebagai berikut:
serta asumsi aliran adalah horizontal (pengaruh gravitasi diabaikan), maka entalpi fluida dan viskositas kinematik dua fasa dalam keadaan mengalir dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Flowing entalphy:
Viskositas kinematik:
24
dimana: qmL : laju alir massa air qmV : laju alir massa uap hL hV L : entalpi fasa air : entalpi fasa uap : viskositas kinematik fasa air V L V P g : viskositas kinematik fasa uap : densitas air : densitas uap : tekanan : gravitasi
25
Kandungan kimia fluida panasbumi di suatu tempat berbeda dengan di tempat-tempat lainnya, tidak hanya dari lapangan ke lapangan, tetapi juga dengan yang diperoleh dari suatu tempat dan tempat lainnya meskipun keduanya terdapat di lapangan yang sama. Konsentrasi ion yang berbeda-beda dapat disebabkan karena banyak hal, antara lain adalah karena perbedaan dalam: Temperatur Kandungan gas
26
Sumber air Jenis batuan Kondisi dan lamanya interaksi air batuan Adanya percampuran antara air dari satu sumber dengan air dari sumber lainnya
Sebagai ilustrasi diperlihatkan kandungan kimia dari beberapa mata air panas (spring) di lapangan Cerro Prieto (Meksiko), Orakei Korako dan Broadlands (Selandia Baru).
27
28
Sebuah contoh lain diperlihatkan pada Tabel dibawah ini yang memperlihatkan kandungan kimia air alkali klorida yang berbeda-beda dari sumur (di permukaan dan di bawah permukaan) dan dari beberapa mata air di lapangan Cerro Prieto, Meksiko.
29
2. AIR ASAM SULFAT (Acid Sulphate water) Karakteristik air asam sulfat: Konsentrasi ion SO42- yang tinggi Konsentrasi Cl- dan HCO3- sangat rendah, kadang-kadang tidak ada kandungannya sama sekali Mengandung Na, K, Ca, Mg, dan Fe pH rendah (pH < 2 - 3)
Acid Sulphate water biasanya terjadi di area volcanic geothermal dimana uap terkondensasi menjadi air permukaan. Acid Sulphate water mungkin juga berasal dari oksidasi H2S yang terjadi di vadose zone, yaitu daerah di atas permukaan air.
30
3. AIR ASAM SULFAT-KLORIDA (Acid Sulphate Chloride Water) Karakteristik air asam sulfat-klorida: Konsentrasi ion SO42- dan Cl- cukup tinggi pH < 2 - 5
Air asam sulfat-klorida terjadi karena: Tercampurnya alkali chloride water dengan acid sulphate water Ion sulfida (H2S) dalam alkali chloride water teroksidasi menjadi SO42Alkali choride water melewati dan bereaksi dengan batuan yang mengandung sulfur 4. AIR KARBONAT (Carbonate water) Karakteristik air karbonat:
31
Di beberapa tempat air karbonat tercampur karena adanya batuan limestone di bawah permukaan. Di permukaan hal ini dicirikan oleh adanya endapan tranvertme (CaCO3) sinter di sekitar mata air panas.
32
IDENTIFIKASI JENIS RESERVOIR Mata air panas (spring) dengan kandungan klorida tinggi : reservoir dominasi air Mata air panas (spring) bersifat asam : reservoir dominasi uap Mata air panas (spring) bersifat netral : reservoir dominasi air Mata air panas (spring) bersifat netral yang terletak di kaki gunung : reservoir dominasi uap Mata air panas (spring) jenuh kandungan silika : reservoir dominasi air Mata air panas (spring) silika sinter : reservoir dominasi air Kolam air panas (hot pool) dengan air berwarna jernih kebiruan bersifat netral : reservoir dominan air, tergolong ke dalam jenis deep reservoir Kolam air panas (hot pool) dengan air berlumpur kehijauan bersifat asam : kemungkinan dapat berupa reservoir dominan air atau reservoir dominan uap, karena air berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan oleh uap panas PERKIRAAN SUMBER AIR PANASBUMI Kandungan Na atau B sama di semua tempat air berasal dari satu sumber Kandungan Na atau Ca tinggi sumber air bertemperatur tinggi, air mengalir lansung dari sumbernya Kandungan Na atau Mg tinggi sumber air bertemperatur tinggi Kandungan Na atau Mg rendah sumber air mengalami percampuran dengan air dingin Kandungan Cl atau F tinggi sumber air mempunyai temperatur tinggi Kandungan Cl atau I rendah air mengalami kontak dengan material organik Kandungan Cl atau Mg serta Cl atau Mg dan Ca tinggi sumber air bertemperatur tinggi
33
Kandungan Cl atau Mg serta Cl atau Mg dan Ca rendah sumber air mengalami percampuran dengan air laut Kandungan Cl atau B sama disemua tempat : air berasal dari satu sumber Kandungan Cl atau B rendah o air berasal dari batuan sedimen yang banyak mengandung material organik o air berasal dari suatu sumber air yang dipanasi uap
Kandungan Cl atau HCO3 dan CO3 rendah : sumber air mengalami percampuran dengan air dingin Kandungan Cl atau HCO3 dan CO3 tinggi : air mengalir langsung dari sumbernya Kandungan Cl atau SO4 tinggi : sumber air bertemperatur tinggi Kandungan Cl atau SO4 rendah : air berasal dari suatu sumber air yang dipanasi uap Kandungan Ca atau HCO3 tinggi : sumber air bertemperatur tinggi Kandungan SiO2 atau K di permukaan lebih besar dari di bawah permukaan : sumber air mengalami percampuran dengan air bertemperatur tinggi Kandungan SiO2 atau K di permukaan sama dengan di bawah permukaan : pengendapan silika sangat kecil Kandungan Na atau Li tinggi : Sumber air bertemperatur rendah, air mengalami pencampuran dengan air dingin Kandungan S (sebagai H2S dan sulfat) tinggi : sumber air berada dekat permukaan (tempat dangkal) Kandungan S (sebagai H2S dan sulfat) rendah : sumber air berada jauh dari permukaan (tempat dalam) Kandungan barite pada air : sumber air umumnya berada pada tempat yang dangkal atau tempat bertemperatur rendah
34