Вы находитесь на странице: 1из 4

1. Kriteria Tablet Inti Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet inti adalah tablet inti yang khusus untuk disalut, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu. . Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. tablet salut gula merupakan tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Supaya dapat menahan bantingan selama proses penyalutan tablet inti harus memiliki resistensi dan kekerasan yang cukup di dalam panci penyalut yang berputar terus menerus selama proses berlangsung. Kekerasan yang cukup juga akan berperanan memperlambat penyalut pada waktu dilakukan penyalutan dan sebaiknya permukaan tablet berbentuk . Bentuk tablet inti yang ideal untuk disalut ialah: sferis, elip, bikonvek bulat atau bikonvekoval. Tinggi antara permukaan tablet sedapat mungkin agak rendah. Pada bentuk ini sesudah dibasahi dengan cairan penyalut, kemungkinan hanya terjadi lengketan pada satu titik tertentu saja dari sisi tablet dan perlekatan ini hanya akan berlangsung selama periode waktu relatif singkat karena segera terlepas lagi pada waktu terjadi gerakan panci penyalut (Voigt, 1984). Tablet inti (core) yang akan disalut haruslah memenuhi persyaratan tertentu, karena selama proses penyalutan akan terjadi gerakan dan bantingan tablet inti secara terus menerus selama beberapa waktu. Kerapuhan tablet inti harus sekecil mungkin. Kerapuhan yang tinggi akan menyebabkan terbentuknya partikel halus dan kasar yang akan dapat menempel pada permukaan tablet selama proses penyalutan, tempelan tersebut dengan sendirinya akan menyebabkan cacat pada permukaan tablet yang disalut. Tablet inti harus hancur dengan cepat di dalam lambung atau usus sesudah penyalut terlarut (untuk tablet yang entero soluble). Pada umumnya tablet inti yang disalut akan hancur lebih lama jika dibandingkan dengan tablet yang tidak disalut. Perubahan waktu hancur tersebut disebabkan karena pada waktu penyalutan, pori pada permukaan tablet ditutupi oleh larutan penyalut sehingga akan memperlambat penetrasi cairan pada waktu hancur I.5 Masalah-Masalah Dalam Pembuatan Tablet Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas, organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan. Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :

1. OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya). 2. Stabilitas zat aktif : a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi. b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya. c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol < 3%. d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan KL Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK. 3. Pemilihan bahan pembantu yang cocok Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh. 4. Jumlah fines total Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan menyusahkan pada pencetakan tablet. 5. Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin) 6. Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating. 7. Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik. 8. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk. 9. Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek. 10. Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum. 11. Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500. 12. Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen glikol 1 4% dihitung terhadap mucilago. Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago. Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan:

Gliserin : dikhawatirkan pada waktu pengeringan air hilang/menguap semua Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah. Jumlah Tween yang tepat tergantung pada: Jumlah zat aktif Jumlah bahan pembantu yang digunakan 13. Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama. 14. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi Kemungkinan disebabkan oleh: Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam. Aliran granul yang kurang baik Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek. Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek. 15. Jika zat aktif larut air: Jangan menggranulasi dengan air Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet. Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.

Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti : Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi) Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata

I.6 Jenis Sediaan Tablet


Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas : a. Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. b. Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan http://andayana.wordpress.com/2009/01/12/pembuatan-tablet/

Вам также может понравиться

  • Kelompok Sosial 2
    Kelompok Sosial 2
    Документ6 страниц
    Kelompok Sosial 2
    Muhammad Khusaini
    Оценок пока нет
  • Polysilane
    Polysilane
    Документ6 страниц
    Polysilane
    gungsri_95
    Оценок пока нет
  • Pembuatan Secara Aerob
    Pembuatan Secara Aerob
    Документ5 страниц
    Pembuatan Secara Aerob
    gungsri_95
    Оценок пока нет
  • Kedalaman Dan Lapisan
    Kedalaman Dan Lapisan
    Документ34 страницы
    Kedalaman Dan Lapisan
    gungsri_95
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ16 страниц
    Bab Iii
    gungsri_95
    Оценок пока нет
  • Ab Vask
    Ab Vask
    Документ6 страниц
    Ab Vask
    gungsri_95
    Оценок пока нет
  • Ab Vask
    Ab Vask
    Документ6 страниц
    Ab Vask
    gungsri_95
    Оценок пока нет