Вы находитесь на странице: 1из 25

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Kopassus dan Marinir Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Riau


Kamis, 27 Juni 2013 09:38 WIB

Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda Warga tetap beraktivitas, meskipun kabut asap tebal menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (25/6/2013). TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI menerjunkan sekitar 1.400 personel, untuk mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran lahan gambut di Riau. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono pun memerintahkan jajarannya mengerahkan pasukan ahli, untuk membantu penanganan bencana asap di Riau. Menurutnya, jika ditambah dengan kepolisian, personel yang diturunkan mencapai 2.000 orang. "Kami sudah kerahkan pasukan," kata Agus saat ditemui usai membuka Kejuaraan Karate Piala Panglima TNI II 2013, di Gedung Olahraga (GOR) Mabes TNI Cilangkap, Rabu (26/6/2013). Satuan TNI yang diturunkan ke Riau, lanjutnya, terdiri dari gabungan beberapa pasukan. Komposisinya terdiri dari anggota Kopassus 400 personel, Marinir 400 personel, dan Kostrad 600 personel. Agus berharap, pascapenurunan pasukan, api bisa segera padam. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

"Ditambah lagi kemarin malam sudah hujan," imbuhnya. Diberitakan sebelumnya, kebakaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan menyebabkan kabut asap. Kabut asap sudah mengganggu Singapura dan Malaysia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga berjanji menindak tegas perusahaan yang diduga ikut menyebabkan kebakaran dan bencana asap di Riau. Hingga kini, pemerintah masih fokus memadamkan lahan gambut yang terbakar. (*) Sumber : http://www.tribunnews.com/2013/06/27/kopassus-dan-marinir-bantupadamkan-kebakaran-hutan-riau

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Terbukti Pencemaran Limbah Pabrik Limbah Karet Akan Ditutup

ilustrasi FAJARSUMATERA - Menyikapi keluhan warga terkait tidak adanya instalasi penanggulangan air limbah (Ipal) dalam lingkungan usaha mengelolaan limbah karet yang sudah empat tahun beroperasi di Desa Sidosasi Dusun Sumberingin Kecamatan Natar Lampung Selatan (Lamsel), Tim Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) dalam waktu dekat akan sambangi pabrik pengelola limbah karet yang diduga melakukan pencemaran lingkungan. Kepala Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum, Sudari mengatakan, pihaknya tidak mengetahui, adanya perusahaan pengelolaan karet untuk wilayah Desa Sidosasi. Bahkan, tidak terdaftar di Kantor BLHD. Oleh sebab itu, pihaknya akan langsung turun ke lokasi, guna melakukan peninjauan sekaligus melakukan pengecekan terkait dengan keberadaan (IPAL) yang dimiliki perusahaan pengelola karet tersebut. Tentunya, dalam waktu dekat ini, tim akan turun ke lokasi untuk melakukan pendataan secara real terkait dugaan adanya pencemaran dan keberadaan IPAL nya, ujarnya ketika ditemui diruang kerjanya, Senin (8/4). Dia menambahkan, sesuai dengan UU Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan lingkungan hidup dan Peraturan Gubernur Nomor 7 tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/ kegiatan di Provinsi, hal tersebut ditujukan harus adanya pengelolaan air limbah sebelum dilakukan pembuangan Harusnya, ada tata cara pengelolaan air limbah ini. Sehingga tidak menjadi limbah, kata Sundari. Selain itu, di menekankan, apabila dalam pendataan, ditemukan pihak pengelola karet tersebut tidak memiliki IPAL dan benar adanya menimbulkan pencemaran air limbah ke aliran kali di lingkungan warga. Dirinya menegaskan, akan melakukan penutupan usaha kelola karet serta melakukan penarikan izin lainnya. Kalau memang benar tidak ada IPAL, kami akan menutup usaha kelola karet ini, sampai dengan pihak pengelola melengkapi aturannya, pungkasnya. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Pemberitaan sebelumnya, Tidak adanya instalasi penanggulangan air limbah (Ipal) dalam lingkungan usaha mengelolaan limbah karet yang sudah empat tahun beroperasi di Desa Sidosasi Dusun Sumberingin Kecamatan Natar Lampung Selatan (Lamsel), yang dikeluhkan warga, membuat LSM Lingkar Pemuda Indonesia (LPI), meminta pihak terkait segera menindaklanjutinya. Pasalnya, akibat pencemaran air limbah yang dibuang langsung ke aliran kali di lingkungan warga dan menimbulkan aroma tak sedap tersebut, membuat air kali menjadi kotor dan tidak dapat digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan perkebunan warga sekitar. Dikatakan Nasrun CH, Ketua LSM LPI, bahwa limbah yang dibuang langsung ke kali, menimbulkan aroma tak sedap dan limbah karet itu juga menimbulkan endapan dalam kali tersebut. Selain itu, kondisi jalan kampung juga mengalami kerusakan dikarenakan menjadi perlintasan kendaraan yang bertonase berat keluar masuk usaha limbah karet tersebut. Usaha itu sudah empat tahun beroperasi, tapi tidak ada penyulingan air limbahnya. Wajar saja dikeluhkan warga yang biasa menggunakan air kali untuk kebutuhan pertanian di sekitar kali tersebut, kata Nasrun CH, Sabtu (06/4). Pada kesempatan sebelumnya, Paryanto, Kepala Desa (Kades) Sidosasi, masih belum bisa memberi komentar dengan alasan baru dua bulan menjabat di Desa tersebut. Namun, dirinya tidak menapik keluhan warga di wilayahnya terkait pengelolaan limbah karet yang sudah beroperasi lebih empat tahun tersebut. [FS-Dirsah]

Sumber : http://fajarsumatra.com/2013/04/terbukti-pencemaran-limbah-pabriklimbah-karet-akan-ditutup#.UdAWV9grFcM

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Kamis, 10 Januari 2013 | 05:15 WIB

Pencemaran Tambang, Ratusan Kepiting di Kepri Mati


Oleh: Haluan Kepri

Ratusan kepiting (ketam) bantuan Dinas Kelautan dan Provinsi Kepri mati akibat dicemari aktivitas pertambangan di hulu sungai di Desa Tinjul, Kecamatan Singkep Bara - Foto : ilustrasi INILAH.COM, Lingga - Ratusan kepiting (ketam) bantuan Dinas Kelautan dan Provinsi Kepri mati akibat dicemari aktivitas pertambangan di hulu sungai di Desa Tinjul, Kecamatan Singkep Barat, Rabu (9/1). Zaini, Ketua RW setempat membenarkan matinya ketam milik nelayan dari hasil bantuan pemerintah itu mati kerena sungai tempat pertambakannya tercemar. Untuk itu, perlu suatu kebersamaan dalam mengambil keputusan agar didapat tuntutan ke perusahaan. "hari ini kami berkumpul bersama warga untuk berembuk mangambil sikap atas kejadian pencemaran. Jadi kita berkumpul untuk mengambil keputusan apa yang akan kita sampikan kepada pihak perusahaan," ujarnya menegaskan. Informasi di lapangan, sungai Tanjul ini sudah dicemari oleh lumpur yang bercampur dengan tanah. Pencemaran ini setelah adanya aktivitas perusaaan dua hari yang lalu. Saat itu, sungai berubah warna menjadi putih kekuning-kuningan. Setelah menyaksikan warna air sungai yang berubah, warga langsung memeriksa dipangkal aliran sungai. Ternyata, ada aktivitas alat berat di perusahaan Telaga Bintan Jaya (TBJ). Pencemaran itu terjadi karena perusahaan itu meratakan tanah untuk memasang tromol. Karena posisi aktivitas itu persis di pinggi sungai makanya terjadi pencemaran. Akibat kejadian ini, kelompok nelayan penerima bantuan bibit ketam dari provinsi mengaku Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

mengalami kerugian dengan matinya ratusan ketam tersebut. Ia sangat yakin, matinya ketam ini karena air sungai tempat mengembang biakkan ketam itu tercemar. S "Saya rugi. Semua ketam pada mati," ujar Acai, salah satu kelompok nelayan penerima bantuan. Humas PT TBJ, Bujang mengakui adanya ratusan ketam warga yang mati. Dan untuk tidak memperpanjang permasalahan, perusahaan siap untuk mengganti rugi yang dialami nelayan. "Perusahaan sedang bernegosiasi tentang besaranya kompensasi kerugian yang harus dibayarkan," jelasnya.

Diakuinya, matinya ketam ini akibat pencemaran. Selain itu, pencemaran ini juga mengganggu ekosistem yang ada di sungai dan mengganggu mata pencarian warga yang sebahagian besar nelayan. "Iya, ini bencana.Kita berusaha hal ini tidak terjadi lagi," harapannya. Camat Singkep Barat Siswadi, Kapolsek Singkep Barat AKP Panji turut hadir dalam pertemuan perusahaan dengan warga. Hingga rapat selesai, belum diketahui besarnya kompensasi yang harus di bayar perusahaan kepada 300 kepala keluarga yang ada di desa tersebut. "Tuntutan warga Rp2 juta per kepala keluarga sebagai kompensasi akibat pencemaran sungai ini. Perusahaan menyanggupi Rp300 ribu per kepala keluarga. Jadi belum ada keputusan hingga akan dilakukan negosiasi ulang," kata Camat Singkep Barat, Siswadi. [ton]

Sumber : http://m.inilah.com/read/detail/1945621/pencemaran-tambang-ratusankepiting-di-kepri-mati

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Limbah B3 ancam masyarakat Sumbawa Barat


Rabu, 26 September 2012 10:20 WIB | 3361 Views

Puluhan tenda penambang emas tradisional berada dikawasan bukit Samarekat, Desa Tano, Kecamatan Pototano, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). (ANTARA/Ahmad Subaidi) "Kami tidak bisa memungkiri bahwa ada ancaman pencemaran akibat limbah B3." Mataram (ANTARA News) - Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari penambangan emas tanpa izin (PETI) mengancam kesehatan masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyusul kian maraknya penggunaan gelondong dan merkuri untuk memisahkan emas dari bebatuan. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Pusat Data Elektronik (Humas & PDE) Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawas Barat, Yahya Soud, yang dihubungi dari Mataram, Rabu, mengakui bahwa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) akibat penggunaan merkuri pada PETI menjadi ancaman serius terhadap masyarakat. "Kami tidak bisa memungkiri bahwa ada ancaman pencemaran akibat limbah B3. Hingga kini jumlah mesin gelondong diperkirakan mencapai lebih dari 2.000 unit dan untuk memisahkan emas dari bebatuan menggunakan merkuri dalam jumlah banyak," ujarnya. Gelondong adalah alat untuk menggiling/memecah bebatuan. Ia mengemukakan, aktivitas penambangan liar di Kabupaten Sumbawa Barat relatif sulit dikendalikan. Untuk mengatasinya membutuhkan waktu dan energi, serta harus dilakukan secara arif, karena menyangkut sumber penghidupan masyarakat. Menurut dia, yang menjadi persoalan, selain jumlahnya cukup banyak, juga lokasi "gelondong" terpencar di banyak lokasi. Gelondong tersebut umumnya berada di sekitar sumber air, seperti kali dan Lebo (danau) Taliwang. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Menurut Yahya, dampak penambangan liar di Sumbawa Barat ini bukan hanya menyangkut lingkungan, tetapi berdampak terhadap perekonomian sebagian masyarakat, terutama yang mencari nafkah dengan cara menangkap ikan di Lebo Taliwang. "Dengan tersebarnya isu pencemaran air di Lebo Taliwang akibat merkuri, warga sekitarnya kesulitan menjual ikan hasil tangkapannya. Ikan nila yang ditangkap di Lebo Taliwang kini kurang diminati, karena dikhawatirkan sudah tercemar," katanya. Dia mengatakan, ada dua opsi yang akan diberikan terkait dengan penambangan emas tersebut, yakni dihentikan atau proses pengolahan dan pemisahan emas dari batuan di lokalisasi, agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. "Kami mengharapkan opsi lokalisir itu bisa dilaksanakan, karena dengan cara ini kegiatan penambangan emas bisa diteruskan dan pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah di sembarang tempat bisa dicegah," katanya. Di hampir semua kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat ada penambangan liar, baik dengan sistem "gelondong" maupun "tong" dan limbah yang mengandung B3 dibuang di sembarang tempat. Menurut Yahya, air raksa atau merkuri yang masuk ke Sumbawa Barat cukup banyak. Dari satu distributor mencapai 1,6 ton setiap dua minggu atau 800 kilogram per minggu. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan uji sampel terhadap sedikitnya 100 penderita yang diduga terkontaminasi langsung B3. Uji sampel juga dilakukan terhadap air dari ratusan sumur, fasilitas irigasi dan limbah rumah tangga di sembilan titik. Pada penelitian tersebut diambil 100 sampel dari warga yang menderita penyakit kulit dan gemetar (tremor) akibat kram, serta gangguan jaringan otak. Jenis penyakit ini paling mungkin terjadi akibat pencemaran limbah B3. (T.M025/E005) Editor: Priyambodo RH COPYRIGHT 2012 Sumber : http://www.antaranews.com/berita/335261/limbah-b3-ancam-masyarakatsumbawa-barat

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Terkait Pencemaran Limbah Tambang PT. KPC, Manajemen Serta oknum Pemerintah yang melindungi Harus Diperiksa
13 Oktober 2012 16:16

WARTA SIDIK, Sangata Kalimantan Timur merupakan Provinsi yang paling kaya akan sumber daya alam di seluruh Tanah Air. Produksi kayu dari provinsi yang luasnya hampir dua kali Pulau Jawa ini sekitar lima juta meter kubik per tahun. Produksi batu baranya sekitar 52 juta meter kubik per tahun. Belum produksi emasnya yang pernah mencapai 16,8 ton setahun serta perak lebih dari 14 ton per tahun. Provinsi yang berpenduduk sekitar 2,5 juta jiwa ini juga menghasilkan gas alam, yang tahun lalu mencapai 1.650 miliar meter kubik, dan produksi minyak bumi 79,7 juta barrel. Hingga saat ini sumber daya alam provinsi Kaltim masih melimpah. Minyak bumi, misalnya, masih ada 1,3 miliar barrel atau 13 persen dari cadangan minyak bumi nasional yang mencapai 9,6 miliar barrel. Begitu juga gas alam, masih tersedia 51,3 triliun meter kubik atau 30 persen dari cadangan gas alam nasional yang mencapai 170,3 triliun meter kubik. Dengan berlimpahnya sumber daya alam yang sudah dieksploitasi dan potensinya luar biasa, sebenarnya tidak ada lagi kemiskinan di Kalimantan Timur. Ironisnya, meski sumber daya alam provinsi Kaltim ini sudah banyak dikuras, sebagian besar nasib rakyatnya Kaltim tetap saja miskin. Sebut saja warga Sangata Kabupaten Kutim, Wilayah yang telah memiliki Perusahaan tambang raksasa milik grup Aburizal Bakri (PT. KPC) yang sudah puluhan tahun menguras hasil bumi di Kabupaten Kutai Timur, tetap saja tidak membuat kesejahteraan warga sekitarnya. Pasalnya warga merasa tak dapat andil apa-pun atas kegiatan perusahaan tersebut selain ketiban imbas dari dampak lingkungan yang ditimbulkan, seperti apa yang dituturkan Albert Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

M. Sekeon Wkl. Ketua Laskar Anti Korupsi (LAKI) DPD Kaltim yang dampingi Biro Lingkungan Hidup menyebutkan, salah satu contoh dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan exploitasi tambang Batu-bara PT KPC selama ini adalah tentang pencemaran air bersih yang sangat diresahkan warga Kutim(Alur sungai Sangata), air sungai yang dulu dikenal warga bersih, tapi sejak adanya kegiatan perusahaan tambang seperti KPC air itu kini tercemar dan membahayakan bagi mahluk di sekitarnya. Bayangkan meskipun tidak turun hujan air Sepanjang alur sungai di Kutai Timur (Kutim) ini kotor karena bercampur lumpur, jadi jelas perbuatan PT KPC merupakan tindak kejahatan lingkungan yang berkepanjangan dan sangat merugikan masyarakat sekitar khususnya masyarakat Kutim. Air sungai sebagai satu di antara yang menjadi sumber kehidupan akan dirasakan oleh masyarakat baik langsung maupun tidak langsung selama ini, namun kini tak dapat dijamin lagi kesehatannya, maka kami berharap pihak yang berwenang harus mempertegas sikapnya bagaimana pemulihan fungsi lingkungan hidup hingga mendekati kondisi sebelum pencemaran terjadi. Belum lagi banyaknya lahan-lahan warga yang rusak akibat limbah batu-bara yang mencemari sungai dan udara. Meskipun PT. KPC disebut-sebut telah menyiapkan dana sebesar US$ 5 juta sebagai kompensasi pengelolaan lingkungan akibat eksploitasi batubaranya melalui Comdev (community development) di serahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutim. Tapi kenapa hasilnya belum juga kelihatan? Selain itu Pihak manajemen PT. KPC dianggap belum begitu maksimal memberdayakan tenaga lokal dalam penerimaan karya-wannya, karena umumnya, para pekerja mereka merupakan tenaga dari luar. Kembali masalah pencemaran tadi, khabarnya kolam pengendapan limbah tambang PT. KPC tidak berfungsi dengan baik karena langsung mencemari sungai Sangata (Kutim), Limbah itu melewati dua anak sungai yakni Sungai Murung dungai Bendili hal ini membuktikan bahwa pihak perusahaan masih tidak serius dalam pengelolaan limbah tambang dan juga masih lemahnya pengawasan dari instansi pemerintah terkait seakan akan tutup mata dengan masalah limbah PT. KPC. Padahal pengelolaan limbah merupakan bagian penting dari penyusunan Amdal, karena limbah yang tidak dikelola dengan semestinya, sangat berpontensi menyebabkan terjadinya kerusakan dan gangguan lingkungan hidup selain dari eksploitasi itu sendiri, maka pencemaran air bersih akibat limbah tambang PT. KPC secara tidak langsung menunjukkan masih lemahnya tata kelola pemerintahan di daerah, ujar Albert lagi. Sementara Kutim adalah wilayah operasinya perusahaan tambang terbesar selama ini. Dalam hal ini, masyarakat Kutim cenderung menjadi penerima dampak yang paling lemah dalam berbagai aspek, karena mereka sering tidak dilibatkan dalam proses beroperasinya perusahaan itu atau sebagai pihak yang paling sedikit mempunyai akses informasi, dan hanya merasakan setelah adanya dampak pencemaran yang langsung mereka rasakan, anak cucu

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

kita 10 atau 15 Tahun kedepan akan merasakan dampak limbah tersebut karena bukan dirasakan sekarang ini. Pengelolaan limbah tambang PT. KPC, yang hasil akhirnya dimungkinkan langsung dibuang ke sungai, (Alur Sungai Sangata) Kutim, jelas tidak sebanding dengan keberadaan perusahaan yang besar dengan produksi besar, sedangkan mareka mempunyai tenaga-tenaga ahli teknis dalam pengelolaan limbah tambang kayak PT. KPC, dengan kondisi ini anehnya pihak manajemen KPC tidak seharusnya dengan mudah menyatakan bantahan terhadap pencemaran sungai Sangat selama ini. Apalagi perusahaan sebesar seperti itu tentu memiliki tenaga ahli teknik pengelolaan limbah tambang hingga dalam bekerjanya berdasarkan keahlian dan standar pengelolaan limbah, seperti PT. KPC dengan produksi yang terus meningkat, tentu limbah juga meningkat. Oleh karena itu, sistem pengelolaan limbah PT. KPC perlu ditinjau kembali, apakah masih sesuai atau tidak dengan kapasitas limbah yang dihasilkan, karena kasus pencemaran sungai di Kutim ini tidak saja merugikan warga Kutim tapi juga menyebabkan terganggunya ekosistem sungai atau kerusakan lingkungan hidup, maka harus dilakukan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup dan menghilangkan atau memusnahkan penyebab timbulnya pencemaran/perusakan sungai, urainya panjang lebar. Albert juga menambahkan, Warisan pasca tambang akan meninggalkan banyak warisan yang berpotensi bahaya dalam jangka panjang. Antara lain lubang tambang (pit) air asam tambang (Acid mine drainage) dan Tailing, Lubang-lubang raksasa tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama kualitas dan kuantitas air. Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi terhadap air akan sulit ditanggulangi. Selain itu Tailing dari operasi pertambangan dalam jumlah sangat besar, sekitar 97 persen akan mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah hitam, meelain merkuri, seng, dan arsen. Ketika masuk dalam tubuh mahluk hidup, logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan manusia tapi dengan kondisi demikian, ironisnya, tidak ada aturan yang mewajibkan perusahaan melakukan proses penutupan tambang secara benar dan bertanggung jawab. Kontrak karya pertambangan hanya mewajibkan perusahaan pertambangan melakukan reklamasi. Tapi, reklamasi adalah penghijauan atau penanaman pohon semata, masih jauh panggang dari pada api,Tandas Albert. J.V.Umboh,SH aktivis pemerhati lingkungan dari DPD LAKI Kaltim berharap, Pemkab Kutim tak ada salahnya belajar dari kasus-kasus dan potret pertambangan di wilayah lain dalam menghadapi invasi rezim industri keruk yang merasuk ke sum-sum pelaku bisnis tambang. Investasi pertambangan tidak harus serta merta dilihat dari dimensi eknomis dengan mengabaikan persoalan lingkungan. Hadirnya pertambangan di daerah miskin yang menjanjikan kemakmuran bagi rakyat itu hanya sebuah ilusi belaka. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Apapun alasannya, kehadiran perusahaan pertambangan hanya sementara dan akan berakhir dengan meninggalkan warisan jangka panjang berupa pencemaran lingkungan, Maka hal ini menjadi perhatian serius Albert M. Sekeon untuk memantau dan menindaklanjuti laporan warga terhadap bahayanya akibat limbah tambang KPC yang mencemari air Sungai Sangata. Kami akan turun langsung ke lokasi untuk mengumpulkan bukti bukti tambahan terhadap pencemaran limbah tersebut mungkin kalau limbahnya terlalu membahayakan masyarakat sekitar lebih baik tambang tersebut ditutup saja sebelum terlanjur tercemar, tegasnya. (tim) Sumber : http://www.wartasidik.com/?p=567

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Tambang Emas Liar Mengancam Pencemaran Sungai


Jumat, 14 Juni 2013 - 09:54:44 WIB : 211

(Foto/Antara)
Ilustrasi.

Tambang-tambang emas liar di Sungai Rawas, Sulsel, menggunakan bahan berbahaya. MUSI RAWAS - Tambang emas liar yang beroperasi di beberapa desa di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan, mengancam pencemaran Sungai Rawas. "Kami takut mengkonsumsi air Sungai Rawas akibat menjamurnya tambang emas liar di bagian hulunya sejak tahun lalu. Karena penambang menggunakan bahan berbahaya dan alat moderen," kata seorang warga Sungai Baung, Kecamatan Rawas Ulu Pahmi, Jumat (14/6). Ketika menggunakan alat-alat tambang tradisional, ribuan warga yang tinggal wilayah hilir Sungai Rawas tak khawatir mengkonsumsi air sungai. Namun, setahun terakhir, penambang mulai menggunakan alat-alat modern, seperti mesin penyedot dengan kapasitas besar yang diduga dibiayai pemodal besar dari luar Kabupaten Musi Rawas. Alhasil, kondisi Sungai Rawas keruh dan masyarakat takut mengkonsumsi air sungai itu, karena penambang diduga menggunakan zat cair berbahaya bagi kesehatan manusia. "Bila pemerintah daerah tidak cepat mengambil tindakan dengan menutup operasi pertambangan emas liar moderen itu, kami ribuan warga dari puluhan desa di bagian hilir Sungai Rawas akan menggelar aksi besar-besaran," ujar warga tadi. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan yang jaraknya sekitar 165 kilometer dari Kota Lubuklinggau, puluhan alat sedot pasir emas moderen beroperasi di sungai Rawas tersebut. Para penambang yang bekerja dengan alat modern, sebagian besar warga setempat. Mereka bekerja nonstop mencari butir emas. Namun, ada juga warga yang menggunakan alat tradisional. Lokasi penambang emas liar itu berada di Desa Lubuk Emas, Jangkat dan Desa Muarakolam dan penambangan di Desa Jangkat persis di depan rumah kepala desa setempat. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Kepala Desa Jangkat Muhammad tidak berhasil ditemui karena masih ke desa lain mengontrol operasi penambang di Desa Muarakolam di ibukota Kecamatan Ulu Rawas. Sementara, Ketua Badan Pengawas Desa Jangkat Romy mengatakan, pertambangan emas liar itu saat ini sudah dilakukan warga setempat dan tidak ada lagi penambang dari luar daerah. Hasilnya tambang emas itu dijual ke pedagang bebas. Sebelumnya, hanya dijual pada pemodal dari Jambi. Dengen demikian, Romy berharap para penambang emas diberikan izin oleh pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Camat Ulu Rawas M Daud ketika dikonfirmasikan mengatakan, keberadaan penambang liar sudah dibicarakan dengan jajaran Pemkab Musi Rawas. Namun, realisasi dari pertemuan itu hingga saat ini belum ada tindakan serius. "Kami tidak berdaya untuk menutup kegiatan pertambangan emas liar itu. Karena penambang menggunakan ancaman melalui preman, termasuk beberapa kepala desa juga menjadi sasaran ancaman preman itu," ujar dia. Sementara, produksi emas dari wilayah itu setiap hari rata-rata di atas 500 gram, bahkan ada yang mencapai satu kilogram dan tergantung rezeki masyarakat. Harga jual emas sekitar Rp350.000 per gram, kata dia. Sumber : http://www.shnews.co/detile-20825-tambang-emas-liar-mengancampencemaran-sungai-.html

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Perairan Merak dibanjiri limbah berbahaya dan beracun


Reporter : Dwi Prasetya Senin, 18 Februari 2013 21:06:00

Perairan Merak, Kota Cilegon, Banten dicemari limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah ini berbentuk kepingan sampah berwarna hitam yang berbau solar. Pantauan merdeka.com, limbah B3 tersebut memenuhi tepi pantai di daerah Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulo Merak, Senin(18/2). Hingga kini limbah yang belum diketahui jenisnya terebut masih memenuhi bibir pantai tepat di depan Hotel Merak Beach. Pihak hotel dan warga yang terkejut adanya limbah B3 yang mengeluarkan bau tak sedap tersebut langsung melaporkan ke pihak Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon. Kepala Bidang Penanggulangan dan Pengendalian Badan Lingkungan Hidup, Kota Cilegon Arif Fuad yang ditemui saat melakukan pengecekan lokasi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan jenis limbah tersebut. Dia harus melakukan uji laboratorium terlebih dahulu. "Sampel sudah diambil untuk dilakukan uji laboratorium," ujarnya. Arif juga menambahkan, pihaknya belum bisa mengetahui datang dari mana limbah tersebut. Menurut keterangan warga, limbah hitam tersebut kemarin terlihat berada di tengah laut. Lalu hari ini akibat terkena obak bergeser ke tepi pantai. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

"Diduga dari limbah penyaring limbah B3, yang terbuang dari kapal atau perusahaan penampung limbah B3 yang berada di tepi pantai perairan Merak," jelasnya. Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/perairan-merak-dibanjiri-limbahberbahaya-dan-beracun.html

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

29 Industri garmen dan tekstil di Jateng cemari lingkungan


Reporter : Parwito Senin, 28 Januari 2013 09:37:35

Sebanyak 29 industri dan perusahaan yang tersebar di Jawa Tengah mendapatkan sanksi administratif dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Tengah. Ke-29 industri yang bergerak dalam produksi garmen dan tekstil ini dinilai tidak mematuhi peraturan tentang daya dukung dan kelestarian lingkungan. 29 Industri tersebut dinilai telah menyalahi pengelolaan limbah pembuangan industri mereka masing-masing. Sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan yang ada di sekitar industri/pabrik. "Sepanjang tahun 2012 lalu, telah dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap sejumlah industri. Pembinaan ini berkaitan dengan proses pengelolaan limbah yang mencemari lingkungan. Hasilnya, ada 29 perusahaan yang tersebar di Jawa Tengah tidak mematuhi aturan tentang lingkungan hidup. Sejumlah perusahaan yang tidak patuh tersebut diberikan sanksi administratif," tegas Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Djoko Sutrisno saat dikonfirmasi merdeka.com Senin (28/1). Djoko menengarai pelanggaran terhadap ketaatan dalam pelestarian lingkungan ini masih banyak terjadi dan belum terpantau. Pada musim penghujan untuk mendeteksi pencemaran limbah mengalami kesulitan, sebab debit air yang sangat tinggi. Pencemaran lingkungan tersebut baru nampak pada musim kemarau ketika debit air rendah. Pada musim hujan kali ini BLH Provinsi Jawa Tengah melakukan pemetaan wilayah yang terkena banjir dan mengidentifikasi seperti apa kondisi air di wilayah atas dan kawasan terkena banjir. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

"Akan kita lihat bagaimana kualitas air atasnya, seperti apa? Hal ini dilakukan untuk antisipasi adanya dampak pencemaran yang lebih luas. Terutama penyebaran pencemaran ke wilayah yang lebih luas dan lebih jauh disekitar industri atau pabrik itu," pungkas Djoko. Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/29-industri-garmen-dan-tekstil-di-jatengcemari-lingkungan.html

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

84 Persen ikan di dunia ini sudah tidak aman dikonsumsi


Reporter : Alvin Nouval Senin, 14 Januari 2013 19:32:00

Sebuah studi yang dilakukan oleh Biodiversity Research Institute, Maine, AS menemukan fakta bahwa ikan yang berada di lautan saat ini sebagian besar berbahaya. Hal ini disebabkan karena tingginya limbah merkuri yang berada di lautan. Berdasarkan laporan CBS News (13/1), studi ini menemukan bahwa 84 persen dari ikan yang diambil di lautan sudah tercemar dengan limbah merkuri tersebut. Parahnya, tingkat pencemaran terhadap ikan-ikan tersebut sudah tergolong dalam kategori berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Dalam penelitian tersebut, juga ditemukan fakta bahwa ikan yang laris dihidangkan di restoran-restoran mewah seperti ikan todak (ikan dengan moncong seperti pedang) dan tuna merupakan beberapa ikan dengan tingkat kontaminasi merkuri yang paling tinggi. Jika ikanikan tersebut dimakan, maka organ vital manusia seperti otak dan ginjal manusia akan terkena dampaknya. Merkuri sendiri adalah suatu senyawa kimia berbahaya yang mengancam kesehatan manusia. Apabila terlarut kedalam air laut, merkuri bisa terikat ke dalam plankton yang kemudian akan dimakan oleh ikan. Ikan inilah yang akhirnya akan membawa senyawa berbahaya tersebut hingga menyerang manusia. Dampak dari keracunan merkuri sendiri terhadap manusia bisa berbahaya. Jika tertular melalui kontak kulit, makanan, minuman, ataupun pernapasan, maka manusia bisa mengalami gangguan sistem pencernaan dan saraf. Selain itu, senyawa ini juga bisa memicu timbulnya tremor, parkinson, hingga kematian pada penderita. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Pencemaran limbah merkuri sendiri tidak bisa di atasi oleh satu negara saja. karena media pencemarannya yang melalui air laut, maka seluruh dunia bisa terkena dampaknya.

Sumber : http://www.merdeka.com/teknologi/84-persen-ikan-di-dunia-ini-sudah-tidakaman-dikonsumsi.html

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

22 Ribu liter oli tumpah di Tol Tangerang cemari Sungai Cisadane


Reporter : Mitra Ramadhan Kamis, 18 April 2013 18:38:19

Ahun, pengusaha oli bekas diperiksa petugas Polres Metro Tangerang, pada kasus tumpahnya 22.000 liter oli bekas di Jalan Tol Tangerang-Jakarta, Kilometer 21-19, Kamis (11/04) malam lalu. Tumpahan oli juga mencemari Sungai Cisadane. "Ahun adalah bos PT Sinar Maju Sentosa, Cikupa, yang menjual dan mengirim oli bekas ini ke CV Bangka Putera Eksres di Jakarta Barat. Dia sudah kami panggil untuk diperiksa," kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Suharyanto di Tangerang, Kamis (18/4). Dalam pemeriksaan itu, kata dia, Ahun mengakui telah menjual oli bekas kepada seseorang bernama Ronny. Namun, ketika oli bekas itu akan dikirim, Ronny enggan menggunakan kendaraan milik Ahun karena biayanya cukup tinggi. Sehingga Ronny menggunakan angkutan milik salah satu perusahaan ekpedisi, CV Putera Bangka Express. Di Jalan Tol Tangerang-Jakarta Km 21-19, terpal plastik yang digunakan sebagai alas bak truk bermuatan oli bekas itu bocor dan menyebabkan oli tumpah ke jalan, lalu masuk ke gorong-gorong yang mengalir ke Sungai Cisadane. Akibatnya Sungai Cisadane dari jembatan Tol Kebon Nanas, Kota Tangerang hingga muara Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten tercemar. "Sampel air sungai Cisadane yang tercemar oli itu sudah kami ambil, dan dikirim ke Puslabfor Mabes Polri," kata Suharyanto. Apabila, tambahnya hasil dari penelitian di Puslabfor menyebutkan air itu mengandung zat berbahaya, tentunya kepolisian akan mengenakan sanksi terkait pencemaran lingkungan Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

hidup. Ditanya soal keberadaan perusahaan Ahun, Suharyanto mengatakan bahwa perusahaan itu legal. "PT Sinar Maju Sentosa adalah perusahaan legal, yang sudah mensuplai oli bekas kepada perusahaan lain," ujarnya. Selain Ahun, polisi juga telah memeriksa enam orang lainnya. Yaitu dua orang anak buah Ahun, sopir dan kernet perusahaan ekspedisi dan dua orang pemilik oli. "Dalam waktu dekat, kami juga akan memeriksa pihak PT Jasa Marga, selaku pengelola Tol Jakarta-Tangerang," katanya. [cob] Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/22-ribu-liter-oli-tumpah-di-tol-tangerangcemari-sungai-cisadane.html

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

Pembahasan :
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) lingkungan oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global


Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan. Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan


Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

1. Membuang sampah pada tempatnya Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.

Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya. 2. Penanggulangan limbah industri Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem. Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat. 3. Penanggulangan pencemaran udara Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor. 4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer. Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

KLIPING ILMU LINGKUNGAN

5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan. Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman. Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian. 6. Pengurangan pemakaian CFC Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global. Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Kelas : B

Вам также может понравиться