Вы находитесь на странице: 1из 9

Selamat pagi, kawan. Pagi ini dalam Dialog Interaktif Mario Teguh, kita akan membahas tentang Kepemimpinan.

11 JULI 2000 - KEPEMIMPINAN (1)


Vika Selamat pagi, Pak Mario. Sedang berada di Bukittingi, ya ? Mario Teguh Pagi, Mbak Vika Betul.

Vika
Pak Mario, predikat pemimpin seringkali membuat seseorang memandang serba ke atas. Yang namanya pemimpin pasti identik dengan kelebihan-kelebihan, penguasaan yang baik, mental yang kuat, sampai penampilan fisik pun mempengaruhi kelayakan seseorang untuk menjadi pemimpin.

Mario Teguh
Betul.

Vika
Tapi siapakah sebenarnya yang pantas disebut sebagai seorang pemimpin ?

Mario Teguh
Kalau kita bicara dari ekspektasinya, harapan masyarakat atau karyawan yang dipimpinnya, seorang pemimipin adalah orang yang bertugas membawa perusahaan atau organisasi menuju ke sebuah arah, yang disebut visi. Dia menggalang kekuatan semangat, kesungguhan tekad yang biasa disebut orang komitmen, agar secara keseluruhan upaya organisasinya berjalan lurus menuju visi tersebut. Nah, orang yang mengabaikan konsep kelurusan semangat, kekuatan semangat dan komitmen untuk mencapai visi, tidak mungkin disebut pemimpin. Meskipun tempatnya tinggi.

Vika
Tadi Anda sebutkan, seorang pemimpin harus membawa organisasinya menuju satu visi, apakah itu berarti yang paling penting bagi seorang pemimpin adalah anak buah ?

Mario Teguh
Ya. Betul. Itu Richard Lee, contohnya. Richard lee, seorang konglomerat muda di Hongkong. Mudah mungkin baginya untuk menjadi konglomerat, karena dia putera Lee Ka Shing, orang yang duduk di peringkat 20 terkaya di dunia. Orang kayanya Hong Kong. Richard Lee ini membangun sebuah perusahaan IT (Information Technology), yang keberhasilannya dalam tiga tahun sama dengan yang dicapai ayahnya selama tiga puluh tahun. Itu kan bagus sekali ? Waktu dia dipuji sebagai orang hebat, dia katakan, Bukan. Kalau Anda menganggap perusahaan ini saya, maka Anda mengabaikan kualitas dari tim saya. Dia bilang begitu. Dan katanya, Satusatunya pujian yang saya terima adalah saya seorang pemimpin yang pandai memilih anak buah. Berarti kualitas perusahaan itu tergantung pada anak buahnya juga, kan ? Meskipun pemimpinnya harus Richard Lee

Vika
Apakah bisa seorang pemimpin lahir dari anak buah-anak buah ini ?

Mario Teguh
Bisa. Anak buah, sebagai anggota organisasi seringkali melihat ke atas dan kecewa. Mungkin kekecewaan si anak buah ini valid, karena tidak jarang anak buah lebih pandai dari atasan. Lebih terdidik, bahkan lebih bijak dari atasan. Tetapi jangan lupa, ada sudut pandang penonton sepak bola. Kita tahu, meski tidak mampu, para penonton sepak bola kan sering mencaci maki para pemain yang dianggap tidak becus, toh ? Padahal ini pemain kelas Juventus, misalnya. Syndrome pemain sepak bola ini ada pada setiap masyarakat. Jadi meskipun pemimpinnya mampu, kalau anak buah kena syndrome itu, dianggap saja si pemimpin tidak mampu.

Penelpon : Dadang
Selamat pagi, Pak Mario. Kalau kita ngomong kepemimpinan, seringkali orang melihat pemimpinnya dulu baru melihat diri sendiri. Sebetulnya, pemimpin atau kepemimpinan itu mulainya dari mana, dari siapa ? Karena menurut saya, pemimpin yang terendah adalah memimpin dirinya sendiri. Kemudian, apa persyaratan menjadi seorang pemimpin dan apa kriteria-kriteria mengukur bahwa pemimpin tersebut boleh dikatakan berhasil ? Mungkin yang disebut pemimpin, have to make any change for improvement, however. Tapi kalau tadi disebut seorang pemimpin tidak berarti tanpa anak buah, bagaimana cara mengukur berhasil-tidaknya ?

Mario Teguh
Selamat pagi, Pak Dadang. Seandainya kita bertatap muka, saya akan lebih banyak bertanya kepada Pak Dadang, karena yang Anda sampaikan adalah pertanyaan dari orang yang tahu. Meneruskan komentar Anda mengenai seorang pemimpin yang mampu, betul yang Anda katakan, bahwa seorang pemimpin yang mampu itu, mampu mendatangkan kebaikan. Itu kualitas hasil, ya, Pak. Kita mungkin tidak perlu lagi melihat orangnya pandai atau tidak, sesuai dengan standard atau tidak. Kalau orang itu mendatangkan kebaikan, dia mudah disebut pemimpin. Orang yang pandai, sekolahnya tinggi, bicaranya banyak, tapi kalau dia hanya mendatangkan kerusakan, dia bukan pemimpin. Salah satu syarat penting seorang pemimpin adalah keahlian. Di agama Anda disebutkan juga, kan, Serahkan segala urusan kepada ahlinya. Karena kalau kita serahkan sesuatu kepada orang yang bukan ahlinya, kita hanya akan menunggu kerusakannya. Dan itu bisa dilihat pada taraf organisasi atau bahkan kepemerintahan.

Vika
Ada kemungkinan seorang pemimpin tidak memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang seharusnya ada pada dirinya ?

Mario Teguh
Begini, kita banyak bertengkar tentang apakah pemimpin itu dilahirkan atau diciptakan ? Pertanyaan sederhana dari saya, Apakah Anda bisa carikan pemimpin yang tidak dilahirkan ? Kita harus berheti bertengkar soal itu. Sekarang pemimpin itu dibuat oleh lingkungannya atau dibuat oleh dirinya sendiri ? Itu yang penting. Pemimpin yang dibuat oleh dirinya sendiri, mempunyai kesempatan lebih baik untuk berkualitas. Sedangkan pemimpin yang diciptakan oleh lingkungannya, belum tentu orangnya berkualitas baik, lho. Bisa jadi orang itu berkualitas buruk sekali. Sekolah nggak bener, bicara nggak pada tempatnya, keputusannya salah, suka bohong, tidak adil, dan sebagainya. Kalau dia mewakili kepentingan dari kelompoknya, dia bisa jadi pemimpin. Tetapi dia juga menunggu diturunkan oleh orang-orang yang menaikkannya.

Vika
Kalau begitu semua orang layak jadi pemimpin. Tinggal sekarang, bagaimana gaya kepemimpinan masing-masing orang itu ?

Mario Teguh
Betul. Seperti yang tadi dikatakan pak Dadang, apakah dia mampu mendatangkan kebaikan ? Karena orang benar itu adalah orang yang datang membenarkan apa yang benar. Tujuannya mencapai kebaikan bagi organisasi yang dipimpinnya. Apakah itu perusahaan, kota, propinsi atau negara. Jadi mana mungkin seorang pemimpin menghindarkan diri atau selamat dari tindakan tidak membawa kebenaran ? Tidak mungkin, Mbak. Karena itu tuntutan dasar seorang pemimpin.

Vika
Ada standar-standar yang memang sudah seharusnya dipenuhi oleh seorang pemimpin, sehingga kepemimpinannya dapat diterima semua orang. Tapi yang namanya manusia punya karakter yang berbeda. Apakah memang ada gaya atau sifat-sifat kepemimpinan yang mudah dikenali ?

Mario Teguh
Ada. Karena pemimpin ini sangat khusus tugasnya, yaitu mendatangkan kebaikan, mendatangkan perbaikan atau peningkatan kualitas hidup bagi perusahaan atau bagi orang-orang yang dipimpinnya, kita bicara tentang sifat umum dulu. Seorang pemimpin itu yang sesuai dalam banyak hal adalah seorang pemimpin yang baik. Kata baik ini kan umum sekali ? Tapi maksud dari kata baik ini adalah seorang pemimpin harus menghormati hak dari para pelanggannya. Termasuk para pemilik perusahaan, para anak buah, para perwiranya, juga para supplier, bahkan para pesaingnya. Berarti seorang pemimpin yang tidak menghormati entah dalam kata-kata atau dalam sikap yang tidak menghormati orang lain berarti dia tidak memiliki potensi untuk menjadi baik. Kata hormat ini penting sekali. Setinggi apapun seseorang duduk di perusahaan atau di sebuah organisasi, pelaksanaan kewajibannya menghormati hak anak buah sudah cukup menandakan dia baik atau tidak. Kemudian, pemimpin yang adil. Seorang pemimpin yang tidak adil akan diadili oleh orang yang dipimpinnya. Itu selalu. Di mana-mana. Nah, seseorang baru disebut adil bila bahkan kebenciannya terhadap perilaku musuhnya tidak membuatnya berlaku tidak adil. Bahkan kepada musuhnya dia sanggup berlaku adil. Hukuman bagi pemimpin yang tidak adil, hanya ditunda oleh kebaikan anak buahnya. Anak buah yang baik akan memaafkan kesalahan atau kekurangan atasannya. Hukuman akan tertunda beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum pemimpin yang tidak adil itu diturunkan. Itu sebabnya pemimpin para penjahat tidak boleh melupakan keadilan, karena seriap anak buahnya punya potensi yang sangat kuat untuk berkhianat. Dari sini seolah-olah lebih mudah memimpin orang baik daripada memimpin orang tidak baik. Selanjutnya, pemimpin yang mampu. Seorang yang kurang mampu, bisa terbantu oleh anak buahnya yang mampu. Tetapi bagaimanapun, akhirnya kewenangan itu mengalir dari yang mampu. Kalau pemimpinnya tidak mampu memimpin satu tim, tidak mampu memimpin 40 anak buah, misalnya, lama-lama organisasinya tidak terhormat. Karena keputusannya dibuat oleh orang yang tidak mampu. Satu lagi, pemimpin yang kuat. Kepemimpinan yang lemah, akan merusak sebuah strategi yang bagus. Kalau pelaksanaannya bagus, strategi buruk pun bisa terselamatkan. Dengan demikian, seorang pemimpin yang berkualitas, bukan main pentingnya.

Vika
Seseorang bisa saja jadi pemimpin karena berbagai faktor. Termasuk karena keadaan yang mendesak, atau perusahaan sedang dalam kondisi genting, tiba-tiba saja seseorang bisa muncul ke permukaan menjadi seorang pemimpin. Persoalannya, bagaimana jika kemunculannya yang tiba-tiba itu tidak bisa diterima oleh anggota organisasinya ? Apa yang harus dilakukan seorang pemimpin ?

Mario Teguh
Orang yang tidak punya sifat-sifat kepemimpinan, tidak bisa disebut pemimpin meskipun tempatnya tinggi. Di organisasi, di pemerintahan kota atau negara, orang yang tempatnya tinggi karena ditaruh di atas sana tapi tidak memiliki kualitas, hanya bisa disebut sebagai kepala. Kalaupun mampu menguntungkan pihak-pihak tertentu, seorang Kepala ini juga harus mampu menguntungkan pihak-pihak lain. Seorang Kepala yang tidak mampu, akan dijaga agar tetap di atas posisinya, kalau dianggap masih menguntungkan orang-orang yang dikepalainya. Tadi sudah saya sebutkan ada 4 sifat pemimpin, baik, adil, mampu dan kuat. Ada satu lagi sifat seorang pemimpin, yaitu setia. Kesetiaan itu merupakan harga bagi sebuah kesetiaan. Jadi kalau kita ingin mendapat kesetiaan, kita juga harus setia. Kalau seorang pemimpin tidak setia kepada para pelanggan, tidak setia kepada para pemilik perusahaan, kepada perwiranya dan lain-lain , dia lebih kelihatan mementingkan diri sendiri atau untuk keuntungannya sendiri, sudah pasti dia juga tidak akan mendapatkan kesetiaan kembali. Kesetiaan ini tidak bisa dipaksakan. Seorang pemimpin akan mudah mendapatkan kesetiaan anak buahnya, kalau dia juga punya sifat berikutnya, yaitu lurus. Hanya sedikit keburukan yang bisa mengalahkan tidak lurusnya perkataan dan perbuatan seorang pemimpin, dalam merusak hormat terhadap dirinya sendiri. Pemimpin yang tidak lurus adalah pemimpin yang suka berbohong. Menghindar dari tanggung jawab atas kerugian yang datang dari keputusannya, menyangkal kata-katanya sendiri, memanipulasi kata-kata orang lain untuk kepentingannya. Kemudian yang paling parah: membebaskan dirinya dari hal-hal yang diharuskannya kepada orang lain. Misalnya, dia katakan kepada anak buahnya, You dateng pagi, dong. Tapi dia sendiri nggak datang pagi. You jangan bawa kertas pulang dia sendiri bawa kertas-kertas pulang, atau Kita berantas KKN, dia sendiri penyebab KKN. Pemimpin yang tidak lurus ini hanya menunggu waktu saja. Bisa jadi ia diganti, atau diusulkan anak buahnya agar diganti, atau malah anak buahnya demo menghadap kepada pemilik perusahaan agar pemimpin mereka diganti. Karena seorang pemimpin tidak bisa memaksakan kebaikan kalau dirinya sendiri bengkok.

Vika
Kalau seseorang tahu benar tentang kriteria pemimpin, tapi dia sampai pada posisi itu lebih cepat, bahkan mungkin belum siap. Apa yang harus dilakukannya agar bisa jadi seorang pemimpin yang baik, adil, mampu, dan kuat, sekaligus memperoleh kesetiaan dari orang-orang yang dipimpinnya ?

Mario Teguh
Dia harus rendah hati. Ada toh, orang yang sudah nggak mampu, sombong lagi. Orang yang tidak mampu, tapi lingkungan memintanya naik, tidak bisa tidak, dia harus rendah hati. Tidak boleh menyepelekan orang. Gaya bicaranya tidak boleh seenaknya. Keputusankeputusannya juga harus dipertimbangkan dengan baik, karena jika dia mengeluarkan keputusan dari ketergesa-gesaan, dari kesombongan, dia akan dipaksa membatalkan keputusannya sendiri. Itu pasti.

Anda ingat, saya pernah sebutkan ada beberapa emosi ekstrem yang bahaya bagi seseorang untuk mengambil keputusan. Yaitu saat orang sedang marah, sedang sedih, sedang kecewa, cemburu, atau sebaliknya, sedang cinta-cintanya kepada sesuatu, maupun sedang gembira sekali. Bila seorang pemimpin didengar anak buah berbicara dalam keadaan terlalu gembira, itu bahaya. Dia akan banyak menjajikan. Sebaliknya kalau sedang marah, juga bahaya. Dia pasti akan merendahkan kepemimpinannya sendiri dan menurunkan dirinya pada taraf pantas berkelahi dengan orang yang tidak berpendidikan. Jadi, memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kualitas kepemimpinan ini.

Penelpon : Didi
Halo, Pak Mario. Kami diminta oleh pimpinan, tahu banyak tentang dia. Sementara pimpinan sendiri tidak memperhatikan keadaan kami. Terbalik jadinya. Bagaimana kalau seperti ini ?

Mario Teguh
Pak Didi, ini contoh dari pemimpin yang tidak adil. Dia membebaskan dirinya dari hal-hal yang diharuskannya kepada orang lain. Formulanya cocok. Berarti dia termasuk pemimpin yang tidak lurus. Pemimpin bengkok, Pak. Tidak usah dipaksakan, Pak. Ada hitungan tanggal di mana dia turun. Tapi jangan oleh Anda. Sebagai seorang profesional kalau tadi Pak Dadang mengingatkan, seorang pemimpin yang baik itu juga harus bisa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri maka coba Pak Didi menjadi profesional yang baik. Tidak bicara buruk tentang atasan, biar orang lain yang melihat. Sing becik ketitik, sing ala ketara kan, Pak ? Kuncinya begini, Pak Didi, kalau Anda baik di satu tempat, tidak harus terlihat oleh atasan. Kalau Anda tidak dikenali baik di satu tempat, Anda akan dikenali baik di tempat lain. Percaya saja, Pak. Kalau saat ini Anda bekerja keras, menghasilkan, tapi perusahaan tidak bisa menjadi suatu tempat untuk disetiai, maka Anda harus setia kepada diri sendiri.

Penelpon : Ibu Diah


Saya mau tanya, kalau ada pemimpin yang mengeksploitasi anak buahnya, dan dia tidak memberi kesempatan anak buahnya untuk tampil, jadi semua diakui sebagai hasil karyanya sendiri, bagaimana cara anak buah menyikapi hal ini ? Karena kalau terjadi terus menerus kan nggak enak juga rasanya. Bagaimana cara mengubah pemimpin yang berkarakter seperti ini ?

Mario Teguh
Ibu Diah, kalau Anda punya pemimpin yang gemar sekali mengambil kredit dari pekerjaan anak buah, Anda harus daya gunakan. Jangan dihindari. Kalau Anda katakan tidak enak, bukan itu masalahnya. Pemimpin yang suka mencuri ide anak buah dan mengatakan bahwa itu idenya, sangat bergantung pada orang pandai. Kalau atasan Anda suka mengambil alih kehormatan dari suatu pekerjaan, Anda harus menjadi orang dengan ide yang paling banyak diambil alih. Karena seorang pemimpin yang suka mencuri ide orang lain, meski tempatnya di atas, akan terlihat oleh orang lain. Bagaimana bisa terlihat ? Atasan atau pemimpin seperti ini pasti hanya besar bicaranya, karena dia akan gembar gembor tentang keberhasilannya. Biarkan. Karena suatu saat orang akan bertanya, Siapa sebenarnya otaknya ? Nah, Anda harus menjadi otak itu. Karena Anda mensuplai dia dengan ide-ide tanpa ada perasaan kepemilikan. Anda tidak merasa sedih, tidak merasa kecewa kalau ide Anda diambil. Pandai-pandai saja memberikan sebanyak mungkin ide. Karena suatu saat, orang akan ngeh. Ooo, jadi selama ini Ibu Diah yang di belakangnya. Jadi, justru harus disyukuri kalau ada pemimpin yang seperti itu.

Penelpon : PAK HENRY


Apa kabar, Pak Mario, enak ya di Bukittinggi ? Saya sempat beberapa lama tinggal di sana. Mmm, soal kepemimpinan, posisi seperti saya ini, berada di tengah-tengah, kan posisi yang serba sulit, ya? Satu problem yang sering kita hadapi, ada kebijaksanaan dari pusat misalnya,

lalu kita mensosialisasikan kepada bawahan, tapi bawahan merasa kebijaksanaan itu kurang ideal. Berikutnya, bawahan saya mengusulkan sesuatu yang menurut mereka lebih ideal. Dengan konsekuensi, mereka sanggup menghasilkan. Nah dalam posisi demikian bagaimana sikap yang seharusnya diambil oleh seorang pemimpin tengah ? Termasuk resikonya.

Mario Teguh
Pak Henry, dalam organisasi ada istilah comply. Compliance itu kesesuaian organisasi dengan yang diinginkan oleh atasan. Jadi, anak buah yang tidak menyesuaikan perilakunya dengan yang digariskan oleh atasan itu disebut tidak comply. Nah, organisasi kadang-kadang dipimpin berdasarkan visi yang lebih tinggi, yang tidak terlihat oleh anak buah. Jadi ada kalanya, sebuah keputusan atau kebijakan yang digariskan atasan, tidak sepenuhnya sejalan dengan pendapat anak buah. Bukan karena anak buahnya tidak pandai, tapi hanya karena anak buahnya tidak berdiri pada ketinggian yang sama. Honda Accord, Corona, Lancer, Civic atau Mitsubishi Galant, dari ketinggian satu meter di atas tanah, pasti kelihatan beda. Tapi pada ketinggian 150 meter di atas tanah, mobil-mobil itu semuanya mirip. Dan perbedaan-perbedaan itu, bagi orang yang di atas tidak penting lagi. Tapi di bawah, kelihatan jelas dan sangat mengganggu. Nah, kadangkala sebagai pemimpin dari anak buah yang tidak melihat hal yang sama dengan yang dilihat atasan, Anda harus mampu menarik diri. Memvisikan diri sendiri sebagai orang di atas dan melihat cara pandang yang sama. Lalu Anda usahakan comply. Comply itu penting sekali. Karena kadang-kadang keputusan yang salah itu disengaja oleh sebuah organisasi, untuk sebuah strategi jangka panjang. Tapi bisa jadi itu dikorbankan, karena inisiatif anak buah yang tidak comply. Jadi, Anda comply dulu dengan kebijakannya. Tapi pastikan hasilnya seperti yang Anda targetkan. Karena ada kalanya atasan tidak suka melihat anak buah yang mencapai hasil, tetapi tidak comply.

Vika
Tampaknya berada di tengah-tengah jauh lebih susah, ya. Mungkin malah lebih mudah berada di posisi top manager dibanding middle manager ?

Mario Teguh
Betul. Top manager, bicara salah pun, anak buah yang setia akan mengatakan, Pasti ada maksudnya, tuh. Padahal salah ! ha ha

Penelpon : TONNY
Selamat pagi, Pak Mario Singkat saja, Pak. Saya baru dipercaya oleh owner untuk mengelola perusahaannya. Sebelumnya saya sudah berterus terang kepadanya, perusahaan ini bagus jika dikelola secara profesional. Lalu dia kembalikan kepada saya, You sanggup ? Saya jawab,Sanggup. Tapi saya mengajukan satu syarat, Owner tidak perlu ikut cawe-cawe. Percayakan semua kepada saya, saya akan kelola dengan baik. Kasih saya target, kalau tidak berhasil, saya bersedia quit. Tapi kenyataannya, si owner ini masih ikut-ikut. Misalnya ikut beli ini - beli itu. Memang saya diberitahu, tapi sebenarnya saya sudah bilang, akan saya hitung dulu secara analisis keuangan. Tapi tiba-tiba si owner malah sudah melakukan deal. Bagaimana solusinya, Pak ? Etis atau tidak perbuatan owner ini ? Karena kalau dia terus-terusan begitu, lebih baik saya out saja.

Mario Teguh
Pak Tonny, mohon ikuti penjelasan saya ini dengan hati-hati. Karena jelas sekali Anda masih muda. Paling tidak lebih muda dari saya saya 44 tahun sekarang, Pak. Satu, saya sampaikan selamat Anda dipercaya. Ke-dua, tolong dilihat, apapun masalah Anda dengan pemilik sekarang, bukan masalah kepandaian. Ini masalah kepercayaan. Anda sudah dipercayai dan Anda menuntut kepercayaan total.

Ada pepatah Tiongkok yang mengatakan, Kepercayaan itu tidak bisa diminta, kepercayaan itu harus dibuat atau disebabkan. Anda telah menyebabkan sebagian kepercayaan sehingga beliau bisa menyerahkan kepemimpinan perusahaan kepada Anda. Itu perlu disyukuri, dan Anda harus tunjukkan dalam bentuk kerja keras yang baik. Ke-tiga, meskipun beliau si owner sudah berjanji tidak akan cawe-cawe, tidak mungkin itu terjadi. Pasti beliau akan cawe-cawe. Dan itu harus dihormati, Pak. Itu haknya, karena itu perusahaannya. Yang ke-empat, kalau beliau cawe-cawe dalam artian mau membeli sesuatu, lalu Anda katakan, Tunggu sebentar, Pak, saya hitung dulu! Sebaiknya memang dihitung dulu, Pak. Tetapi Anda harus ingat, orang yang tidak bisa menghitung itu adalah orang yang membesarkan perusahaan ini. Berarti dia sudah bisa menghitung. Jadi jangan sepelekan hitungan awang-awang yang dia lakukan, Pak. Hormati. Setelah dilakukan transaksi, Anda coba hitung. Berikutnya, jangan emosional dengan mengancam pemilik,Kalau begini saya berhenti! Dengan demikian pemilik berhasil membuktikan. Karena siapa tahu, tingkah lakunya sekarang ini adalah caranya membuktikan, apakah Anda betul-betul setia ? Karena kata-kata ancaman seperti, Ya sudah, saya keluar saja ! itu kata-kata orang yang punya bibit tidak setia. Seperti halnya seorang pemimpin yang mengatakan, Saya diberhentikan juga nggak kenapakenapa. Kalau saya jadi pemilik perusahaan saya berhentikan seketika itu juga. Orang-orang yang mengatakan, Saya diberhentikan juga nggak papa. Itu bukan orang tipe stake holder. Mereka adalah orang tidak memiliki resiko pada jabatannya. Jadi, Pak Tonny, tolong disyukuri keadaan ini. Saya teringat dulu saat berumur 33 tahun. Saya diajak oleh seorang tua, diajak minggir waktu mau makan siang. Waktu itu saya sedang gundah, sedang marah kepada atasan. Lalu saya ditarik minggir ini ceritanya agak mistis, Mbak Vika. Saya dipanggil, dia tidak bicara apapun, hanya melihat ke mata saya, ditunjuknya muka saya, dia katakan begini,Kalau atasanmu pandai, kamu tidak dipakai! Kaget sekali saya. Saya tidak jadi makan siang, langsung saya pulang, saya jadi sayang sekali kepada atasan. Kalau dia sempurna, kita tidak akan dipakai.

Penelpon : PAK WIBISONO


Selamat pagi, Pak Mario. Saya ada satu pertanyaan. Mungkin agak melenceng sedikit, karena berkaitan dengan kasus saya pribadi. Saya seorang karyawan. Mengabdi di perusahaan tergolong sudah cukup lama. Sudah hampir delapan belas tahun. Saya merasa sangat berterima kasih sekali, istilahnya saya banyak hutang budi kepada owner, begitu Pak Mario. Belakangan ini owner agak gimana, ya. Saya sendiri sempat bingung. Saya bertanya-tanya, dia ini tidak percaya sama saya, atau memang ngetes saya, saya merasa serba nggak enak. Saya sempat bilang begini, Kalau saya sudah tidak diminati lagi, tidak perlu dikeluarkan, atau dikasih pesangon sekalipun saya rela. Hanya saja karena rasa hutang budi, saya nggak mentala mau meninggalkan perusahaan. Bagaimana untuk mengantisipasi hal seperti ini ?

Mario Teguh
Pak Wibisono, kita lepaskan dulu masalah kebingungan Anda tentang perilaku pemilik akhir-akhir ini. Karena tampaknya ada satu masalah khusus yang harus dibicarakan, yaitu mengenai hutang budi. Setiap orang di antara kita mempunyai hal-hal yang kita sesalkan di masa lalu. Waktu saya masih kuliah dulu, saya ditugaskan menjemput adik perempuan saya. Saya benar-benar lupa, sampai dia berdiri lama di depan sekolah. Perasaan menyesal itu sampai belasan tahun mengganggu

saya. Sehingga selalu dalam perilaku sehari-hari saya ingin melebihkan perlakuan kepada adik perempuan saya itu. Baru kira-kira dua tahun yang lalu syaa berhasil menerima bahwa itu sesuatu yang tidak bisa saya hindari di masa lalu dan tidak harus mempengaruhi segala sesuatu yang saya lakukan. Jadi kalau saya sayang kepada adik, ya memang harus karena kasih sayang saya kepada adik, bukan karena membayar kesalahan itu. Apalagi perasaan berhutang budi, Pak Wibisono. Hal-hal seperti itu, biasanya akan membuat Anda berperilaku bahkan tidak fair kepada diri sendiri, karena pertimbangan hutang yang lebih dari porsinya. Berhutang budi itu baik, Pak. Yang harus dipikirkan secara logis adalah bahwa Anda pun telah menyediakan delapan belas tahun umur Anda bagi perusahaan itu, yang mungkin apabila Anda sediakan bagi orang lain bisa jadi dihargai lebih. Bukan berarti saya mengajarkan ketidaksetiaan, saya hanya mengundang Anda untuk fair. Hormati diri Anda sendiri yang menyediakan delapan belas tahun untuk perusahaan itu tanpa Anda harus merasa berhutang. Itu fair. Kalaupun Anda berhutang budi, itu karena Anda melakukan kebaikan kepada orang baik lainnya. Jadi, kalau begitu, Pak Wibisono, wajar-wajar saja dalam menilai. Pastikan keputusan Anda untuk meninggalkan atau tinggal di sebuah perusahaan itu, tujuannya baik. Karena hal-hal yang bertujuan baik itu akan terbantu. Pastikan juga Anda tidak sedang dalam emosi-emosi berbahaya saat mengambil keputusan.

Penelpon : PAK JOKO


Pak Mario, langsung saja, kami punya masalah dengan pimpinan. Pimpinan kami itu sudah terlanjur mengambil keputusan dengan pihak ke-tiga. Keputusan itu menurut kami salah dan penuh resiko. Dia hanya melihat seseorang tidak secara mendalam. Kami tahu, resikonya besar dan harus dibatalkan. Kami bingung, Pak, karena ini juga menyangkut hubungan pimpinan kami dengan pihak ke-tiga itu. Bagaimana langkah kami, Pak ? Supaya hubungan tetap baik dan resiko itu tidak terjadi pada perusahaan kami ?

Mario Teguh
Pak Joko, yang Anda alami ini ujian bagi kesetiaan. Kesetiaan itu termasuk menjaga suasana hati atasan kita. Jadi bukan karena kita melihat dia salah, lalu kita punya hak untuk merendahkan harkatnya. Tidak. Kalau misalnya ada seorang Jenderal mau menyeberang sungai, anak buahnya mengatakan, Pak, ini berbahaya. Ini sekalian contoh, Pak. Bisa Anda gunakan dalam berbicara dengan atasan Anda. Karena ini pernah saya sampaikan pula kepada atasan saya yang mengambil keputusan beresiko. Jadi begini, sang jenderal mau menyeberang sungai, anak buah tahu sungai ini deras, di permukaan kelihatan tenang, tapi arus bawahnya kuat sekali. Dan di kedalamannya itu banyak akar-akar yang menjerat orang. Disampaikan kepada sang Jenderal, Pak, ini bahaya, dan kalau Anda turun bisa mengakibatkan Anda meninggal. Sang Jenderal marah,Kamu tidak nurut, ya? Tidak mau melaksanakan yang saya perintahkan ? Sebagai seorang prajurit yang baik, si anak buah mengatakan, Biar saya yang menyeberang, melihat ini berbahaya atau tidak. Kalau saya benar, Anda akan kehilangan saya, karena saya akan meninggal di sana. Tetapi kalau Anda benar, Anda akan mempunyai seorang bawahan yang akan menunggu Anda di seberang. Apakah saya diijinkan menyeberang ? Biasanya, pertanyaan seperti itu akan membuat sang Jenderal berpikir dua kali. Saya tidak bisa sampaikan persis kalimat-kalimatnya untuk Anda di Kediri. Karena Anda yang paling tahu suasana di sana. Tapi gunakan cerita tadi untuk betul-betul berhati-hati menyampaikannya kepada atasan. Bahkan menggunakan cerita yang sama.

Vika
Bicara soal kepemimpinan, dari awal pembicaraan sampai pertanyaan terakhir yang disampaikan

Pak Joko tadi, saya melihat sepertinya seorang pemimpin itu membutuhkan daya resistensi yang kuat, untuk bisa membawa organisasinya menuju visi yang telah ditetapkan.

Mario Teguh
Betul. Jadi memang di situ letaknya. Kalau kualitas kesungguhannya tinggi, kualitas yang ingin dicapainya pun tinggi, tinggal satu yang perlu difokuskan: misi. Kita tahu visi adalah sesuatu yang akan dicapai di masa depan. Kalau pemimpin tidak punya visi, bagaimana anak buahnya mau bergerak ? Tetapi yang membuat anak buah bersemangat, yang membuat anak buah berdiri di samping pemimpin, di saat peperangan terjadi sangat sengit, itu adalah misi. Misi adalah alasan mengapa kita ingin mencapai sesuatu di masa depan. Banyak orang ingin kaya, tapi tidak bisa menjelaskan mengapa dia ingin kaya. Nah, mengapa ingin kaya itulah misi. Menurut pengamatan, setelah saya bicara dengan sekian banyak orang, ternyata misi lebih penting dari visi. Ada orang mengatakan,saya tidak perlu kaya, asal saya bisa membantu orang banyak. Kan berarti misinya yang lebih penting ?

Vika
Catatan paling akhir di akhir perbincangan kita pagi ini, Pak Mario ?

Mario Teguh
Yah, paling akhir, Pemimpin itu harus etis. Kalau kita ambil definisi sederhana, etika adalah keberanian moral untuk melakukan yang kita ketahui benar dan tidak melakukan yang kita ketahui salah. Kontrol untuk ini hanya ada pada diri sendiri. Seorang pemimpin yang tidak etis akan melakukan hal yang bahkan diketahuinya salah. Berarti, yang diutarakan di awal bahwa pemimpin itu juga pemimpin bagi dirinya sendiri, itu sangat betul. Begitu sampai pada konsep etika, seseorang akan memimpin dirinya sendiri. Sampai jumpa minggu depan.

Вам также может понравиться