Вы находитесь на странице: 1из 3

Sejarah Perkembangan Satelit di Indonesia

Oleh Ramadhika Vebryto, 1206273352 Judul Buku : Telephony, The Internet, and The Media: Selected Papers from The 1997 Telecommunications Policy Research Conference Penulis: David Waterman, Jeffrey K. Mackie-Mason Data Penerbit: Routledge, 1998 Satelit adalah salah satu tulang punggung dalam teknologi informasi dan komunikasi. Indonesia sendiri, adalah Negara ketiga di dunia yang memiliki satelit sendiri setelah Kanada dan Amerika Serikat. Sejak pertama diluncurkan tahun 1976 hingga kini, tercatat sudah 13 satelit yang pernah dimiliki Indonesia. Sejarah satelit di Indonesia dimulai pada 8 Juli 1976, saat satelit Palapa A1 tipe HS333 buatan Hughes diluncurkan dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat. Satelit tersebut serupa dengan satelit Anik milik Kanada dan Westar milik Amerika Serikat. Satelit Palapa A1 mengorbit pada 83oBT. Nama Palapa sendiri diambil dari sumpah palapa milik patih Gajah Mada yang bermaksud menyatukan wilayah nusantara di bawah naungan Maja Pahit. Satelit palapa disebut juga dengan istilah SKSD Palapa (Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa) karena palapa digunakan untuk kepentingan komunikasi dalam negeri, semisal siaran televisi, radio, telepon, dan lain sebagainya. Untuk pengendalian SKSD Palapa dilaksanakan di stasiun bumi Cibinong. Kemudian, untuk sistem komunikasi antar Negara, dimana beberapa Negara juga menyewa jasa satelit palapa seperti Negaranegara ASEAN, dilakukan di stasiun bumi Jatiluhur. Lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian Palapa A1 adalah Perumtel, yang kini bernama Telkom. Palapa A1 ini akhirnya habis masa pakainya, sehingga harus berhenti beroperasi pada Juni 1985 dan perannya digantikan oleh satelit baru. Selain itu, Indonesia melalu Perumtel juga meluncurkan satelit Palapa A2 pada 10 Maret 1977 untuk mendukung kinerja palapa A1. Masih menggunakan jenis satelit yang serupa dengan palapa A1. Enam tahun kemudian, perumtel kembali mengoperasikan satelit Palapa B1 untuk menggantikan peran satelit palapa A1. Indonesia kemudian berencana meluncurkan kembali satelit yang baru, yaitu palapa B2 pada 3 Februari 1984. Namun sayang satelit tersebut gagal beroperasi dan

kemudian di daur ulang oleh Sattel Technologies dan diluncurkan kembali pada 13 April 1990 dengan nama Palapa B2R. Satelit selanjutnya yang digunakan oleh Indonesia adalah Palapa B2P yang diluncurkan pada 21 maret 1987 untuk mengisi kekosongan karena palapa B2 gagal beroperasi. Pengoperasian Palapa B2P pun dilaksanakan oleh Perumtel yang kemudian diambil alih oleh Sstelindo. Selanjutnya, Perumtel yang sudah berganti nama menjadi Telkom, meluncurkan satelit palapa B4 pada 14 Mei 1992. Kemudian Satelindo meluncurkan palapa C1 pada Januari 1996 untuk menggantikan palapa B4. Keduanya diluncurkan dari Kennedy Space Center. Sayangnya, palapa C1 mengalami kegagalan pengisian baterai, sehingga masa operasi yang harusnya selama 7 tahun, menjadi hanya 2 tahun saja. Untuk mengatasi masalah di atas, Satelindo bersama Indosat mengoperasikan palapa C2 pada 15 Mei 1996. Kali ini satelit buatan Hughes diluncurkan dari Kourou, Guyana, Perancis. Satelit ini pada awalnya mengorbit pada 113oBT , namun demi peluncuran satelit palapa D kelak, satelit palapa C2 dipindahkan ke 105,5oBT. Kemudian, Satelit milik swasta pertama Indonesia yaitu Cakrawala 1 milik Indovision diluncurkan pada akhir 1997 dari Guyana, Perancis. Satelit tersebut dibuat oleh Orbital Science Corporation. Pada tahun 1999, satelit kedua milik Telkom, yaitu Telkom-1 diluncurkan. Satelit buatan Lockheed Martin dengan tipe A2100A tersebut memiliki masa pakai hingga tahun 2016. Menyusul kemudian satelit Garuda-1 besutan Asia Cellular Satelite pada tahun 2000. Kemudian pada tahun 2005, diluncurkan satelit Telkom-2 untuk menunjang kinerja Telkom-1. Satelit ini masih beroperasi hingga kini. Tahun 2006, Satelit pertama buatan Indonesia, INASAT-1 diluncurkan. Satelit buatan LAPAN ini berfungsi untuk memantau kondisi cuaca. Kemudian, LAPAN juga bekerjasama dengan Institut Teknik Berlin untuk mengembangkan LAPAN-TUBSAT sebagai generasi penerus INASAT-1, namun LAPAN-TUBSAT masih berupa konsep dan belum diluncurkan. Satelit swasta Indovision yang baru, yaitu Cakrawala 2 juga sudah diluncurkan pada 16 Mei 2009 untuk menggantikan satelit Cakrawala 1. Di tahun yang sama, Indosat juga meluncurkan satelit Palapa D dari Xinchiang Satellite Launch Center, China. Satelit ini bertujuan menggantikan peran palapa C2. Sayangnya, sempat terjadi kesalahan penempatan slot orbit, sehingga masa pakai satelit yang seharusnya 15

tahun berkurang menjadi 10 tahun saja. Kemudian pada bulan Agustus 2012, Telkom meluncurkan Telkom-3 untuk menggantikan peran Telkom-2, sayangnya roket besutan ISS Reshetnev Rusia hilang saat diluncurkan. Begitulah kurang lebih sejarah perkembangan satelit di Indonesia, walaupun kebanyakan satelit tersebut adalah buatan luar negeri, tetapi cikal bakal satelit buatan dalam negeri pun sudah bisa dilihat perkembangannya. Sehingga suatu saat penulis yakin Indonesia bisa mandiri dalam dunia antariksa. Referensi lain: Wijaya, Agung. 2011. IPA Terpadu SMP/MTs Kelas IX B. Jakarta: Grasindo http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/343206-mengenal-tonggak-sejarah-satelitindonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_Palapa (waktu kunjung website: Selasa, 5 Maret 2013 Pukul 17.00)

Вам также может понравиться