Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama : Sri Sukma Lestari NIM : 0961050186 ___________________________________________________________________________ Rangkuman Kuliah dr.

Gilbert (Stase Farmasi) Pengobatan mata diberikan sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada penyakit mata terdapat 2 jenis, yaitu penyakit infeksi dan non-infeksi. Untuk penyakit infeksi mata, diobati dengan antibiotik yang sesuai dengan organisme yang menyerang dimana organisme tersebut diketahui dari kultur cairan di tempat infeksi. Antibiotik untuk mata 90% tidak dengan oral dan parenteral. Saat melakukan kultur kuman kira-kira selama 2 hari, antibiotik tetap diberikan. Antibiotik yang sampai saat ini masih dipakai untuk pengobatan infeksi mata yaitu Kloramfenikol, dimana sifat dari kloramfenikol ini adalah bakteriostatik

(menghambat pertumbuhan kuman) yang tidak kenal resistensi. Pada penyakit uveitis, tidak boleh diberikan steroid karena dapat menyebabkan alergi yang nantinya berujung pada glaukoma dan kebutaan. Selain itu, jika ternyata etiologi dari uveitis adalah jamur, maka steroid dapat menyebabkan kebutaan. Pada penyakit konjungtivitis dimana keluhannya pasien akan mengalami mata merah, belekan, tapi visusnya masih bagus lebih cepat sembuh jika diberikan steroid. Tetapi, ketika dokter belum pasti apakah ini konjungtivitis atau bukan lalu diberikan antibiotik dan steroid maka akan menyebabkan lesi kornea semakin besar. Oleh karena itu, dokter umum tidak boleh memakai steroid. Terdapat 2 bentuk obata mata yang sering digunakan, yaitu obat tetes mata dan salep. Obat tetes mata penetrasinya cepat tetapi cepat hilang, sedangkan salep mata penetrasinya lambat tetapi bertahan lebih lama. Pada infeksi sedang atau agak berat dapat diberikan antibiotik setiap 3 jam (6 kali), sedangkan pada infeksi yang berat antibiotik diberikan 3-4 jam. Antibiotik lain yang dapat diberikan yaitu Gentamicin yang berguna untuk bakteri gram negatif. Antibiotik golongan Fluorokuinolon seperti Ciprofloxasin secara klinis memang lebih ampuh tetapi jika pada pasien belum tentu ampuh. Biasanya pada negaramaju infeksi semakiin banyak.

Obat Fancomycin untuk bakteri gram positif jangan diberikan karena dapat menyebabkan MRSA (Meticylin Resistance Staph. Aureus).

Pada keadaan erosi kornea, dilakukan test fluoresent dimana jika terdapat epitel rusak dapat sembuh dalam 8 jam. Terjadi reepitelisasi dengan menempelkan kelopak mata dengan menggunakan verban tekan.

Untuk penyakit mata yang non-infeksi diobati sesuai dengan diagnosisnya. Contoh penyakit mata non-infeksi adalah glaukoma (glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup). Prinsip pengobatan glaukoma yaitu menurunkan TIO (TIO tidak normal: >22) dengan 2 cara, yaitu menurunkan produksi aquous humour dan meningkatkan pengeluaran (peningkatan uvosklera output).

Pada kasus glaukoma tertutup, dilakukan pembetotan iris dan buat menjadi miosis kemudian dimasukkan carpin, lalu sudut glaukoma berubah menjadi sudut terbuka.

Menurunkan produksi aquous humour dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu jenis topikal dan oral. Contoh obat oral yaitu Diamox dimana efek jangka peneknkya yaitu kesemutan dan berdebar-debar. Selain itu, Diamox dapat memberikan efek samping jangka panjang yang sangat banyak. Jika pasien diberikan obat Diamox, tidak lupa diberikan juga suplemen Kalsium.

Obat tetes mata yang bertugas menurunkan produksi aquous humour yaitu golongan beta-blocker. Contoh dari obat tetes mata yaitu Beta Blocker, seperti Timolol yajng kontraindikasinya adalah penyakit asma dan jantung. Pada pasien yang berusia 50-60 tahun dapat diberikan Betaxolol.

Obat tetes mata bersifat wash out, dimana saat itu pupil akan melebar (midriasis).Karena obat tetes mata bersifat wash out, pasien diminta untuk menutup matanya selama 5 menit dan tidak berkedip.

Вам также может понравиться