Вы находитесь на странице: 1из 34

39

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis Hasil Dari hasil kegiatan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik, Berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) ditemukan masalah sbb :

Tabel 14. Identifikasi Masalah dan Besarnya Masalah Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Masalah Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate P2 ISPA Cakupan pneumonia balita yang ditangani Cakupan susp TB paru BBLR yang ditangani Neonatal risti yang ada/ ditemukan Neonatal risti yang ditangani / dirujuk Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan kunjungan neonatus Kn3 Imunisasi BCG Imunisasi DPT 1 Imunisasi polio 1 Imunisasi campak Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Jumlah bumil yang mendapat TT 2 Cakupan kunjungan bumil (K1) Tingkat Pencapaian (%) 0 12,2 19,4 26 29 36 44 56 66 74 81 82 85 85 87 87 87 88,5 97 Besar Masalah (%) 100 87,8 80,0 74 71 64 56 44 34 26 19 18 15 15 13 13 13 11,5 3

B. Prioritas Masalah

Dari permasalahan yang ada di Puskesmas Kaliangkrik, ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif yaitu dengan 4 kelompok kriteria. Berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif prioritas masalah sebagai berikut: 1. Besarnya Masalah (Kriteria A) Besarnya masalah dilihat dari besarnya masalah terhadap prosentase pencapaian ( 100% - skor pencapaian ). Menghitung Kelas dan Interval K = 1+3,3 log 19 = 5,21 pembulatan menjadi 5 kelas

= (100-3)/ 5 = 19 interval 19

Tabel 15. Besar Masalah Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik
No Masalah kesehatan Kelas I 3-21 (1) Kelas II 22-40 (2) Kelas III 41-59 (4) Kelas IV 60-78 (6) Kelas V >78 (8) X X Nilai

1. 2.

Penemuan kasus TB BTA+ /case detection rate P2 ISPA Cakupan pneumonia balita yang ditangani

8 8

40

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

Cakupan susp TB paru BBLR yang ditangani Neonatal ditemukan risti yang ada/

X X X X X X X X X X X X X X X X X

8 6 6 6 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Neonatal risti yang ditangani / dirujuk Ibu hamil dengan komplikasi yg ditangani Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) Pertolongan persalinan tenaga kesehatan Cakupan kunjungan Kn3 Imunisasi BCG Imunisasi DPT 1 Imunisasi polio 1 Imunisasi campak Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Jumlah bumil yang mendapat TT 2 Cakupan kunjungan bumil (K1) oleh

neonatus

2. Kegawatan masalah (Kriteria B) dengan bobot 1-4 Penilaian kriteria ini lebih bersifat subjektif. Tentukan 3 faktor tingkat kegawatan : 1. Tingkat kegawatan yang menyebabkan kematian, kecacatan 2. Tingkat urgensi atau mendesak 3. Biaya
41

Tingkat Kegawatan dengan bobot 4 : Sangat ganas Ganas Kurang ganas Tidak ganas :4 :3 :2 :1

Tingkat Urgensi dengan bobot 4 : Sangat mendesak Mendesak Kurang mendesak Tidak mendesak :4 :3 :2 :1

Tingkat Biaya dengan bobot 4 : Sangat murah Murah Mahal Sangat mahal :4 :3 :2 :1

42

Tabel 16. Kegawatan Masalah Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik
No Masalah Kesehatan 1 1. 2. Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate P2 ISPA Cakupan pneumonia balita yg ditangani Cakupan susp TB paru BBLR yg ditangani Neonatal risti yang ada/ ditemukan Neonatal risti yang ditangani / dirujuk Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan kunjungan neonatus Kn3 Imunisasi BCG Imunisasi DPT 1 Imunisasi polio 1 Imunisasi campak Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Jumlah bumil yang mendapat TT 2 Cakupan kunjungan bumil (K1) Keganasan 2 3 2 Urgency 3 2 3 Biaya yang dikeluarkan 4 4 4 Jumlah 5 9 9

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 1 1 1 1 3 2 2

2 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3

9 11 11 12 10 11 8 9 8 8 8 8 8 8 9 8 10

C. Kemudahan Dalam Penanggulangan

43

Menilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan, dll), teknologi yang digunakan tersedia, dan kemampuan serta kemudahan menyelesaikan masalah. Makin sulit penanggulangan skor makin kecil 1 Sangat sulit ditanggulangi Dengan bobot 4, dimana : - Sangat mudah - Mudah - Sulit - Sangat sulit :4 :3 :2 :1 2 3 4 Sangat mudah ditanggulangi

Tabel 17. Kemudahan Penanggulangan Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik
No 1. 2. Masalah 1 Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate P2 ISPA Cakupan pneumonia balita yang ditangani Cakupan susp TB paru BBLR yang ditangani Neonatal risti yang ada/ ditemukan Neonatal risti yang ditangani / dirujuk Ibu hamil dengan komplikasi yang 1 2 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 4 5 4 3 4 2 2 2 2 5 6 4 3 2 3 2 2 2 6 7 3 3 4 3 2 3 2 7 8 3 3 2 3 3 3 2 MEAN 9 3,71 3,14 3,14 2,42 2,14 2,28 2,28

3. 4. 5. 6. 7.

44

ditangani 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan kunjungan neonatus Kn3 Imunisasi BCG Imunisasi DPT 1 Imunisasi polio 1 Imunisasi campak Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Jumlah bumil yang mendapat TT 2 Cakupan kunjungan bumil (K1) 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 2 4 2 3 2 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2,28 3,28 2,28 2,71 2,71 2,71 2,57 2,42 2,42 3,14 3,28 3,14

D. Pearl Faktor Faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut : a. Kesesuaian (Propiety) b. Ekonomi murah (Economic) c. Dapat diterima (Acceptability) d. Tersedianya sumber (Refek samping obaturces availability)

Tabel 18. Pearl Faktor Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik

45

No

Masalah 1

P 2 1 1 balita yang 1 1 1 / 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ditangani

E 3 1 1

A 4 1 1

R 5 1 1

L 6 1 1

Hasil Perkalian 7 1 1

1. 2.

Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate P2 ISPA Cakupan pneumonia ditangani Cakupan susp TB paru BBLR yang ditangani Neonatal risti yang ada/ ditemukan Neonatal dirujuk risti yang

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan kunjungan neonatus Kn3 Imunisasi BCG Imunisasi DPT 1 Imunisasi polio 1 Imunisasi campak Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Jumlah bumil yang mendapat TT 2 Cakupan kunjungan bumil (K1)

Setelah nilai A,B,C dan D didapat kemudian dimasukkan dalam formula sebagai berikut :

46

Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) x C Nilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) x C x D

Tabel 19. Nilai Prioritas Masalah Pada Bulan Januari - Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik

47

No

Masalah 1

Nilai A 2 5 5 5 4 4 4 3 3 2 2

Nilai B 3 9 9 9 11 11 12 10 11 8 9

Nilai C 4 3,71 3,14 3,14 2,42 2,14 2,28 2,28 2,28 3,28 2,28

NPD 5 51,94 33,26 33,26 30,62 27,54 31,36 29,64 31,92 32,8 25,08

Nilai D 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

NPT 7 51,94 33,26 33,26 30,62 27,54 31,36 29,64 31,92 32,8 25,08

Rangking 8 I II II VIII XI VI IX V IV XII

1 2

3 4 5 6 7 8 9 10

Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate P2 ISPA Cakupan pneumonia balita yang ditangani Cakupan susp TB paru BBLR yang ditangani Neonatal risti yang ada/ ditemukan Neonatal risti ditangani / dirujuk yang

Ibu hamil dg komplikasi yang ditangani Ibu hamil dg resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan kunjungan neonatus Kn3 Imunisasi BCG Imunisasi DPT 1 Imunisasi polio 1 Imunisasi campak Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) Jumlah bumil yang mendapat TT 2 Cakupan kunjungan bumil (K1)

11

2,71

24,39

24,39

XIII

12 13 14 15 16 17 18 19

1 1 1 1 1 1 1 1

8 8 8 8 8 9 8 10

2,71 2,71 2,57 2,42 2,42 3,14 3,28 3,14

24,39 24,39 23,13 21,78 21,78 31,4 29,52 34,54

1 1 1 1 1 1 1 1

24,39 24,39 23,13 21,78 21,78 31,4 29,52 34,54

XIII XIII XIV XV XV VII X III

48

E. Penentuan Prioritas Masalah dengan Hanlon Kuantitatif Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, didapatkan 19 masalah dengan urutan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate P2 ISPA (cakupan pneumonia balita yang ditangani) Cakupan suspek TB paru Cakupan kunjungan bumil (K1) Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk Neonatal risti yang ditangani / dirujuk Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) BBLR yang ditangani

10. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 11. Jumlah bumil yang mendapat TT 2 12. Neonatal risti yang ada/ ditemukan 13. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) 14. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 15. Cakupan kunjungan neonatus Kn3 16. Imunisasi BCG 17. Imunisasi DPT 1 18. Imunisasi polio 1 19. Imunisasi campak
49

Setelah dikonfirmasikan kepada Kepala Puskesmas Kaliangkrik, masalah yang dipilih adalah P2 ISPA (cakupan pneumonia balita yang ditangani).

F. Analisis Penyebab Masalah Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang meliputi simple problem dan complex problem.
Lingkungan

Input

Proses

Output

Outcome

Impact

5M

P1 P2 P3 Complex problem

Simple problem

Gambar 2. Pendekatan sistem manajemen mutu

G. Menentukan Penyebab Untuk menganalisa penyebab masalah menejemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output, Lingkungan, serta QA yang meliputi Simple problem dan Complex problem.

50

1. Pendekatan Sistem Berdasarkan hasil urutan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif, kami mengkonfirmasikan kepada pihak Puskesmas Kaliangkrik dengan menggunakan analisis pendekatan sistem : a. Input (Man, Money, Material, Methode, Machine) b. Proses (P1,P2,P3) c. Faktor lingkungan Tabel 20. Kemungkinan Penyebab Rendahnya Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditemukan atau ditangani pada bulan Januari-Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik.
No Variable 1 1 Input Man Money Methode Material Machine 2 Proses P1 P2 P3 Komponen 2 Kelemahan 3 Rangkap pekerjaan Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada balita Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal. Tidak ada masalah: Puskesmas memiliki obat-obatan yang sesuai untuk pneumonia pada balita Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara rutin Tidak ada masalah Tidak ada masalah Evaluasi belum optimal Tidak ada masalah

Lingkungan

2. Mutu Pelayanan Dalam menilai mutu pelayanan Puskesmas dilakukan simple problem dan complex problem. Pada simple problem kami menggunakan

51

Standart Operating Prosedure (SOP), sedangkan complex problem kami menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien terhadap 9 dimensi mutu.

a. Simple problem Tabel 21. Daftar tilik kepatuhan petugas kesehatan terhadap prosedur pemeriksaan di BP umum (Simple problem pemeriksaan simple problem dilakukan melalui observasi)
No Input 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 Apakah tersedia ruang BP yang representative dan bersih? Apakah tersedia meja periksa ? Apakah tersedia kursi pasien? Apakah tersedia bed periksa? Apakah tersedia tensimeter? Apakah tersedia thermometer suhu? Apakah tersedia stetoskop? Apakah tersedia alat pengukur nadi atau RR? Apakah tersedia lampu senter? Apakah tersedia timbangan injak dengan mistar? Apakah tersedia buku registrasi rawat jalan? Apakah dokter dan perawat sebagai tugas pemeriksa? Proses Apakah petugas mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum pelayanan BP dimulai? Apakah pelayanan di BP dimulai jam 8? Apakah petugas memanggil pasien sesuai urutan daftar? Apakah petugas mempersilahkan duduk di kursi pasien? Apakah petugas membaringkan pasien di bed pasien apabila kondisi pasien tidak memungkinkan? Apakah petugas menanyakan keluhan utama pasien? Apakah petugas pasien menanyakan sejak kapan pasien sakit? Ya 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Tidak 3 Pencapaian % 4 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

52

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 2 3 4

Apakah petugas menanyakan lamanya sakit yang diderita pasien? Apakah petugas menanyakan kualitas sakit pasien? Apakah petugas menanyakan frekuensi atau kuantitas penyakit pasien? Apakah petugas menanyakan factor yang memperberat dan memperingan? Apakah petugas menanyakan gejala lain yang menyertai sakit pasien? Apakah petugas mengukur tensi setiap pasien dewasa? Apakah petugas mengukur nadi pasien? Apakah petugas mengukur RR pasien? Apakah petugas mengukur suhu badan pasien? Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk semua pasien? Apakah petugas menulis diagnosis atau kode diagnosis? Apakah petugas menulis resep obat sesuai dengan jenis penyakit pasien? Apakah petugas memberikan penjelasan tentang sakit ytang diderita pasien? Apakah petugas memberi penjelasan tentang pemakaian, khasiat dan EFEK SAMPING OBAT pada pasien? Apakah petugas mencatat data kasus baru, lama dan kunjungan kasus pasien? Apakah petugas mencatat hasil pemeriksaan dan pengobatan pada status? Apakah petugas merujuk pasien ke laboratorium / RS apabila perlu? Apakah petugas mencatat kunjungan pada register rawat jalan / BP umum Apakah petugas menutup pelayanan BP umu jam 11? Output Apakah semua pasien terlayani sesuai kebutuhan? Apakah pasien dan pengantar puas dengan pelayanan yang diberikan? Apakah pasien atau pengantar faham dengan penjelasan petugas? Apakah tersedia jumlah pasien yang dilayani di BP umum? CR = Jumlah jawaban ya x 100% Jumlah ya + tidak

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 CR = 202x 100% 210 = 96,19% 2

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

53

Dari data simple problem diatas didapati presentasenya 96,19% atau >80% sehingga secara keseluruhan kepatuhan petugas terhadap SOP sudah memenuhi standar.

b. Complex problem Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan Complex Problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan pada 5 pasien yang berkunjung di Puskesmas. Berikut ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah berdasarkan instrumen jaminan mutu. Tabel 22. Daftar Pertanyaan Dimensi Mutu
No 1 Dimensi Technical Competence Pertanyaan 1. Petugas yang bertugas di pelayanan kesehatan yang Anda kunjungi berada di tempatnya pada saat jam kerja berlangsung? 2. Petugas di loket pendaftaran melayani Anda dengan cekatan? 3. Dokter mampu menjelaskan penyakit dan obat yang diberikan kepada Anda? 2 Access Service to 1. Jarak pelayanan kesehatan dengan rumah anda mudah dijangkau? 2. Apakah biaya berobat ke Puskesmas cukup murah? 3. Kondisi jalan menuju tempat pelayanan kesehatan dari rumah Anda sudah beraspal?

54

Effectiveness

1. Keluhan terhadap penyakit Anda berkurang setelah berobat di pelayanan kesehatan ini? 2. Anda diminta melakukan pemeriksaan laboratorium seperlunya untuk penyakit Anda? 3. Anda dirujuk ke pelayanan kesehatan lain sesuai dengan kondisi Anda?

Efficience

1. Apakah pelayanan yang dilakukan cepat? 2. Apakah waktu pelaksanaan program yang diadakan oleh Puskesmas tepat waktu? 3. Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang didapat?

Interpersonal Relation

Continuity

1. Apakah dokter dan petugas bersikap ramah terhadap pasien dan keluarga pasien ? 2. Apakah dokter memberikan edukasi yang baik terhadap pasien? 3. Apakah pasien diperlakukan sama/tidak membedabedakan? 1. Apakah petugas mengadakan penyuluhan rutin sesuai jadwal? 2. Apakah petugas melukan kegiatan luar gedung secara rutin? 3. Apakah petugas selalu datang tepat waktu?

Safety

1. Apakah anda merasa aman dengan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas ini? 2. Apakah keluhan anda berkurang setelah mengalami pengobatan di Puskesmas? 3. Apakah kerahasiaan pemeriksaan anda di Puskesmas terjamin ditangan petugas kesehatan?

Amenities

1. Apakah pelayanan petugas cukup ramah untuk anda? 2. Apakah ruang tunggu di Puskesmas ini cukup nyaman? 3. Apakah ruang pemeriksaan di Puskesmas ini cukup bersih?

55

Informasi

1. Apakah penjelasan dokter dan petugas kesehatan Puskesmas mengenai penyakit anda dapat diterima dengan cukup jelas? 2. Apakah informasi pengobatan yang diberikan dokter Puskesmas dapat diterima pasien? 3. Apakah setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan dokter di Puskesmas ini dapat diterima dengan baik oleh pasien?

Tabel 23. Hasil Pertanyaan Dimensi Mutu (Complex problem)


No. Masalah Mutu No Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X P1 T P2 Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X P3 T P4 Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X P5 T 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 40% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Total Pencapaian

1.

Technical Competence

A B C

2.

Access to Service

3.

Effectiveness

4.

Efficience

5.

Interpersonal Relation

A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C

6.

Continuity

7.

Safety

8.

Ameinitis

9.

Informasi

56

Yang bermasalah dalam dimensi mutu adalah continuitinya dimana petugas tidak melakukan kegiatan luar gedung secara rutin. Konfirmasi Penyebab masalah Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Kaliangkrik, maka

didapatkan penyebab masalah antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rangkap pekerjaan Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada balita Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal. Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara rutin Evaluasi belum optimal

H. Prioritas Penyebab Masalah Keenam masalah ini dapat pula ditelusuri dengan menggunakan fish bone analysis. Masalah - masalah tersebut selanjutnya akan diurutkan berdasarkan prioritas dengan menggunakan paired comparison. Diagram 1. Fish Bone
Money Man

Rangkap pekerjaan Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada balita

Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita 57 Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal

Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara rutin

Cakupan Balita dengan pneumonia yang ditangani sebesar 12,2% pada Januari-Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik dari target 100 %

Machine

Machine

Tabel 24. Paired Comparison 1 1 2 3 4 5 6 2 1 3 1 2 4 4 4 4 5 1 2 3 4 6 1 6 6 4 6 Total horizontal 4 2 1 5 0 3

Table 25. Penyebab Masalah pada bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik
No 1. 2. Penyebab Masalah 1 Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal. Rangkap pekerjaan Frekuensi 2 5 4 Persen 3 33,33% 26,67% Jumlah Kumulatif 4 5 9 Persen Kumulatif 5 33,33% 60%

58

3. 4. 5. 6.

Evaluasi belum optimal Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada balita Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara rutin

3 2 1 0

20% 13,33% 6,67% 0%

12 14 15 15

80% 93,33% 100% 100%

Diagram 2. Diagram Pareto

Penyebab masalah

Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi 3 penyebab masalah dari 6 penyebab masalah, dianggap sebagai penyebab masalah yaitu :

1. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal.


59

2. Rangkap pekerjaan 3. Evaluasi belum optimal

I. Alternatif pemecahan masalah

Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 26. Aletrnatif Pemecahan Masalah pada bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik
No 1. 2. Penyebab 1 Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal Rangkap pekerjaan Alternatif Pemecahan Masalah 2 Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia pada balita. mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia

3.

Evaluasi belum optimal

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan alternatif pemecahan masalah, sebagai berikut: 1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita 2. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
60

3. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan 4. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia.

J. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan 2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan 3. Menetapkan bobot kriteria keinginan 4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai tujuan 5. Skoring alternatif pemecahan masalah dengan cara : a. Memakai kriteria mutlak b. Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan. Matriks kriteria keinginan adalah: 1) Setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang ada 2) Angka nilai setiap alternatif tidak boleh melebihi bobot kriteria yang bersangkutan

61

3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan sementara 6. Menetapkan keputusan sementara 7. Menetapkan konsekuensi 8. Menentukan keputusan tetap dengan mempertimbangkan Langkah-Langkah 1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan

Tabel 27.Tujuan dan sasaran alternatif pemecahan masalah


No 1. Penyebab 1 Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal Rangkap pekerjaan Tujuan 2 Agar petugas kesehatan memahami dan megaplikasikan SOP dengan benar Untuk mengoptimalkan kinerja para petugas kesehatan Sasaran 3 Petugas kesehatan Alternatif Pemecahan Masalah 4 Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita

32 .

Petugas Kesehatan Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program

3.

Evaluasi belum Untuk meningkatkan optimal kedisiplinan petugas kesehatan dalam proses pelaksanaan kegiatan Memastikan kegiatan tidak menyimpang dari tujuan dan SOP serta meningkatkan mutu kinerja

Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia pada balita. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia

62

petugas kesehatan

2. Menentukan Kriteria Mutlak dan Kriteria Keinginan

a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Dana yang akan digunakan 2) Tenaga kesehatan yang tersedia 3) Waktu 4) Persiapan 5) Metode yang sederhana b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Efektif 2) Efisien 3) Teknik pelaksanaan mudah 4) Berkesinambungan 5) Peran serta masyarakat 3. Menentukan bobot kriteria keinginan Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Efektif b. Efisien c. Teknik pelaksanaan mudah d. Berkesinambungan e. Peran serta masyarakat : bobot 10 : bobot 9 : bobot 8 : bobot 7 : bobot 6

63

4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai tujuan : a. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita b. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan c. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan d. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia.

Tabel 28. Kriteria mutlak


Kriteria Dana Alternatif A B C D 1 1 1 1 Tenaga 1 1 1 1 Waktu 1 1 1 1 L/TL L L L L

Keterangan : 0 1 : tidak : ya

Berdasarkan hasil skoring kriteria mutlak, maka alternatif pemecahan masalah dinyatakan semua lulus, yaitu 1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita

64

2. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan 3. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia pada balita 4. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia

Tabel 29. Kriteria keinginan


No Alternatif Efektif Efisien Teknik Pelaksanaan Mudah Berkesinambu ngan
Peran Serta Masyarakat

270 216 210 261

1 2 3 4

A B C D

(10) 10x10 = 100 10x10 = 100 8x10 = 80 9x10 = 90

(9) 8x9 = 72 7x9 =63 7x9 = 63 8x9 = 72

(8) 8x8 = 64 5x8 = 40 5x8 = 40 4x8 = 32

(7) 6x7 = 28 1x7 = 7 3x7 = 21 7x7 = 49

(6) 1x6 = 6 1x6 = 6 1x6 = 6 3x6 = 18

Keterangan : a. Efektif b. Efisien c. Teknik pelaksanaan mudah d. Berkesinambungan e. Peran serta masyarakat : bobot 10 : bobot 9 : bobot 8 : bobot 7 : bobot 6

Berdasarkan hasil skoring kriteria keinginan didapatkan hasil sebagai berikut:

65

1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita 2. Mengadakan kegiatan lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia 3. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan 4. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia pada balita Keputusan sementara dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk sementara digunakan alternatif pemecahan masalah yaitu : 1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita 2. Mengadakan kegiatan lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia 3. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan 4. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia pada balita

Tabel 30. SWOT


No. 1 Variabel 1 Man Strength 2 Sosialisasi mudah dijalankan karena petugas kesehatan ikut berpartisipasi Weakness 3 Petugas kesehatan kurang memahami maksud Opportunities 4 Seluruh petugas kesehatan dapat memahami dan melaksanakan SOP dengan benar Threat 5 Kurangnya minat dan partisipasi dari petugas kesehatan

66

Materia l

Sudah adanya SOP

dari SOP itu sendiri Tidak tahu tempat penyimpanan SOP

Dapat mempermudah proses sosialisasi

Pelaksanaan pneumonia balita digunakan maksimal

SOP pada tidak secara

Money

Method

Sudah adanya anggaran dari Puskesmas Cara penyampaian sosialisasi SOP mudah dipahami dan menarik

Pencairan dana tidak tepat waktu Waktu Pelaksanaan Sosialisasi SOP kurang tepat

Dapat mempermudah proses sosialisasi Pelaksanaan sosialisasi SOP berjalan optimal

Penggunaan dana yang tidak tepat sasaran Gagalnya pelaksanaan sosialisasi SOP

Keputusaan tetap diambil berdasarkan analisis SWOT maka didapatkan pemecahan masalah dengan cara mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita. Plan of Action (POA) Tabel 31. Plan of Action Balita dengan Pneumonia

Tujuan Untuk meningkatkan cakupan balita dengan pneumonia

Sasaran Petugas kesehatan Puskesmas Kaliangkrik

Waktu Sabtu, 20 April 2013 pukul 09.00 WIB- selesai

Tempat Ruang rapat Puskesmas Kaliangkrik

Metode Diskusi dan tanya jawab

Biaya Sumber dana : anggaran Puskesmas Alokasi dana : Rp. 300.000,00

Penanggung jawab Kepala Puskesmas dan Kepala Staff pemegang program P2M

Indikator Cakupan balita dengan pneumonia >80%

67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari laporan hasil pengamatan manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas di Puskesmas Kaliangkrik maka didapatkan : Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan minimal) di Puskesmas Periode Januari Maret 2013. a. Mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013: 1. Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate 2. P2 ISPA (cakupan pneumonia balita yang ditangani) 3. Cakupan suspek TB paru 4. Cakupan kunjungan bumil (K1)

68

5. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 6. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk 7. Neonatal risti yang ditangani / dirujuk 8. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 9. BBLR yang ditangani 10. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 11. Jumlah bumil yang mendapat TT 2 12. Neonatal risti yang ada/ ditemukan 13. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) 14. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 15. Cakupan kunjungan neonatus Kn3 16. Imunisasi BCG 17. Imunisasi DPT 1 18. Imunisasi polio 1 19. Imunisasi campak b. Prioritas masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013: cakupan pneumonia balita yang ditangani. c. Analisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di Puskesmas Periode Januari Maret 2013: d. Penyebab masalah manajemendan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013:
69

i. ii. iii.

Rangkap pekerjaan Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada balita

iv. v.

Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal. Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara rutin

vi.

Evaluasi belum optimal

e. Urutan prioritas penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013: i. ii. iii. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal. Rangkap pekerjaan Evaluasi belum optimal

f. Alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013: i. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita ii. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan iii. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan

70

iv.

Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia.

g. Pengambilan keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013 adalah mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita h. Susunan rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013. B. Saran Untuk meningkatkan cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani oleh petugas P2M di wilayah Puskesmas Kaliangkrik, kami menyarankan hal hal sebagai berikut kepada Puskesmas Kaliangkrik: a. SOP harap disosialisasikan lebih maksimal. b. Pelatihan kepada kaderkader guna mengoptimalkan penanganan kasus pneumonia pada balita. c. Kerjasama antara bagian P2M ISPA (pneumonia pada balita) dengan bagian Promosi Kesehatan untuk menyusun jadwal rutin dalam melakukan penyuluhan tentang pneumonia pada balita kepada ibu yang mempunyai balita. d. Harap Kepala Puskesmas dan Kepala staf pemegang program P2M ISPA (pneumonia pada balita) melakukan monitoring dan evaluasi lebih optimal.
71

e. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan pneumonia pada balita.

DAFTAR PUSTAKA

Trihono, 2005, ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, Jakarta: Sagung Seto. Notoatmodjo, S, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar, Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI, 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Jakarta: Depkes. Depkes RI, 2006, Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Jakarta: Depkes. Depkes RI, 2006, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Jakarta: Depkes. Depkes RI, 2011. Visi dan Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia Budioro, B, 2002, Pengantar Administrasi Puskesmas, Semarang: Badan Penerbit Diponegoro. SPM Kabupaten Magelang, 2012 Profil Puskesmas Kaliangkrik, 2011 Proyeksi penduduk BPS kabupaten Magelang, 2012

72

Вам также может понравиться