Вы находитесь на странице: 1из 6

ADAKAH DOA KAFFARATUL MAJLIS ?

By Amin SaefullahMuchtar
Berdoa setelah selesai acara, yang kemudian populer dengan sebutan kafaratul majlis,
merupakan fenomena yang menarik perhatian Hal itu dapat dilihat dari munculnya berbagai
pertanyaan yang diajukan di seputaritu. Mudah-mudahan pembahasan ini dapat memperjelas
kedudukan doa kaffaratul majlis itu
Redaksi Doa Kafaratul Majlis
Padaumumnya, lafal doa kafaratul majlis yang sering diucapkan adalah sebagaiberikut:

Sejauh penelitian kami, lafal doa kafaratul majlis itu sangat beragam, dan hadis-hadisnya
disampaikan oleh beberapa orang sahabat, yaitu.
A. Versi Abu Barzah

Hadisinidiriwayatkan pula olehIbnu Abu Syaibah, Al-Mushannaf VI:41; Al-Bazzar, Musnad AlBazzar IX:295-296.
Keterangan di atas menunjukkan bahwa bacaan ini diucapkan oleh Nabi pada akhir hayatnya.
B. Abu Hurairah

? ? ? ? ?
? ? ?
? ? ? ? ?
? ? ? ? ??
? ?

Hadis ini diriwayatkan pula oleh Al-Haitsami, Mawaridud Dham-an I:588 ; At-Thahawi, Syarh
Ma'anil Atsar IV:289; Ahmad. Sedangkan pada riwayat Abu Daud menggunakan redaksi sebagai
berikut :

? ?
?
? ? ? ?
? ? ?
? ? ? ?
? ?? ?
Keterangan di atas menunjukkan bahwa riwayat Abu Huraerah ada dua versi; pertama bacaan ini
diucapkan apabila pada majlis itu banyak laghat-nya (ucapan-ucapan bathil/tidak bermanfaat),

serta pada lafalnya ada kalimat asyhadu. Kedua, bacaan ini diucapkan pada majlis
dzikir/kebaikan sebanyak 3 kali, serta pada lafalnya tidak ada kalimat asyhadu.
C. Jubair Bin Muth'im

? ? ? ? ? ??
? ? ? ? ?
? ? ? ? ? ??
? ? ?
? ? ? ?
? ? - ,
2: 138
Padariwayat at-Thabranilainnyadenganredaksi.






2: 139
D. Aisyah

? ?
? ? ?
? ? ?
? ? ? ?
? ?
? ? ?? ?

Hadis ini di riwayatkan pula oleh At-Thahawi, Syarh Ma'anil Atsar IV:290; At-Thabrani, alMu'jamul Ausath VII:166; Majma'uz Zawaid X:142, dengan redaksi sebagai berikut:

? ? ? ? ??
? ? ? ? ?
? ?? ?
? ? ? ? ?
?? ? ? ? ??
? ? ?
? ? -

Menurut Imam As-Suyuthi (Al-Jami'usShagir I:118), An-Nasai meriwayatkan pula hadis ini pada
kitabnya Amal ulya um wallailah dengan redaksi

? ? ? ?
? ?
? ? ? ? ?
? ? ?
? ? ? ?
?? ?
? ? ?
? ? ?? ? ?
E. Abdullah bin Mas'ud

? ? ? ? ?? @ ? ?
? ? ? ?? ? ? ??
? ? ? ? ?
? ? ?? ? ?
, 2: 54
Lafal doa ini diriwayatkan pula oleh At-Thabrani dengan tambahan kalimat asyhadu setelah
kalimat wabihamdika.
F. Rafi' binKhadij

? ? ? ? ?
? ? ? ? ?
? ? ?? ? ?
? ? ??
- , 4: 372
G. Az-Zubair bin Awam








-
, 7: 82
H. Anas bin Malik

()



10 : 141
I. AbulAliyyah






, . 321
()


, . 322
J. Abdullah bin Amr

()


10 : 142
K. Abu Umamah


,
- 1: 118
Paparan data di atas menunjukkan bahwa hadis-hadis tentang kafaratul majlis cukup
banyak. Namun jumlah inilah yang menyebabkan masalah itu menjadi tidak jelas
sunahnya. Hal itu dapat kita lihat dari aspek matan sebagaiberikut:
Secara redaksional, hadis tentang kafaratul majlis ini mengandung empat hal yang tidak dapat
dipastikan.
Pertama, tidak ada kepastian bagaimana sebenarnya redaksi bacaan yang diajarkan Jibril kepada
Nabi. Versi Abu Barzah, Abul Aliyyah, Abdullah bin Amr, Abu Hurairah, dan Abdullah bin
Mas'ud:



Versi Abu Hurairah yang lainnya dan Az-Zubair bin Awam:



Versi Jubair bin Muth'im:






Versi Aisyah, Rafi' bin Khadij, dan Anas bin Malik:

Versi Aisyah yang lainnya:



Versi Abu Umamah


Kedua, tidak ada kepastian tentang berapa kali bacaan-bacaan tersebut diucapkan. Pada riwayat
Abu Daud sebanyak 3 kali dengan redaksi



Padariwayat At-Thabranisebanyak 3 kali denganredaksi



Sedangkan pada riwayat Ibnu Suni sebanyak 10 sampai 15 kali tanpa disebutkan lafalnya, namun
hanya disebut istaghfara.
Ketiga,tidak ada kepastian tentang waktu pengucapannya. Menurut versi Abu Hurairah, di
ucapkan apabila pada majlis tersebut banyak ucapan bathil/sia-sia. Menurut Versi Abu Hurairah
lainnya pada majlis kebaikan dan dzikir. Menurut versi Az-Zubair bin Awam, diucapkan apabila
dikhawatirkan pada majelis itu terdapat ucapan-ucapan jahiliyah. Menurut versi Aisyah dan
Jubair bin Muth'im, diucapkan pada majlis apa saja, baik zikir maupun yang banyak ucapan
bathil/sia-sia. Yang perlu diperhatikan, apabila diucapkan pada majlis dzikir/kebaikan, maka
pengertian kafaratulmajlis menjadi tidak jelas.
Keempat, tidak ada kepastian tentang tempat pengucapannya. Menurut versi umumnya, tidak
disebutkan tempatnya, hanya disebut kafaratul majlis. Menurut versi Aisyah, diucapkan pada
suatu majlis atau ketika salat. Menurut versi Aisyah lainnya, ketika berdiri hendak meninggalkan
majlis. Menurut versi Aisyah lainnya, diucapkan oleh Rasul ketika melihat langit-langit
rumahnya. Menurut versi Aisyah lainnya, diucapkan oleh Rasul setelah selesai majlis, membaca
quran, dan selesai salat. Menurut versi Abdullah bin Mas'ud, diucapkan setelah berdiri. Menurut
versi Rafi bin Khadijdan Abu Umamah, diucapkan ketika hendak berdiri. Menurut versi AzZubair bin Awam, ketika berdiri.
Kenyataan ini menunjukkan ada sesuatu yang patut dicurigai dengan pemberitaannya. Hal itu
terbukti dengan ditemukannya beberapa rawi yang tidak dapat dipercayai periwayatannya, yaitu:

1.
A. Pada hadis Abu Hurairah riwayat Al-Haitsami At-Thahawi, dan At-Tirmidzi terdapat
rawi bernama Suhail bin Abu Shalih. Kata Ibnu Hajar, Shaduq (jujur), hapalannya berubah di
akhirhayatnya . Taqribut Tahdzib, I:23 4. Ad-Dzahabi berkata, Dia termasuk hafizh terkemuka,
namun dia menderita sakit yang mempengaruhi hapalannya.Siyaru A'lamin Nubala, V:459. Ali
al-Madini berkata, Saudara Suhail wafat, lalu hal ini mempengaruhinya, sehingga ia lupa
terhadap banyak hadis. An-Nubala, V:460. Yahya bin Ma'in berkata, Dia tidak kuat dalam
hadis MizanulI'tidal, III:339.
B.
Sedangkan pada riwayat Abu DaudterdapatrawiSa'id bin Abu Sa'id al-Maqburi.
Syu'bahberkata, Buruk hapalannya setelah ia tua Ibnu Sa'ad berkata, Dia tsiqat, tetapi 4 tahun
sebelum wafat, hapalannya berubah (pikun).Kitabul Mukhtalithin I:39. Al-Waqidi berkata,
Keadaannya sudah tua hingga pikun pada 4 tahun sebelum wafatnya.Tahqiq Tahdzibul Kamal
X:470. Ya'qub bin Syaibah berkata, Dia sudah tua, hapalannya berubah dan sebelum wafatnya ia
pikun. Tahqiq Tahdzibul Kamal X:470
2.
Pada hadis Anas riwayat At-Thahawi terdapat rawi bernama Usman bin Mathar. Ibnu hajar
berkata, Dia lemah. Taqribut Tahdzib I:396. Yahya bin Ma'in berkata, Dia lemah benar-benar
lemah Abu Zur'ah berkata, Haditsnya lemah Abu Hatim berkata, Haditsnya lemah,
haditsnya munkar, haditsnya serupa dengan hadits Yusuf bin 'Athiyyah Shalih bin Muhammad
Al bagdadi berkata, Haditsnya tidak akan dicatat Abu Daud dan Annasai berkata, Dia lemah.
Tahdzibul Kamal XIX:496-497. Bukhari berkata, Haditsnya munkar.Tahqiq Tahdzibul kamal,
XIX:497.
Kesimpulan: Doaka faratul majlis tidak disyariatkan

Вам также может понравиться