Вы находитесь на странице: 1из 6

23

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh pasien gagal ginjal kronis usia dewasa yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito, sedangkan populasi terjangkau yang digunakan adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito selama tahun 2004. Jumlah sampel minimum dihitung berdasarkan rumus (Kountur, 2004) sebagai berikut:
1 Z 2 p (1 - p ) N 2 n= 1 2 d ( N 1) + Z 2 p (1 p ) 2

Keterangan: n = jumlah sampel minimum N = jumlah populasi p = proporsi populasi Z1/2 = derajat konfidensi pada 95 % = 1,96 d = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran sampel = 10 % = 0,1 Dari perhitungan didapatkan sampel minimal sejumlah 78 pasien. Adapun kriteria dari pasien yang digunakan adalah: 1. Kriteria inklusi: a. Umur: 18-65 tahun b. Diagnosis utama gagal ginjal kronis c. Memiliki data catatan rekam medik yang lengkap. 2. Kriteria eksklusi: pasien dengan catatan rekam medik yang tidak ditemukan.

24

B. Waktu Penelitian Waktu penelitian yaitu tahun 2004 dengan mengambil data pasien diagnosis gagal ginjal kronis usia dewasa yang dirawat inap sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2004. C. Bahan dan Alat 1. Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah catatan terapi elektrolit natrium, kalium dan terapi gangguan asam basa yang terdapat dalam rekam medik pasien gagal ginjal kronis usia dewasa yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2004. 2. Alat penelitian Alat penelitian yang digunakan adalah kertas kerja dan rekam medik pasien gagal ginjal kronis usia dewasa yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2004. D. Definisi Operasional penelitian Variabel operasional dalam penelitian ini meliputi : terapi gangguan elektrolit, hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia, hiperkalemia, outcome normal, outcome membaik, dan outcome memburuk. Definisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Terapi gangguan elektrolit Adalah terapi untuk gangguan elektrolit natrium, kalium dan gangguan asam basa pada pasien dewasa dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2004. 2. Hiponatremia Adalah gangguan elektrolit natrium dengan kadar natrium serum di bawah 136 mEq/L yang diambil dari data elektrolit hasil pemeriksaan laboratorium pada

25

pasien dewasa dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2004. 3. Hipernatremia Adalah gangguan elektrolit natrium dengan kadar natrium serum di atas 145 mEq/L yang diambil dari data elektrolit hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien dewasa dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2004. 4. Hipokalemia Adalah gangguan elektrolit kalium dengan kadar kalium serum di bawah 3,5 mEq/L yang diambil dari data elektrolit hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien dewasa dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2004. 5. Hiperkalemia Adalah gangguan elektrolit kalium dengan kadar kalium serum di atas 5,5 mEq/L pada pasien dewasa dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2004. 6. Asidosis Adalah gangguan asam basa yang ditandai pH kurang dari 7,35 yang diambil dari data gas darah hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien dewasa dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2004. 7. Outcome normal Adalah konsentrasi elektrolit pasien dalam rentang nilai normal yaitu 136145 mEq/L untuk elektrolit natrium, 3,5-5,5 mEq/L untuk elektrolit kalium, dan pH 7,35-7,45. 8. Outcome membaik Adalah konsentrasi elektrolit lebih mendekat ke arah normal dibandingkan konsentrasi elektrolit sebelumnya. 9. Outcome memburuk Adalah konsentrasi elektrolit lebih menjauh dari normal dibandingkan konsentrasi elektrolit sebelumnya.

26

E. Cara Penelitian 1. Proses perijinan rumah sakit Sebelum memulai penelitian lebih dahulu peneliti melakukan perijinan ke rumah sakit yang akan menjadi tempat penelitiannya. Hal pertama yang dilakukan adalah peneliti meminta surat ijin dari Universitas Islam Indonesia fakultas MIPA Jurusan Farmasi yang ditujukan kepada Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Selanjutnya peneliti mengajukan ijin ke bagian pendidikan dan penelitian (DIKLiT) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan menyertakan proposal. 2. Melakukan survei Survei dimulai dengan observasi lapangan ke unit rekam medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Survei tersebut dilakukan untuk mengobservasi jumlah pasien gagal ginjal kronis usia dewasa yang menjalani rawat inap pada tahun 2004. 3. Pengambilan data Data yang digunakan adalah seluruh data pasien dewasa yang didiagnosis menderita gagal ginjal kronis yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2004. Untuk dapat mengambil data tersebut, peneliti harus meminjam rekam medik yang berisi catatan terapi pengobatan dengan cara mengisi tracer yaitu kartu untuk meminjam rekam medik. Pasien usia dewasa yang menderita gagal ginjal kronis di RSUP Dr. Sardjito sangat banyak, yaitu sejumlah 389 pasien sehingga dilakukan sampling terhadap rekam medik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic sampling dimana diambil satu rekam medik untuk setiap 4 nomor rekam medik. Digunakan proporsi populasi 0,5 karena belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga jumlah sampel yang diperoleh lebih besar. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah retrospektif, dimana dilakukan penelusuran terhadap tindakan yang dilakukan tenaga medis (dokter) kepada pasien gagal ginjal kronis usia dewasa yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2004. Data-data yang dicatat antara lain: nomor rekam medik, umur pasien, jenis kelamin, berat badan, asal daerah, keadaan pulang, diagnosis, keluhan yang muncul, terapi, dan hasil pemeriksaan laboratorium.

27

F. Analisis Hasil Analisis data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan ditafsirkan. Melalui analisis data ini akan diketahui: a. Defisit natrium Adapun langkah-langkah untuk mengetahui defisit natrium:

b. Defisit kalium Adapun langkah-langkah untuk mengetahui defisit kalium:

28

c. Kebutuhan bikarbonat Adapun langkah-langkah untuk mengetahui kebutuhan bikarbonat dan melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kebutuhan bikarbonat dan bikarbonat yang diberikan:

Вам также может понравиться