Вы находитесь на странице: 1из 10

Surat al-maidah termasuk golongan surat Madaniyyah.

Asbabun nuzul surat al-Maidah ayat 88 yaitu Ibnu Abbas mengatakan, bahwa kedua ayat ini (ayat 87-88) diturunkan sehubungan dengan seorang lelaki yang suatu ketika datang kepada Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, jika aku makan daging, syahwatku akan meninggi terhadap wanita. Oleh karena itu, aku mengharamkan daging atas diriku.(HRTirmidzi). Ibnu Abbas mengatakan bahwa kedua ayat ini diturunkan berkenaan dengan sepuluh orang sahabat, diantaranya Utsman bin Mazhun dan Ali bin Abi Thalib, yang telah sepakat untuk tidak berhubungan dengan istri, tidak makan daging, dan tidak makan sesuatu kecuali sekedar penguat badan. (HR. Ibnu Asakir) Yang dimaksud dengan kata makan ( ) dalam ayat ini, adalah segala aktivitas manusia. Pemilihan kata makan, disamping karena ia merupakan kebutuhan pokok manusia, juga karena makanan mendukung aktivitas manusia. Tanpa makan, manusia lemah dan tidak dapat melakukan aktivitas. Ayat ini memerintahkan untuk memakan yang halal lagi baik. Tidak semua makanan yang halal otomatis baik. Karena yang dinamai halal terdiri dari empat macam yaitu wajib, sunnah, mubah, dan makruh. [4] Prinsip halal dan baik hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan yang akan dimakan karena makanan itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap rohani. [5]

) )
Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih baik baginya.(Riwayat at-Tirmizi) Tidak ada halangan bagi orang-orang mukmin yang mampu, untuk menikmati makanan dan minuman yang enak, dan untuk mengadakan hubungan dengan isteri, akan tetapi haruslah menaati ketentuan-ketentuan yang ditetapkan syara, yaitu baik, halal dan menurut ukuran yang

layak dan tidak berlebihan, maka pada akhir ayat ini Allah memperingatkan orang beriman agar mereka berhati-hati dan bertakwa kepada-Nya dalam soal makanan, minuman, dan kenikmatankenikmatan lainnya. Janganlah mereka menetapkan hukum-hukum menurut kemauan sendiri dan tidak pula berlebihan dalam menikmati apa-apa yang telah dihalalkan-Nya. Setiap orang beriman diperintahkan Allah SWT untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (mengandung gizi dan vitamin yang cukup), jadi bagian ayat yang berbunyi halal dan baik mengandung makna dua aspek yang akan melekat pada setiap rezeki makanan yang dikonsumsi manusia. Aspek pertama, hendaklah makanan didapatkan dengan cara yang halal yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam hal ini mengandung mana perintah untuk bermuamalah yang benar. Jangan dengan cara paksa, tipu, curi, atau dengan cara-cara yang diharamkan dalam syariat Islam. Sementara dalam aspek baik atau tayyib adalah dari sisi kandungan zat makanan yang dikonsumsi. Makanan hendaknya mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan gizi berimbang adalah yang dianjurkan.
ANALISIS AYAT al-maidah 88

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. Halal di sini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara memperolehnya. Sedangkan baik adalah dari segi kemanfaatannya, yaitu mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein dan sebagainya. Makanan tidak baik, selain tidak mengandung gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan.
[2]

Kementerian Agama RI, Al-quran dan Tafsirnya, (Jakarta : Widya Cahaya, 2011),

jilid 2, hlm. 247-248


[3] [4]

DEPAG, Al-Quran dan Terjemahnya, Surabaya, 2002, Ibid, Kementerian Agama RI, jilid 3, hlm. 6

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Ciputat : Lentera Hati, 2001), vol.3, hlm. 173
[5]

1. 2.

3.

4.

Asbab Nuzul: Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ada seseorang berkata pada Nabi saw: sesungguhnya jika aku makan daging, akan tergerak syahwatku pada wanita. Maka aku haramkan makan daging. Kemudian turunlah ayat ini. (Asbabun Nuzul) Ibnu Abbas juga mengisahkan bahwa ada beberapa sahabat yang bersumpah: kami akan memotong kelamin, meninggalkan dunia, dan mengembara sebagaimana ruhbn. Kemudian sampai pada Nabi dan beliau bersabda: tapi aku puasa, tidur, dan menikah. Barang siapa membenci sunnahku, bukan ummatku. (Ad-Dur) Abdullah bin Rawahah bercerita saat istrinya tidak menyuguhi tamu lantaran menunggunya, lalu dia berkata: celaka kamu, kenapa harus menungguku. Aku bersumpah, makanan ini haram untukku. Istri dan tamu juga bersumpah sepertinya. Lalu dia mengajak mereka makan. Kemudian paginya beliau bercerita pada Nabi dan beliau bersabda: ahsanta: Kamu baik. (Ibnu Atiyyah) Anas bercerita: beberapa sahabat datang ke rumah istri Nabi dan bertanya amal beliau. Setelah mereka tahu, mereka berjanji tidak menikah, dan tidak tidur. Saat Nabi tahu, beliau melarangnya. (Al-Bukhari, Ibnu Katsir)

Kosa Kata: 1. La tuharrim: jangan menahan diri seperti barang haram, atau jangan berkata: saya haramkan hal ini padaku. (Zamakhsyari) 2. Hallan: menjadi hal kata razaqa. (Zamakhsyari) 3. Ath-Thayyibt: makanan yang enak, terbukti disandarkan pada ahalla. (Ibnu Atiyyah) 4. Kul: maksudnya konsumsilah, baik dengan memakan, minum, memakai, mengendarai, dll. (Ibnu Atiyyah) Asbab an-Nuzul Ath-Thabari dan al-Wahidi meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kedatangan seseorang kepada Nabi SAW. Sambil berkata : kalau saya makan daging, lalu saya terus akan mendatangi wanita-wanita, maka saya mengharamkan atas diri saya daging. Ayat ini turun meluruskan pandangannya itu. Riwayat ini ditemukan juga dalam sunan at-Tirmidzi. Riwayat lain yang sejalan dengan makna riwayat diatas menyatakan bahwa sejumlah sahabat Nabi SAW berkumpul untuk membandingkan amal-amal mereka dengan amal-amal Nabi SAW., dan akhirnya mereka berkesimpulan untuk melakukan amalan-amalan yang berat. Ada yang ingin shalat semalam suntuk, ada yang tidak akan menggauli wanita, dan ada juga yang akan berpuasa terus menerus. Mendengar rencana itu Nabi SAW menegur mereka sambil bersabda : sesungguhnya aku adalah yang paling bertakwa diantara kalian, tapi aku shalat malam dan juga tidur, aku berpuasa tetapi juga berbuka, dan aku kawin. Barang siapa yang enggan mengikuti sunnahku (cara hidupku), maka bukanlah ia dari kelompok (umat)ku (HR. Bukhari dan Muslim melalui Anas Ibn Malik).

Arti Yang Terkandung

Firman-Nya la tatadu / jangan melampaui batas dengan bentuk kata yang menggunakan huruf ta bermakna keterpaksaan, yakni diluar batas yang lumrah. Ini menunjukkan bahwa fitrah manusia mengarah kepada moderasi dalam arti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang wajar tidak berlebih dan tidak juga berkurang. Setiap pelampauan batas adalah semacam

pemaksaan terhadap fitrah dan pada dasarnya berat, atau risih melakukannya. Inilah yang di isyaratkan oleh tatadu. Larangan melampaui batas ini, dapat juga berarti bahwa menghalalkan yang haram, atau sebaliknya, merupakan pelampauan batas kewenangan, karena hanya Allah SWT yang berwenang menghalalkan dan mengharamkan. Pada masa jahiliyah kaum musyrikin mengatasnamakan Allah mengharamkan sekian banyak hal yang halal, sebagaimana akan terbaca dalam surah al-anam. Itu agaknya yang menjadi alasan sehingga ayat in dimulai dengan panggilan ya ayyuhaalladzinan amanu karena penghalalan dan pengharaman seperti itu bertentangan dengan keimanan. Selanjutnya, karena itu pula sehingga ayat berikut yang Masih berkaitan erat dengan ayat ini memerintahkan memakan sebagian apa yang telah dirizkikan olehNya kepada manusia dan memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah SWT karena orang-orang mukmin selalu bertaqwa kepada-Nya, dengan mengikuti apa yang diperintahkan-Nya, menjauhi larangan-Nya, menghalalkan apa yang halal dan mengharamkan yang haram. a. Makanan yang halal Kata Halalan dalam bahasa arab berasal dari kata Halla yang berarti lepas atau tidak terikat. Secara etimologi kata halalan berati hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya.[1] Makanan merupakan nikmat dari Allah dan Allah memberi petunjuk yang jelas tentang sesuatu yang halal dan haram. Makanan atau taam ialah apa saja yang dapat dimakan, dapat berupa sayur mayur, biji-bijian, buah-buahan, serta berbagai jenis daging dan ikan. Pada dasarnya semua barang yang ada di muka bumi ini menurut hukum aslinya adalah halal atau boleh dimakan.[2] b. Minuman yang halal Minuman atau syarab adalah semua jenis cairan yang dapat dikonsumsi. Hukum minuman itu sama dengan hukum makanan yaitu pada dasarnya diperbolehkan atau halal. Islam sangat memperhatikan kebaikan, kesehatan dan kesejahteraan umatnya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keadaan tubuh kita baik langsung maupun tidak langsung adalah makanan dan minuman. Makanan dan minuman halal dan thayyib akan berpengaruh baik terhadap tubuh dan kehidupan kita, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu masalah ini mendapat perhatian yang sangat penting dalam Islam. Pada hakekatnya semua makanan di muka bumi ini disediakan untuk manusia, tetapi ada kriteria tertentu yang menjadikan makanan atau minuman tertentu boleh dinikmati ataupun dilarang. Secara tegas dan jelas Al Quran telah menggariskan makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi kaum muslimin.

()
Artinya :Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah : 168) Menurut ayat diatas, makanan dan minuman harus halal dan thayyib, Makanan halal itu ada dua macam, yakni: Halal dari cara memperolehnya. Makanan yang yang akan dimakan diperoleh dengan cara yang dibenarkan oleh Allah, misalnya makanan itu kita dapatkan dari pemberian orang tua, dari hasil kerja keras, atau dari cara-cara halal lainnya. Makanan itu terbuat dari bahan yang halal, tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan menurut syariat. 1.2 Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal Manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal : Terjaga kesehatnnya sehingga dapat mempertahankan hidupnya sampai dengan batas yang ditetapkan Allah Swt Mendapat ridha Allah SWT karena memilih jenis makanan dan minuman yang halal Memiliki akhlaqul karimah karena telah menaati perintah Allah SWT sekaligus terhindar dari akhlak madzmumah (tercela). 1.3 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram A. Makanan yang haram : a. Haram aini, ditinjau dari sifat benda seperti daging babi, darang, dan bangkai. Haram karena sifat tersebut, ada tiga :

Berupa hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan seperti daging babi, anjing, ulat, buaya, darah hewan itu, bangkai dll.

()
Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah : 173) Dari ayat diatas jelaslah bahwa makanan yang diharamkan pada pokoknya ada 4:

Bangkai : hewan yang mati dengan tidak disembelih yaitu hewan yang matinya karena tercekik atau dicekik, dipukul dengan kayu atau dilempar sesuatu, terjatuh dari tempat tinggi Karena ditanduk binatang lain,dimakan binatang lain.[3] - Darah,daging babi,dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari tumbuhan seperti kecubung, ganja, buah, serta daun beracun. Minuman buah aren, candu, morfin, air tape yang telah bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya yang dimakan banyak kerugiannya. Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut, akan mati atau membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan lainnya. b. Haram sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkan olah agama. Haram sababi banyak macamnya, yaitu : Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi, menipu, merampok, dll. Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel, dll. Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti daging babi, miras, kemudian dibelikan makanan dan minuman. Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu menggandakan uang. Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar. Minuman yang haram dikonsumsi adalah minuman keras (khamar), yaitu semua jenis minuman beralkohol yang memabukkan, yang secara kimiawi membuat terjadinya perubahan sifat yang menyebabkan mabuk atau hilangnya fungsi akal jika diminum. 1.4 Menjelaskan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram. Diantara dampak dari makanan dan minuman yang haram adalah: a. Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt. alkohol), seperti: Kecerdasan menurun, cenderung lupa dan melakukan hal-hal yang negatif, Senang menyendiri dan melamun, Semangat kerja berkurangn c. e. f. g. 1.5 Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan a. Jenis-jenis binatang halal dimakan : Makan dan minuman yang haram dapat membahayakan kesehatan Menimbulkan permusuhan dan kebencian. Menimbulkan berbagai kejahatan atau kriminal.[4] d. Makanan dan minuman yang haram memubadirkan harta b. Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman keras yang mengandung

Binatang darat, antara lain : binatang ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, kuda, dan segala binatang yang baik yang tidak diharamkan. Binatang laut, semua binatang yang hidup di dalam air, baik berupa ikan maupun lainnya hukumnya halal dimakan, baik dalam keadaan mati karena ada penyebabnya , atau mati sendiri.

b. Jenis-jenis binatang yang haram dimakan : Haram karena binatang tersebut dapat hidup dalam dua alam, seperti katak, buaya, bekicot, kura-kura, dsb. Haram karena ada nas yang mengharamkannya, seperti himar (keledai), binatang buas (binatang bertaring), dan setiap burung yang berkuku tajam. Haram karena berbahaya dan diperintahkan untuk dibunuh, seperti ular, gagak, tikus, anjing galak, dan burung elang. Haram dimakan karena dilarang membunuhnya, seperti semut, lebah, burung hud-hud, dan burung suradi. Haram karena kotor (menjijikkan), seperti kutu, ulat, kutu anjing, kutu busuk, cacing, lintah, lalat, lebah, laba-laba, nyamuk, kumbang, dan sejenisnya.

BAB III PEMBAHASAN Dari landasan teori tentang SK-KD mata pelajaran fiqih madrasah tsanawiyah kelas VIII semester 2 yang telah saya jelaskan di atas, saya dapat menganalisis dan menelaah materi dan menghasilkan beberapa analisis sebagai berikut: a. Aspek materi dan keterkaitan materi Materi Fiqih kelas VIII semester 2 sudah sesuai dengan SK dan KD dan materi antar KD pun sudah saling terkait satu sama lain sehingga penjabaran tentang makanan dan minuman dalam hukum Islam sudah tercakup semua. b. Pendekatan Pembelajaran Dalam pembahasan di atas disebutkan bahwa struktur kurikulum kegiatan pembelajaran mata pelajaran fiqih madrasah tsanawiyah kelas VIII semester 2 kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan teori dan praktikum. Pada standar kompetensi mata pelajaran fiqih madrasah tsanawiyah kelas VIII semester 2 peserta didik ditekankan untuk: 1. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. Maka dari itu setelah standar kompetensi disampaikan, sebaiknya Guru melaksanaknan pembelajaran lewat teori juga praktikum kepada peserta didik, agar materi yang disampaikan lebih mudah untuk diingat dan dimengerti tentunya dengan pemilihan metode yang tepat guna.

BAB IV

PENUTUP A. Kesimpulan 1. Jenis Makanan yang halal dapat berupa sayur mayur, biji-bijian, buah-buahan, serta berbagai jenis daging dan ikan. Jenis Minuman yang halal yaitu semua jenis cairan yang dapat dikonsumsi. 2. Manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal :Terjaga kesehatnnya, Mendapat ridha Allah SWT, Memiliki akhlaqul karimah. 3. Jenis makanan yang haram ada 2 yaitu: haram sababi dan haram aini. 4. Minuman yang haram dikonsumsi adalah minuman keras (khamar), yaitu semua jenis minuman beralkohol yang memabukkan. 5. Dampak dari makanan dan miuman yang haram adalah: Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt.bisa merusak jiwa, dapat membahayakan kesehatan, menimbulkan permusuhan dan kebencian. 6. Jenis-jenis binatang halal :binatang darat dan binatang laut, sedangkan jenis binatang yang haram dimakan antara lain: binatang yang dapat hidup dalam dua alam, binatang yang haram karena ada nasyang menharamkannya, haram karena berbahaya, haram karena kotor (menjijikkan). B. Saran Demikianlah makalah ini saya buat yang mestinya tidak jauh dari kekurangan dan kesalahan, saya harap makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam memahami materi pembelajaran fikih dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu saran maupun kritikan yang konstruktif sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Al-Asyhar,Thobib.2003.Bahaya Rohani,Jakarat:Al-Mawadi Prima. Makanan Haram Bagai Kesehatan Jasmani dan

Dewi,Diana Candra.2007. Rahasia dibalik makanan haram.Malang : UIN-Malang press. Hasan,Ali.2000.Perbandingan Mahzab Fiqh.Jakarta : PT Raja Grafindo. Qardhawi,Yusuf.2000.M.Halal dan Haram dalam pandangan Islam.Jakarta : Robbaani Press. Diana Candra Dewi.Rahasia dibalik makanan haram,(Malang : UIN-Malang press.2007)hlm.41 [2] Yusuf Qardhawi,M.Halal dan Haram dalam pandangan Islam,(Jakarta : Robbaani Press.2000),hlm.47-48 [3] Ibid,hlm.54 [4] Ali Hasan, Perbandingan Mahzab Fiqh.( Jakarta : PT Raja Grafindo,2000)hlm.173
[1]

Вам также может понравиться