Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4.1 Hasil 4.1.1 Sampel Dietil Eter (C4H10O) Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan untuk Sampel Dietil Eter (C4H10O) Run I Massa Labu Erlemeyer Massa Labu Erlemeyer, aluminium foil, dan karet gelang Massa Labu Erlemeyer, aluminium foil, karet gelang dan cairan Volatil Massa Labu Erlemeyer dan air Massa air Massa cairan Volatil Suhu penangas air ketika cairan Volatil menguap Suhu air yang terdapat dalam Labu erlemeyer 34,70 gram 35,18 gram Run II 41,70 gram 42,50 gram
35,43 gram 100,97 gram 66,27 gram 0,25 gram 59oC 30oC
42,70 gram 105,42 gram 63,72 gram 0,2 gram 59oC 30oC
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan untuk Sampel Sampel Dietil Eter (C4H10O) Berat Molekul Run Praktek (gr/mol) 1 2 102,9 85,075 Berat Molekul Teori (gr/mol) % Ralat rata-rata
%Ralat
74,12
38,83 % 14,78 %
26,805 %
4.1.2
Sampel Kloroform (CHCl3) Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan untuk Sampel Kloroform (CHCl3) Run I Run II 41,70 gram 42,50 gram
Massa Labu Erlemeyer Massa Labu Erlemeyer, aluminium foil, dan karet gelang Massa Labu Erlemeyer, aluminium foil, karet gelang dan cairan Volatil Massa Labu Erlemeyer dan air Massa air Massa cairan Volatil Suhu penangas air ketika cairan Volatil menguap Suhu air yang terdapat dalam Labu erlemeyer
35,46 gram 100,97 gram 66,27 gram 0,28 gram 80oC 30oC
42,77 gram 105,42 gram 63,72 gram 0,27 gram 80oC 30oC
Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan untuk Sampel Kloroform (CHCl3) Berat Molekul Run Praktek (gr/mol) 1 2 122,73 122,15 Berat Molekul Teori (gr/mol) % Ralat rata-rata
%Ralat
119,38
2,8 % 2,32 %
2,56 %
4.2 Pembahasan Pada percobaan ini, hasil berat molekul yang diperoleh dapat dicari dengan menggunakan persamaan rumus gas ideal yaitu PV = nRT. Dimana hasil yang diperoleh untuk sampel Dietil eter diperoleh Berat Molekul 102,9 gr/mol untuk run I dan 85,075 gr/mol untuk run II. Bila dibandingkan dengan Berat Molekul teori sebesar 74,12 gr/mol maka % ralat rata-rata sebesar 26,805 %. Untuk sampel
Kloroform, diperoleh Berat Molekul 122,73 gr/mol untuk run I dan 122,15 gr/mol untuk run II. Bila hasil ini dibandingkan dengan Berat Molekul teori sebesar 119,38 gr/mol maka % ralat rata-ratanya adalah 2,56 %.
Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa ada hubungan antara suhu volume, waktu, dan laju penguapan, dimana bila suhu semakin tinggi maka laju penguapan akan semakin cepat. Hal ini disebabkan karena kalor yang lepas semakin besar untuk memutuskan ikatan hidrogen dan ikatan ini akan lebih cepat putus dan menyebabkan sampel cepat menguap sehingga waktu penguapan menjadi lebih kecil. Pada percobaan ini temperatur dan tekanan udara juga mempengaruhi perhitungan berat molekul Karena uap cairan volatil bukanlah merupakan gas ideal, maka sebenarnya di sini terjadi penyimpangan dari hukum gas sederhana PV = nRT. Sampel yang dipergunakan memiliki beberapa syarat agar dapat dianalisa dengan baik, seperti; mudah menguap sehingga udara yang ada di dalam erlenmeyer akan diusir oleh uap cairan volatil sehingga pada saat penimbangan akan diperoleh berat uap cairan volatil, namun cara ini memiliki kelemahan di mana uap cairan volatil dapat terikut keluar bersama udara. Untuk menghindarinya, tekanan uap cairan volatil diturunkan dengan cara memasukkan erlenmeyer dalam desikator. Akan tetapi, tidak semua uap dalam labu erlenmeyer mengembun menjadi cairan ketika ditempatkan dalam desikator juga terdapat massa uap yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk menghindari atau memperkecil % ralat percobaan, maka massa uap yang tidak mengembun diperhitungkan dalam perhitungan percobaan ini sebagai faktor koreksi. Pada penentuan Berat Molekul Volatil ini, berat molekul dari cairan volatil dapat dicari dengan rumus:
BM
W x R xT P xV
dimana : BM = berat molekul cairan volatil R T P V = 0,082 L.atm.mol-1.K-1 = suhu penangas air = tekanan cairan volatil = volume labu erlenmeyer
Setelah semua udara keluar, akhirnya uap cairan sendiri akan keluar sampai akhirnya uap ini akan berhenti keluar jika kesetimbangan telah tercapai yaitu tekanan uap cairan dalam labu erlenmeyer sama dengan udara luar (1 atm). Volume sama dengan volume labu erlenmeyer dan suhu sama dengan suhu penangas air.
Pada percobaan ini, labu erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dengan tujuan untuk menahan keluarnya uap cairan volatil dari dalam labu selama waktu perendaman dalam penangas air dan menjaga tekanan cairan volatil. Adapun faktor yang menyebabkan kesalahan pada percobaan ini sehingga terdapat perbedaan hasil praktek dengan teori antara lain : 1. Tingkat ketelitian dari hasil neraca analitik yang dipergunakan. 2. Adanya massa uap yang belum mengembun pada saat pengeluaran labu Erlenmeyer dari desikator. 3. Transfer panas dari air ke larutan volatil tidak sempurna karena dibatasi oleh kaca dan harga koefisien konveksi dalam percobaan ini tidak diperhitungkan. 4. Ketelitian praktikan pada waktu mengamati suhu (suhu pada waktu semua cairan volatil tepat habis menguap).