Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

64

BAB V ANALISIS HIDROLOGI


5.1. Tinjauan Umum
Untuk menentukan debit rencana, dapat digunakan beberapa metode atau cara. Metode yang digunakan sangat tergantung dari data yang tersedia, data data tersebut dapat berupa data debit sungai atau data curah hujan. Lokasi check dam direncanakan pada Desa Kedungrejo, Kecamatan Ngantang yang terletak 13 km dari hulu Kali Konto. Check dam dibangun pada hulu sungai agar lebih dekat dengan daerah penghasil sedimen yang terletak di hulu sungai. Perencanaan dam pengendali sedimen Kali Konto ini menggunakan data curah hujan dari stasiun yang berpengaruh pada daerah tersebut, yaitu : 1. Stasiun Hujan Kedungrejo 2. Stasiun Hujan Pujon

Kali Konto

Pujon Kedungrejo
Waduk Selorejo

Selorejo

Bendosari Check Dam 15


Lokasi Pekerjaan

Gambar 5.1. Peta SubDAS Kali Konto


TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

65

5.2. Curah Hujan Rata Rata Daerah Aliran


Curah hujan yang diperlukan untuk perencanaan dam pengendali sedimen adalah curah hujan rata rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada satu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau curah hujan daerah dan dinyatakan dalam mm. ( Suyono Sosrodarsono, Hidrologi Untuk Pengairan ) Metode yang digunakan adalah metode perhitungan rata-rata karena jumlah stasiun curah hujan yang terletak pada DPS hanya dua stasiun. Caranya adalah dengan menjumlahkan curah hujan pada tiap stasiun kemudian membaginya dengan jumlah stasiun yang ada. Metode ini masih memiliki banyak kelemahan karena tidak memasukkan pengaruh topografi. Metode ini dapat digunakan dengan hasil memuaskan apabila daerahnya datar dan penempatan alat ukur tersebar merata, serta curah hujan tidak bervariasi banyak dari harga tengahnya. Rumus : Rave = Di mana :
__

R1 + R2 + R3 + ......Rn n

R = curah hujan rata rata (mm)

R = tinggi curah hujan di stasiun i (mm)


A1-An = luas daerah pengaruh stasiun i (km2) Data curah hujan: Tabel 5.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tahun 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Nama Stasiun Kedungrejo Pujon 149 119 46,3 46,5 41,3 55,6 40,7 48,3 120 100,3 101,7 79,4 120 110 106 95 120 89 148,3 92,2 190 150

(Sumber : Perum Jasatirta I)

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

66

Perhitungan curah hujan harian maksimum rata rata dimulai dengan mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar ke yang terkecil pada tiap tiap stasiun. Perhitungan curah hujan rata rata daerah aliran selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 5.2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata Rata
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Stasiun Kedungrejo Pujon 190 150 149 119 148,3 110 120 100,3 120 95 120 92,2 106 89 101,7 79,4 46,3 55,6 41,3 48,3 40,7 46,5 Curah hujan rata - rata 170,000 134,000 129,150 110,150 107,500 106,100 97,500 90,550 50,950 44,800 43,600

5.3. Analisa Frekuensi


Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log Pearson III, Log Normal, dan beberapa cara lain. Metodemetode ini harus diuji mana yang bisa dipakai dalam perhitungan. Pengujian tersebut melalui pengukuran dispersi. Untuk melakukan pengukuran dispersi, terlebih dahulu harus diketahui faktor faktor berikut : 1. Harga rata rata ( X ) Rumus :
__
___

X=

X
i

2. Standar deviasi (Sx) Rumus :

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI


___ Xi X Sx = i =1 n 1 n 2

67

3. Koefisien Skewness (Cs) Rumus :


___ n X i X i =1 Cs = (n 1) (n 2) S 3 n 3

4. Koefisien Curtosis (Ck) Rumus :


___ n Xi X i =1 Ck = (n 1) (n 2) (n 3) S 3 2 n 4

5. Koefisien variasi (Cv) Rumus :


Cv = Sx
___

Untuk menghitung faktor faktor

tersebut, diperlukan parameter parameter

perhitungan faktor faktor tersebut, yang disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5.3. Parameter Uji Distribusi Statistik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Xr R(Xi) 170 134 129 110 108 106 98 91 51 45 44 1.086 98,727 (Xi - Xr) 71,273 35,273 30,273 11,273 9,273 7,273 -0,727 -7,727 -47,727 -53,727 -54,727 (Xi - Xr)^2 5.079,802 1.244,165 916,438 127,074 85,983 52,893 0,529 59,711 2.277,893 2.886,620 2.995,074 15.726,182 (Xi - Xr)^3 362.051,318 43.885,103 27.743,078 1.432,475 797,301 384,673 -0,385 -461,401 -108.717,600 -155.090,211 -163.912,252 8.112,099 (Xi - Xr)^4 25.804.384,833 1.547.947,267 839.858,638 16.147,898 7.393,157 2.797,623 0,280 3.565,373 5.188.794,524 8.332.574,070 8.970.470,543 50.713.934,206

Dari tabel di atas dapat dihitung faktor faktor uji distribusi sebagai berikut : 1. Harga rata rata ( X )
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
___

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

68

X = Xr =

__

1.086 = 98,727 11

2. Standar Deviasi (Sx)


Sx = 15.726,182 = 39,656 11 1

3. Koefisien Skewness (Cs)

Cs =

11x8.112,099 = 0,016 (11 1) (11 2) 39,656 3

4. Koefisien Curtosis (Ck)


Ck = 11x 50.713.934,206 = 12,424 (11 1) (11 2) (11 3) 39,656 3

5. Koefisien Variasi (Cv) Cv =


39,656 = 0,402 98,727

Tabel 5.4. Parameter Uji Distribusi Statistik dalam Log


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Xr R (Xi) 170 134 129 110 108 106 98 91 51 45 44 1.086 98,727 Log Xi 2,204 2,127 2,111 2,041 2,033 2,025 1,991 1,959 1,851 1,653 1,644 21,639 1,967 (LogXi - LogXr) 0,237 0,160 0,144 0,074 0,066 0,058 0,024 -0,008 -0,116 -0,314 -0,323 0,000 (LogXi - LogXr)^2 0,056 0,026 0,021 0,005 0,004 0,003 0,001 0,000 0,013 0,099 0,104 0,333 (LogXi - LogXr)^3 0,013 0,004 0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,002 -0,031 -0,034 -0,045 (LogXi - LogXr)^4 0,003 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,010 0,011 0,025

Dari tabel di atas dapat dihitung faktor faktor uji distribusi sebagai berikut : 1. Harga rata rata ( X )
___

Log X =

__

21,639 = 1,967 11

2. Standar Deviasi (Sx)

Sx =

0,333 = 0,182 11 1
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

69

3. Koefisien Skewness (Cs) Cs = 11x ( 0,045) = 0,912 (11 1) (11 2) 0,182 3


11x 0,025 = 0,063 (11 1) (11 2) (11 3) 0,182 3

4. Koefisien Curtosis (Ck)


Ck =

5. Koefisien Variasi (Cv) Cv = 0,182 = 0,092 1,967

Dari faktor faktor di atas dapat ditentukan metode mana yang bisa dipakai, seperti disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 5.5. Hasil Uji Distribusi Statistik Jenis Distribusi Normal Gumbel Log Pearson Log Normal Syarat Cs 0 Ck = 0 Cs 1,1396 Ck 5,4002 Cs 0 Cs 3Cv + Cv2 = 0,3 Perhitungan Cs = 0,016 Ck = 12,424 Cs = 0,016 Ck = 12,424 Cs = 0,912 Cs = 0,285 Kesimpulan
Tidak memenuhi Tidak memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi

5.3.1. Uji Sebaran Metode Chi Kuadrat


Pengujian kesesuaian dengan sebaran adalah untuk menguji apakah sebaran yang dipilih dalam pembuatan kurva cocok dengan sebaran empirisnya. Uji Chi

Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang


dipilih dapat mewakili distribusi statistik data yang dianalisis. Penentuan parameter ini menggunakan X2Cr yang dihitung dengan rumus :
n Efi Ofi X 2 Cr = Efi i =1 2

Di mana : X2Cr = harga Chi Kuadrat Efi Ofi n = banyaknya frekuensi yang diharapkan = frekuensi yang terbaca pada kelas i = jumlah data
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

70

Prosedur perhitungan uji Chi Kuadrat adalah : 1. Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil 2. Hitunglah jumlah kelas yang ada (K) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian kelas disarankan agar setiap kelas terdapat minimal tiga buah pengamatan.

n 3. Hitung nilai Ef = K
4. Hitunglah banyaknya Of untuk masing masing kelas. 5. hitung nilai X2Cr untuk setiap kelas kemudian hitung nilai total X2Cr dari tabel untuk derajat nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5% dengan parameter derajat kebebasan. Rumus derajat kebebasan adalah : DK = K ( R + 1 ) Di mana : DK K R = derajat kebebasan = kelas = banyaknya keterikatan ( biasanya diambil R = 2 untuk distribusi normal dan binomial dan R = 1 untuk distribusi Poisson dan Gumbel) Perhitungan : K DK = 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 11 = 4,460 5 = K(R+1) = 5(1+1)= 3

Tabel 5.6. Nilai Kritis untuk Uji Chi Kuadrat


DK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,995 0,0000393 0,1000 0,0717 0,207 0,412 0,676 0,989 1,344 1,735 2,156 0,99 0,000157 0,021 0,115 0,297 0,554 0,872 0,1,239 1,646 2,088 0,558 0,975 0,000928 0,05806 0,216 0,4848 0,831 1,237 1,690 2,180 2,700 3,247 0,95 0,00393 0,103 0,352 0,711 1,145 1,635 2,167 2,733 3,325 3,940 0,05 3,841 5,991 7,815 9,488 11,070 12,592 14,067 15,507 16,919 18,307 0,025 5,024 7,378 9,348 11,143 12,832 14,449 16,013 17,535 19,023 20,483 0,01 6,635 9,210 11,345 13,277 15,086 16,812 18,475 20,090 21,666 23,209 0,005 7,879 10,579 12,838 14,860 16,750 18,548 20,278 21,955 23,589 25,188

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

71

Untuk DK = 3, signifikasi () = 5 % maka dari Tabel 5.6 harga X2Cr = 7,815

n 11 Ef = = = 2,2 K 5
x = Rterbesar Rterkecil 2,204 1,644 = 0,140 = 5 1 K 1

1 x = 0,070 2 1 X awal = Rterkecil x = (1,644 0,070) = 1,574 2


Tabel 5.7. Hitungan X2Cr
Nilai Batas Tiap Kelas 1,574 < Ri < 1,714 1,714 < Ri < 1,854 1,854 < Ri < 1,994 1,994 < Ri < 2,134 2,134 < Ri < 2,274 Jumlah Ef 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 11 Of 2 1 2 5 1 11 (Ef Of)2 0,040 1,140 0,040 7,840 1,140 (Ef Of)2/Ef 0,018 0,655 0,018 3,564 0,655 4,910

Karena nilai X2Cr analisis < X2Cr tabel ( 4,910 < 7,815 ) maka untuk menghitung curah hujan rencana dapat menggunakan distribusi Log Pearson Type III.

5.4. Distribusi Curah Hujan Rencana


Analisis curah hujan rencana ini bertujuan untuk mengetahui besarnya curah hujan maksimum dalam periode ulang tertentu yang nantinya dipergunakan untuk perhitungan debit banjir rencana. Dalam perencanaan dam pengendali sedimen Waduk Selorejo, curah hujan rencana yang dipakai adalah curah hujan rencana dengan periode ulang 50 tahun. Oleh karena itu dicari curah hujan rencana untuk periode 50 tahun, berdasarkan curah hujan rata rata daerah aliran yang sudah diketahui.

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

72

5.4.1. Distribusi Log Pearson Type III


Perhitungan curah hujan rencana dengan metode Log Pearson III menggunakan parameter parameter statistik yang diambil dari Tabel 5.4. Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut : Nilai rata rata ( log X ) Deviasi standar ( Sx ) Koefisien Skewness ( Cs )
___

___

= 1,967 = 0,182 = -0,912

Logaritma data pada interval pengulangan atau kemungkinan prosentase yang terpilih
LogR = Log X + k S

Harga k tergantung nilai Cs yang sudah didapat, seperti terdapat pada Tabel 2.4, untuk Cs = -0,912 dengan periode ulang 50 tahun, nilai k = 1,549.

LogR = 1,967 + (1,549 0,182) = 2,249


R = 177,385 mm

5.5. Perhitungan Debit Banjir Rencana


Untuk menghitung debit banjir rencana digunakan hasil perhitungan intensitas curah hujan periode ulang 50 tahun. Besarnya debit rencana dapat ditentukan berdasarkan besarnya curah hujan rencana dan karakteristik daerah aliran sungai. Adapun data yang diperlukan adalah : 1. Luas DPS Kali Konto (A) = 102 km2 2. Panjang sungai (L) 3. Kemiringan Sunga(i ) = 13 km = 0,0214

5.5.1. Metode Haspers

Metode Haspers digunakan pada luas DPS < 300 km2 . Rumus : Q t = xxqxA = 0,1 x L 0,8 x i-0,30

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

73

=
1

1 + (0,012 xA 0, 70 ) 1 + (0,075 xA 0,70 )


A 0,75 t + 3,70 x10 0, 40 t x 12 t 2 + 15

Di mana : Q q A t L i

= 1+

= debit banjir rencana pada periode ulang tertentu ( m3/det) = koefisien limpasan air hujan = koefisien pengurangan luas daerah hujan = intensitas maksimum jatuhnya hujan rata rata (m3/det/km) = luas Daerah pengaliran sungai (km2) = waktu konsentrasi hujan (jam) = panjang sungai (km) = kemiringan sungai = 0,1 x L 0,8 x i-0,30 = 0,1 x 130,8 x 0,0214-0,30 = 2,466 jam 1 + (0,012 xA 0, 70 ) 1 + (0,075 xA 0,70 ) 1 + (0,012 x102 0,70 ) 1 + (0,075 x102 0, 70 )

Perhitungan : t t

= =

= 0,448
1

=1+ = 1+

t + 3,70 x10 0, 40 t A 0,75 x 12 t 2 + 15 2,466 + 3,70 x10 0, 40*2, 466 102 0,75 x = 1,361 12 2,466 2 + 15

= 0,734
Untuk t < 2 jam digunakan rumus :
r= t *r t + 1 0,0008(260 R)(2 t ) 2

Untuk t > 2 jam digunakan rumus :


r= t*R t +1

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

74

q=

r 3,6 * t

Di mana : R = curah hujan periode ulang tertentu (mm)


2,466 * 177,385 = 126,206 2,466 + 1 126,206 = 14,216 3,6 * 2,466

Dari perhitungan t diatas didapat nilai t = 2,466 > 2 maka : r


q Q

=
=

= xxqxA = 0,448 x 0,734 x 14,216 x 102 = 476,817 m3/det

5.5.2. Metode Rasional


Metode ini digunakan dengan anggapan bahwa DPS memiliki : Rumus : Q= Di mana : C I A Q = koefisien limpasan air hujan = intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) = luas daerah pengaliran (km2) = debit maksimum (m3/det)
2

Intensitas curah hujan merata diseluruh DPS dengan durasi tertentu. Lamanya curah hujan = waktu konsentrasi dari DPS. Puncak banjir dan intensitas curah hujan mempunyai tahun berulang yang sama. Luas DAS < 300 km2.

CxIxA 3,60

Intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus Mononobe :


R 24 I = 24 x 24 tc
3

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

75

Di mana : R tc = hujan maksimum (mm) = waktu konsentrasi (jam)

Waktu konsentrasi dihitung menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940), yang dapat ditulis sebagai berikut :

t c = 0,0133Lxi 0,6 Di mana : tc L S Data : A L R100 S = 102 km2 = 13 km = 0,0214 = 13.000 m = 177,385 mm = waktu konsentrasi (jam) = panjang sungai (km) = kemiringan sungai

t c = 0,0133Lxi 0,6 = 0,0133 x 13 x 0,0214-0,6 = 1,813 jam Intensitas hujan dapat hitung setelah tc didapat. I R 24 = 24 x 24 tc
2 3

I
I

177,385 24 = x 24 1,813 = 41,360 mm

Koefisien limpasan (C): Angka koefisien limpasan merupakan indikator apakah suatu DAS telah mengalami gangguan. Besar kecilnya nilai C tergantung pada permebilitas dan kemampuan tanah dalam menapung air. Nilai C yang besar menunjukkan bahwa banyak air hujan yang menjadi limpasan. Koefisien lipasan permukaan pada kajian ini dihitung berdasarkan pola penggunaan lahan hasil inventarisasi dari Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konversasi Tanah pada tahun 1997. Karena tata guna lahan di DPS Kali Konto termasuk campuran, maka nilai tetapan C diberikan bobot (weighted) untuk memperoleh nilai rata-rata tertimbang. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam tabel berikut :
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

76

Tabel 5.8. Perhitungan Koefisien Limpasan (C) di DPS Kali Konto


Penggunaan Lahan 1 2 3 4 Hutan Alam Hutan Industri Pemukiman Sawah Luas (km ) 49,9 34,1 10 8 102 48,922 33,431 9,804 7,841 100 0,25 0,30 0,25 0,20
2

% Luas

C x %Luas (%) 12,231 10,029 2,451 1,569 26,28

Perhitungan Debit Banjir dengan Metode Rasional Q = = CxIxA 3,60 0,263 x 41,360 x102 3,60

= 308,202 m3/det

5.5.3. Metode Melchior


Metode Melchior digunakan untuk luas DAS >100 km2. Rumus :

Q = x xqxA

=
T=

180 + 0,750 A 150 + A

1.000 L 3.600v

v = 1,315 .q. A.i 2 nF = a b = x 3,14 x 20 x 13 = 204,1 km2

= 0,52
Dimana : Q q A = debit banjir rencana pada periode ulang tertentu ( m3/det) = koefisien limpasan air hujan = koefisien pengurangan luas daerah hujan = intensitas maksimum jatuhnya hujan rata rata (m3/det/km) = luas Daerah pengaliran sungai (km2)
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

77

t L i Perhitungan :

= waktu konsentrasi hujan (jam) = panjang sungai (km) = kemiringan sungai

= =

180 + 0,750 A 150 + A 180 + 0,750 x102 150 + 102

= 1,018 nF = 204,1 km2 q = 4,1 m3/km 2/det


v = 1,315 .q. A.i 2 v = 1,315 0,52.4,1.102.0,0214 2 = 0,651 m/det T= T= 1.000 L 3.600v 1.000 x13 3.600 x 0,651

= 5,549 jam t = T = 5,549 0,41x 200 3,6 x 5,549 Rt = 0,41 R24 q =

= 4,102 4,1 m3/km 2/det cocok dengan diatas Q = 0,52 x 1,018 x 4,1 x 102 x = 196,307 m3/detik 177,385 200

5.5.3. Debit Banjir yang Dipakai


Dari hasil perhitungan metode metode di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

78
Tabel 5.9. Debit Banjir yang Dipakai

Metode
Haspers Rasional Melchior

Debit banjir 50 tahun (m3/detik) 476,817 308,202 196,307

Debit banjir yang digunakan adalah dari hasil perhitungan Metode Haspers, yaitu Q50 = 476,817 m3/det Untuk perencanaan dam pengendali sedimen Kali Konto digunakan Qdesign = 477 m3/det

TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang

Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)

Вам также может понравиться