Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANAMNESIS (1)
IDENTITAS PASIEN Nama Lengkap: Ny. E Umur: 37 tahun Status Perkawinan: Kawin
ANAMNESIS (2)
Keluhan Utama Batuk sejak 1 minggu. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan batuk disertai sesak napas yang semakin memberat sejak 1 minggu SMRS. Batuk produktif tidak disertai darah. Sesak terutama dirasakan saat beraktivitas dan sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang sepenuhnya. PND dan OP disangkal. Sesak napas seperti ini tidak pernah dirasakan pasien sebelumnya. Sekitar 4 hari SMRS, pasien berobat ke Puskesmas karena sesak semakin memberat. Pasien melakukan pemeriksaan dahak sewaktu dan hasilnya negatif. Pasien diberikan 4 macam obat (3 diantaranya rifampisin, etambutol, isoniazid). Pasien sudah minum obat tersebut selama 3 hari. Tidak terdapat nyeri dada ataupun riwayat kaki bengkak selama ini. Tidak ada riwayat demam dalam 2 minggu terakhir. Akhir-akhir ini pasien sering merasa mual dan mengaku memiliki riwayat maag. Semenjak sakit, terjadi penurunan berat badan sebanyak 4-7 kg. Keringat malam disangkal. Pasien tidak merokok, namun suami pasien adalah perokok aktif.
ANAMNESIS (3)
Riwayat Penyakit Dahulu Os menyangkal pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya. Pasien memiliki penyakit maag, tidak ada riwayat diabetes mellitus, hipertensi, asma dan penyakit jantung. Selama ini pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Di keluarga tidak ditemukan keluhan yang sama dengan pasien, tidak ada riwayat diabetes melitus, hipertensi, asma, dan sakit jantung di keluarga. Riwayat Kebiasaan:
Lingkungan paien merupakan perumahan padat penduduk. Tetangga pasien ada yang memiliki penyakit flu & batuk namun pasien tidak mengetahui penyakit yang mereka derita. Riwayat Makanan:
Semenjak sakit, pasien sering merasa mual, perut begah, dan tidak nafsu makan. Riwayat Alergi:
Berat Badan: 41 kg Kesan Gizi: kurang Sianosis: tidak ada Udema umum: tidak ada Habitus: astenikus Mobilitas: pasif
Auskultasi vesikuler (+) / , rhonki (-) / (-), wheezing (-) / (-) Perut : Lemas, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hati dan limpa tidak teraba Ginjal : Nyeri ketok CVA (-), Ballotement (-)
Rontgen Thorax
Oksigen 2 L / menit nasal kanul IVFD Asering + KCl 25 mEq dalam 8 jam Cefobactam 2 x 1gr Lakukan punksi pleura jika keadaan umum stabil
Rifampicin 1x450
INH 1x300 Pirazinamide 1x1250 Etambutol 1x1000 Ceftriaxon 3X1
Pumpitor 1X1
BK III 3x1 Neuralgin 1x1 Hepa Q 2x1 Imudator 1x1 Ranitidin 2x1 Meiact 2x1
EFUSI PLEURA
Pleura
Pleura visceral dan pleura parietal Bersambungan di sekitar hilus refleksi pleura Kemampuan dinamis untuk bergeser secara halus dan lancar Pleura parietal terbagi 4:
Kostal Diafragma Mediastinal Servikal
Witmer LM. Clinical anatomy of the pleural cavity & mediastinum. [Internet]. Available from: http://www.oucom.ohiou.edu/dbmswitmer/Downloads/Witmer-thorax.pdf
Nyeri Pleura
Miserocchi G. Physiology and pathophysiology of pleural fulid turnover. Eur Respir J, 1991; 10:219-25
Efusi Pleura
Kelebihan produksi (interstisial paru atau lokasi abnormal seperti pleura visceral dan rongga peritoneal) Kegagalan absoprsi (obstruksi limfatik) Penting untuk diagnostik: transudat vs eksudat
Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion. Am Fam Physician. 2006; 73(7):1211-20
Eksudat vs Transudat
Eksudat: 1. Rasio protein pleura/serum > 0,5
Eksudat
Pleuritis tuberkulosis: eksudat dengan limfosit yang dominan (>90% seluruh sel darah putih)
Marker TB di carian pleura: ADA/adenosin deaminase > 40 IU/L Interferron gamma >140 pg/mL Kultur cairan pleura, biopsi jarum pleura, torakoskopi Efusi penuh sel darah merah: keganasan, trauma, emboli paru
Light RW. Disorders of the pleura and mediastinum. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J. Harrisons principles of internal medicine. 18th editionl. New York: McGraw Hill; 2012
Transudasi
Hidrotoraks hepatik (sirosis, ascites) Emboli paru Nefrotik Dialisis peritoneal Obstruksi akibat sindroma kava superior Miksedema
PEMBAHASAN KASUS
Anamnesis
Batuk disertai sesak napas yang semakin memberat sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Batuk produktif tidak disertai darah. Sesak terutama dirasakan saat beraktivitas dan sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang sepenuhnya. Berat badan menurun 4-7 kg sudah 1 bulan ini suspek TB (riwayat OAT) dd/keganasan Rencana pemeriksaan sputum BTA
Pemeriksaan Fisik
Paru kiri: vocal fremitus melemah, bising ketok redup, penurunan suara napas vesikuler efusi pleura Cairan dalam rongga pleura:
menghalangi getaran suara mencapai dinding toraks vocal fremitus melemah bising ketok redup rintangan bagi bising vesikuler, alveolus tidak mengembang luas bunyi pernapasan lemah
Pemeriksaan Radiologis
Penumpulan sudut kostofreniku s kiri
Jumlah Sel
Hitung Jenis Sel Limfosit Monosit Neutrofil
1180
/L
<300
95 3 2 73 5 Negatif Negatif
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Laboratorium (03/092013)
Sputum Mikrobiologi BTA 1 BTA 2 BTA 3 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Hasil Nilai Normal
GD jam 06.00
68
mg/dL
<110
GD jam 09.00
84
mg/dL
<110
Tatalaksana
Simptomatik: torakosentesis teraupeutik dan obati penyebab. Efusi malignan: torakosentesis serial atau tube torakostomi+ pleurodesis (angka keberhasilan 80-90%) (Cochrane database 2004) Efusi TB: biasanya diresorpsi spontan dan tatalaksana pasien dengan TB aktif.
Sabatine MS. Pocket medicine. 4th ed. USA: Williams & Wilkins; 2011, part.2-11
Torakosentesis vs Pleurodesis
http://img.tfd.com/mk/T/X2604-T-14.png
http://www.asbestos.net/mesothelioma/treatment/~/me dia/AsbestosNet/OriginalImages/Pleurodesis.png?w=210&h=158&as=1
Rencana Terapi
Peningkatan SGOT (34, normal<27), sedangkan SGPT dalam batas normal
Lanjutkan OAT karena peningkatan SGOT dan SGPT <2x kadar normal
Amin Z, Bahar A. Pengobatan tuberculosis mutakhir. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2010, hal.2245.
Prognosis
REFERENSI
Amin Z, Bahar A. Pengobatan tuberculosis mutakhir. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2010, hal.2245.
Bahar A. Penyakit-Penyakit Pleura. Dalam: Soeparman, Sukaton U, Waspadji S, et al. Editor. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 1998; 785-97.
Khairani A, Syahruddin E, Partakusuma LG. Karakteristik Efusi Pleura di Rumah Sakit Persahabatan. J Respir Indo. 2012; 32:155-60 Witmer LM. Clinical anatomy of the pleural cavity & mediastinum. [Internet]. Available from: http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/Downloads/Witmerthorax.pdf
ORahilly R, Muller F, Carpenter S, Swenson R. Basic human anatomy: A regional study of human strucutre. [Internet]. Available from: http://www.dartmouth.edu/~humananatomy/index.html
Miserocchi G. Physiology and pathophysiology of pleural fulid turnover. Eur Respir J, 1991; 10:219-25 Light RW. Disorders of the pleura and mediastinum. Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion. Am Fam Physician. 2006; 73(7):1211-20 Sabatine MS. Pocket medicine. 4th ed. USA: Williams & Wilkins; 2011, part.2-11, 712. Diagnosis of tuberculosis disease: radiology. Diunduh dari: www.heartlandntbc.org/training/archives/tbin_20080923_1510.pdf.