Вы находитесь на странице: 1из 30

PENGERTIAN AMENORE ATAU TIDAK TERJADINYA MENSTRUASI

3:03 PM SEASON NO COMMENTS

Amenore (tidak menstruasi) Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder. Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause. Penyebab Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya. Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium. Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi. Penyebab amenore primer: 1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama) 2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata) 3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain) 4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin 5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X) 6. Obesitas yang ekstrim 7. Hipoglikemia 8. Disgenesis gonad 9. Hipogonadisme hipogonadotropik 10. Sindroma feminisasi testis 11. Hermafrodit sejati 12. Penyakit menahun 13. Kekurangan gizi 14. Penyakit Cushing 15. Fibrosis kistik 16. Penyakit jantung bawaan (sianotik) 17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal 18. Hipotiroidisme 19. Sindroma adrenogenital

20. Sindroma Prader-Willi 21. Penyakit ovarium polikista 22. Hiperplasia adrenal kongenital Penyebab amenore sekunder: 1. Kehamilan 2. Kecemasan akan kehamilan 3. Penurunan berat badan yang drastis 4. Olah raga yang berlebihan 5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme 6. Mengkonsumsi hormon tambahan 7. Obesitas 8. Stres emosional 9. Menopause 10. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal) 11. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid) 12. Prosedur dilatasi dan kuretase 13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan). Gejala Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore: 1. Sakit kepala 2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui) 3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa) 4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti 5. Vagina yang kering 6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: 1. Biopsi endometrium 2. Progestin withdrawal 3. Kadar prolaktin 4. Kadar hormon (misalnya testosteron) 5. Tes fungsi tiroid 6. Tes kehamilan 7. Kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating hormone) 8. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom 9. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa). Pengobatan Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut. 2. Dismenore Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Penyebab Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan. Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit. Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore memiliki kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenore. Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan oleh wanita hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan. Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: 1. Endometriosis 2. Fibroid

3. Adenomiosis 4. Peradangan tuba falopii 5. Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut. 6. Pemakaian IUD. Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun. Gejala Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah. Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pengobatan Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi. a. Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:istirahat yang cukup b. olah raga yang teratur (terutama berjalan) c. pemijatan d. yoga e. orgasme pada aktivitas seksual f. kompres hangat di daerah perut. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya.

Amenorrhea adalah suatu kondisi tidak terjadinya haid (menstruasi) pada masa pubertas maupun dewasa. Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi:

Amenorrhea primer, yaitu belum pernah haid hingga usia 16

tahun.

Amenorrhea sekunder, yaitu siklus haid berhenti selama 3-6

bulan atau berhenti sama sekali.

Apa penyebabnya ? Penyebab amenorrhea primer, antara lain: kelainan genetik, gangguan hipotalamus di otak (hipergonadotropik, hipogonadotropik), penyakit pituitari, tidak terdapat orgam reproduksi wanita, dan kelainan struktur vagina. Penyebab amenorrhea sekunder, antara lain: kehamilan, kontrasepsi, menyusui, stres, pengobatan tertentu, penyakit kronis, gangguan hormonal, badan terlalu kurus, olaharaga yang berlebihan, gangguan fungsi tiroid, tumor pituitari, pengangkatan rahim, dan menopause dini.

Apa gejalanya ? Gejala utama amenorrhea adalah tidak adanya haid selama 3 atau lebih periode secara berturut-turut namun tidak hamil, ataupun belum pernah mendapatkan haid hingga usia 16 tahun. Gejala utama tersebut mungkin akan disertai dengan gejala lainnya yang bergantung pada penyebab amenorrhea, antara lain: rambut rontok, sakit kepala, rambut di wajah berlebihan, dan sebagainya.

Bagaimana diagnosanya ? Pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter ahli kandungan dan juga dapat didukung dengan pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

TSH Prolaktin Luteinizing Hormone (LH) dan Folicie Stimulating Hormone

(FSH)

Progesteron
Pengobatan Pengobatan yang dilakukan ditentukan oleh faktor apa yang menyebabkan terjadinya amenorrhea tersebut. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala, ketidakseimbangan hormon dan mencegah komplikasi yang terkait dengan amenorrhea. Komplikasi Adapun komplikasi yang mungkin terjadi akibat dari amenorrhea, antara lain: infertilitas, osteopenia (penurunan kepadatan tulang), dan osteoporosis. Pencegahan Cara terbaik untuk menjaga siklus haid adalah dengan melakukan gaya hidup sehat.

Lakukan diet dan olahraga hingga mencapai berat badan ideal Imbangi kerja keras dengan istirahat dan rekreasi Hindari stres dan konflik di dalam hidup

Waspada dengan perubahan siklus haid: catat tanggal mulai

haid, tanggal selesai haid, dan bila ada gejala yang menganggu.

Prev Next Page:


Bengkak

Bengkak Dr.dr.Parlindungan Siregar SpPD.KGH Bengkak, dalam bahasa kedokteran disebut sebagai edema. Bengkak dapat terlihat di tungkai, tangan, muka, perut, dan paru. Bengkak adalah merupakan pengumpulan cairan di jaringan bawah kulit atau organ... Selengkapnya

Overactive Bladder

Overactive Bladder Overactive bladder, atau yang dikenal dengan istilah 'beser', adalah penyakit dengan gejala buang air kecil berkali-kali, tidak kurang dari delapan kali sehari yang sangat menganggu kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari. Penyebab Overactive... Selengkapnya
Hepatitis C

Hepatitis C Hepatitis C adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C. Hepatitis C dapat mengakibatkan kerusakan pada hati, dan akhirnya berkembang menjadi sirosis dan... Selengkapnya
Psoriasis

Psoriasis Psoriasis adalah penyakit kulit yang mempengaruhi siklus hidup sel-sel kulit. Psoriasis menyebabkan peningkatan produksi sel-sel yang cepat pada permukaan kulit, sehingga terbentuk sisik berwarna keperakan yang tebal, kering, gatal, dan... Selengkapnya
Hepatitis B

Hepatitis B Hepatitis B adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Hepatitis B yang berlangsung lama (kronis) dapat menyebabkan penyakit hati menahun, yaitu kanker hati atau sirosis (jaringan... Selengkapnya

Polisitemia Vera

Polisitemia Vera Politisemia vera adalah gangguan darah akibat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Tanpa pengobatan yang baik, polisitemia vera dapat mengancam jiwa. Apa penyebab polisitemia vera ? Polisitemia vera disebabkan... Selengkapnya
Sindrom Kelelahan Kronis

Sindrom Kelelahan Kronis Sindrom kelelahan kronis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kelemahan, berupa kurang tenaga dan lesu yang disertai dengan keluhan fisik, fungsional, sistem syaraf, dan kejiwaan. Kondisi ini dapat... Selengkapnya

Kanker Prostat

Kanker Prostat Apa itu Kanker Prostat ? Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi pria. Prostat merupakan kelenjar utama pada sistem reproduksi pria yang... Selengkapnya

Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual, seks oral dan seks anal atau perilaku seks yang tidak aman seperti berganti - ganti pasangan (seks... Selengkapnya

Lupus

Lupus Apa itu Lupus ? Lupus adalah penyakit peradangan kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ sendiri. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat mempengaruhi sistem tubuh yang berbeda... Selengkapnya
Thalassemia

Thalassemia Apa itu Thalassemia ? Thalassemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan / diwariskan, karena adanya kelainan genetik yang menyebabkan

ketidakseimbangan dalam sintesis atau produksi rantai globin. Akibatnya, produksi hemoglobin berkurang, kondisi... Selengkapnya
Preeklampsia

Preeklampsia Preeklampsia didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Jika tidak tertangani dengan baik, preeklampsia... Selengkapnya
Anemia

Anemia Apa itu Anemia ? Anemia adalah suatu kondisi tubuh di mana tidak memiliki cukup sel darah merah atau hemoglobin (Hb) untuk membawa oksigen yang memadai ke jaringan tubuh. Apa penyebab Anemia... Selengkapnya

Endometriosis

Endometriosis Endometriosis adalah penyakit pada wanita, di mana jaringan yang secara normal berada di lapisan dalam rahim (endometrium), tumbuh di luar rahim (implan endometrium). Endometriosis paling sering ditemukan di ovarium,... Selengkapnya
Kanker Payudara

Kanker Payudara Apa itu Kanker Payudara ? Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya pertumbuhan sel abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem saluran kelenjar susu, kemudian tumbuh menyusup... Selengkapnya

Kanker Leher Rahim

Kanker Leher Rahim Apa itu Kanker Leher Rahim ? Kanker leher rahim merupakan keganasan yang menyerang leher rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina).... Selengkapnya
Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemukan pada wanita dewasa. Saluran kemih yang dapat terinfeksi, meliputi ginjal, ureter (saluran ginjal), kandung... Selengkapnya

Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit Ginjal Kronis Apa itu Penyakit Ginjal Kronis ? Penyakit Ginjal Kronis / PGK (chronic kidney disease) adalah gangguan ginjal berupa gangguan struktural yang dapat diketahui dengan pemeriksaan pencitraan ataupun kelainan laboratorik... Selengkapnya
Hipertensi

Hipertensi Apa itu Hipertensi ? Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan tekanan darah di atas normal, umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering disebut sebagai silent... Selengkapnya

Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Kasus malaria banyak terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis.Apa gejalanya ?Pada... Selengkapnya

Demam Berdarah

Demam Berdarah Apa itu Demam Berdarah ? Demam berdarah atau demam dengue adalah demam virus akut yang umumnya disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi atau tulang, ruam, dan gejala ...Selengkapnya
Demam Tifoid (Penyakit Tifus)

Demam Tifoid (Penyakit Tifus) Demam tifoid, atau dikenal juga sebagai penyakit tifus, merupakan infeksi berat pada saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Apa penyebabnya ? Demam tifoid dapat ditularkan melalui... Selengkapnya

Demam

Demam Apa itu Demam ? Demam biasanya menunjukkan adanya suatu gangguan kesehatan yang sedang terjadi di dalam tubuh, terutama infeksi. Pada orang dewasa, demam menimbulkan rasa ketidaknyaman, namun biasanya tidak berbahaya,... Selengkapnya
Prediabetes

Prediabetes Prediabetes adalah suatu kondisi dimana kadar gula darah (glukosa) lebih tinggi dari nilai normal, tetapi belum cukup tinggi untuk masuk ke dalam kategori diabetes. Kondisi prediabetes yang terus berkelanjutan... Selengkapnya
Hipotiroid

Hipotiroid Hipotiroid adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Pada orang dewasa, hormon tiroid sangat dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Apabila hipotiroid tidak... Selengkapnya
Sindrom Metabolik

Sindrom Metabolik Sindrom metabolik adalah kumpulan berbagai gangguan metabolisme yang dapat meningkatkan risiko kesehatan di kemudian hari, antara lain: konsentrasi gula darah meningkat, gangguan metabolisme lemak, peradangan pembuluh darah kronis,... Selengkapnya
Amenorrhea

Amenorrhea Amenorrhea adalah suatu kondisi tidak terjadinya haid (menstruasi) pada masa pubertas maupun dewasa. Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi: Amenorrhea primer, yaitu belum pernah haid hingga usia 16 tahun.Amenorrhea sekunder, yaitu siklus haid... Selengkapnya

Kanker Tiroid

Kanker Tiroid Kanker tiroid terjadi pada sel-sel tiroid, yaitu suatu kelenjar yang terdapat di leher dan bentuknya menyerupai kupu-kupu. Tiroid memproduksi hormon yang berfungsi untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah,... Selengkapnya

Kanker Tulang

Kanker Tulang Apa itu Kanker Tulang ? Terdapat 2 jenis kanker tulang, yaitu primer dan sekunder. Kanker tulang primer merupakan kanker yang berawal di tulang, sedangkan kanker tulang sekunder terjadi akibat... Selengkapnya

Aritmia Jantung

Definisi Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: 1.
Amenorea primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi

2.

Amenorea sekunder

Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea <jumlah darah menstruasi sedikit>), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 5%

Penyebab Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:


Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat

Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal

Gambar 1. Himen Imperforata Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman

Gambar 2. Komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur Tanda dan gejala Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Perkembangan pubertas pada wanita normal digambarkan melalui Stadium Tanner yaitu : Usia Perkembangan Payudara Perkembangan Rambut Pubis Stadium Tanner (Perkembang an Payudara) Stadium Tanner (perkembanga n rambut Pubis) 1

Pertumbuh an Awal (8-10 tahun) Thelarche (9-11)

Papila payudara mulai menggunung Seperti Adrenarche

Belum ada rambut pubis

Seperti Adrenarche

untuk Stadium 2 Adrenarch e (9-11)

untuk Stadium 2 2 2

Puncak Pertumbuh an (11-13)

Menarche (12-14)

Dewasa (13-16)

Pemeriksaan Penunjang Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorea sekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh. Selain itu kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progestogen Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI. Terapi

Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat. A. Saluran reproduksi 1. 2. 3.
Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil) Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan Xlinkedsehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak) Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim Gangguan Indung Telur Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal Gangguan Susunan Saraf Pusat Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater

4.

5.

B. 1. 2. 3. C. 1.

2. 3.

e-NEWSLETTER

Masukkan e-mail untuk mendapatkan informasi terbaru dari klikdokter

Subscribe

Вам также может понравиться