Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA N 15 Padang SMA N 15 Padang merupakan salah satu SMA Negeri yang ada di Padang, dikepalai oleh Bapak Drs.H.M.Amin, M.Pd. Sekolah ini beralamat di Kubang Limau Manis Kecamatan Pauh Padang. SMA N 15 Padang memiliki 56 orang Guru PNS, 5 orang Guru non PNS, 2 orang tenaga administrasi PNS, dan 8 orang tenaga administrasi non PNS. Sekolah ini memiliki tingkat akreditasi B yang ditetapkan pada tanggal 09 November 2011. Dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang menunjang untuk proses belajar, seperti : ruang belajar / lokal, laboratorium IPA, laboratorium komputer, ruang OSIS, perpustakaan, ruang UKS, ruang BK, dan kantin. Jumlah siswa keseluruhan 824 orang, yang terdiri dari 19 lokal. SMA N 15 Padang ini memiliki : Luas tanah Luas bangunan Luas pekarangan Luas lapangan olah raga : 17514 m2 : 1765 m2 : 800 m2 : 14435 m2

34

35

4.1.2 Analisis Univariat 4.1.2.1 Lingkungan Sekolah Dari hasil penelitian dengan menggunakan angket untuk mendapatkan pengaruh lingkungan sekolah bagi responden diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Gambaran distribusi frekuensi lingkungan sekolah oleh siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang tahun 2013 Pengaruh lingkungan sekolah f % Positif 33 70,2 Negatif 14 29,8 Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa lebih dari separoh (70.2 %) remaja terpengaruh dari lingkungan sekolah.

4.1.2.2 Pengaruh Status Ekonomi Adapun hasil penelitian terhadap pengaruh status ekonomi terhadap responden diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

36

Tabel 4.2 Gambaran distribusi frekuensi status ekonomi oleh siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang tahun 2013 Pengaruh status ekonomi f % Rendah 28 59.6 Tinggi 19 40,4 Jumlah 47 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat lebih dari separoh remaja (59.6 %) memiliki status ekonomi yang rendah.

4.1.2.3 Kenakalan Remaja Adanya kenakalan remaja diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini yaitu : Tabel 4.3 Gambaran distribusi frekuensi kenakalan remaja oleh siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang tahun 2013 Kenakalan Remaja f % Beresiko 32 68.1 Tidak beresiko 15 31.9 Jumlah 47 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat, lebih dari separoh remaja (68.1 %) beresiko terhadap kenakalan.

37

4.1.3 Analisis Bivariat 4.1.3.1 Hubungan Lingkungan Sekolah Terhadap Kenakalan Remaja Pada penelitian ini dilihat hubungan antara lingkungan sekolah terhadap adanya kenakalan remaja berdasarkan tabel berikut ini, yaitu : Tabel 4.4 Gambaran distribusi frekuensi lingkungan sekolah terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang tahun 2013 Kenakalan Remaja Pengaruh Lingkungan Total Beresiko Tidak Beresiko Sekolah f % f % N % Positif 23 69.7 10 30.3 33 70.2 Negatif 9 64.3 5 35.7 14 29.8 Jumlah 32 68.1 15 31.9 47 100 X2 Tabel = 3.841 X2 Hitung = 0.201 df = (b-1) (k-1) = (2-1) (2-1) =1x1 =1

38

Hasil Uji Statistik (Chi-Square) Untuk Variabel di atas O E a 23 22.5 b 10 10.5 c 9 9.5 d 5 4.5 n 47 47 X2 Tabel = 3.841 (O-E) 0.5 -0.5 -0.5 0.5 (O-E)-0.5 0 -1 -1 0 [(O-E)-(0.5)2] 0 1 1 0 [(O-E)-(0.5)2] / E 0.000 0.095 0.105 0.000 0.201 X2 Hitung = 0.201

X2Hitung = 0.201 < X2 tabel = 3.841 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa remaja yang positif terpengaruh lingkungan sekolah dan beresiko melakukan kenakalan sebanyak 69.7 %. Sedangkan remaja yang negatif terpengaruh lingkungan sekolah dan beresiko melakukan kenakalan sebanyak 64.3 %. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai X 2 = 0.201, berarti X2 hitung < X tabel = 3.841. Ha gagal diterima, ini menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara lingkungan sekolah terhadap kenakalan remaja.

4.1.3.2 Hubungan Status Ekonomi Terhadap Kenakalan Remaja Dari penelitian ini dapat dilihat hubungan antara pengaruh status ekonomi terhadap kenakalan remaja berdasarkan tabel berikut ini:

39

Tabel 4.5 Gambaran distribusi frekuensi status ekonomi terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang tahun 2013 Kenakalan Remaja Total Pengaruh status ekonomi Beresiko Tidak Beresiko f % f % n % Rendah 18 64.3 10 35.7 28 59.6 Tinggi 14 73.7 5 26.3 19 40.4 Jumlah 32 68.1 15 31.9 47 100 2 2 X Tabel = 3.841 X Hitung = 0.491 df = (b-1) (k-1) = (2-1) (2-1) =1x1 =1

40

Hasil Uji Statistik (Chi-Square) Untuk Variabel di atas A B C D N 2 X Tabel = 3.841 O 18 10 14 5 47 E 19.1 8.9 12.9 6.1 47 (O-E) -1.1 1.1 1.1 -1.1 (O-E)2 1.21 1.21 1.21 1.21 (O-E)2 / E 0.063 0.136 0.094 0.198 0.491 X2 Hitung = 0.491

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa remaja yang memiliki status ekonomi tinggi 73.7 % beresiko melakukan kenakalan. Sedangkan remaja yang memiliki status ekonomi rendah 64.3 % beresiko melakukan kenakalan. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai X2 = 0.491, X2 hitung < X tabel =3.841, Ha gagal diterima, jadi ini menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara status ekonomi dengan kenakalan remaja.

41

4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Bivariat Analisis bivariat ini digunakan untuk melihat hubungan antara lingkungan sekolah dan status ekonomi terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang tahun 2013. Analisis ini dilakukan secara manual.

4.2.2.1 Hubungan Lingkungan Sekolah terhadap kenakalan remaja Pengaruh lingkungan sekolah pada siswa kelas XI IPS dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu positif dan negatif. Berdasarkan tabel 4.4 tentang hubungan lingkungan sekolah terhadap kenakalan remaja, siswa kelas XI IPS yang positif terpengaruh di lingkungan sekolah didapatkan 69.7 % yang beresiko melakukan kenakalan. Sedangkan siswa kelas XI IPS yang negatif terpengaruh lingkungan sekolah didapatkan 64.3 % beresiko melakukan kenakalan. Lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Anak remaja yang sudah duduk di bangku SMP dan SMA umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di

42

sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja di sekolah. Tidak mengeherankan kalau pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar. (Sarwono, 2012). Dari penjelasan tersebut, secara persentase menunjukkan adanya kecendrungan lingkungan sekolah mempengaruhi terjadinya kenakalan pada remaja. Berdasarkan uji statistik didapatkan tidak adanya hubungan lingkungan sekolah terhadap kenakalan remaja pada kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang.

4.2.2.2 Hubungan status ekonomi terhadap kenakalan remaja Pengelompokan status ekonomi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : tinggi dan rendah. Berdasarkan tabel 4.5 tentang hubungan status ekonomi terhadap kenakalan remaja, siswa kelas XI IPS yang positif status ekonomi tinggi 73.7 % beresiko melakukan kenakalan. Sedangkan siswa kelas XI IPS yang positif status ekonomi rendah 64.3 % beresiko melakukan kenakalan. Berdasarkan uji statistik didapatkan tidak adanya hubungan status ekonomi terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas XI IPS di SMA N 15 Limau Manis Padang. Pada saat masyarakat dunia menjadi semakin maju dan semakin meningkat kesejahteraan materiilnya, kenakalan dan kejahatan anak-anak maupun remaja juga ikut meningkat. Maka, ketika negara-negara dan bangsa-bangsa menjadi lebih kaya dan makmur, kemudian kesempatan untuk maju bagi setiap individu

43

menjadi semakin banyak, kenakalan dan kejahatan remaja justru semakin berkembang dengan pesat. Distribusi ekonomis dan distribusi ekologi dari orangorang yang berasal dari kelas-kelas sosial yang berbeda. Dengan sendirinya banyak kesenjangan antara si miskin dan si kaya. Peningkatan jumlah kenakalan dilakukan oleh remaja yang ekonominya rendah dengan pola subkultur kemiskinan, karena remajanya memiliki ambisi materiil yang terlalu tinggi dan tidak realistis. (Kartono,2010:33).

Вам также может понравиться