Вы находитесь на странице: 1из 2

EPC Proyek Konstruksi

Pada struktur organisasi proyek yang biasa, kita mengenal adanya konsultan perencana, sub kontraktor, supplier dan kontraktor yang berada dibawah koordinasi owner atau pemilik proyek.. Struktur organisasi ini menempatkan owner di tempat tertinggi dan perencana sebagai wakil dari owner di lapangan. Sementara kontraktor dan supplier berada dibawah koordinasi perencana. Keunggulan struktur seperti ini adalah, adanya spesialisasi tugas, sehingga hasil kerja dari masing-masing pihak optimal. Namun seringkali terjadi konflik antara perencana dan kontraktor karena kontraktor merasa desain dari perencana terlalu boros. Disaat kontraktor mengajukan revisi desain, akan sulit sekali me-lobby perencana untuk merubah desain dengan konsep yang dimiliki. Selain antra kontraktor dan supplier, sering terjadi kesalah pahaman sehingga spek barang yang disediakan tidak sesuai dengan gambar kerja, apalagi apabila terjadi revisi desain. Perselisihan ini pada akhirnya akan berujung pada saling klaim dari masing-masing pihak yang tentunya merugikan pemberi kerja.

Maka muncul istilah pemborong, yaitu kontraktor yang sekaligus berperan sebagai supplier. Struktur organisasi seperti ini lebih memudahkan koordinasi, terutama oleh konsultan perencana pada saat terjadi perubahan desain. Dalam perkembangan lebih jauh, muncul lagi proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) yang artinya adalah si pemberi tugas hanya menunjuk satu badan untuk mewujudkan keinginannya. Selanjutnya badan yang ditunjuk harus merencanakan sesuatu sesuai keinginan pemberi tugas, setelah disetujui, dari gambar kerja yang ada dilakukanlah pengadaan barang untuk selanjutnya dilakukan proses konstruksi. Proyek-proyek seperti ini sering disebut dengan proyek turnkey. Keuntungan dari proyek-proyek turnkey adalah owner tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra dalam mengkordinasi semua elemen dibawahnya. Selain itu, karena

dari proses perencanaan hingga pembangunan dilaksanakan oleh satu pihak, maka proses optimalisasi desain bisa dilakukan sepanjang proyek berlangsung dan lebih cepat dilaksanakan. Keuntungan yang diraih pemberi kerja tentu saja hasil kerja yang kemungkinan bisa lebih cepat, minimalisasi konflik dan mengurangi resiko adanya saling lempar tanggung jawab apabila terjadi kegagalan konstruksi. Secara sederhana praktek seperti ini sudah lama dilaksanakan oleh insinyur-insinyur yang bekerja perseorangan baik sipil maupun arsitek dalam merencanakan dan membangun rumah-rumah tinggal dimana proses perencanaan, pencarian material, dan proses konstruksi ditanggung-jawabkan kepada satu pihak. Kelemahan dari struktur seperti ini adalah Adanya resiko kegagalan konstruksi yang lebih besar karena biasanya kontraktor-kontraktor EPC berasal dari kontraktor maupun konsultan murni. Apabila proyek dimenangkan oleh kontraktor dengan basic konsultan, kemungkinan bangunan yang akan dibuat boros dalam pembiayaan. Apabila dimenangkan oleh kontraktor dengan basic pelaksana, sydah pasti harga akan efisien, namun resiko yang timbul akan lebih besar. Namun, dari semua sistem organisasi yang ada, pemberi kerja, masih punya wewenang penuh untuk memilih karena masing-masing struktur organisasi proyek memiliki sisi keunggulan masing-masing.

Вам также может понравиться