Вы находитесь на странице: 1из 33

HAND OUT (BAHAN AJAR)

MATA KULIAH MICRO TEACHING

Oleh: Saminanto, S.Pd., M.Sc

PRODI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2013
Micro Teaching | 0

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Hanya dengan berkah dan petunjuk-Nyalah, penulis selaku dosen dapat menyusun bahan ajar ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu diteladani dan diharapkan syafaatnya. Dalam proses perkuliahan dosen memiliki tugas membuat perencanaan perkuliahan, melaksanakan perkuliahan dan melakukan penilaian. Perencanaan perkuliahan meliputi pembuatan silabus perkuliahan, satuan ajar perkuliahan (SAP) yang dilengkapi dengan bahan ajar perkuliahan. Bahan ajar sangat penting dikembangkan untuk mendukung dan memberikan panduan perkuliahan terkait materi apa saja yang akan menjadi substansi dari suatu kompetensi yang akan di capai. Untuk itu dosen dalam melaksanakan perkuliahan diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar sendiri sesuai dengan kompetensi yang diinginkan. Dengan berbekal kemauan yang berdasarkan kebutuhan perkuliahan yang tertuang dalam silabus yang dijabarkan dalam SAP terwujudlah hand out/bahan ajar perkuliahan yang sederhana ini. Penulis menyadari dan memaklumi sepenuhnya bahwa bahan ajar ini jauh dari sempurna. Karenanya, segala kritik konstruktif dan saran perbaikan senantiasa diharapkan dan diterima dengan lapang dada dan senang hati untuk perbaikan penyusunan bahan ajar perkuliahan berikutnya. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga bahan ajar ini bermanfaat untuk perkuliahan. Hanya kepada Allah-lah penulismenyembah dan memohon pertolongan, semoga laporan penelitian yang sederhana ini bermanfaat. Amien ...

Semarang, 20 Februari 2013

Saminanto, S.Pd, M.Sc

Micro Teaching | 1

DAFTAR ISI

BAB I

PROFESIONALISME GURU ..........................................................................

BAB II8 KETRAMPILAN MENGAJAR ........................................................................ 20 BAB III TEHNIK DAN PROSEDUR MICR0 TEACHING .......................................... 29

Micro Teaching | 2

BAB I PROFESIONALISME GURU

Guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas pendidikan. Bila Gurunya memiliki kualitas akademik, berkompeten dan profesional, maka diharapkan proses pendidikan yang berjalan dapat optimal dan menghasilkan output lulusan yang kompetitif. Sebaliknya, bila Guru tersebut tidak memenuhi kualitas akademik, tidak berkompeten dan tidak profesional maka keseluruhan proses pendidikan tidak akan optimal. Untuk dapat menghasilkan Guru yang profesional maka upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi Guru mutlak diperlukan. Sebelum membahas bagaimana mengembangkan kompetensi guru, perlu dikemukakan terlebih dahulu, sebenamya apa yang dimaksud dengan sebuah profesi dan Guru yang profesional itu? Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan keahliannya (expertise). Ini berarti suatu pekerjaan/jabatan itu harus dikerjakan oleh orang yang sudah terlatih/disiapkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ciri-ciri profesi adalah: pertama, profesi merupakan seperangkat keterampilan yang dikembangkan secara khusus melalui seperangkat norma yang dianggap cocok dalam suatu masyarakat; kedua, seorang profesional dituntut untuk memiliki landasan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dalam waktu yang panjang selama pendidikan dan pelatihan, dan ketiga, seorang profesional harus berorientasi pada usaha memberikan layanan ahli serta dituntut untuk dapat mengevaluasi kerjanya sebagai balikan bagi upaya peningkatan (Nyoman Dentes, 1996).1 Nyoman Dentes menambahkan bahwa para ahli profesional di Indonesia merumuskan ciri-ciri utama profesi sebagai berikut: pertama, memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang crucial. Kedua, adanya tuntutan penguasaan keahlian keterampilan sampai tingkatan tertentu. Ketiga, memiliki perolehan keahlian/keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, tetapi melalui pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis melalui penggunaan metode ilmiah. Keempat, memiliki batang tubuh disiplin ilmu

Subijanto, "Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di Kabupaten Badung, Propinsi Bali" dalam Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Oikdasmen Oikti PLSP Kebudayaan, Oepartemen Pendidikan Nasional, 200]), h.5. Sebagaimana diakses melalui www.depdiknas.go.id.

Micro Teaching | 3

yang jelas, sistematis dan ekplisit, dan kelima, penguasaan profesi membutuhkan masa pendidikan yang relatif lama, pada jenjang perguruan tinggi.2 Menurut Encyclopedi Americana No. 28, disebutkan bahwa profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan profesional bila yang bersangkutan minimal mendapat pendidikan 1 tahun setelah SMA, dimana: pertama, proses pendidikan yang ditempuh merupakan wahana bagi sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan siswalsiswa yang mengikutinya. Kedua, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/klien, seorang profesional berpegang teguh kepada kode etik, yang pelaksanannya dikontrol oleh organisasi profesi, dan setiap pelanggaran kode etik dapat dikenakan sangsi. Ketiga, anggota suatu profesi mempunyai kebebasan untuk menetapkan judgement sendiri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya. Keempat, tanggung jawab profesional adalah komitmen kepada profesi berupa pelayanan sebaikbaiknya kepada masyarakat/klien dan praktik profesional itu otonom dari campur tangan pakar luar, dan kelima, sebagai imbalan dari proses pendidikan dan latihannya yang lama dan komitmen pada seluruh jasaJpekerjaannya sehingga seorang profesional mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan oleh karenanya berhak mendapatkan imbalan yang layak atau dengan kata lain "bertanda jasa". Ciri-ciri pekerjaan yang berkualifikasi profesional adalah: memerlukan persiapan atau pendidikan khusus (ijazah, sertifikat, pelatihan, dan sebagainya), membutuhkan pendidikan pra-jabatan, dan memenuhi persyaratan (administratif, dan akademik).3 Sedang kriteria pendidik profesional adalah: memberi pelayanan kepada masyarakat kampus, mengikuti pelatihan, memberi sumbangan bagi kode etik, tergabung dalam asosiasi profesi, melakukan publikasi karya ilmiah, mengikuti ujian dalam pendidikan tertentu dan pembatasan perilaku. Berdasarkan uraian di atas, hal mendasar yang semestinya dipahami berkaitan dengan profesi adalah kepedulian yang didasari atas kearifan atau pengabdian berdasarkan keahlian demi kemaslahatan orang lain. Frank. H. Blackington menyatakan: a profession must satisfy an indispensable sosial need and be based upon well established and sosially acceptable scientific principles, yakni bahwa sebuah profesi harus memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat diperlukan dan didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang diterima oleh masyarakat. Senada dengan itu, Nyron Lieberman menyatakan bahwa
2

lbid.
3

A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994), h.27-29.

Micro Teaching | 4

tekanan utama seorang profesional adalah terletak pada pengabdian yang harus dilaksanakan dari pada keuntungan ekonomi.4 Berkaitan dengan karakteristik profesional tersebut, pertanyaan yang patut diajukan adalah sudah optimalkah tenaga kependidikan nasional kita dalam melaksanakan tugasnya sebagai profesi? Dengan demikian, Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan bahwa Guru yang bermutu dapat diukur dengan lima indikator, yaitu: pertama, kemampuan profesional (professional capacity), sebagaimana terukur dari ijazah, jenjang pendidikan, jabatan dan golongan, serta pelatihan. Kedua, upaya profesional (professional efforts), sebagaimana terukur dari kegiatan mengajar, pengabdian dan penelitian. Ketiga, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (teacher's time), sebagaimana terukur dari masa jabatan, pengalaman mengajar serta lainnya. Keempat, kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match), sebagaimana terukur dari mata pelajaran yang diampu, apakah telah sesuai dengan spesialisasinya atau tidak, serta kelima, tingkat kesejahteraan (prosperiousity) sebagaimana terukur dari upah, honor atau penghasilan rutinnya. Tingkat kesejahteraan yang rendah bisa mendorong seorang pendidik untuk melakukan kerja sambilan, dan bilamana kerja sambilan ini sukses, bisa jadi profesi mengajarnya berubah menjadi sambilan. Guru yang profesional amat berarti bagi pembentukan sekolah unggulan. Guru profesional memiliki pengalaman mengajar, kapasitas intelektual, moral, keimanan, ketaqwaan, disiplin, tanggungjawab, wawasan kependidikan yang luas, kemampuan manajerial, trampil, kreatif, memiliki keterbukaan profesional dalam memahami potensi, karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan kurikulum. Khusus untuk Guru agama Islam, perlu diperhatikan penguasaan bidang agama Islam dan ketaatan dalam beribadah maupun amaliah sehingga ia mampu

mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap mata pelajaran yang diajarkannya (integrated curriculum) dan mampu menciptakan iklim pembelajaran dan lingkungan belajar yang Islami. Selain berkepribadian terpadu, cakap, bertanggungjawab, teladan, dan kompeten di bidangnya, Guru agama Islam yang profesional dituntut untuk beriman, bertaqwa, ikhlas,
4

Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Bandung: Gema lnsani Pers, 1995), h.173-175.

Micro Teaching | 5

dan berakhlak mulia.5 Al-Abrasyi menambahkan, bahwa Guru dalam pendidikan Islam hendaklah memiliki sifat zuhud, bersih, ikhlas, pemaaf, berperilaku kasih sayang pada murid layaknya orang tua pada anak, mengetahui watak murid, dan menguasai pelajaran.6 Al-Abrasyi memandang bahwa Guru adalah spiritual father atau bapak-rohani bagi seorang murid. Gurulah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu dan akhlak. Pendek kata, Guru agama Islam dituntut untuk memiliki sifat-sifat utama (fadlilah) dan karakter positif sebagai pendidik (akhlak al-karimah). Seterusnya, Guru agama Islam hendaknya menuntut ilmu tidak sekedar thalabu al- 'ilmi li dzat al- 'ilmi atau science for science, melainkan thalabu al- 'ilmi li mardlatillah7. Memang, semakin detail kualifikasi seorang Guru agama Islam diuraikan, semakin sulit mendapatkan figure tersebut. Akan tetapi, sebagai acuan untuk merealisasikan pendidikan yang unggul, berbagai karakter dan tipologi Guru agama Islam yang profesional tadi, merupakan suatu keniscayaan untuk dapat dicapai, dan oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan secara terus-menerus. Al-Ghazali cukup konprehensif dalam menjelaskan karakteristik ideal Guru agama Islam tersebut atas dasar kode etik yang patut dimilikinya. Bagi al-Ghazali, Guru agama Islam mestilah menerima segala problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka lagi tabah, bersikap penyantun dan penyayang (QS. 3: 159),8 tidak angkuh terhadap sesama (QS. 53:32),9tawadlu (QS. 15:88),10taqarrub (QS.98:5),11menghindari aktivitas yang siasia, lemah lembut pada anak, tidak pemarah, tidak menakutkan bagi anak, memperhatikan

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 37-45. Muhammad 'Athiyah al-Abrasyi, "al- Tarbiyah al-Islamiyah" dalam Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.136-141. lihat juga Ahmad Tafsir, IImu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h.77-85. lihat juha Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h.176-177. 7 Ibid. h. 136. 8 QS. Ali Imran (3: 159): "Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maajkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" 9 QS. An-Najrn (53:32): "(Yaifu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masihjanin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa ". 10 QS. AI-Hijr (15:88): "Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman". 11 QS. AI-Bayyinah (98:5): "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat,' dan yang demikian ifulah agama yang lurus ".
6

Micro Teaching | 6

pertanyaan mereka, menerima kebenaran dari anak yang membantahnya, mencegah anak mempelajari ilmu yang berbahaya, serta mengaktualisasikan ilmu yang dipelajarinya.12 Sayangnya, konsepsi Guru agama Islam ideal seperti itu harus disepelekan akibat perubahan modernitas dan pergeseran sosial-budaya. Profesionalisme kadang kala dimaknai secara sempit dengan slogan ada upah ada kerja, padahal, pekerja keras dan berat belum tentu mendapat upah yang setimpal dan layak. Bisa jadi, pekerta tanpa keringat mendapat upah jauh lebih besar dari selainnya. Pekerja profesional juga terlanjur dilembagakan (institutionalized), akibatnya pendidik yang secara individual patut disebut profesional, tidak diakui. UPah dan pengakuan, sebagaimana diuraikan terdahulu, memang menjadi kriteria profesionalisme pendidik, namun implementasinya tidak hanya menekankan kedua hal tersebut secara sepihak dengan mengesampingkan kriteria lainnya, semi sal professional capacity, professional efforts, link and match, dan bagi Guru agama Islam masih ada nilai tambah lagi, yaitu iman, taqwa, ikhlas, tawaddlu, taqarrub, dan lain sebagainya.

Performance Guru Perilaku Guru dirancang untuk menentukan seberapa baik para Guru dapat melaksanakan keterampilan mengajar minimum tertentu yang dipandang secara umum penting bagi pembelajaran efektif. Untuk mengukur efektifitas kemampuan perilaku Guru tersebut disusunlah instrumen uji kompetensi yang disebut dengan Teacher Performance Assessment Instruments atau TPAI. Sebagai sebuah pengukuran langsung bagi Guru yang sedang mengajar, TPAI ini berangkat lebih dari sekedar tes tertulis (paper and pen test), dimana dari situ kesimpulan dapat dibuat tentang bagaimana kualitas mengajarnya melalui pengetahuan Guru tentang konsep pendidikan pada umumnya. Sementara instrumen lainnya digunakan untuk mengukur apa yang diketahui oleh Guru tentang mata pelajaran, siswa, dan bagaimana perkuliahan tersebut dilaksanakan. Di sini TPAI menjadi sarana yang tepat untuk mengukur kemampuan Guru yang sedang mengajar. TPAI ini dirancang untuk pemberian sertifikasi mengajar guru dan dapat digunakan melalui berbagai cara, baik secara in-service educational development maupun pre-service teacher educational program. Sebenarnya apa isi instrumen TPAI tersebut? Secara singkat akan dijelaskan berikut ini.

12

Muhaimin, Op. Cit., h.175.

Micro Teaching | 7

Instrumen TPAI meliputi lima komponen, yaitu: pertama, rencana mengajar dan materi pelajaran guru (Teacher Plans and Materials atau TPM). Fokusnya adalah keterampilan mengajar yang berkaitan dengan persiapan mengajar. Guru yang diuji kompetensinya diminta untuk menyiapkan portofolio untuk satuan pembelajaran. Setelah mempelajari portofolio tersebut dan mewancarainya, para pengumpul data menilai seluruh item komponen yang terkait dengan perencanaan, pemilihan tujuan, dan penentuan bahan dan alat yang dipakai dalam pembelajaran. Kedua, langkah-Iangkah yang dilakukan oleh Guru di ruang kelas (The Classroom Procedures atau CP). Fokusnya adalah praktik pengajaran langsung di ruang kelas. Para pengumpul data menggunakan instrumen ini untuk mengidentifikasi praktik mengajar guru dalam setting ruang kelas yang sedang berjalan. Karenanya, pengamatan secara langsung di ruang kelas ketika Guru sedang mengajar menjadi sumber penilaian yang utama. Uji kompetensinya menyangkut metode dan teknik mengajar. Ketiga, kemampuan kepribadian (The Interpersonal Skills atau IS) yang menyatakan kompetensi dalam menciptakan iklim sosial yang menyenangkan, berupa sikap hangat dan bersahabat dalam mengelola interaksi di ruang kelas. Skor uji kompetensi ini juga didasarkan pada pengamatan langsung pada perilaku Guru selama proses pembelajaran di ruang kelas sedang berjalan. Keempat, standar profesional (The Professional Standards atau PS). Uji kompetensi ini tidak membutuhkan portofolio maupun observasi langsung, sebab tes ini menguji perilaku profesional Guru menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, serta keterlibatannya dalam berbagai kegiatan. Uji kompetensi ini dilakukan melalui interview dengan Guru tersebut, kolega, serta atasannya sebagai sumber utama penelilaian. Kelima, persepsi siswa (The Student Perceptions atau SP). Uji kompetensi ini menilai persepsi siswa terhadap perilaku mengajar gurunya di ruang kelas. Alat penilaiannya meliputi berbagai item yang ada dalam CP dan IS yang disusun sedemikian rupa mudah dipahami oleh siswa. Misalnya saja, siswa ditanya apakah mereka berpendapat bahwa gurunya bersahabat, memahami mereka, atau memotivasi perbuatan siswa. Jawaban siswa bisa berjenjang dari "tidak pernah", "kadang-kadang", sampai pada "sering". Sedangkan komponen kelima, yaitu Studens Perceptions (SP) instrumen dan indikatomya merupakan perpaduan antara Classroom Procedures (CP) dengan

Interpersonal Skills (IS) di atas. Hal itu dilakukan untuk tujuan validasi dan trianggulasi

Micro Teaching | 8

dari hasil penilaian guru tersebut. Seluruh komponen, intrumen dan indikator guru di atas bisa dijadikan sebagai salah satu model pemberian sertifikasi. Beranjak dari seluruh uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam rangka mewujudkan profesionalisme guru diperlukan serangkaian upaya dan proses peningkatan kualitas akademik, pengembangan kompetensi, pemberian pengakuan dalam bentuk sertifikasi, pemberian insentif yang layak, kesiapan SDM, dukungan politik, hukum, sosial, budaya, serta faktor terkait lainnya.

Peningkatan Kompetensi Guru Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru memiliki kesempatan meningkatkan kompetensinya melalui akses sumber belajar dan informasi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pendidikan lanjut, pelatihan, seminar dan lokakarya, serta kegiatan lain yang sejenis. Dalam penjelasan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan tentang empat kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik, meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Adapun definisi dari masingmasing kompetensi tersebut dalah : 1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Personal/Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dalam kerangka menjabarkan empat kompetensi tersebut berdasar dalam konteks UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, UUGD No. 14 Tahun 2005 dan PP.19 Tahun 2005
Micro Teaching | 9

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). , telah diterbitkan PERMEN no. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi bagi pendidik.Uraian sebagaimana terlampir :

Lampiran PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru; : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
Micro Teaching | 10

Mengingat

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU. . Pasal 1 (1) (2) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Mei 2007 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO Salinan sesuai dengan aslinya. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional,
Micro Teaching | 11

Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H. NIP 131479478

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

A.

KUALIFIKASI AKADEMIK GURU 1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanakkanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut. a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Micro Teaching | 12

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK* Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. 2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

Keterangan: Tanda * pada halaman ini dan halaman-halaman berikutmya, hanya untuk guru kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif.

B.

STANDAR KOMPETENSI GURU Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Micro Teaching | 13

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* sebagai berikut.

Tabel 3 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI GURU Kompetensi Pedagodik 1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. No. KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

1.1 Memahami karakteristik peserta didikyang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. 3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

Micro Teaching | 14

No.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN tujuan pembelajaran. 3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran. 4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. 4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara

Micro Teaching | 15

No.

KOMPETENSI INTI GURU santun dengan peserta didik.

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. 8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

Micro Teaching | 16

No.

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. 10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. 11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. 11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. 12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 14.3 Bekerja mandiri secara profesional. 15.1 Memahami kode etik profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru. 15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

10

Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi Kepribadian 11 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

12

13

14

15

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi Sosial

Micro Teaching | 17

No. 16

17

KOMPETENSI INTI GURU Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

16.2

17.1

17.2

17.3

18

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

18.1

18.2

19

Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

19.1

19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain. Kompetensi Profesional 20 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-masing guru mata pelajaran disajikan setelah tabel ini.

Micro Teaching | 18

No. 21

KOMPETENSI INTI GURU Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 21.1 Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. 21.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

22

23

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

24

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Micro Teaching | 19

BAB II 8 KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR

Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang sangat kompleks dan bersifat generik yang memerlukan latihan secara bertahap dan sistematis untuk menguasainya.Untuk keperluan latihan keterampilan ini dapat dipilah-pilah, tetapi pada akhirnya harus diterapkan secara utuh dan terintegrasi. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. 1. Ketrampilan Bertanya Ada yang mengatakan bahwa berpikir itu sendiri adalah bertanya.Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question). Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus
Micro Teaching | 20

menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut. a. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. b. Ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponenkomponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponenkomponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi. Contohnya : guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami atau belum jelas, atau guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa tentang materi lingkaran yang telah dibahas sebelumnya.

2. Ketrampilan Memberikan Penguatan Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan
Micro Teaching | 21

meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif. Contohnya : yaitupenguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/ kalimat yang di ucapkanseperti: bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamucerdas, setuju, ya, betul, tepat, dansebaagainya kepada peserta didik atas usaha yang dilakukan peserta didik.

3. Ketrampilan Mengadakan Variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : - Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement). - Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan
Micro Teaching | 22

variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

4. Ketrampilan Menjelaskan Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Contohnya : Guru terampil menjelaskan tentang materi bangun ruang, dengan menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar siswa lebih memahami.

5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

Micro Teaching | 23

Contohnya dalam membuka pelajaran yaitu guru bersikap bersahabat dan ramah kepada siswa agar siswa dapat bersahabat dengan guru, atau menunjukan gambar-gambar tentang materi yang akan dibahas sehingga siswa merasa penasaran dan termotivasi dalam belajar. Contoh menutup pelajaran yaitu dengan mengadakan evaluasi agar mengetahui tingkat pemahaman siswa.

6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. Contohnya guru mampu mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan dan guru secara bijaksana dapat mencegah siswa yang sering memonopoli pembicaraan.

7. Ketrampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.Pengajaran
Micro Teaching | 24

kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif. Contohnya :Mengembangkan supervisi proses lanjut guru berkeliling sehingga sebagai nara sumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan dan sebagai interaksi guru dan siswa untuk secara langsung memberi tutorial, sebagai pemimpin diskusi, atau sebagai katalisator untuk meningkatkan siswa dalam belajar dan berfikir melalui pertanyaan, komentar, dan nasehat. Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.

APLIKASI DELAPAN KETRAMPILANMENGAJAR 1. Ketrampilan Bertanya Guru : Bu guru akan memberi beberapa pertanyaan tentang materi bangun ruang yang telah kita pelajari sebelumnya. Bu guru akan memberi waktu 10 menit untuk kalian berfikir. Setelah 10 menit berfikir, bu guru akan menunjuk salah satu dari kalian. Jadi kalian mempunyai kesempatan yang sama untuk ditunjuk dan menjawab. Pertanyaannya (ada berapa diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada bangun ruang kubus).
Micro Teaching | 25

2. Ketrampilan Penguatan Guru : Bu guru akan memberikan tugas kepada kalian semua. Tugas dikerjakan sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Kelompok yang pekerjaannya paling bagus akan mendapatkan nilai yang paling tinggi. Ibu berharap kalian mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan kompak. 3. Ketrampilan Mengadakan Variasi Guru : kemarin ibu telah member soal kepada kalian, dan kalian telah memecahkan/mengerjakan soal tersebut. Sekarang bergantian kalian yang membuat soal secara mandiri dan bisa mengerjakan soal yang telah dibuat. setelah itu kalian maju kedepan untuk mempresentasikan soal dan jawaban yang telah kalian buat. 4. Ketrampilan Menjelaskan Guru : anak-anak hari ini kita akan mempelajari lingkaran, lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik tetap. Titik tetap tersebut disebut pusat lingkaran dan jarak yang sama disebut jar-jari. Coba kita lihat disekitar kita. Banyak benda disekitar kita yang berbentuk lingkaran. Contohnya : Roda, piring yang berbentuk lingkaran, mainan anak-anak yang berbentuk lingkaran, uang logam. 5. Ketrampilan Membukan dan Menutup Pelajaran Membuka : Guru : Assalamualaikum,. Sebelum kita mulai pelajaran, bagaimana kabarnya?Sudah siap menerima pelajaran? Sebelum kita mulai pelajaran, kita ingat-ingat materi pertemuan kemarin, apa yang dimaksud persegi dan persegi panjang? Dan bagaimana sifat-sifat keduanya? Hari ini kita akan membahas tentang keliling dan luas persegi panjang. Tujuannya agar anak-anak dapat menghitung keliling dan luas persegi panjang.Coba kita lihat benda disekitar kita yang berbentuk persegi dan persegi panjang.Dengan mengetahui rumus persegi dan persegi panjang, anak-anak dapat menghitung benda-benda disekitar.Seperti menghitung keliling dan luas kamar, rumah, papan tulis. Menutup : Dari apa yang kita pelajari hari ini, kita dapat menyimpulkan bahwa keliling persegi yaitu (4 x s) dan luas persegi yaitu (s x s). selanjutnya tugas, buka
Micro Teaching | 26

LKS halaman 41. Soal 1-10 dikerjakan.Dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Sebelum mengakhiri pertemuan hari ini, mari kita mengucapkan hamdalah bersama-sama, Alhamdulillah.. semoga pelajaran hari ini bermanfaat, amin.. wassalamualaikum wr.wb 6. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Guru : anak-anak hari ini kita akan berdiskusi, ibu akan membagi kedalam 6 kelompok. Karena jumalah siswa dikelas ini 30 maka perkelompok terdapat 6 siswa. Ibu akan membagi kelompoknya. Setiap kelompok, tunjuk satu untuk jadi ketua dan yang maju menerangkan. Ibu akan membagi tugas yang berbeda pada masing-masing kelompok. Guru berkunjung kekelompok 1 : gimana diskusinya? Apa ada kesulitan? Yang belum faham bisa Tanya kepada temannya yang sudah faham, atau yang sudah menguasai dapat menjelaskan kepada temannya yang belum faham tentang permutasi yang dibahas pada kelompok 1. Nanti tunjuk satu diantara kelompok 1 ini untuk maju kedepan, menjelaskan kepada kelompok lain. Kemudian guru berkunjung ke kelompok 2,3,4,5, dan 6. Dan melakukan hal yang sama seperti hal yang dilakukan pada kelompok 1. 7. Ketrampilan Mengelola kelas Guru : hari ini kita akan berdiskusi tentang materi aritmatika social. Silahkan berkelompok ke kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok melingkar agar diskusi lebih efektif. Kelompok pertama melingkar depan kanan, kelompok kedua melingkar belakang kanan, kelompok ketiga melingkar belakang kiri, dan kelompok keempat melingkar depan kiri. Masing-masing kelompok akan saya berikan soal yang berbeda. Kalau ada yang belum jelas bisa ditanyakan kepada ibu. Masing-masing kelompok nanti akan mempresentasikan hasilnya. Dan kelompok lain diharapkan memperhatikan hasil diskusi kelompok yang mempresentaiskan di depan. Yang tidak memperhatikan atau mengganggu suasana kelas akan ibu beri teguran.

8. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Guru : hari ini kita akan membahas bangun datar. Kalian sudah pada dikelompok yang ditentukan sebelumnya ?setiap kelompok membahas materi yang berbeda. Kelompok pertama persegi, kelompok 2 persegi panjang, kelompok 3 jajar genjang,
Micro Teaching | 27

kelompok 4 trapesium, kelompok 5 belah ketupat. silahkan didiskusikan sifat-sifat yang terdapat pada masing-masing bangun datar dikelompok masing-masing. Ibu akan memberikan waktu 15 menit untuk berdiskusi. Setelah itu satu persatu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Silahkan kelompok lain member pertanyaan, tanggapan atau tambahan. Kelompok yang akan memberikan tanggapan harap mengangkat tangan(perwakilan) agar yang berbicara teratur. Dan diharapkan setiap kelompok yang memberikan tanggapan tidak dimonopoli seorang saja, tapi diharapkan semua anggota kelompok bergantian memberikan partisipasinya.

Micro Teaching | 28

BAB III TATA TERTIB DAN PROSEDUR MICRO TEACHING

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KETENTUAN TEKNIS PERKULIAHAN MICRO TEACHING FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010-2011 1. Matakuliah micro teaching merupakan perkuliahan dengan bobot 2-4 SKS, yang terdiri dari 15 % materi teoritik dan 85 % praktik (latihan mengajar) 2. Perkuliahan micro teaching dilaksanakan di laboratorium micro teaching Fakultas Tarbiyah 3. Pada saat praktik, setiap mahasiswa melakukan praktik micro dengan durasi waktu 15 menit dan dilakukan evaluasi oleh dosen micro 4. Praktik micro teaching dilaksanakan dengan memanfaatkan peralatan laboratorium micro teaching 5. Setiap mahasiswa dikenai biaya perkuliahan praktikum micro teaching dan akan mendapatkan CD hasil praktik mengajar (biaya praktikum ditentukan oleh pengelola Lab. Pendidikan) 6. Selama perkuliahan berlangsung, mahasiswa WAJIB mengenakan pakaian HITAM PUTIH, berjilbab warna putih (khusus mahasiswi), memakai sepatu hitam dan berkaos kaki 7. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan teknis ini akan diatur kemudian

Semarang, 20 Pebruari 2013 An. Dekan, Pembantu Dekan I

DrS. H. Sodiq, M.Ag

Micro Teaching | 29

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENGUMUMAN Berdasarkan ketentuan teknis pelaksanaan perkuliahan micro teaching Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semester genap tahun akademik 2010-2011, maka: 1. Mahasiswa micro dikenakan biaya praktikum micro teaching (termasuk pemrosesan CD) sebesar Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) per orang 2. Pembayaran dilaksanakan secara kolektif (dikoordinir) oleh ketua kelas 3. Pembayaran dilaksanakan paling lambat pada tengah semester ( Akhir April 2011) 4. Pembayaran dilaksanakan melalui transfer ke : Bank Jawa Tengah Capem IAIN Walisongo An. LAB. PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH Nomor rekening : 2-056-00719-1 5. Ketua kelas/petugas transfer menunjukkan bukti pembayaran dari Bank ke pengelola Laboratorium Pendidikan Fakultas Tarbiyah

Semarang, 20 Pebruari 2013

Kepala Lab. Pendidikan Fakultas Tarbiyah

Micro Teaching | 30

FORMAT PENILAIAN (LEMBAR OBSERVASI) PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICROTEACHING FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG

Nama : Kelas : Peer Teaching Pengajaran : Utama/Ujian *)

Materi Pokok : ..... Team Teaching: .

Petunjuk : Lingkarilah angka yang anda anggap sesuai, mulai dari angka 1 (lemah) sampai angka 10 (sempurna) No. 1 ASPEK KETERAMPILAN Perencanaan Pembelajaran dan Pengorganisasian Kelas INDIKATOR NILAI 10

1.1. Ketepatan perencanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaan pembelajaran 1.2. Pengaturan siswa dan ruang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kelas Penguasaan Materi 2.1. Penyampaian materi dengan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 sistematis 2.2. Penyampaian materi dengan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 jelas Strategi Pembelajaran 3.1. Ketepatan pemilihan strategi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 pembelajaran aktif Aktif 3.2. Keterampilan menggunakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 strategi pembelajaran aktif Media Pembelajaran 4.1 Ketepatan pemilihan media 1 2 3 4 5 6 7 8 9 pembelajaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4.2 Ketrampilan menggunakan media pembelajaran Evaluasi 5.1. Pelaksanaan kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 evaluasi Pembelajaran dan 5.2. Kesimpulan dan tindak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 tindak lanjut lanjut Nilai Rata-rata (Nilai maksimal 100) ..... Semarang, . Team teaching/Penilai

10 10 10 10 10 10 10 10 10

Catatan/ saran Tim Teaching :

Micro Teaching | 31

FORMAT PENILAIAN PRAKTIK MICRO TEACHING (MODEL KONVENSIONAL) TARBIYAH IAIN Materi WALISONGO SEMARANG Nama : FAKULTAS Pokok : ..... Kelas : Peer Group/ Murid Sungguh*) Team Teaching: . Pengajaran : Utama/Ulang *) Petunjuk : Lingkarilah angka yang anda anggap sesuai, mulai dari angka 10 (lemah) sampai angka 50 (sempurna) No. 1. ASPEK KETERAMPILAN Membuka Pelajaran INDIKATOR NILAI

1.1. Menarik perhatian siswa 10 20 30 40 50 1.2. Melakukan apersepsi 1.3. Meyampaikan topik 1.4. Memberi pre-test 2. Menjelaskan Materi 2.1. Memahamkan siswa 10 20 30 40 50 2.2. Menggunakan contoh dan ilustrasi 2.3. Menggunakan metode secara tepat 2.4. Menekanan isi pesan pelajaran 3. Bertanya 3.1. Mengungkapkan pertanyaan secara 10 20 30 40 50 jelas terkait dengan materi pelajaran 3.2. Mendistribusikan pertanyaaan diantara siswa 3.3. Menggunakan teknik menggali potensi berpikir siswa 4. Memberi Penguatan 4.1. Penguatan verbal 10 20 30 40 50 4.2. Pengautan non-verbal 5. Mengadakan Variasi 5.1. Variasi gerak 10 20 30 40 50 5.2. Variasi suara 5.3. Variasi penggunaan media 5.4. Variasi titik perhatian/ kontak pandang 5.5. Variasi pola interaksi 6. Mengelola Kelas 6.1. Membagi perhatian kepada siswa 10 20 30 40 50 secara visual dan verbal 6.2. Menciptakan kondisi belajar optimal 6.3. Memusatkan perhatian kelompok 6.4. Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah 7. Menutup Pelajaran 7.1. Meninjau kembali isi materi pelajaran 10 20 30 40 50 7.2. Melakukan pos-test Nilai Rata-rata ..... Catatan/ saran Tim Teaching : Semarang, . Tim Teaching,

Micro Teaching | 32

Вам также может понравиться