Вы находитесь на странице: 1из 5

TUGAS GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI KOLOM STRATIGRAPHY CEKUNGAN KUTAI

NAMA NIM PRODI

: RIMA KRISTINA HUTAGALUNG : 1107045066 : FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

KOLOM STRATIGRAPHY CEKUNGAN KUTAI

SUMMARY

Cekungan Kutai terbentuk karena proses pemekaran pada kala Eosen Tengah yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada Oligosen Akhir. Peningkatan tekanan karena tumbukan lempeng mengakibatkan pengangkatan dasar cekungan ke arah baratlaut yang menghasilkan siklus regresif utama sedimentasi klastik di Cekungan Kutai, dan tidak terganggu sejak Oligosen Akhir hingga sekarang (Ferguson dan McClay, 1997). Pada kala Miosen Tengah pengangkatan dasar cekungan dimulai dari bagian barat Cekungan Kutai yang bergerak secara progresif ke arah timur sepanjang waktu dan bertindak sebagai pusat pengendapan (Tanean, drr, 1996). Selain itu juga terjadi susut laut yang berlangsung terus menerus sampai Miosen Akhir. Bahan yang terendapkan berasal dari bagian selatan, barat dan utara cekungan menyusun Formasi Warukin, Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan. Struktur utama di daerah kajian berupa antiklinorium yang berarah utara-timur laut yang dicirikan oleh antiklin asimetris yang dipisahkan oleh sinklin lebar yang berisi siliklastik berumur Miosen dimana jejak sumbunya mencapai 20-50km sepanjang jurus berbentuk lurus hingga melengkung. Struktur antiklinorium berubah secara gradual dari timur ke barat sedikit hingga tanpa pengangkatan sampai pada lipatan kompleks/jalur sesar naik dengan pengangkatan dan erosi di bagian barat (Ferguson dan McClay, 1997). Sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai di bagian timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda dan memperlihatkan siklus genang-susut laut. Urutan transgresif ditemukan sepanjang daerah tepi cekungan berupa lapisan klastik yang berbutir kasar, juga di pantai hingga marin dangkal. Pengendapan pada lingkungan laut terus berlangsung hingga Oligosen dan menandakan perioda genang laut maksimum. Secara umum dijumpai lapisan turbidit berselingan dengan serpih laut dalam, sedangkan batugamping terumbu ditemukan secara lokal dalam Fm. Antan. Sedangkan urutan regresif di Cekungan Kutai mencakup lapisan klastik delta hingga paralik yang banyak mengandung lapisan-lapisan batubara dan lignit. Siklus delta yang berumur Miosen Tengah berkembang secara cepat ke arah timur dan tenggara. Progradasi ke arah timur dan tumbuhnya delta berlangsung terus sepanjang waktu diselingi oleh tahapan-tahapan genang laut secara lokal.

Pada Peta Geologi Lembar Balikpapan (Hidayat dan Umar, 1994), endapan-endapan delta yang mengandung batubara tersebut dikenali sebagai Fm. Tanjung, Fm. Kuaro, Fm. Warukin, Fm. Pulaubalang, Fm. Balikpapan dan Fm. Kampungbaru. Formasi-formasi yang tersebar di daerah kajian berada pada stratigrafi bagian atas dari Cekungan Kutai yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Formasi Kampungbaru (Tpkb) Batulempung pasiran, batupasir kuarsa, batulanau sisipan batubara, napal, batugamping dan lignit. Ketebalannya 700-800 m, berumur Miosen Akhir hingga Pliosen dan diendapkan dalam lingkungan delta dan laut dangkal. Formasi ini terletak tidak selaras di atas Fm. Balikpapan. Formasi Balikpapan (Tmbp) Peselingan batupasir kuarsa, batulempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batugamping dan batubara. Tebal formasi 800 m, berumur Miosen Tengah Atas dan diendapkan dalam lingkungan litoral-laut dangkal. Formasi menindih selaras di atas Formasi Pulaubalang. Formasi Pulaubalang (Tmpb) Peselingan batupasir kuarsa, batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara. Tebal formasi 900 m, berumur Miosen Tengah dan diendapkan dalam lingkungan sublitoral dangkal.

DAFTAR PUSTAKA PPGL, Tim DIK-S, 1999. Laporan Studi Regional Cekungan Batubara Wilayah Pantai di Kabupaten Pasir-Balikpapan-Samarinda Propinsi Kalimantan Timur Fergusson A., McClay K., 1997. Structural modelling within the Sanga Sanga PSC, Kutai Basin, Kalimantan: its application to paleochannel orientation studies and timing of hydrocarbon entrapment, Indonesian Petroleum Association. Hidayat S., Umar I., 1994. Peta Geologi Lembar Balikpapan, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Mattews W.H., 1962. Fossils : an introduction to prehistoric life. Barnes & Nobile Inc., New York, 334h. Payernberg T.H.D., S.C. Lang, G.P. Allen, R. Koch, 1999. Orientations of deltaic and alluvial channels in the middle Miocene onshore part of the Kutai Basin, East Kalimantan and their potential as hydrocarbon reservoirs, Indonesian Sedimentologist Forum Special Publication No. 1, Jakarta.

Prasongko B.K., 1996. Model pengendapan batubara untuk menunjang eksplorasi dan perencanaan penambangan, Pascasarjana Jurusan Teknik Pertambangan ITB, Bandung. Pringgoprawiro H., 1982. Diktat mikropaleontologi lanjut, Institut Teknologi Bandung

Вам также может понравиться