Вы находитесь на странице: 1из 5

ISOLASI SENYAWA METABOLIS SEKUNDER ROSELLA UNTUK TERAPI KANKER

Oleh : Siti Nurul Islamiyah (103234028) Jurusan Kimia- FMIPA- UNESA

ABSTRAK
Rosella merupakan tanaman obat yang biasa digunakan pada berbagai pengobatan tradisional karena banyak mengandung senyawa metabolit sekunder. Kelopak bunga rosela kaya akan antosianin,

asam sitrat, dan pektin. Rosela juga mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, steroid,, dan fenolik. Dimana senyawa fenolik yang terkandung dalam
ekstrak bunga rosela merupakan senyawa antioksidan alami yang berupa flavonoid, turunan asam sinamat, tokoferol, dan asam-asam organik. Komponen senyawa fenolik bersifat polar dan dapat larut dalam air serta memiliki fungsi antara lain sebagai penangkal radikal bebas sehingga dapat digunakan dalam terapi kanker. Selain digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu, demam, tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah penyakit hati dan kanker, kelopak bunga rosella dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup, teh, selai dan jenis minuman lainnya, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu rosella merah. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga rosella, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, rosella juga mengandung protein dan kalsium. Tumbuhan herba ini ternyata juga mampu berfungsi sebagai bahan antiseptic. Kata Kunci : Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn)

PENDAHULUAN Umat manusia dalam kehidupannya dikelilingi oleh bahan-bahan organik alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Oleh karena itu, munculnya peradapan di muka bumi banyak ditentukan oleh bahan-bahan hayati yang digunakan manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, seperti pangan, sandang, energi, wangi-wagian, pestisida dan obat-obatan. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi terutama bidang kesehatan khususnya bidang biofarmakologi menjadikan para peneliti melirik alam sekitar yang menyediakan bahan tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat. Namun, disisi lain dengan adanya perkembangan tersebut sebagian masyarakat Indonesia yang mengalami dampak krisis global terutama di pedesaan hampir tidak mampu lagi untuk membeli obat sintetik yang disediakan apotik . Tumbuhan rosela mempunyai nama ilmiah Hibiscus Sabdariffa Linn dari famili malvaceae pada awalnya merupakan tumbuhan liar yang tidak diketahui manfaatnya,

namun saat ini rosella menjadi tumbuhan budidaya yang dijadikan sebagai bahan obatobatan alternatif. Dina (2010), menjelaskan bahwa tumbuhan herbal ini ternyata mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik, sumber radikal bebas, dan antrigen. Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu, demam, tekanan darah tinggi, gusi berdarah (skurvi). Selain berfungsi sebagai obat alternatif, bunga tanaman rosela juga dapat dijadikan sebagai bahan minuman yang banyak mengandung vitamin A, C dan 18 jenis asam amino yang diperlukan tubuh. Salah satunya adalah Arginia, yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Dalam penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu Pertanian dan Kimia Organik khususnya kimia bahan alam, yaitu pemahaman mengenai kandungan senyawa kimia bunga rosela dan manfaat anti

mikroba dari senyawa yang dikandung serta kemungkinan dikembangkannya sebagai bahan obat alternatif pengganti obat sintetik yang tersedia di apotik. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknik budidaya dan manfaat bunga rosella sebagai obat tradisional yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti obat sintetik, sehingga masyarakat memiliki alternatif dan tidak selalu tergantung pada obat yang tersedia di apotik. Menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan bahan alam sebagai sumber obat alternatif, sehingga mendorong masyarakat untuk

membudidayakan tanaman rosela dan pada akhirnya dapat menekan pengeluaran yang lebih banyak untuk pembelian obat.

PEMBAHASAN Tumbuhan Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) merupakan tanaman yang digolongkan kedalam famili malvaceae, Tumbuhan ini terdiri dari banyak varietas diantaranya adalah varietas Sabdariffa dan Altissima webster, yang pada awalnya hanya sebagai tanaman liar yang tidak diketahui manfaatnya. Seiring dengan perkembangan ilmu dan peradaban manusia, tanaman rosela dijadikan salah satu obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit tertentu. Bagian bunga yang dianggap bermanfaat dan sering diproses menjadi makanan dan minuman adalah bagian kelopak bunganya, mempunyai rasa agak masam. Kelopak

bunga sering dijadikan bahan olahan seperti jelly, saos, serbuk atau manisan. (Renny dan Sri, 2009). Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang dibutuhkan adalah 800-1670 mm/ 5 bulan atau 180 mm/ bulan. Jika curah hujan tidak mencukupi, irigasi akan memberikan hasil yang baik.

Manfaat Bunga Tanaman Rosela Berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam setiap 100 gram bunga rosela mengandung 260 280 mg vitamin C, D, B1 dan B2, dan beberapa kandungan lainnya seperti kalsium 480 mg, omega 3, magnesium, beta karotin serta beberapa asam amino esensial. Kelopak bunga rosela kaya akan antosianin, asam sitrat, dan pektin. Rosela juga mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, steroid,, dan

fenolik.Selain itu juga mengandung mineral seperti zat besi, natrium, kalsium, kalium, karbohidrat, serat, gula, dan vitamin . Dalam kelopak kering, rosela mengandung 1.7 2.5 % antosianin. Sedangkan pada ekstrak rosella mengandung 51% antosianin dan antioksidan 24% (Dede ,2009 hal 11 ). Rosela biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit tekanan darah tinggi, penyakit hati, dan demam , selain itu Pigmen merah antosianin pada kelopak rosella dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Kelopak bunga rosella dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup, teh, selai dan jenis minuman lainnya, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu rosella merah. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga rosella, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, rosella juga mengandung protein dan kalsium. Tumbuhan herba ini ternyata mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik, penambah syahwat, agen astringen. Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu, demam, tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah penyakit hati dan kanker.

Metabolisme Sekunder pada Tanaman Tumbuhan dalam kehidupannya akan membentuk dan menghasilkan senyawasenyawa metabolik yang dapat digunakan dalam aktivitas hidupnya. Beberapa metabolik sekunder yang dapat dijumpai pada tumbuh-tumbuhan antara lain : alkaloida, terpenoida, kumarin, flavonoida dan steroida. Adapun kandungan Metabolik Sekunder yang ada pada Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) yaitu alkaloid, flafonoid, steroid, triterpen, dan fenolik. (Dede, 2009) sedangkan dari senyawa flafonoid akan menghasilkan zat antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang banyak ditemui saat ini banyak disebabkan oleh paparan radikal bebas yang berlebihan. Diantaranya kerusakan ginjal, diabetes mellitus, jantung koroner, hingga kanker. Selain itu, radikal bebas juga dapat menyebabkan proses penuaan dini. Semakin pekat warna merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan semakin asam dan kandungan antosianin (sebagai antioksidan) semakin tinggi. Antioksidan adalah molekul yang berkemampuan memperlambat ataupun mencegah oksidasi molekul lain.

PENUTUP Berdasarkan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pertama, bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) ternyata mengandung senyawa metabolik sekunder antara lain alkaloid, flavonoid, triterpen, steroid dan fenolik. Dan senyawa flafonoid menghasilkan antioksidan yang sangat direkomendasikan sebagai bahan

untuk dikonsumsi. Semakin pekat warna merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan semakin asam dan kandungan antioksidan semakin tinggi. Antioksidan berperan menjaga kerusakan sel akibat penyerapan sinar ultraviolet berlebih. Ia melindungi selsel tubuh dari perubahan akibat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang banyak ditemui saat ini banyak disebabkan oleh paparan radikal bebas yang berlebihan. Diantaranya kerusakan ginjal, diabetes mellitus, jantung koroner, hingga kanker. Kelopak bunga rosella dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup, teh, selai dan jenis minuman lainnya, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu rosella merah. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga rosella, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, rosella juga mengandung protein dan kalsium.

Tumbuhan herba ini ternyata mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik, penambah syahwat, agen astringen. Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu, demam, tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah penyakit hati dan kanker. Bunga rosella banyak digunakan untuk pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai bahan pewarna pada makanan. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknik budidaya dan manfaat bunga rosella sebagai obat tradisional yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti obat sintetik, sehingga masyarakat memiliki alternatif dan tidak selalu tergantung pada obat yang tersedia di apotik sehingga tumbuh kesadaran masyarakat tentang penggunaan bahan alam sebagai sumber obat alternatif, serta mendorong masyarakat untuk membudidayakan tanaman rosela dan pada akhirnya dapat menekan pengeluaran yang lebih banyak untuk pembelian obat.

DAFTAR PUSTAKA Usman, Dina Setya Budi. 2010. Karakteristik & Aktivitas Antioksidan Bunga Rosella Kering. Surabaya; Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Faridasari, Renny Diah dan Sri Mulyanti. 2009. Pengeringan Kelopak Bunga Rosella Menggunakan Tray Dryer. Semarang; Undip.ac.id. Yulianto, Dede. 2009. Inhibisi Xantin Oksidase Secara Invitro oleh Ekstrak Rosella dan Ciplukan. Bogor; Ipb.ac.id. Wijayanti, Puspita. 2010. Budidaya Tanaman Obat Rosella merah (Hibiscus sabdariffa L.) dan pemanfaatan senyawa sekunder. http://fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.ac.id/ Pusipta wijayanti.pdf.

Вам также может понравиться