Вы находитесь на странице: 1из 7

Tugas kelompok

MAKALAH KEDOKTERAN ISLAM MENCUKUR BULU KEMALUAN DAN KETIAK

OLEH :
SITTI RAHMAH FITRIAH UBAEDHA WELLY DEHSY S. 10542 0147 09 10542 0087 09 10542 ------ 09

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012

BERDASARKAN AS SUNNAH MENCUKUR BULU KEMALUAN DAN KETIAK

ISTIHDAD adalah mencukur rambut kemaluan. Perbuatan ini diistilahkan istihdad karena mencukurnya dengan menggunakan hadid yaitu pisau cukur. (Ihkamul Ahkam fi Syarhi Umdatil Ahkam, kitab Ath-Thaharah, bab fil Madzi wa Ghairihi) alam hadits bnu Umar radhi allahu anhuma ang diri a atkan Al- mam Al- ukhari, hadits Ais ah dan hadits Anas ang diri a atkan oleh Al- mam uslim, istihdad ini disebutkan dengan lafad (mencukur anah). Pengertian anah adalah rambut ang tumbuh di atas kemaluan dan sekitarnya. Istihdad hukumnya sunnah. Tujuannya adalah untuk kebersihan. Dan istihdad ini juga disyariatkan bagi wanita, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits:

Pelan-pelanlah, jangan tergesa-gesa (untuk masuk ke rumah kalian) hingga kalian masuk di waktu malam akni aktu s a agar para istri yang ditinggalkan sempat menyisir rambutnya yang acak-acakan/kusut dan sempat beristihdad (mencukur rambut kemaluan). (HR. AlBukhari no. 5245 dan Muslim) Rasulullah Shallallahu alaihi anhuma a sallam berkata kepada Jabir bin Abdillah radhi allahu

Apabila engkau telah masuk ke negerimu (sepulang dari bepergian/safar) maka janganlah engkau masuk menemui istrimu hingga ia sempat beristihdad dan menyisir rambutnya yang acak-acakan/kusut. (HR. Al-Bukhari no. 5246) Yang utama rambut kemaluan tersebut dicukur sampai habis tanpa menyisakannya. Dan dibolehkan mengguntingnya dengan alat gunting, dicabut, atau bisa juga dihilangkan dengan obat perontok rambut, karena yang menjadi tujuan adalah diperolehnya kebersihan. (Tharhut Tatsrib fi Syarhit Taqrib 1/239, Al- ajmu S arhul uhad d ab 1/342, Al-Mughni, kitab AthThaharah, fashl Hukmul Istihdad) Al-Imam Ahmad rahimahullahu ketika ditanya tentang boleh tidaknya menggunakan gunting untuk menghilangkan rambut kemaluan, beliau menja ab, Aku berharap hal itu dibolehkan. Namun ketika ditan a apakah boleh mencabutn a, beliau balik bertan a, Apakah ada orang ang kuat menanggung sakitn a? Abu akar ibnul Arabi rahimahullahu berkata, Rambut kemaluan ini merupakan rambut yang lebih utama untuk dihilangkan karena tebal, banyak dan kotoran bisa melekat padan a. eda haln a dengan rambut ketiak.

Waktu yang disenangi untuk melakukan istihdad adalah sesuai kebutuhan dengan melihat panjang pendeknya rambut yang ada di kemaluan tersebut. Kalau sudah panjang tentunya harus segera dipotong/dicukur. (Al-Minhaj 3/140, Fathul Bari 10/422, Al-Mughni, kitab Ath-Thaharah, fashl Hukmul Istihdad) Pendapat yang masyhur dari jumhur ulama menyatakan yang dicukur adalah rambut yang tumbuh di sekitar zakar laki-laki dan kemaluan wanita. (Tharhut Tatsrib fi Syarhit Taqrib 1/239) Adapun rambut yang tumbuh di sekitar dubur, terjadi perselisihan pendapat tentang boleh tidakn a mencukurn a. bnul Arabi rahimahullahu mengatakan bahwa tidak disyariatkan mencukurnya, demikian pula yang dikatakan Al-Fakihi dalam S arhul Umdah. Namun tidak ada dalil yang menjadi sandaran bagi mereka yang melarang mencukur rambut yang tumbuh di dubur ini. Adapun Abu S amah berpendapat, Disunnahkan menghilangkan rambut dari qubul dan dubur. Bahkan menghilangkan rambut dari dubur lebih utama karena dikhawatirkan di rambut tersebut ada sesuatu dari kotoran yang menempel, sehingga tidak dapat dihilangkan oleh orang yang beristinja (cebok) kecuali dengan air dan tidak dapat dihilangkan dengan istijmar (bersuci dari najis dengan menggunakan batu). Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu menguatkan pendapat Abu Syamah ini. (Fathul Bari, 10/422) Mencukur rambut kemaluan ini tidak boleh bahkan haram dilakukan oleh orang lain, terkecuali orang yang dibolehkan menyentuh dan memandang kemaluannya seperti suami dan istri. (Al- ajmu S arhul uhad d ab 1/342, Fathul ari 10/423) Kadang orang merasa geli jika mendengar kata bulu kemaluan. Atau terlintas angan, bahwa area tersebut merupakan hal yang begitu tak lazim untuk diucapkan. Tapi perlu kita ketahui bahwa dalam Islam, mencukur bulu kemaluan tidaklah dosa. Melainkan hal yang di sunnahkan hukumnya. isebutkan Ais ah radliallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ada sepuluh hal dari fitrah (manusia); Memangkas kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung), potong kuku, membersihkan ruas jari-jemari, mencabut bulu ketiak, mencukup bulu pubis dan istinjak (cebok) dengan air. (H.r. uslim, Abu aud, Turmud i, Nasai, dan bn ajah). Selain itu dalam hadist rosul, Muhammad SAW bersabda Lima Hal yang termasuk sunnah fitrah adalah, Mencukur bulu kemaluan, Berkhitan, Memendekkan kumis atau merapikan bulu kumis, Mencabut bulu ketiak, Memotong kuku ( HR. Jamaah ). Dan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan batasan waktu kepada kami untuk memotong kumis, memotong kuku, mencabuti bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, agar tidak dibiarkan lebih dari empat puluh hari. (H.r. Muslim, Abu Daud, dan An-Nasai). Dari sini setidaknya bisa kita petik beberapa pelajaran. Bahwa pekerjaan merawat diri adalah hal yang sunannahkan oleh agama dalam hal ini Islam. Merawat diri adalah perwujudan dari rasa syukur kita kepada Allah SWT. Bila semuanya kita dilakukan dengan baik, maka hal yang baik pula akan kita dapat. Dalam tatacaranya, mencukur bulu kemaluan bisa kita gunakan gunting dan lain-lain. Sebaiknya dalam mencukur dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Jika dibantu seorang istri, dalam

agama diperbolehkan karena sudah muhrimnya. Jika menyuruh orang lain, apa lagi lain jenis. Jelas ini semua diharamkan karena telah mempertontonkan aurat tubuh. Manfaat dari mencukur bulu kemaluan bisa kita simpulkan diantaranya,

Sekitar area kemaluan kita akan bersih ( Islam mencintai kebersihan ) Dapat mengurangi timbulnya bau yang tidak sedap diarea kemaluan. Ketika hubungan bersenggama dilakukan dengan pasangan akan terasa nyaman

Mencabut rambut ketiak disepakati hukumnya sunnah dan disenangi memulainya dari ketiak yang kanan, dan bisa dilakukan sendiri atau meminta kepada orang lain untuk melakukannya. Afdhal-nya rambut ini dicabut, tentunya bagi yang kuat menanggung rasa sakit. Namun bila terpaksa mencukurnya atau menghilangkannya dengan obatperontok maka tujuannya sudah terpenuhi. Ibnu Abi Hatim dalam bukunya Manaqib Asy-S afii meri a atkan dari Yunus bin Abdil Ala, ia berkata, Aku masuk menemui Al-Imam Asy-S afii rahimahullahu dan ketika itu ada seseorang yang sedang mencukur rambut ketiaknya. Beliau berkata, Aku tahu bah a ang sunnah adalah mencabutn a, akan tetapi aku tidak kuat menanggung rasa sakitn a . (Al-Minhaj 3/140, Al- ajmu S arhul uhad d ab 1/341, Fathul Bari 10/423, Tharhut Tatsrib fi Syarhit Taqrib 1/244) Harb berkata, Aku katakan kepada shaq encabut rambut ketiak lebih engkau sukai ataukah menghilangkann a dengan obat perontok ? shaq menja ab, encabutnya, bila memang seseorang mampu . (Al-Mughni, kitab Ath-Thaharah, fashl Hukmu Natful Ibthi) Ada banyak hadits tentang kebersihan dari Rasulullah SAW. Semua hadits tentang kebersihan mengondisikan kita untuk menjadi manusia yang bersih, sehat dan beradab yang menjelaskan pentingnya kebersihan dan perlunya upaya mewujudkan kebersihan. Berikut haditshadits tentang kebersihan terutama kebersihan badan. Agama itu dibangun diatas kebersihan. ( H.R Al-Ghazali ) Sesungguhn a Allah itu bersih, ia cinta kebersihan. ( H.R Turmud i ) ersihkan badan, maka Allah akan membersihkan kamu. aka sesungguhn a tidak ada seorang abdi (muslim) ang tidur dalam keadaanbersih/suci kecuali tidur bersman a, pada rambut rambutnya, malaikat yang tidak ada henti-hentinya mendoa. Ya Allah ampunilah, abdimu ini karena sesungguhnyab ia tidur dalam keadaan suci/bersih. (H.R Thabrani, bnu Hibban) Dianjurkan memotong memulai mencabut bulu ketiak sebelah kanan. Hal itu berdasarkan hadits ang men ebutkan ...Rasulullah SAW sangat suka mendahulukan sebelah kanan dalam memakai sandal, melangkahkan kaki, bersuci, dan dalam kesibukan beliau.

Waktu Pencukuran Tidak ada batas tertentu dalam memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan lainnya. Semua itu tergantung dengan keperluan. Dan keperluan itu pun berbedabeda sesuai dengan perbedaan individu dan kondisi. Dianjurkan untuk tidak diakhirkan dari waktu yang diperlukan. Jika terpaksa diakhirkan, jangan lebih dari empatb puluh hari. Anas radiallahu meriwayatkan bahwa waktu memangkas kumis, memotong kuku, mencabut bulu kemaluan, itu telah ditetapkan :Jangan lebih dari empat puluh hari. (HR. Muslim dan para penyusun Kitab Sunan). Penjelasn tersebut bukan bukan berarti ada izin untuk menangguhkannya hingga empat puluh hari secara mutlak. Namun, jangan sampai seseorang menyalahi sunah dengan cara membiarkan bulu atau kukunya dipotong hingga lewat dari dari empat puluh hari. Yang dilarang adalah meninggalkannya hingga melebihi waktu empat puluh hari. MENURUT DUNIA KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Penelitian kedokteran juga mengungkapkan bahwa membiarkan panjang bulu kemaluan adalah salah satu faktor penyebab penyakit bulu kemaluan berkutu yang tersebar di Eropa serta menyebabkan luka dan peradangan pada daerah di sekitar kemaluan. Menurut Guru Besar Andrologi dan Biologi Kedokteran Universitas Indonesia itu, umumnya pertumbuhan rambut akan terhenti setelah 2 bulan. Jadi rambut kemaluan yang sudah lebat tidak akan bertambah lebat terus meski tidak dicukur. Hampir tidak ada dampak negatif dari mencukur bulu kemaluan ditinjau dari segi kesehatan, meski mungkin terjadi iritasi akibat mencukur rambut/bulu kemaluan dan bulu/rambut ketiak yang tidak hati-hati. Sebalikannya, jika bulu kemaluan tidak pernah dicukur dan dibiarkan lebat dan tak terawat, dapat menjadi tempat jamur bersarang dan kuman, yang menyebabkan/menjadi sumber penyakit. Mencukur bulu ketiak manfaatnya mengurangi bau tidak sedap yang dikarenakan bakteri yang berkumpul pada daerah tersebut. Dengan mencabut bulu ketiak maka pembersihan kulit dan pori-pori tempat keluarnya keringat bisa lebih mudah. Dengan mencukur bulu-bulu tersebut (bulu kemaluan dan bulu ketiak), kita akan lebih mudah menjaga kebersihan daerah tersebut yang merupakan daerah lembab dari gangguan penyakit jamur. Namun rambut kemaluan yang tidak dicukur memang berisiko sebagai tempat berkembangnya bakteri jika tidak dibersihkan dengan baik.

PENGALAMAN SELAMA MENGERJAKAN TUGAS Mencari Referensi bersama di perpustakaan dan di Internet Menyelesaikan Makalah secara bersama, bergantian mengetik serta mengedit makalah. Sampai lupa makan dan terlambat pulang kerumah Semua teman kelompok aktif menyelesaikan tugas

DAFTAR PUSTAKA Kitab suci Al-Quran dan Hadits Ensiklopedi islam AL-KAMIL/Syeikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah AtTuwaijiri l; penyunting, team Darus Sunnah Cet. 13.n Jaringan : Darus Sunnah, 2011 1302 hlm, ; 24,5 cm x 16 cm Ensiklopedi Shalat : Said Bin Ali bin Wafh Al-Qahthani Buku Himpunan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah Muhammad,M dan Ahmad Aziz A. Fikih Seksual. Jakarta, Penerbit Zaman;2008. h.4950. Muhammad Basith,A. Pola Makan Rasulullah. Pola akan Rasulullah, edisi Panduan Berbusana Islami. Jakarta, Penerbit Almahirah;2007. h.357 Muhammad Ayub,H. Panduan Beribadah Khusus Pria.Jakarta, Penerbit Almahira;2008.h.22 Majalah Asy Syariah Vol.III/No.31/1428 H/2007M, hal. 54-55 Anis Muhaji, Muhammad.125 Masalah Thaharah. Solo, Penerbit Tiga Serangkai;2008. h.275 http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2010/10/11/bulukemaluan%E2%80%A6bagaimana-ya-merawatnya%E2%80%A6/ http://www.tamanbacaan.web.id/2011/11/mencukur-bulu-kemaluan-itu-sunnahdalam.html#ixzz0huBDEUvA

Вам также может понравиться