Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Supply Chain Manajement LATAR BELAKANG Munculnya SCM dilatar belakangi oleh dua hal pokok, yaitu: 1. Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif. 2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat. Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang, dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi masing-masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management (SCM). SCM sesungguhnya bukan merupakan suatu konsep yang baru. Menurut Jebarus (2001) SCM merupakan pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara transparan. SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu: Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan. Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan. Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-salesservice. 2. Tujuan Supply Chain Management Untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat. Untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan Untuk menjamin kesatuan gerak dari jumlah dan kwalitas yang memadai pada persediaan yang meliputi banyak hal seperti perencanaan dan komunikasi. Untuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan waktu yang tepat agar dapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service kepada customer. Untuk mengurangi biaya Untuk meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan) Untuk mengurangi waktu Untuk memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi
Sukses dari suatu e-supply rantai tergantung pada: Kemampuan dari semua mitra rantai persediaan untuk memandang kerja sama/kolaborasi mitra sebagai asset strategis. Suatu strategi rantai persediaan dirumuskan dengan baik. Jarak penglihatan Informasi sepanjang keseluruhan rantai persediaan. Kecepatan, Biaya, Mutu, dan layanan pelanggan. Integrasikan rantai persediaan itu dengan ketat. Menyediakan manajemen rantai ( SCM). Sebuah operasi yang effisien dari supply chain tergantung pada lengkap dan akuratnya aliran data yang berhubungan dengan produk yang diminta dari retailer kepada buyer, system transportasi dan kembali ke manufaktur. Dalam rangka memenuhi stok barang yang tersedia untuk retailer , manufaktur harus menentukan jumlah produk yang diproduksi pada waktu tertentu. Dengan demikian berarti manufaktur harus meramalkan/ membuat perkiraan jumlah penjualan. Dalam hal ini yang terbaik dilakukan adalah bersama-sama dengan retailer menggunakan suatu tolak ukur seperti misalnya CPFR ( Collaborative Planning Forecasting and Replenishment ). Ramalan ini digunakan untuk memperkirakan jumlah dan jenis bahan mentah yang harus dibeli, pengapalan dan waktu pengiriman untuk bahan mentah tersebut dan waktu yang dibutuhkan untuk proses di manufaktur. Kemudian barang yang sudah jadi disimpan didalam gudang sampai diorder oleh distributor. Distributor membeli produk dari manufaktur dalam jumlah yang besar dan mungkin barang tersebut dimuat dalam truck,pallet atau kemasan lain dari produk tersebut. Pada saat distributor menerima pengiriman , kemudian dipecah menjadi pengiriman yang lebih kecil untuk dikirim ke retailer. Prinsip dasar yang menjadi bagian penting pada Manajemen Supply Chain adalah: 1. Planning / perencanaan 2. Sourcing / sumber barang 3. Manufacturing 4. Pengiriman 5. Pengembalian
Infrastruktur untuk e-SCM : Pertukaran Data Elektronik ( EDI) Extranets Intranets Pintu gerbang [Perseroan/Perusahaan] Workflow Sistem Dan Perkakas Groupware dan lain perkakas kolaboratif Keuntungan dari manajemen supply chain yang efektif adalah untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal pada saat barang dan jasa bergerak melalui jalur supply sementara itu terjadi penurunan biaya dan peningkatan nilai tambah untuk service ke customer. Faktor-faktor yang mendorong manajemen supply chain: Manufacturer :memastikan biaya produksi yang lebih rendah. Customer :pengiriman produk yang lebih cepat memenuhi permintaan yang berubah-ubah. Pada saat ini supply chain didorong oleh operasi pada manufaktur untuk memastikan biaya produksi yang lebih rendah. Dorongan customer terhadap lingkungan keduanya baik itu manufaktur dan supply chain dimana pengiriman produk harus lebih cepat untuk menjamin retailer dapat memenuhi permintaan pasar yang selalu berubah dengan cepat dan tepat Untuk beberapa tahun yang lalu, kwalitas yang tinggi dari produk manufaktur selalu merupakan keharusan dalam persaingan. Bagaimanapun, selagi kwalitas produk ditingkatkan, memenuhi permintaan khusus konsumen untuk pengiriman produk telah menjadi hal yang sangat penting untuk persaingan yang akan datang. Ukuran sebuah perusahaan yang sukses dilihat dari sebaik apa mereka mengetahui lebih dahulu kebutuhan pasar. Ekonomi global saat ini, manufaktur, supplier, distributor, supplier logistik, operator pergudangan dan retailer harus melihat pangsa pasar mereka dari sudut pandang yang besar dan bukan sesederhana dalam sudut pandang mereka sendiri. Manajemen makro memberikan gambaran untuk hubungan bisnis internal dan eksternal. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dari sebuah organisasi bersama dengan seluruh faktor yang dapat diandalkan untuk membawa sebuah produk mulai dari bahan mentah sampai ke titik akhir penjualan.
5. Peningkatan laba Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. 6. Perusahaan semakin besar Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat. 4. Tahapan dalam SCM (Supply Chain Management) Tahap 1 : Baseline (dasar) Masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri2 dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain. Tahap 2 : Integrasi Fungsional Sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama. Tahap 3 : Integrasi Secara Eksternal Integrasi supply chain yg sebenarnya,diperluas dengan supplier &pelanggan. 5. Strategi Utama dan Kebijakan SCM (Supply Chain Management)
SUMBER KEUNGGULAN Merek dan keunikan teknologi Efisiensi Operasi Pelayanan terbaik
DASAR BERSAING Inovasi produk Harga murah Sesuai kebutuhan khusus konsumen Produk yang terkenal keandalannya
PERAN UTAMA SCM Kecepatan waktu dan volume ke pasar Infrastruktur yang efisien dan murah Efisiensi produk awal, dan fleksibilitas produk akhir.Sistem komunikasi. Pengendalian mutu dan keamanan di sepanjang SCM
Mutu
6. Komponen SCM dan Teknologi Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
Taktis Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan. Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan Gaji berdasarkan pencapaian
Operasional Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit) Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods) Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain 9. Beberapa Efek SCM (Supply Chain Management) Inventory berkurang 50% Mengurangi inventory carrying costantara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan
Jebakan dalam SCM (Supply Chain Management): o Pengukuran kinerja yang tidak terdefinisikan dengan baik o Customer service tidak didefinisikan dengan jelas o Status data pengiriman yang tidak akurat dan sering terlambat o Sistem informasi tidak efisien o Dampak ketidakpastian diabaikan o Kebijakan inventori terlalu sederhana o Diskriminasi terhadap internal customer o Koordinasi antar aktivitas suplai, produksi, & pengiriman tdk bagus o Analisis metode-metode pengiriman tidak lengkap o Definisi ongkos-ongkos persediaan tidak tepat o Ada kendala komunikasi antar organisasi o Perancangan dan operasional supply chain dibuat secara terpisah o Supply chain tidak lengkap o Perancangan produk &proses tdk memperhitungkan supply chain CONTOH KASUS Mengatasi Persoalan Daging Sapi dengan Membangun Rantai Pasok Nasional Diposting Tanggal: 15 August 2013 Oleh: Setijadi Chairman | Supply Chain Indonesia Menjelang Idul Fitri 1434 H terjadi kenaikan dan lonjakan harga beberapa komoditas, terutama daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan cabai. Harga daging sapi, misalnya, mengalami kenaikan yang signifikan menjadi sekitar Rp95.000140.000/kg. Untuk meredam kenaikan harga daging sapi, Pemerintah telah melakukan berbagai langkah sejak April 2013, antara lain: melonggarkan impor daging, mempercepat realisasi impor, menyederhanakan mekanisme impor daging, stabilisasi daging sapi oleh Bulog, menambah pasokan daging sapi dengan impor, dan bekerja sama dengan swasta menjual daging sapi murah ke pasar tradisional. Namun, persoalan tidak dapat terselesaikan dan harga daging sapi di tingkat konsumen tetap tinggi.
Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan lain-lain. Koordinasi juga diperlukan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan.