Вы находитесь на странице: 1из 11

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM KEPERAWATAN Dian Puspitasari Effendi, 0906504650 Mahasiswi program pascasarjana keperawatan maternitas Universitas Indonesia

Pendahuluan Paradigma sehat menjadi orientasi baru di Indonesia dimana upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih ditonjolkan pada aspek peningkatan dan pencegahan serta penekanan pada mutu pelayanan kesehatan. Paradigma baru ini berakibat pada tingginya kompetisi di sektor kesehatan, baik pemerintah, swasta, dan asing akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat menuntut seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau. Untuk menciptakan pelayanan seperti itu maka diperlukanlah suatu sistem informasi manajemen yang terintegrasi, komunikatif dan efisien. Sistem informasi manajemen keperawatan menjadi bagian yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan yang berorientasi pada konsumen tersebut. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai, dan ini pun berdampak terhadap kepuasan kerja perawat yang dirasakan baik oleh pengguna dalam hal ini pasien, oleh sesama rekan sejawat, dan profesi lain. Hal diatas juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lipincolt disebuah Rumah sakit menunjukan bahwa ada 87 % perawat yang bekerja ekstra lebih dari 12 jam karena merka harus menyelesaikan pendokumentasian secara konvensional. Berkaitan
1 Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

dengan ini maka dibentuk sebuah sub komite teknologi untuk menentukan apakah teknologi dapat meningkatkan mutu pelayanan, efesienfi kerja, kepuasan untuk pengguna jasa keperawatan (Hakin, 2005). Isu-isu yang berkaitan dengan teknologi dalam keperawatan adalah berkaitan dengan jenis teknologi yang dilakukan perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan, pembatasan pengguanaan teknologi untuk keselamatan pasien, sikap perawat sendiri terhadap teknologi, ketersediaan dan penggunaan teknologi di pelayanan tidak didistribusikan secara merata. Berkaitan dengan hal diatas akan dibahas lebih mendalam lagi pada artikel ini yang akan menggambarkan perkembangan teknologi keperawatan didunia dan di Indonesia Isi dan Pembahasan Teknologi secara dramatis mengubah cara di mana perawat mendiagnosa, mengobati, merawat dan mengelola pasien. Teknologi dalam praktek keperawatan berdasarkan beberapa hasil riset dapat dijadikan salah satu solusi untuk memberikan asuhan kepada klien dan juga dapat meningkatkan komunikasi keperawatan dan pendokumentasi secara efisiensi. Kepemimpinan Perawatan di Klinik Cleveland berpendapat bahwa kualitas asuhan keperawatan yang baik tergantung individu, dalam hal ini adalah perawat, proses dan teknologi. Perawat memainkan peran penting dalam menentukan dan melaksanakan strategi untuk sistem teknologi yang inovatif dan proses yang akan menghasilkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang baik serta dalam prakteknya. Selain itu perawat pun diharapkan dapat berpartisipasi dalam perencanaan strategis multidisiplin untuk menentukan solusi sistem yang mendukung perawatan pasien, menetapkan standar untuk aplikasi klinis, sesuai dengan standar yang berlaku (ANAI, 2010). Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh karena itu ada beberapa konsep yang harus dipahami dalam menyelenggarakan sistem ini diantaranya adalah (Davis, 1999): 1. Informasi
2 Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu berhubungan dengan waktu dan mutu. 2. Manusia pengolah informasi Kemampuan manusia pengolah informasi akan menentukan keterbatasan dalam sistem informasi dan memberikan gambaran dasar-dasar rancangan mereka. 3. Konsep sistem Konsep sistem perlu dipahami dan merancang pengembangan sistem informasi yang ada karena sistem informasi manajemen itu sendiri adalah sebuah sistem. 4. Konsep organisasi dan manajemen Sistem informasi dirancang untuk mendukung fungsi manajemen. Informasi merupakan hal penting dalam penentuan keputusan organisasi. 5. Konsep pengambilan keputusan Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan rancangan rasional terhadap optimasi, tetapi jugateori pengambilan keputusan dalam perilaku organisasi. 6. Nilai informasi Informasi akan mengubah keputusan. Perubahan nilai-nilai hasil akan menentukan nilai informasi. Saat ini berbagai sistem teknologi untuk merawat pasien dilapangan mulai berkembang, dan perawat mulsi memikirkan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi praktek keperawatan, meningkatkan praktek keperawatan serta mutu asuhan keperawatan.Dalam hal ini perawat mampu sebagai pendidik, analis sistem, seorang analis web, koordinator keamanan dan administrator sistem yang fokus adalah untuk meningkatkan praktek keperawatan melalui penggunaan kreatif teknologi, memaksimalkan produktivitas perawatan, perbaikan infrastruktur dan lingkungan kerja lebih mendukung dunia kelas Clinic keunggulan dalam perawatan pasien.Perawat diharapkan dapat member inovasi bersama untuk memperbaiki cara perawat berkomunikasi dengan satu sama lain, dengan profesi lain dan dengan pasien.perawat harus melihat teknologi sebagai alat untuk mendukung, bukan menghambat, serta memberi dampak positif bagi praktek keperawatan di masa depan (Briggs,2006).

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Berkaitan dengan penguasaan teknologi oleh perawat dilakukan Analis Klinis di Departemen Informatika Keperawatan Cleveland klinik Amerika bahwa Perawat memiliki peluang untuk melakukan teknologi inovatif dalam rangka meningkatkan praktek klinis dengan terlebih dahulu menganalisis alur kerja praktek klinis pada saat ini. Berdasarkan pengamatan ini, mereka memfasilitasi desain dan pengembangan, pengujian, implementasi, pelatihan dan evaluasi sistem klinis otomatis. Informatika klinis analis memfasilitasi kelompok kerja dari staf perawat untuk memvalidasi desain aplikasi dan untuk mempelajari dan mengukur dampak teknologi pada peningkatan praktek keperawatan tertentu dan proses (Boodman, 2005). Pendekatan kolaboratif Keperawatan, Kualitas Pendidikan dan Penelitian Instruktur Klinis di Departemen Keperawatan Informatika juga perawat menyediakan pelatihan aplikasi terpusat untuk tenaga perawat untuk mendukung aplikasi klinis baru atau revisi diimplementasikan pada unit keperawatan. Bekerja bersama-sama dengan para manajer perawat, staf keperawatan, dan Departemen Pendidikan Keperawatan & Professional Development - NI Klinis Instruktur memberikan dukungan instruksi dan pengguna untuk mempermudah pengenalan teknologi baru ke dalam keperawatan (Bluementhal,2006). Selain itu banyak juga penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan teknolodi dalam keperawatan yang berkaitan dengan semakin mudahnya mengumpulkan informasi,keselamatan pasien,kepuasan pasien,kepuasan kerja,kemajuan karir perawat dan sebagainya.Beberapa hasil penelitan yang berkaitan dengan hal diatas adalah sebagai berikut (Ane, 2010) :
1. Kebanyakan perawat mengindikasikan bahwa mereka akan tertarik ke pengaturan kerja

yang menggunakan teknologi, termasuk 100% dari perawat bekerja kurang dari dua tahun, 69,2% dari mereka yang bekerja 2 sampai 5 tahun, dan 79,5% dari mereka digunakan 5 sampai 10 tahun. Pengawas dan administrator juga telah sangat menarik (79%) untuk pengaturan kerja yang menggunakan teknologi.
2. Dari perawat menggunakan teknologi di tempat kerja, mayoritas setuju bahwa

teknologi meningkatkan efisiensi perawat dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. Persentase dari semua responden setuju

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

perawat bahwa penggunaan jenis tertentu teknologi peningkatan efisiensi berkisar dari 63,7% menjadi 86,4%; mereka setuju bahwa penggunaannya berdampak positif kualitas berkisar dari 59,4% menjadi 85,4% .
3. Jenis-jenis, antara lain internet yang setuju memiliki dampak terbesar pada peningkatan

efisiensi perawat, adalah: sistem bisnis dukungan manajemen dan diagnostik, terapeutik, dan sistem pemantauan klinis (Barbara,2006);
a. non-akut sistem informasi perawatan khusus yang banyak interkoneksi fungsi

dalam satu departemen (contoh: perilaku kesehatan, pra-rumah sakit, rehabilitasi perawatan, jangka panjang, rawat jalan, rumah sakit, kesehatan rumah atau penelitian);
b. Sistem

informasi perawatan akut khusus yang interkoneksi fungsi operasi, area perawatan peri-operasi dan kritis atau

ruang

kebidanan, departemen peri-natal dan darurat, dan


c. sistem informasi kesehatan .

4. Perawat yang bekerja di lembaga-lembaga perawatan kesehatan di rumah melaporkan

tingkat kedua

tertinggi terendah

(84,0%) (55,2%)

dengan dan

pernyataan: dalam

sistem

dokumentasi jangka

klinis panjang

meningkatkan efisiensi perawat, perawat yang bekerja di rumah sakit melaporkan mereka perawatan fasilitas terendah
5. Perawat bekerja di perguruan tinggi dan universitas atau di rumah perawatan kesehatan

(70,0%

dan

68,0%, bahwa

masing-masing), sistem

melaporkan dokumentasi

tingkat klinis

tertinggi

kesepakatan (51,8%)

penggunaan

meningkatkan

kualitas pelayanan; perawat bekerja di rumah sakit melaporkan tingkat terendah

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

6. Perawat bekerja di fasilitas hidup dibantu dan praktek dokter (100% dan 93,7%,

masing-masing) pengobatan,

melaporkan

tingkat dan

tertinggi

perjanjian

dengan

pernyataan:

laboratorium

sistem

manajemen

guna

meningkatkan

perawat efisiensi; perawat bekerja di rumah sakit melaporkan kedua terendah tingkat perjanjian (72,2%) dan orang-orang di lembaga perawatan rumah kesehatan, terendah (71,4%)
7. Perawat bekerja di praktek dokter atau di perguruan tinggi dan universitas

(93,7% dan 80%, masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi perjanjian bahwa penggunaan obat, laboratorium dan sistem manajemen pesanan meningkatkan kualitas pelayanan, perawat yang bekerja di rumah sakit dan kesehatan rumah lembaga perawatan ((72,5% dan 71,4%, masing-masing) melaporkan tingkat terendah perjanjian
8. Yang paling banyak dilaporkan teknologi yang digunakan oleh perawat dalam praktek

itu, dalam rangka frekuensi, internet, intranet, dan informasi rumah sakit system Fenomena diatas merupakan gambaran perkembangan teknologi dalam keperawatan serta pentingnya teknologi kepeawatan di internasional, sedangkan Isu yang berkembang di Indonesia saat ini, terutama di area pelayanan kesehatan rumah sakit adalah apabila Sistem teknologi dalam keperawatan kan menyebabkan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar atau berkurang, apakah membantu mencapai tujuan yang diharapkan, apakah jumlah SDM keperawatan dapat dikurangi serta apakah akan berkesinambungan dan secara terusmenerus akan dipergunakan. Secara rinci Uli Agustine (2008) dalam artikelnya menuliskan bahwa kecenderungan issue yang berkembang adalah sebagai berikut : 1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien 2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti oleh perawat di Indonesia. 3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa bekerja lebih efektif dan efisien. 4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi 5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai 6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara profesi perawat dengan medis akan lebih baik. 7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik. 8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit 9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan komputer. Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih memerlukan penyempurnaan (Haryati, 2001). Diharapkan sistem informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa datang dapat mempercepat perkembangan sistem informasi yang dapat diaplikasikan di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lain.

Kesimpulan dan rekomendasi

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Teknologi dalam keperawatan keperawatan memegang peranan penting dalam menjawab tantangan era globalisasi dan perubahan paradigma kesehatan yang ada saat ini, menjadi asset penting suatu organisasi karena sebagai dasar untuk perkembangan suatu organisasi. Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh karena itu ada beberapa konsep yang harus dipahami dalam menyelenggarakan sistem ini diantaranya: informasi , manusia sebagai pengolah data, konsep sistem, konsep organisasi dan manajemen, konsep pengambilan keputusan dan nilai informasi, dan berdasarkan hasil penelitian yang direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Informasi tentang teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi perawat dan

kualitas perawatan pasien harus dibagi dengan perawat berlatih, eksekutif kepemimpinan tim dalam organisasi perawatan kesehatan, dan vendor.
2. Kesehatan pengusaha harus mempertimbangkan meningkatkan penggunaan teknologi

melaporkan bahwa perawat meningkatkan efisiensi kerja mereka dan meningkatkan pasien keselamatan dan kualitas pelayanan.
3. perawat perawatan langsung harus terus-menerus dan input yang konsisten ke

desain, pengadaan dan penerapan teknologi, dan diperlukan staf dalam pengaturan kerja dimana teknologi yang digunakan oleh perawat untuk mendukung pengiriman asuhan keperawatan.
4. Teknologi pelatihan yang terkait untuk staf perawatan langsung harus dicapai

menggunakan berbagai metode, dengan memperhatikan gaya belajar banyak, umur, dan pengalaman sebelumnya menggunakan teknologi.
5.

program pendidikan Keperawatan harus memfasilitasi perawat perawat perawatan langsung ',praktisi dan administrator 'adopsi teknologi dengan memasukkan tepi yang sesuai teknologi saat ini atau memotong seluruh keperawatan kurikulum.

6. Kepala petugas keperawatan harus memiliki pengetahuan tentang pentingnya

mempromosikan integrasi informasi dan klinis teknologi yang mendukung praktek efisiensi dan perawatan pasien kualitas ke tempat kerja.

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

7. Informasi dalam studi ini harus disebarluaskan kepada anggota DPRD dan

dipublikasikan

secara

luas

dalam yang

rangka

mempromosikan kualitas

dukungan dan

untukmengamankan
8.

teknologi

meningkatkan

pelayanan

meningkatkan efisiensi perawat. Grant pendanaan harus diperoleh untuk mendukung studi penelitian dan evaluasi tentang sistem teknologi yang efektif meningkatkan kualitas pasien perawatan dan, meningkatkan efisiensi perawat.
9. organisasi kesehatan pemberian perawatan harus membeli teknologi yang telah

telah terbukti untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan / atau efisiensi kerja perawat.
10. Teknologi yang dipilih harus menjadi bagian dari sistem yang terintegrasi dan bukan

entitas yang berdiri sendiri. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk dilakukan sebuah riset di Indonesia yang berkaitan dengan :
1. Menentukan mengapa perawat tidak merekomendasikan penggunaan teknologi yang

dipilih di tempat kerja.


2. Tentukan apakah penggunaan teknologi yang paling sering direkomendasikan oleh

perawat benar-benar meningkatkan efisiensi perawat dan kualitas pelayanan.


3. Menentukan mengapa perawat tua yang tidak tertarik pada teknologi tetap ada pada

sebuah organisasi yang menggunakan teknologi canggih

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Daftar Pustaka 1. Davis, G.B.(1999) alih bahasa Adiwardana, A.Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Bag.1. Edisi kesebelas. Jakarta : Ikrarmandiriabadi 2. Uly, A. _______. Sistem informasi manajemen keperawatan di Indonesia. Diakses pada 23 Oktober 2010. 3. ANIA, 2010, Nursing Informatics, diakses diwww.file:///C:/Documents%20and %20Settings/Dian/My%20Documents/sim/informatics.aspx.htm, tanggal 24 Oktober 2010 4. Barbara,C (2006). The Use of Technology to Assist Nurses In Caring for Patients, A Report of the Maryland Nursing Workforce Commission,diakses di oktober 2010 5. Anne Dabraw (2010), Product Innovation through User Research at Wolters Kluwer Health. Authors: Anne Dabrow Woods, MSN, RN, CRNP, ANP-BC, Nick Scheponik, BA, Mark Barragry, MA. www.nursingcenter.com/.../preview_improving_nursing_practice_022410.pdf, diakses tanggal 24 oktober 2010 6. Bony a,(2009), The Impact of Informatics on Nursing Education:A Review of the Literaturehttp://www.acteonline.org/uploadedFiles/About_CTE/files/The%20Impact %20of%20Informatics%20on%20Nursing%20Education.pdf, diakses pada tanggal 24 oktober 2010 7. Blumenthal, D., DesRoches, C., Donelan,K., Ferris, T.,Jha, A.,Kaushal, R., Rao,S., Rosenbaum, S., and Shield, A. ( 2006). Health information technology in theUnited States: The information base for progress. Executive Summary. RobertWood Johnson Foundation, Princeton, NJ. Available at:http://www.rwjf.org/programareas/grant.jsp? id=51912&pid=1142&gsa=1 8. Boodman, S. (2005). Not quite fail-safe: computerizing isnt a panacea fordangerous drug errors, study shows. Washington Post, March 22. Availableonline at: http://www.washingtonpost.com/ac2/wp-dyn/A55829-2005Mar22. 9. Briggs, B. (2006). Nursing I.T.: From stations to beside. Health DataManagement, 7 (1), 28-37. Available online at:http://www.healthdatamanagement.com/portals/article.cfm? type=nursing&articleId=13631

10

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

10. Hakim,M. (2005). Wireless, web-based technologies critical for improving OR patient care, service. HHNMOSTWIRED at hospitalconnect.com, retrieved 3/21/2005. Availableat:http://www.hhnmostwired.com/hhnmostwired_app/jsp/articledisplay.jsp? dcrpath=HHNMOSTWIRED/PubsNewsArticleMostWired/data/050316M_Online_Hak im&domain=HHNMOSTWIRED

11

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Вам также может понравиться