Вы находитесь на странице: 1из 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kepercayaan diri pada individu mempunyai peranan yang
sangat besar dalam menunjukkan kemampuannya mengerjakan suatu tugas.
Kepercayaan diri mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk
mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan pada yang akan dibutuhkan
untuk kecakapan tertentu yang ada di dalam diri individu itu sendiri
(Daradjat, 2005, hal. 24).
Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan, percaya diri
juga menyatakan seseorang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Karena
kehilangan suatu kepercayaan diri pada individu akan membuatnya semakin
sulit untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan pada dirinya.
Sikap percaya diri dapat dibentuk dengan belajar terus, tidak takut untuk
berbuat salah dan menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.
Kepercayaan diri merupakan faktor yang penting bagi individu karena
sikap percaya diri akan membuat setiap individu merasa optimis dan mampu
untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan sosialnya. Dalam Islam
sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa memupuk kepercayaan
terhadap diri sendiri agar mencapai kesuksesan. Hal ini seperti yang sudah
difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran sebagai berikut:
; 4L^UE =}=Oee"- EO)
^}=O;O CO^> ^j
2

Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (QS. At-Tin, 95:4)

Berdasarkan ayat di atas Allah SWT telah menyatakan bahwa setiap
individu harus yakin bahwasanya manusia merupakan makhluk yang paling
sempurna yang telah diciptakan Allah di muka bumi ini.
Kepercayaan diri menurut Daradjat (2005, hal. 25) adalah percaya
kepada diri sendiri yang ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang
dilalui sejak kecil. Oleh karena itu orang tua sangat berperan untuk
menanamkan nilai-nilai agama dalam pembentukan kepercayaan diri kepada
anaknya sejak kecil. Orang yang percaya pada dirinya sendiri dapat mengatasi
segala faktor-faktor dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi ringan tidak
akan terasa sama sekali. Tapi sebaliknya orang yang kurang percaya diri akan
sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan.
Menurut ahli psikologi Sigmund Freud (Dalam Zeviera, 2007, hal. 97)
kepercayaan diri adalah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang
berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat
sesuatu. Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri akan sangat mudah
diserang oleh kecemasan, gelisah dan sifat-sifat lemah lainnya.
Iswidharmanjaya (2005, hal. 27) mengatakan dengan kepercayaan diri
yang cukup, seseorang individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya dengan yakin dan mantap. Kepercayaan yang tinggi sangat
berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses
kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk
3

melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk
melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidupnya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dilakukan Alsa (2006, hal. 50)
diperoleh bahwa untuk membentuk kepercayaan diri dari setiap individu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Faktor Fisik, Mental dan Sosial dalam
hal ini faktor sosial yang paling berpengaruh yaitu keadaan keluarga dari
setiap individu yang merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama
dalam pembentukan kepercayaan diri dari individu.
Jadi menurut peneliti kepercayaan diri merupakan keyakinan akan
kemampuan setiap individu untuk bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang
lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri biasanya bersikap toleransi, taat
beragama, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil
keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta
memiliki dorongan prestasi yang kuat untuk mengaktualisasikan dirinya di
dalam masyarakat.
Goleman (2001, hal. 27), mengungkapkan ada lima faktor pedoman
atau sebagai faktor pendukung bagi remaja untuk mengaktualisasikan
dirinya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Kepercayaan Diri, Pengaturan
Diri, Motivasi Diri, Empati dan Keterampilan Sosial. Aktualisasi diri adalah
kemampuan seseorang untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang
dimiliki dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan salah satu hal terpenting
4

dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi diri juga merupakan salah satu
kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi oleh setiap orang.
Djaali (2007, hal. 5) mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup
manusia terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis seperti
kebutuhan untuk makan, minum, berpakaian dan tempat tinggal, kebutuhan
keamanan seperti kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, dan
mendapatkan jaminan hidup, kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk
disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kebutuhan akan harga diri seperti
kebutuhan memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, prestasi,
penghargaan, dan pengakuan, serta kebutuhan akan aktualisasi diri seperti
kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan dan kekaguman.
Menurut Maslow (2004, hal. 17) aktualisasi diri adalah sebuah
keadaan dimana seorang manusia telah merasa menjadi dirinya sendiri, ia
mengerjakan sesuatu yang bermanfaat dan ia mengerjakannya dengan
gembira dan senang hati. Aktualisasi diri merupakan aspek yang sangat
penting bagi seseorang dalam mengembangkan potensinya.
Jadi peneliti menyimpulkan aktualisasi diri diperlukan setiap individu
untuk mengeluarkan potensi yang dimilikinya. Aktualisasi diri juga
merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai
disadarinya ada dalam dirinya yang berarti ia akan mengembangkan potensi
yang dimiliki secara optimal.
5

Menurut Peneliti dalam mengaktualisasikan dirinya individu
memerlukan kepercayaan diri agar mempunyai sikap yakin akan
kemampuannya sendiri dan bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya, sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,
bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak terpengaruh oleh orang lain.
Jadi hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri sangat erat
karena dampaknya seseorang baru dapat mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya atau mengaktualisasikan diri apabila ia telah memiliki
kepercayaan dalam dirinya dengan baik sehingga ia akan dengan mudah
bersosialisasi dalam kehidupannya di dalam masyarakat agar dapat
memperoleh kesuksesan hidup pada masa depannya.
Kepercayaan diri dan aktualisasi diri sering kali tumbuh dan
berkembang pada saat individu memasuki masa remaja. Masa remaja adalah
masa yang paling membutuhkan kepercayaan diri untuk dapat
mengaktualisasikan dirinya di dalam kehidupan karena pada masa remaja
individu senantiasa hadir sebagai sosok yang penuh dengan inovatif, kreatif
dengan sejumlah prestasi yang membanggakan dan kelemahan generasi muda
dewasa ini adalah kurangnya rasa percaya diri sehingga ia tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Pada masa remaja individu mulai
belajar melakukan penyesuaian diri. Dalam proses penyesuaian diri menuju
kedewasaan, ada tiga (3) tahap perkembangan remaja, yaitu: remaja awal (10-
12 tahun), remaja madya (13-15 tahun) dan remaja akhir (16-19 tahun)
(Desmita, 2006, hal. 53).
6

Peneliti melakukan survey awal di Desa Kuta Meligoe Kecamatan
Sawang Kabupaten Aceh Utara pada bulan Mei 2013. Adapun alasan peneliti
memilih desa ini karena merupakan tempat tinggal peneliti sehingga
memudahkan penelitian disamping karena di dessa ini para remajanya terlibat
dalam kenakalan remaja dan kurang berprestasi serta karena desa ini juga
merupakan salah satu dari desa tertinggal sehingga menarik untuk diteliti.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala desa diketahui jumlah
penduduk sebanyak 1.100 jiwa dengan tiga dusun sebagai berikut:
No Nama Dusun
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Remaja
Awal
(10-12
Tahun)
Jumlah
Remaja
Madya
(13-15
Tahun)
Jumlah
Remaja
Akhir
(16-19
Tahun)
Jumlah
Total
Remaja
1.

2.

3.
Dusun I Tgk. Di
Ceukok
Dusun II Bukit
Selamat
Dusun III Teupin
Batee
325

486

289
78

115

41
67

96

82
65

102

28
210

313

151
1.100 234 245 195 674
(Sumber: Data Penduduk 2013)
Dalam penelitian ini peneliti mengambil jumlah dari remaja akhir
sebanyak 195 orang untuk dijadikan populasi penelitian. Berdasarkan data
awal mereka menyatakan kebanyakan remaja akhir dewasa ini tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya disebabkan karena rendahnya kepercayaan
terhadap dirinya sendiri dan kebanyakan remaja akhir yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi dapat memperoleh kesuksesan hidup.

7

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian mengenai Hubungan Kepercayaan Diri
dengan Aktualisasi Diri Pada Remaja Akhir di Desa Kuta Meligoe
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah Hubungan
antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi Diri Pada Remaja Akhir di Desa
Kuta Meligoe Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi
Diri Pada Remaja Akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara faktor fisik dengan aktualisasi diri
pada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara.
b. Untuk mengetahui hubungan antara faktor mental dengan aktualisasi
diri pada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara.
8

c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial dengan aktualisasi
diri pada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara.


D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi responden
a. Sebagai bahan masukan kepada remaja akhir di Desa Kuta Meligoe
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
b. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca khususnya para remaja.
c. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi lintas sektor terkait (orang
tua, masyarakat) dalam memberikan motivasi demi menumbuhkan
kepercayaan diri pada remaja akhir untuk meningkatkan aktualisasi diri.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan referensi dalam perpustakaan untuk
memperkaya ilmu khusunya di bidang keperawatan
3. Manfaat bagi peneliti
Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menambah
pengalaman dan pengetahuan baru dalam melakukan aplikasi ilmu yang
telah dipelajari.
4. Manfaat bagi penelitian lanjutan
Penelitian ini berguna sebagai pengembangan dasar dalam aplikasi
ilmu keperawatan khusunya ilmu keperawatan yang dapat dipergunakan
9

seperlunya. Dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelirian lanjutan,
khususnya mengenai hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri.

Вам также может понравиться