Вы находитесь на странице: 1из 18

Preceptor : Dr.

Ali Sundoro
Disusun oleh: Josephine Paul Durai 1301-1212-3527

10 Juni 2013

defek kongenital berupa malformasi saluran urethra dimana saluran urethra terletak di proksimal ujung penis meatus urethra pada hipospadia bisa terletak pada glandular hingga perineal.

Pada hipospadia tidak didapatkan prepusium ventral sehingga prepusium dorsal (dorsal hood) menjadi berlebihan Sering disertai dengan chordae (keadaan dimana terjadi angulasi penis kearah ventral). Kadang- kadang terjadi stenosis meatus urethra dan anomali testis berupa maldesensus testis.

1.

Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi chordae (kordaektomi), Browne (1936) membagi hipospadia dalam tiga bagian besar yaitu: hipospadi anterior (65-75 %) -tipe glandular -tipe koronal -tipe distal penile shaft

2. hipospadi medius ( 10 15 %) -tipe midshaft 3. hipospadi posterior (20%) -tipe penile proksimal -tipe penoskrotal -tipe skrotal -tipe perineal

Diagnosis hipospadia ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik: i)Pada anamnesis akan didapatkan: Pancaran air kencing pada saat BAK tidak lurus, biasanya kebawah, menyebar, mengalir melalui batang penis, sehingga anak akan jongkok pada saat BAK. Pada Hipospadia grandular/ koronal anak dapat BAK dengan berdiri dengan mengangkat penis keatas. Pada Hipospadia peniscrotal/ perineal anak berkemih dengan jongkok. Penis akan melengkung kebawah pada saat ereksi.

ii)Pada pemeriksaan fisik:


lokasi abnormal meatus urethra yang terletak

diventral mulai glandular sampai perineum tampilan penis yang tidak normal berupa kurvatura penis ( chordae) dorsal hood yang lebih banyak dari ventral hood micropenis kelainan lain yang mungkin ditemukan bersamaan seperti undesensus testis, hernia atau hirdroekel.

Terapi hipospadi adalah berdasarkan pertimbangan faktor : - emosional - psikoseksual - komplikasi

Reparasi sebaiknya dilakukan pada usia 6 18 bulan atau sebelum pra sekolah agar tidak menggangu perkembangan psikologis atau menganggu kegiatan belajar pada saat operasi. seringkali rekonstruksi hipospadia membutuhkan lebih dari sekali operasi serta koreksi ulangan jika terjadi komplikasi. -memperbaiki fungsi mikturisi dan fungsi seksual (ereksi lurus dan pancaran ejakulasi kuat), -pertumbuhan penis yang normal.

Tindakan operatif merupakan penatalaksanaan definitif dari hipospadia. Tujuan operasi adalah mengembalikan penis ke dalam bentuk dan fungsi sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal tersebut, maka lubang kencing harus dikembalikan ke posisi seanatomis mungkin di ujung kepala penis, dan bentuk penis harus tegak lurus saat ereksi.

mencakup pembuangan jaringan ikat (chordee release), pembuatan lubang kencing di ujung kepala penis sesuai bentuk anatomi yang baik, dan membuat saluran kencing baru (tunneling) di dalam kepala penis yang dindingnya dibentuk dari kulit tudung (preputium) kepala penis menentukan hasil akhir operasi hipospadia secara keseluruhan; operasi tahap pertama yang baik akan menghasilkan bentuk estetik penis yang anatomis penis lurus dan lubang kencing tepat di ujung kepala penisdan bebas dari risiko striktura.

dilakukan setelah proses penyembuhan operasi pertama tuntas, paling dini 6 bulan setelah operasi pertama. Operasi tahap kedua membentuk saluran kencing baru (urethroplasty) di batang penis yang menghubungkan lubang kencing abnormal, saluran kencing di dalam kepala penis, dan lubang kencing baru di ujung penis. Dengan teknik operasi yang baik, risiko komplikasi kebocoran saluran kencing dapat diperkecil.

Teknik tenik urethroplasti yang sering digunakan adalah -teknik meatal advancement dan granuloplasti (MAGPI) -teknik thiersch Duplay -meatal based flap -teknik two stage durham smith repair

Apapun teknik operasi hipospadia yang dikerjakan (1 tahap atau 2 tahap), semuanya membutuhkan kelebihan kulit tudung kepala penis (preputium) untuk rekonsuksi saluran kencing baru. Oleh karena itu,pada setiap bayi yang menderita hipospadia tidak boleh dilakukan khitan (sirkumsisi). Bentuk penis setelah operasi hipospadia sudah serupa dengan bentuk penis setelah khitan.

Pseudohermatroditisme Psikis ( malu ) karena perubahan posisi BAK. Kesukaran saat berhubungan sexsual

Komplikasi pasca operasi: perdarahan infeksi fistula uretrokutan stenosis meatus uretra striktura (tersering pada meatus) chordae persisten divertikula uretra

http://www.bedahplastik.com/hypospadia.html http://www.scribd.com/doc/70132857/manaje men-hipospadia http://yuudi.blogspot.com/2012/07/askephipospadia.html

Вам также может понравиться