Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
rumah tangga. Keluhan ini sudah di alami 3 bulan terakhir. Sebelumnya tidak pernah mengalami hal seperti ini. Pada anamnesis tambahan didapatkan keterangan bahwa pola makan ibu Shinta tidak teratur, jarang makan sayur, ikan, maupun daging, hanya tahu/tempe dan kerupuk. Tidak dijumpai riwayat penyakit yang diderita sebelumnya dan riwayat pengobatan tidak jelas, Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Nilai normal 12-14 g/dl 37-42% 3,9-5,3 x 106/l 82 92 fL 27 - 31 pg 32 36% 5000 10.000/l 150.000 400.000 /l
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Mengapa Terjadi Eritropoesis LO 1.1 Definisi Eritropoesis LO 1.2 Mekanisme Eritropoesis LO 1.3 Faktor yang Mempengaruhi Eritropoesis LI 2 Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin LO 2.1 Definisi dan Fungsi Hemoglobin LO 2.2 Struktur Hemoglobin LO 2.3 Biosintesis Hemoglobin LO 2.4 Interaksi Hemoglobin dengan O2 LI 3 Memahami dan Menjelaskan Bagaimana Terjadinya Anemia LO 3.1 Klasifikasi Anemia LO 3.2 Etiologi Anemia LO 3.3 Pemeriksaan LO 3.4 Manifestasi Klinis LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Mengapa Terjadi Defisiensi Besi LO 3.1 Patologi Anemia Defisiensi Besi LO 3.2 Diagnosis LO 3.3 Penatalaksanaan LO 3.4 Pencegahan
1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Eritropoiesis : Proses dimana eritrosit diproduksi (pembentukan sel darah merah).
1.2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi (pembentukan) Eritropoiesis Proses Pembentukan Eritrosit
1.
Rubriblast
Prorubrisit Prorubrisit disebut juga normoblast basofilik atau eritroblast basofilik. Ukuran lebih kecil dari rubriblast.
3.
Rubrisit Rubrisit disebut juga normoblast polikromatik atau eritroblast polikromatik. Inti
sel ini mengandung kromatin yang kasar dan menebal secara tidak teratur, di
beberapa tempat tampak daerah-daerah piknotik.
4.
Metarubrisit Sel ini disebut juga normoblast ortokromatik atau eritroblast ortokromatik.
5.
Retikulosit Setelah dilepaskan dari sumsum tulang, sel normal akan beredar sebagai
6.
Eritrosit Eritrosit normal merupakan sel berbentuk cakram bikonkaf dengan ukuran diameter 7-8 mikron dan tebal 1,5- 2,5 mikron.Bagian tengan sel ini lebih tipis daripada bagian tepi. Umur eritrosit adalah sekitar 120 hari dan akan dihancurkan bila mencapai umurnya oleh limpa.
1.3. Memahami dan Menjelaskan Struktur Eritrosit Struktur Eritrosit (Morfologi) Komponen eritrosit terdiri atas:
Membran eritrosit Sistem enzim, yang terpenting: dalam Embden Meyerhoff pathway: pyruvate kinase; dalam pentose pathway: enzim G6PD (glucose 6phosphate dehydrogenase)
Morfologi:
Eritrosit tidak memiliki inti, dipenuhi oleh protein hemoglobin pembawa O2.
Eritrosit dikelilingi oleh plasmalema. Membran ini terdiri atas lebih kurang 40% lipid (fosfolipid, kolesterol, glikolipid), 50% protein, 10% karbohidrat.
Diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lengkungan pada sentralnya dengan diameter 7,65 m.
Kelenturan (fleksibilitas) membran memungkinkan eritrosit berjalan melalui kapiler yang sempit dan berkelok-kelok tanpa mengalami ruptur.
Luas daerah pucat biasanya tidak melebihi diameter eritrosit, besarnya sama dengan besar inti limfosit kecil.
Rouleaux merupakan suatu kelompok abnormal eritrosit yang saling melekat menyerupai setumpuk koin.
Destruksi Eritrosit
Eritrosit hemolisis atau proses penuaan
Hemoglobin
Globin
Asam amino Pool protein Fe Pool besi Disimpan/ digunakan lagi CO
Hem
Protoporfirin Bilirubin indirek Hati Bilirubin direk Empedu Feses: sterkobilinogen Urin Urobilinogen
Fungsi Eritrosit
1.
Eritrosit mentranspor O2 ke seluruh jaringan melalui pengikatan Hb terhadap oksigen. Hemoglobin eritrosit berikatan dengan CO2 untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar CO2 yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhidrase) dalam eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan CO2 untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari eritrosit dan masuk ke dalam plasma.
2.
3.
Eritrosit berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa.
4.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosotiol saat hemoglobin terdeoksigenasi yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah
dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang
kekurangan oksigen.
6.
Eritrosit juga berperan dalam sistem imun. Ketika sel darah mengalami proses lisis oleh akibat patogen atau bakteri, maka Hb pada eritrosit akan
2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hemoglobin Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah dari merahyang paru-paru berfungsi ke sebagai seluruh
pengangkut
oksigen
tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
2.2. Memahami dan Menjelaskan Pembentukan Hemoglobin Setiap eritrosit mengandung sekitar 640 juta hemoglobin.berikut tahapan pembentukan hemoglobin: 1. 2 Suksini-KoA + 2 glisin membentuk senyawa pirol
Faktor
patologis
seperti
anemia
mempengaruhi
pembentukan
hemoglobin. Jika seseorang mengalami anemia maka kadar eritrosit dalam darahnya pun berkurang sehingga kadar hemoglobin pun ikut berkurang.
2.
Fe
merupakan
inti
molekul
hemoglobin.
Jika
kekurangan
Fe
Kekurangan vitamin E mengakibatkan integritas sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terjadinya hemolisis kadar hemoglobin pun ikut berkurang.
4.
Vitamin
B6
merupakan
kofaktor
pembentukan
hemoglobin.
Jika
5.
Protein dipergunakan sebagai bahan dasar hemoglobin dan sel darah merah
6.
Vitamin B12 dan asam folat diperlukan untuk sintesis DNA dalam pembentukan eritrosit
7.
Eritropoietin merupakan prekursor pembentukan eritrosit. Ketika kadar oksigen rendah (dataran tinggi) menyebabkan pembentukan eritropoietin meningkat sehingga kadar Hb juga meningkat.
Struktur Hemoglobin Hemoglobin merupakan protein dengan berat molekul 64.450.Hemoglobin adalah molekul yang berbentuk bulat dan terdiri atas empat subunit.Tiap-tiap subunit mengandung satu gugus heme yang terkonjugasi oleh suatu polipeptida.Heme adalah gabungan protoporfirin (derivate porfirin) dengan besi.Dan ada dua pasang polipeptida di setiap molekul hemoglobin, yaitu globin, yang terdiri atas 2 rantai alfa (masing-masing mengandung 141 residu asam amino) dan 2 rantai beta (masing-masing mengandung 146 residu asam amino). Sepasang rantai globin dikode oleh kromosom 11 (beta) dan kromosom 16 (alfa).
2.4. Memahami dan Menjelaskan Fungsi Hemoglobin Hemoglobin berperan dalam memelihara fungsi transport oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan kembali
2.5. Memahami dan Menjelaskan Transportasi (Sirkulasi) Hemoglobin Mekanisme Biosintesis Hemoglobin
Reaksi antara O2 dan Hemoglobin Hemoglobin mengikat oksigen untuk membentuk oksihemoglobin, oksigen menempel pada Fe2+ dalam heme.Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul oksigen secara reversibel.Atom besi tetap berada dalam bentuk ferro, sehingga reaksi pengikatan oksigen merupakan suatu reaksi oksigenasi. Dengan reaksi : Hb + O2 HbO2 Bila tekanan O2 tinggi, seperti dalam kapiler paru, O2 berikatan dengan hemoglobin. Sedangkan jika tekanan oksigen rendah, oksigen akan dilepas dari hemoglobin (deoksihemoglobin).
HBF (fetal), terdapat dalam eritrpsit janin, dibentuk setelah janin berusia 6 minggu kehamilan, dan <2% pada umur bayi > 1 tahun.
HB A (Adult), terdapat pada eritrosit orang dewasa. Pada bayi usia 6 bulan terdapat 80-90% HBA.
HBS : Hemoglobulin sel sabit yaitu HB abnormal yang paling berat dari jenis HB lainnya.
Penurunan HB, terdapat pada penderita anemia, kangker, penyakit ginjal, pemberian cairan intra vena berlebihan, dan penyakit Hodkins. Dapat disebabkan oleh obat - obatan, misalnya : antibiotiks, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin, rifampin, dan
trimetadion.
Peningkatan HB, terdpaat pada pasien dehidrasi, polisitemia, penyakit paru obstruksi menahun (COPD), gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan pemeriksaan HB adalah meltidopa dan gentamidin.
3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Anemia Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan tubuh.
3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Anemia Pada dasarnya anemia disebabkan oleh gangguan pembentukan eritrosit di sumsum tulang (produksi eritrosit menurun), kehilangan eritrosit dari tubuh (perdarahan), proses peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Anemia 1. Berdasarkan morfologi eritrosit Anemia hipokromik mikrositer (MCV <80 fl; MCH <27 pg)
Anemia pasca perdarahan akut. Anemia aplastik hipoplastik ditandai dengan penurunan sel darah merah secara besar-besaran. Hal ini dapat terjadi karena pajanan radiasi yang berlebihan, keracunan zat kimia, atau kanker.
Non megaloblastik
Anemia pada penyakit hati kronik Anemia pada hipotiroid Anemia pada sindroma mielodisplastik
2. Berdasarkan Etiopatogenesis
Gangguan utilisasi besi Anemia akibat penyakit kronik Anemia sideroblastik Kerusakan pada jaringan sumsum tulang Atrofi dengan penggantian oleh jaringan lemak: anemia aplastik / hipoplastik /
4.
3. 4. 5.
3.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Anemia Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu: 1. Gejala umum anemia System kardiovaskular : lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak nafas, angina pectoris dan gagaljantung System saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunangkunang, kelemahan otot, iritabel. Sistem urogenital : gangguan hadidan libido menurun Epitel : pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan
halus
Anemia defisiensi besi : disfagia, atropi papil lidah, stomatitis angularis Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue) Anemia hemolitik : icterus dan hepatosplenomegali Amemia apalstik : pendarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi
3. Gejala akibat penyakit dasar Disebabkan karena penyakit yang mendasari anemia misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang
4.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Anemia Defisiensi Besi Anemia yang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin.
4.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Anemia Defisiensi Besi Terjadinya ADB sangat ditentukan oleh kemampuan absorpsi besi, diit yang mengandung besi, kebutuhan besi yang meningkat dan jumlah yang hilang.
Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis Kurangnya besi yang diserap Perdarahan Transfuse feto-maternal Iatrogenic blood loss Idiopathic pulmonary hemosiderosis Latihan yang berlebihan
4.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Anemia Defisiensi Besi Gejala khas akibat defisiensi besi
Koilonychia: kuku sendok (spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
Atrofi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang
Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia.
4.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi Patofisiologi Tahap pertama Disebut iron depletion atau storage iron deficiency, ditandai dengan berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi.Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal. Tahap kedua
Tahap ketiga
Disebut sebagai iron deficiency anemia.
4.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Anemia Defisiensi Besi Pemeriksaan fisik Meliputi pemeriksaan tanda vital untuk melihat kondisi umum yang mungkin menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kondisi pasien atau efek anemia terhadap kondisi umum pasien.Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan berbagai kondisi klinis manifestasi kekurangan besi dan sindroma anemic.
MCV
MCH Morfologi Ferritin
konsentrasi kadar Fe. Standar kadar normal ferritin pada tiap center kesehatan berbeda-beda. Kadar ferritin serum normal tidak menyingkirkan kemungkinan
defisiensi besi namun kadar ferritin >100 mg/L memastikan tidak adanya anemia
defisiensi besi
TIBC
50%)
Dapat
ditemukan
hyperplasia
normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil. Pulasan besi dapat menunjukkan butir hemosiderin (cadangan besi) negatif. Sel-sel ideroblas yang merupakan sel blas dengan granula ferritin biasanya negatif. Kadar sideroblas ini adalah Gold standar untuk menentukan anemia
Berbagai
kondisi
yang
mungkin
menyebabkan anemia juga diperiksa, misalnya pemeriksaan feces untuk menemukan telur cacing tambang, pemeriksaan darah samar, endoskopi, dan lainnya.
4.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Anemia Defisiensi Besi Diagnosis diferensial utama dari anemia defisiensi besi yang mikrostik hipokromik adalah thallasaemia, penyakit inflamasi kronik, dan sindroma mielodisplastik.
Parameter Klinis
Thallasaemia Sindroma
Inflamasi kronik Sindroma sistemik lain Micro/hypo, target cell Normal Normal
Sindroma mielodisplastik
jelas/tidak, gejala
Micro/hypo Normal/meningkat
Transferin
Menurun
Normal
Normal/Meningkat
a). Terapi kausal: terapi terhadap penyebab perdarahan, b). Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh (iron replacement therapy) : Terapi besi oral, merupakan terapi pilihan pertama oleh karena efektif, murah dan aman. Preparat yang tersedia adalah ferrous sulphate (preparat pilihan pertama oleh karena paling murah tetapi efektif). Dosis anjuran adalah 3 x
200 mg. Preparat lain : ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate,
ferrous succinate. Terapi besi parenteral, resiko lebih besar & lebih mahal, indikasi ; Intoleransi terhadap pemberian besi oral, kepatuhan terhadap obat rendah, penyerapan besi terganggu, keadaan dimana kehilangan darah banyak, kebutuhan besi besar dalam waktu pendek, defisiensi besi fungsional relatif.
Diet, sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama berasal dari protein hewani.
Vitamin C, diberikan 3 x 100 mg/hari untuk meningkatkan absorposi besi Transfusi darah, ADB jarang memerlukan transfusi darah. Diberikan hanya pada keadaan anemia yang sangat berat atau disertai infeksi yang dapat mempengaruhi respons terapi. Jenis darah yang diberikan adalah PRC untuk mengurangi bahaya overload.
4.9.Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Anemia Defisiensi Besi Komplikasi lain.apabila yang mungkin berat, timbul maka seperti pada anemia yang pada
anemianya
akan
timbul
komplikasi
yangmungkin
timbul
adalah
komplikasi
dari
tractus
gastrointestinal
Meningkatkan konsumsi Fe dari sumber alami terutama sumber hewani yang mudah diserap. Juga perlu peningkatan konsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan A.
Pendidikan kesehatan:
1.
Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, dan perbaikan lingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki.
2. 3.
Penyuluhan gizi: untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu absorpsi besi. Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling sering di daerah tropic.
Suplementasi besi.