Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usia Lanjut 2.1.1 Definisi usia lanjut Usia lanjut merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari fase prasenilis (usia 55- 65 tahun) dan fase senilis yaitu >65 tahun (Nugroho, 2000). Usia lanjut adalah mereka yang berumur 65 tahun ke atas. M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan usia lanjut jika telah berumur di atas 60 tahun. Jika mengacu pada usia pensiun, usia lanjut ialah mereka yang telah berusia di atas 56 tahun (Arisman, 2009). 2.1.2 Klasifikasi usia lanjut Menurut World Health Organization(WHO) usia lanjut meliputi: 1. usia pertengahan (Middle Age) yaitu mereka yang berusia 45-59 tahun. 2. usia lanjut (Elderly) yaitu mereka yang berusia 60-74 tahun. 3. lanjut usia tua (Old) yaitu mereka yang berusia 75-90 tahun. 4. usia sangat tua (Very Old) yaitu mereka yang berusia di atas 90 tahun (Widiyaningsih, 2009). 2.1.3 Perubahan mental dan psikososial pada usia lanjut Perubahan yang terjadi pada usia lanjut meliputi perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan psikososial. Perubahan mental yang terjadi seperti adanya gangguan pada mood, perasaan dan afek, gangguan persepsi, gangguan fungsi visuospasial, gangguan proses berpikir, gangguan sensorium dan kognisi, kesadaran, orientasi, daya ingat dan fungsi intelektual. Beberapa masalah

di bidang psikogeriatri di antaranya adalah kesepian, duka cita (bereavement), depresi, gangguan kecemasan, dan psikosis pada usia lanjut (Darmojo, 2009). Perubahan psikososial pada usia lanjut akan sangat terasa apabila seseorang memasuki masa pensiun. Bila seseorang dipensiun, ia pun akan mengalami kehilangan-kehilangan seperti kehilangan finansial yaitu pada umumnya pemasukan uang pada seseorang yang pensiun akan menurun, kecuali pada orang yang sangat kaya dengan tabungan yang melimpah. Kehilangan status, terutama ini terjadi bila sebelumnya orang tersebut mempunyai jabatan dan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan fasilitasnya. Kehilangan teman/kenalan, mereka akan jarang sekali bertemu dan berkomunikasi dengan teman sejawat yang sebelumnya setiap hari dijumpainya, hubungan sosialnya pun akan hilang/berkurang. Kehilangan kegiatan/pekerjaan yang teratur dilakukan setiap hari, ini berarti bahwa rutinitas yang dilakukannya bertahun-tahun juga akan hilang. Biasanya orang yang pensiun akan mempunyai ketergantungan sosial, finansial, selain itu juga akan kehilangan prestise, kewibawaan, peranan-peranan sosial, dan sebagainya yang akan memicu stres bagi mereka (Darmojo, 2009).

2.2 Konsep Kecemasan pada Usia Lanjut 2.2.1 Definisi kecemasan Kecemasan merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf otonom, kecemasan patologik biasanya merupakan kondisi yang melampaui batas normal terhadap satu ancaman yang sungguh-sungguh maladaptif (Kaplan & Sadock, 2005).

Kecemasan adalah suatu mood, biasanya tidak menyenangkan, disertai sensasi di tubuh (somatik) dan terjadi dengan rasa ketidakpastian dan ancaman akan masa depan secara subjektif (Puri, 2011). Kecemasan dapat didefinisikan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan, tidak menentu dari individu dimana penyebabnya tidak pasti/tidak ada objek yang nyata misalnya: cemas kalau hasil ujian jelek, cemas tidak naik kelas, cemas menunggu kedatangan, menunggu keberangkatan, terlambat dan lain-lain. Cemas dapat digolongkan menjadi cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat (Rasmun, 2004). Gangguan kecemasan (ansietas) merupakan kelompok gangguan psikiatri yang paling sering ditemukan. National Comorbidity Study melaporkan bahwa satu diantara empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan ansietas dan terdapat angka prevalensi 12 bulan sebesar 17,7 persen (Sadock & Sadock, 2010). 2.2.2 Tanda dan gejala kecemasan Gangguan kecemasan disebabkan oleh interaksi dari faktor biopsikososial termasuk kecenderungan genetik yang berinteraksi dengan keadaan, stress atau trauma yang menghasilkan gejala klinik yang bermakna (Yates, 2012).Ada beragam tanda dan gejala bergantung pada jenis gangguan kecemasan yang diderita. Tanda dan gejala fisik akibat reaksi stres umum terjadi pada berbagai gangguan kecemasan. Tanda dan gejala bisa berlangsung lama (kronis) dan semakin memburuk jika penderita tidak mendapat bantuan yang memadai. Perawatan bagi gangguan kecemasan bisa sangat efektif menenangkan penderita atau menghilangkan berbagai tanda dan gejala (Larson, 2010).

Tanda fisik bila terjadi kecemasan adalah gemetar, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering terkejut, hiperaktivitas otonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardia, palpitasi, berpeluh, tangan terasa dingin, diare, xerostomia, sering kencing, parastesia dan sulit menelan. Tanda psikologik pada kecemasan adalah rasa takut, sulit konsentrasi, siaga berlebih, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut (Kaplan & Sadock, 2005). 2.2.3 Tingkat kecemasan Gangguan cemas dibagi dalam beberapa golongan, yaitu fobia, gangguan panik, gangguan ansietas menyeluruh, gangguan depresif dan ansietas campuran gangguan stres pasca trauma dan gangguan obsesif kompulsif (Puri, 2011). Menurut Stuart (2007) kecemasan digolongkan menjadi 4 jenis yaitu: 1. kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan

meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar, menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi. 2. kecemasan sedang, berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini adalah kelelahan yang meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan

10

meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis. 3. kecemasan berat, sangat mengurangi lapang persepsi individu, cenderung berfokus pada suatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering buang air kecil, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri, keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung dan disorientasi. 4. tingkat panik dari kecemasan, berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena kehilangan kendali. Individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi. 2.2.4 Pengukuran kecemasan Pengukuran kecemasan dapat dilakukan dengan kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA) yang terdiri dari 14 kelompok gejala yaitu perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan,

11

perasaan depresi, gejala somatik, gejala sensori, gejala kardiovaskular, gejala pernapasan, gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala vegetatif dan tingkah laku (sikap) saat wawancara. Masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejalagejala yang lebih spesifik (Matthew, 2011). Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0 4, yang artinya adalah : 0 = tidak ada gejala (keluhan) 1 = gejala ringan 2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala sangat berat Masing-masing nilai angka dari ke 14 kelompok tersebut dijumlahkan dan dapat diketahui derajat kecemasan seseorang sebagai berikut : Total Nilai : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan 14 20 = kecemasan ringan 21 27 = kecemasan sedang 28 41 = kecemasan berat 42 56 = panik

2.3 Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Hal-hal yang berhubungan dengan kecemasan mungkin berasal dari faktor internal (individu) maupun faktor eksternal (lingkungan). Faktor internal misalnya usia, ketika memasuki usia tua seseorang akan mengalami berbagai kemunduran dan ketidakmampuan fisiologis yang menyebabkan rasa kurang percaya diri pada

12

individu tersebut dan perasaan tidak mampu bekerja sehingga mencetuskan kecemasan (Stuart, 2007). Selain itu, jenis kelamin juga berpengaruh terhadap tingkat kecemasan seseorang karena berhubungan dengan dukungan sosial yang didapatkan, pada wanita diketahui memiliki hubungan sosial yang lebih luas dan lebih erat dibandingkan pria (Kodriati, 2004). Faktor eksternal ialah hubungan individu dengan orang lain. Perasaan cemas muncul karena individu merasa tidak dicintai orang lain, tidak memiliki kasih sayang, tidak memiliki dukungan dan motivasi dan jauh dari orang yang paling dekat. Dengan kata lain faktor lingkungan yang mempengaruhi kecemasan tersebut adalah dukungan keluarga serta dukungan sosial (Stuart, 2007). 2.3.1 Usia Ketika seseorang memasuki usia yang semakin tua (>56 tahun) akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat lagi melakukan tugasnya sehari-hari. Keadaan tersebut cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun masalah kesehatan jiwa. Usia tua dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai penderitaan dengan berbagai penyakit serta kesadaran akan kematian sehingga kecemasan akan kematian menjadi masalah psikologis penting bagi lansia. Selain itu mereka yang berusia 40-45 tahun (menjelang usia lanjut) mulai mengalami kecemasan menghadapi masa tua yaitu mereka berpikir akan mengalami penurunan pendapatan secara materi sehingga mereka gelisah dan memicu kecemasan (Nugroho, 2000).

13

2.3.2

Jenis Kelamin Kecemasan (ansietas) hebat sering terjadi sekitar 3-5 % pada orang dewasa

hingga usia lanjut pun pernah mengalaminya. Perempuan (prevalensi seumur hidup 30,5 persen) lebih cenderung mengalami gangguan ansietas daripada lakilaki (prevalensi seumur hidup 19,2 persen) (Sadock & Sadock, 2010). Rasio antara perempuan dan laki-laki pada beberapa survei 3:2 (Puri, 2011). Perbedaan jenis kelamin juga dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masalah psikologis usia lanjut sehingga akan berdampak pada bentuk adaptasi yang digunakan dalam menghadapi masalah (Kodriati, 2004). 2.3.3 Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, penghargaan, informasi, dan instrumental. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. Dukungan bisa atau tidak digunakan tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan jika diperlukan (Akhmadi, 2009). Keluarga merupakan sistem yang berarti sehingga dapat memberikan petunjuk tentang kesehatan mental, fisik, dan emosi usia lanjut. Dukungan keluarga itu dapat dibagi menjadi empat aspek yaitu : 1. Dukungan informasional Pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah merupakan bagian dari dukungan informasional.

14

Manfaat dari dukungan ini adalah untuk menekan munculnya stresor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi. 2. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas keluarga diantaranya memberi support, penghargaan dan perhatian. 3. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah pertolongan praktis dan kongkrit diantaranya keteraturan sekolah, kesehatan penderita, dalam hal ini kebutuhan makan, minum, istirahat dan terhindar dari kelelahan. 4. Dukungan emosional Pemberian empati, cinta, kejujuran dan perawatan serta memiliki kekuatan yang hubungannya konsisten sekali dengan status kesehatan. Manfaat ini adalah menjamin nilai-nilai individu akan selalu terjaga kerahasiaannya dari

keingintahuan orang lain (Friedman, 1998). 2.3.4 Dukungan Sosial Menurut Gonollen dan Bloney, dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut (Asari, 2005). Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peran atau pengaruh serta bantuan yang diberikan oleh orang-orang yang berarti seperti

15

anggota keluarga, teman, saudara dan rekan kerja. Menurut Saronson dkk, dukungan sosial memiliki peranan penting untuk mencegah ancaman kesehatan mental. Individu yang memiliki dukungan sosial yang rendah, lebih

memungkinkan mengalami konsekuensi psikis yang negatif (Suhita, 2005). Keuntungan individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi individu yang lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang rendah, mempertinggi keterampilan interpersonal, memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk beradaptasi dengan stress (Suhita, 2005). Orang yang memiliki banyak ikatan sosial cenderung untuk memiliki usia yang lebih panjang. Selain itu juga relatif lebih tahan terhadap stress yang berhubungan dengan penyakit daripada orang yang memiliki sedikit ikatan sosial (Atkinson, 2002). Komponen penting yang lain dari masa tua yang sukses dan kesehatan mental adalah adanya sistem pendukung yang efektif. Sumber pendukung utama biasanya merupakan anggota keluarga seperti pasangan, anak-anak, saudara kandung, atau cucu. Namun, struktur keluarga akan mengalami perubahan jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, pindah ke daerah lain atau menjadi sakit. Oleh karena itu, kelompok pendukung yang lain sangat penting. Beberapa dari kelompok ini adalah tetangga, teman dekat, kolega sebelumnya dari tempat kerja atau organisasi dan anggota usia lanjut di tempat ibadah (Stanley, 2006).

16

a.Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial Usia, faktor usia berkaitan dengan adanya dukungan sosial yaitu adanya perubahan sosial dan hubungan yang menyertai dalam proses penuaan. Proses ini dapat terjadi setelah seseorang memasuki masa pensiunan. Sebab pada saat itu terjadi penurunan kontak sosial dan kesempatan untuk bertemu dengan orang banyak berkurang serta didukung dengan keterbatasan fisik oleh karena proses penuaan itu sendiri sehingga berpengaruh pada intensitas kontak sosial (Kodriati, 2004). Jenis kelamin, pada wanita diketahui memiliki hubungan sosial yang lebih luas dan lebih erat dibandingkan dengan kaum pria. Secara teori jenis kelamin adalah sesuatu yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi atau merupakan identitas responden yang dapat digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan (Kodriati, 2004). Tingkat pendidikan, dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan kemungkinan akan mendapatkan dukungan sosial dari orang yang berada di sekitarnya (Kodriati, 2004). Status pernikahan, menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan akan

17

memberikan keuntungan bagi kesehatan seseorang karena akan mendapatkan perhatian dari pasangannya. Penelitian membuktikan, bahwa seseorang menikah hidupnya akan lama daripada yang tidak menikah atau bercerai (Kodriati, 2004). b.Aspek-Aspek Dukungan Sosial Hause berpendapat bahwa ada empat aspek dukungan sosial yaitu: 1. Emosional Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya. 2. Instrumental Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan, perlengkapan dan sarana pendukung lain termasuk di dalamnya memberikan peluang waktu. 3. Informatif Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan. 4. Penilaian Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial dan konfirmasi/persetujuan (Suhita, 2005).

Вам также может понравиться

  • KATARAK TRAUMATI K
    KATARAK TRAUMATI K
    Документ1 страница
    KATARAK TRAUMATI K
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka Referat PD
    Daftar Pustaka Referat PD
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka Referat PD
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Cover Asli
    Cover Asli
    Документ1 страница
    Cover Asli
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Mola Hidatidosa
    Mola Hidatidosa
    Документ12 страниц
    Mola Hidatidosa
    Anyeliria Sutanto
    Оценок пока нет
  • Cover Asli
    Cover Asli
    Документ2 страницы
    Cover Asli
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi New
    Daftar Isi New
    Документ1 страница
    Daftar Isi New
    Farisa Rahma
    Оценок пока нет
  • Mola A Case
    Mola A Case
    Документ14 страниц
    Mola A Case
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ1 страница
    Bab 4
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Dftra Isi
    Dftra Isi
    Документ2 страницы
    Dftra Isi
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Cover Asli
    Cover Asli
    Документ1 страница
    Cover Asli
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Cover Asli
    Cover Asli
    Документ1 страница
    Cover Asli
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • COVER Obgyn
    COVER Obgyn
    Документ1 страница
    COVER Obgyn
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Referat PCOS
    Referat PCOS
    Документ19 страниц
    Referat PCOS
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • BAB 1 Lapkas AUB
    BAB 1 Lapkas AUB
    Документ3 страницы
    BAB 1 Lapkas AUB
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Cover Asli
    Cover Asli
    Документ1 страница
    Cover Asli
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    Dwi Hardiyanti
    Оценок пока нет