Вы находитесь на странице: 1из 53

UKURAN KEPALA ABNORMAL Indikasi klinis pertama pada beberapa anomali SSP kongenital adalah k ran kepala !

ang abnormal !ang di" mpai saat periode neonatal ata ba!i# Makrosefali adalah istilah !ang m m dig nakan nt k men n" kkan k ran kepala !ang berlebihan$ dan kon%ensi ini kita ik ti# Lebih tepat$ makrokrania adalah istilah !ang lebih m m nt k kelainan pertambahan k ran tengkorak# Makrose&ali biasan!a dibatasi sebagai lingkaran kepala !ang melebihi d a de%iasi standar diatas rata-rata' mikrose&ali bila lingkaran kepala lebih dari d a de%iasi standar diba(ah rata-rata# PA)O*ENESIS MIKROSE+ALI Mikrose&ali diklasi&ikasikan kedalam tiga kelompok$ ses ai pen!ebabn!a, -# Mikrosefali primer "inak berkaitan dengan &aktor genetik# Mikrosefali genetik ini termas k mikrosefali familial dan mikrose&ali akibat aberasi khromosom# .# Mikrose&ali akibat pen t pan s t ra premat r /kraniosinostosis0# 1enis mikrose&ali ini berakibat bent k kepala abnormal$ nam n pada keban!akan kas s tak ada anomali serebral !ang "elas# 2# Mikrose&ali sek nder terhadap atrofi serebral# Mikrosefali sekunder dapat disebabkan oleh in&eksi intraterin seperti pen!akit inkl si sitomegalik$ r bella$ si&ilis$ toksoplasmosis$ dan herpes simpleks' radiasi$ hipotensi sistemik maternal$ ins &isiensi plasental' anoksia' pen!akit sistemik maternal seperti diabetes mellit s$ pen!akit renal kronis$ &enilketon ria' dan kelainan perinatal serta pas3anatal seperti as&iksia$ in&eksi$ tra ma$ kelainan "ant ng kronik$ serta kelainan par -par dan gin"al# 1enis mikrose&ali ini berh b ngan dengan retardasi mental dalam berbagai tingkat# PA)O*ENESIS MAKROSE+ALI Keban!akan pembesaran kepala disebabkan oleh peninggian )IK$ konsek ensin!a makrose&ali m ngkin memerl kan tindakan# Makrose&ali diklasi&ikasikan berdasar etiologi kedalam, -# Kelainan aliran 4SS dan kelainan rongga 4SS# Ak m lasi 4SS abnormal akibat kelainan aliran 4SS m ngkin menimb lkan peninggian )IK# Hidrosefalus adalah 3ontoh khas kelainan aliran 4SS# 5isgenesis parenkhim otak ata hilangn!a parenkhim otak !ang telah berkembang sebel mn!a bisa mengakibatkan terbent kn!a rongga CSS yang abnormal# Bila keadaan ini bersamaan dengan gangg an sirk lasi 4SS dan sebagai akibat pembesaran rongga terseb t$ ter"adi makrose&ali# .# Lesi massa intrakranial# Ses ai lokasin!a$ lesi ini

diklasi&ikasikan sebagai ekstraserebral ata intraserebral# Pada !ang pertama$ lesi ditem kan paling sering sebagai penimbunan cairan subdural$ seperti hematoma subdural, efusi subdural, higroma subdural dan hidroma subdural, serta sista arakhnoid. Lesi massa intraserebral termasuk tumor otak dan abses otak. 3. Penambahan olume otak. Penambahan olume parenkhim otak disebut megalensefali. Lesi ini berbeda dari edema otak, dimana yang bertambah adalah olume air otak. Megalensefali biasanya tidak merupakan kandidat untuk operasi bedah saraf. !da dua "enis# megalensefali anatomik, disebabkan pertambahan ukuran dan "umlah neuron, serta megalensefali metabolik, disebabkan akumulasi metabolit abnormal sekitar neuron akibat kelainan otak intrinsik. $ebanyakan megalensefali metabolik adalah dominan autosom dan ditemukan pada akhondroplasia, neurofibromatosis, sklerosis tuberosa, serta keadaan lain yang serupa. %iasanya normotensif dan memperlihatkan perkembangan yang normal. Pada keadaan yang "arang mungkin bersamaan dengan gigantisme, d&arfisme, pseudohermafroditisme pria, dan hipoparatiroidisme-hipoadrenokortisisme. Megalensefali metabolik disebabkan oleh kelainan penimbunan seperti gangliosidosis, mukopolisakharidosis, sulfatidosis, sindroma Hurler, dan sindroma Hunter. $ebanyakan hipertensif dan memperlihatkan per"alanan perkembangan yang retrogresif. 'dema otak dapat disebabkan oleh intoksikasi, kelainan endokrin, galaktosemia, dan keadaan lainnya. Pseudotumor serebri, atau hipertensi intrakranial "inak, terhindar dari edema otak dengan sebab yang tak diketahui. Sistema entrikel kolaps akibat peninggian olume air parenkhim otak. $eadaan ini kadang-kadang memerlukan operasi dekompresi. (. Penebalan abnormal tengkorak. Pada keadaan yang "arang, pembesaran kepala mungkin disebabkan penebalan kranium akibat anemia, displasia kranioskeletal dan se"enisnya. P'M')*$S!!+ P!S*'+ ,'+-!+ M!$).S'/!L* Pembesaran kepala pertanda lesi intrakranial. Hidrosefalus dan penumpukan cairan subdural adalah kelainan penyebab utama. 0arang keadaan ini disebabkan megalensefali, yang tampak pada fakomatosis dan terutama pada neurofibromatosis. *nspeksi Pengukuran Lingkar $epala Serial. !spek terpenting dari pemeriksaan kasus yang diduga makrosefali. %ila diduga suatu megalensefali familial, bila perlu lingkar kepala keluarga diukur. %ila lingkar kepala lebih dari dua de iasi standar diatas rata-rata, anomali kongenital intrakranial dapat diketahui secara dini dengan bantuan C1 scan sebelum

lesi menyebabkan perubahan otak yang irre ersibel. 0angan sampai melakukan misdiagnosis pertumbuhan kepala yang 2catch-up2 pada bayi prematur sebagai hidrosefalus. Lingkar kepala harus diinterpretasikan bersama dengan pengukuran lingkar dada, berat badan, tinggi, dll. Lingkar kepala mendekati lingkar dada pada bayi. 1abel 3-3. Lingkar $epala Standar !nak Laki-laki4 -----------------------------------------------------5sia Lingkar $epala 6sm7 ------------------------------- 4L$ anak perempuan usia Saat lahir 38 lebih dari 3 bulan le3 bulan (9 bih kecil 3 sm dari a: bulan (8 nak laki-laki. ( tahun 89 ; S, < 3 inci 6;.8 sm7 ------------------------------------------------------1abel 3-;. 0enis Makrokrania ------------------------------------------------------$epala besar dengan fontanel menon"ol Hidrosefalus Penimbunan cairan subdural 1umor intrakranial 'dema otak Megalensefali metabolik $epala membesar dengan fontanel cekung Penimbunan cairan subdural Hidrosefalus tekanan normal Porensefali 1umor basal Megalensefali anatomik -------------------------------------------------------%entuk 1engkorak. $elainan bentuk tengkorak adalah temuan penting akan kemungkinan lesi intrakranial. Lesi massa mungkin terletak dekat pembengkakan lokal tengkorak. Sista arakhnoid fossa media menyebabkan penon"olan skuama temporal. Penon"olan sering ditemukan pada lesi sistik fossa posterior. Penon"olan parietal bisa tampak pada porensefali dan penumpukan cairan subdural. Penon"olan frontal biasa tampak pada hidrosefalus. Pada stenosis akuaduktal, fossa posterior cenderung men"adi kecil. 1egangan scalp. Scalp men"adi berkilau bila 1*$ meninggi serta ena scalp berdilatasi. Strabismus. Salah satu tanda dari peninggian 1*$. /enomena Setting Sun. Sering tampak pada hidrosefalus. ,isangka akibat tekanan pada pelat kuadrigeminal oleh resesus suprapineal entrikel ketiga yang mengalami dilatasi. Postur .pistotonik. %ayi dengan hipertensi intrakranial yang nyata sering memperlihatkan postur ini, dan sering dengan tangisan serebral 6=high-pitched=7. $egagalan 5ntuk 1umbuh. %ayi dengan peninggian 1*$ tak

dapat makan dengan baik dan tidak tumbuh, karena tah dan malnutrisi. Palpasi

mun-

/ontanel Menon"ol. ,iagnosis klinik kepala yang membesar diarahkan kepada apakah terdapat peninggian 1*$. $arena penon"olan fontanel adalah pertanda peninggian 1*$ pada bayi, pemeriksaan fontanel anterior sangat penting pada neonatus dan bayi. $epala yang besar dengan penon"olan fontanel, atau makrosefali hipertensif, adalah indikasi untuk dekompresi dengan shunting pada kebanyakan kasus. Hematoma subdural kronis, hidrosefalus tekanan normal, tumor basal, dan se"enisnya tak selalu menyebabkan penon"olan fontanel. /ontanel bayi normal adalah datar atau sedikit cekung dan berdenyut, namun bayi normal dapat memperlihatkan penon"olan fontanel saat menangis atau berbaring. $arenanya fontanel harus dipalpasi saat bayi duduk dan tenang. Sutura Melebar 6=Split=7. Sutura bayi mudah berpisah pada peninggian 1*$. Setelah operasi pintas, sutura men"adi tumpang-tindih dan fontanel anterior men"adi cekung. !uskultasi. !nak normal dan hidrosefalus, bruit yang lemah normalnya dapat didengar. Pada aneurisma ena -alen, bruit kranial yang "elas sering terdengar. Perkusi. Pada kasus penimbunan abnormal cairan, perkusi kepala mengakibatkan suara resonan abnormal 6tanda Mac'&en7. 1ransiluminasi. $epala bayi normal memperlihatkan halo kurang dari satu "ari. Halo lebih "elas pada regio frontal dan pada bayi prematur. Lesi intrakranial dan ekstrakranial yang menyebabkan transiluminasi positif bisa dilihat pada tabel. Setiap temuan transiluminasi dapat dilihat pada semua regio pada hidranensefali dan secara lokal pada porensefali. Pada sista ,andy->alker, fossa poterior mungkin memperlihatkan efek transiluminasi. >alau tidak setiap efek ter"adi pada hidrosefalus, ia mungkin tampak pada kasus hidrosefalus yang berat dimana terbentuk mantel setipis kertas. 1abel 3-3. Lesi dengan 1ransiluminasi Positif -------------------------------------------------------Lesi 'kstrakranial 'dema Scalp $oleksi cairan subgaleal Lesi intrakranial Lesi ekstraserebral $oleksi cairan subdural Sista arakhnoid Lesi intraserebral Hidranensefali Porensefali Hidrosefalus berat Sista ,andy->alker --------------------------------------------------------

1*+,!$!+ ,*!-+.S1*$ P!,! P'M%'S!)!+ $'P!L! )ontgenografi 1engkorak %ahkan pada era C1 scan, foto tengkorak polos sering memberikan informasi penting. )ontgenografi dapat menampilkan# 637 bentuk tengkorak, penon"olan serta penipisan lokal, serta ukuran fossa posterior? 6;7 peninggian 1*$? dan 637 kalsifikasi abnormal serta dugaan fraktura tengkorak. 1ap Subdural Mungkin dilakukan untuk diagnostik dan terapeutik. %iasanya dilakukan pada sudut lateral fontanel anterior pada garis sutura koronal. Hati-hati untuk tidak memutar "arum setelah insersi keruang subdural, dan tidak untuk mengisap cairan. @olume cairan yang diambil melalui satu tap ditentukan oleh tegangan fontanel anterior. !spirasi dilakukan hingga fontanel men"adi lembut dan datar. !spirasi olume besar cairan bisa mengakibatkan anemia dan hipoproteinemia. Pemeriksaan ,engan 5dara *n asif dan tak dapat dilakukan tanpa menyebabkan perubahan mendadak keseimbangan tekanan CSS. $arenanya C1 scan menggantikannya, dan sangat "arang dilakukan. !ngiografi Serebral C1 scan mempunyai keterbatasan kegunaan dalam mendiagnosis anomali serebro askuler. ,iagnosis pasti didapat dengan angiografi serebral. !ngiografi karotid dilakukan untuk lesi pada kompartemen supratentorial, dan angiografi ertebral untuk lesi dikompartemen infratentorial. Pemeriksaan empat pembuluh bisa dilakukan dengan satu kateter cara Seldinger. 1abel 3-(. ,iagnosis C1 dari 5kuran $epala !bnormal ------------------------------------------------------Makrokrania Pembesaran kepala dengan dilatasi ruang CSS Hidrosefalus Sista arakhnoid Porensefali Hidranensefali Sista ,andy-&alker Holoprosensefali !genesis korpus kallosum

Sista diensefalik Malformasi !rnold-Chiari Malformasi ena -alen $oleksi cairan subdural Pembesaran kepala tanpa dilatasi ruang CSS Lesi intrakranial Lesi massa ekstraserebral Lesi massa intraserebral Penambahan olume otak Megalensefali 'dema otak Lesi kranial Lesi ekstrakranial Mikrosefali $epala kecil dengan dilatasi ruang CSS !trofi serebral $epala kecil tanpa dilatasi ruang CSS Mikrosefali primer ------------------------------------------------------,*!-+.S*S C1 ,!)* 5$5)!+ $'P!L! A!+- !%+.)M!L C1 scan harus dilakukan pada penilaian ukuran kepala abnormal. )uang CSS mudah diperiksa dari C1 scan. ,iagnosis C1 makrosefali berdasar pada dilatasi, deformasi, atau de iasi rongga CSS. Pembesaran kepala mungkin diklasifikasikan kedalam dua kelompok berdasar ukuran entrikel 61abel7. $lasifikasi pertama adalah pembesaran kepala dengan dilatasi entrikuler disebabkan gangguan sirkulasi CSS. %entuk dilatasi entrikel bermacam tergantung tempat obstruksi dan karenanya memberikan kriteria untuk diagnosis indirek dari lokasi. $ategori kedua adalah pembesaran kepala tanpa dilatasi entrikuler. Pada megalensefali, C1 scan biasanya tidak memperlihatkan dilatasi entrikel &alau makrosefali. Pada leukodistrofi, substansi putih densitas rendah yang simetris dan luas dapat dilihat pada hemisfer serebral. Megalensefali atau hidrosefalus mungkin tampak pada akhondroplasia dan khas dengan stenosis yang "elas dari foramina "ugular dan bulbus "ugular dengan akibat peninggian tekanan ena intrakranial. ,alam mendiagnosis lesi massa, perhatian harus diberikan tidak sa"a terhadap temuan langsung pada lesi massa, namun "uga perubahan pada tengkorak, edema fokal, obstruksi ruang CSS sekitarnya, dan pergeseran struktur garis tengah. %ila mikrosefali bersamaan dengan dilatasi entrikel, barangkali atrofi serebral. Pada tiadanya dilatasi ruang CSS, kraniosinostosis mungkin ditemui dan tengkorak serta sutura harus diperiksa. ,ilatasi entrikel tidak selalu tampak pada mikrosefali primer.

Defenisi Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209 ! "elebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal! Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak! #danya kelainan$kelainan tersebut menyebabkan kepala men%adi besar serta ter%adi pelebaran sutura$sutura dan ubun$ubun (De&ito '' et al, 200(:)2* ! Hidrosefalus merupakan suatu sindrom, atau tanda yang diakibatkan oleh terganggunya cairan serebrospinalis secara dinamis, yang mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit (+ong, 2000 ! ,enurut +ahidiyat, hidrosefalus ialah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis dengan atau pernah dengan tekanan intraranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirkan cairan serebrospinalis! Hidrosefalus harus dibedakan dengan pengumpulan cairan lokal tanpa terkanan intrakranial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau pelebaran ruangan -.. akibat tertimbunnya -.. yang menempati ruangan, sesudah ter%adinya atrofi otak! ETIOLOGI Hidrosefalus ter%adi bila terdapat penyumbatan aliran -.. pada salah satu tempat antara tempat pembentukan -.. dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid! #kibat penyumbatan ter%adi dilatasi ruangan -.. di atasnya! /empat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinik adalah foramen ,onroi, 0oramen 1uschka dan ,agendie, sisterna magna dan sisterna basalis! /eroritis pembentukan -.. yang terlalu banyak dengan kecepatan absorpsi yang normal akan menyebabkan ter%adinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat %arang ter%adi, misalnya terlihat pelebaran ventrikel tanpa penyumbatan pada adenomata pleksus koroidalis! 2erkurangnya absorpsi -.. pernah dilaporkan dalam kepustakaan pada obstruksi kronis aliran vena otak pada trombosis sinus longitudinalis! -ontoh lain ialah ter%adinya hidrosefalus setelah operasi koreksi daripada spina bifida dengan meningokel akibat berkurangnya permukaan untuk absorpsi! "enyebab penyumbatan aliran -.. yang sering terdapat pada bayi antara lain : a) Kelainan bawaan $ Stenosis akuaduktus sylvii ,erupakan penyebab yang terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak (30 4 905 ! #kuaduktus dapat merupakan saluran buntu sama sekali atau abnormal lebih sempit dari biasa! 6mumnya ge%ala hidrosepalus terlihat se%ak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan 4 bulan pertama setelah lahir!

$ Spina bifida dan kranium bifida Hidrosepalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom #rnold 4 -hiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga ter%adi penyumbatan sebagian atau total! $ Sindrom Dandy Walker ,erupakan atresia kongenital foramen 1uschka dan ,agendie dengan akibat hidrosefalus abstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel 7& yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior! $ Kista Araknoid Dapat ter%adi kongenital tetapi dapat %uga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma! $ Anomali pembuluh darah Dalam kepustakaan dilaporkan ter%adinya hidrosefalus akibat aneurisma arterio 4 vena yang mengenai arteria serebralis posterior dengan vena 8aleni atau sinus transverses dengan akibat obstruksi akuaduktus! b) Infeksi #kibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat ter%adi obliterasi ruangan subaraknoid! "elebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta ter%adi bila aliran -.. tergangu oleh obstruksi mekanik eksudat purulen di akuaduktus sylvii atau sisterna basalis! 1ebih banyak hidrosepalus terdapat paska meningitis! "embesaran kepala dapat ter%adi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitisnya! .ecara patologis terdapat penebalan %aringan piameter dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain! "ada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal sekitar sisterna kiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purulenta lokalisasinya lebih tersebar! c) Neoplasme Hidrosefalus oleh obstruksi mekanis yang dapat ter%adi di setiap tempat aliran -..! "engobatan dalam hal ini ditu%ukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak mungkin dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan mengalirkan -.. melalui saluran buatan atau pirau! "ada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel 7& atau akuaduktus sylvii bagian terakhir

biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan penyumbatan bagian depan ventrikel 777 biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma! d) Perdarahan /elah banyak dibuktikan bah9a perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibriosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang ter%adi akibat organisasi dari darah itu sendiri! KLASIFIKASI :lasifikasi hidrosefalus berdasarkan : bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya,

a 8ambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus dan hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus ! b +aktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita! c "roses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik! d .irkulasi -.., dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans! e Hidrosefalus interna menun%ukkan adanya dilatasi ventrikel, hidrosefalus eksternal menun%ukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks! Hidrosefalus obstruktif men%abarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor! 2erdasarkan ge%ala, dibagi men%adi hidrosefalus simptomatik dan asimptomatik! Hidrosefalus arrested menun%ukan keadaan dimana faktor$faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak aktif lagi! Hidrosefalus e;$vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang diakibatkan atrofi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua! (Darsono, 2005 PATOFISIOLOGI 6ntuk memahami kondisi Hidrosefalus, sebuah pengertian dari kedinamisan -.. dan hubungan antara bentuk ventrikular yang bervariasi dan ruang subaraknoid adalah penting! :edua mekanisme yang dibentuk oleh -.. antara lain sekresi pleksus koroid dan saluran limfa oleh cairan ekstraselular otak! -.. bersirkulasi melalui sistem ventrikular dan kemudian diserap ke dalam ruang subaraknoid oleh sebuah mekanisme yang tidak pernah habis sama sekali! .irkulasi ventrikular! -.. mengalir dari ventrikel lateral melalui foramen ,onro menu%u ventrikel yang ketiga, tempat dimana cairan tersebut menyatu dengan cairan yang telah disekresi ke ventrikel ketiga! Dari sana -.. mengalir melalui akueduktus .ylvii menu%u ventrikel keempat, tempat dimana cairan lebih banyak dibentuk, kemudian cairan tersebut akan meninggalkan ventrikel keempat mele9ati foramen 1uschka lateral dan garis tengah foramen ,agendie dan mengalir menu%u sisterna

magna! Dari sana-.. mengalir ke serebral dan ruang subaraknoid serebellum,dimana cairan akan diabsorpsi! .ebagian besar diabsorpsi melalui villi araknoid, tetapi sinus, vena, substansi otak dan dura %uga berperan dalam absorpsi! ,ekanisme keseimbangan cairan! "enyebab Hidrosefalus bervariasi, tetapi sebagai akibatnya bisa berupa : kerusakan absorpsi -.. dalam ruang subaraknoid (Hidrosefalus berkomunikasi , atau obstruksi aliran -.. melalui sistem ventricular (Hidrosefalus tidak berkomunikasi ! <arang tumor dari fleksus koroid menyebabkan meningkatnya sekresi -..! :etidakseimbangan dan absorpsi menyebabkan meningkatnya akumulasi -.. pada ventrikel, yang akan mengalami dilatasi dan menekan substansi otak untuk mela9an sekitar tulang keras kranial! <ika hal ini ter%adi sebelum ter%adi fusi sutura kranial, hal tersebut akan memicu pembesaran tengkorak sebaik dilatasi dari ventrikel tersebut! "ada anak dengan usia di ba9ah =0 4 =2 tahun yang sebelumnya garis sututranya menutup, terutama sutura sagitalis, dapat men%adi terbuka! :ebanyakan kasus Hidrosefalus tidak berkomunikasi merupakan akibat dari perkembangan malformasi! +alaupun kerusakannya biasanya nyata kelihatan pada bayi, tetapi itu dapat ter%adi se9aktu 4 9aktu dari periode prenatal hingga anak 4 anak akhir atau de9asa dini! "enyebab lain meliputi neoplasma, infeksi intrauterine, dan trauma! >bstruksi pada aliran normal dapat ter%adi pada beberapa aliran -.. untuk menghasilkan peningkatan tekanan dan dilatasi dari aliran proksimal ke tempat ter%adinya obstruksi! 8angguan perkembangan (misalnya malformasi #rnold 4 -hiari, akuaduktus stenosis, akuaduktus gliosis, dan atresi foramen 1uschka dan ,agendie dilaporkan kasus Hidrosefalus paling banyak adalah dari usia 2 tahun! ,alformasi Dany 4 +alkermenun%ukkan adanya gangguan dari garis tengah susunan syarafpusat yang merupakan indikasi faktor genetik dan etiologik! Dicatat bah9a anak perempuan ) kali lebih dominan! Hidrosefalus seringkali dihubungkan dengan ,ielomeningokel yang seharusnya diamati perkembangannya pada bayi! "ada kasus yang masih tersisa terdapat ri9ayat infeksi intrauterin (toksoplasmosis, sitomegalovirus , perdarahan perinatal (anoksik atau traumatik , dan meningoensepalitis neonatal (bakteri atau virus ! "ada anak yang lebih tua, Hidrosefalus lebih sering diakibatkan oleh adanyamassa (#nomali vascular, kista, tumor , infeksi intrakranial, trauma atau perdarahan! ,alformasi #rnold 4 -hairi (#-,. ! ,erupakan kerusakan otak yang mencakup fossa posterior, terdiri dari 2 subkelompok! /ipe 7 secara khas menimbulkan ge%ala saat rema%a atau kehidupan de9asa dan biasanya tidak disertai dengan Hidrosepalus! "enderita ini mengeluh nyeri kepala berulang, nyeri leher, sering kencing, spastisitas tungkai ba9ah progresif! ,eskipun patogenesisnya belum diketahui, teori yang berlaku menun%ukkan bah9a obstruksi bagian kaudal ventrikel keempat selama perkembangan %anin adalah yang men%adi penyebab! ,alformasi -hairi tipe 77 ditandai dengan Hidrosefalus dan ,eningomeningokel! Ditandai dengan herniasi otak kecil, medulla, spons dan ventrikel keempat ke dalam kanal spinal servikal melalui pelebaran foramen magnum! #kibat obstruksi aliran -.. menyebabkan Hidrosefalus!

MANIFESTASI KLINIS 8e%ala yang tampak berupa ge%ala akibat tekanan intrakranial yang meninggi! "ada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak sendiri, yaitu bila tekanan yang meninggi ini ter%adi sebelum sutura tengkorak menutup! 8e%ala tekanan intrakranial yang meninggi dapat berupa muntah, nyeri kepala dan pada anak yang agak besar mungkin terdapat edema papil saraf! :epala terlihat lebih besar dibandingkan dengan tubuh! 7ni dipastikan dengan mengukur lingkaran kepala suboksipito 4 bregmatikus dibandingkan dengan lingkaran dada dan angka normal pada usia yang sama! 1ebih penting lagi ialah pengukuran berkala lingkaran kepala, yaitu untuk melihat pembesaran kepala yang progresif dan lebih cepat dari normal! 6bun 4 ubun besar melebar atau tidak menutup pada 9aktunya, teraba tegang atau menon%ol! Dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang menipis, tegang dan mengkilat dengan pelebaran vena kulit kepala! .utura tengkorak belum menutup dan teraba melebar! Didapatkan ?cracked pot sign@ yaitu bunyi seperti pot kembang yang retak pada perkusi kepala! 2ola mata terdorong ke ba9ah oleh tekanan dan penipisan tulang supraorbita! .clera tampak di atas iris sehingga iris seakan 4 akan matahari yang akan terbenam (sunset sign ! "ergerakan bola mata yang tidak teratur dan nigtagmus tidak %arang terdapat! :erusakan saraf yang memberikan ge%ala kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran, motoris atau ke%ang, kadang 4 kadang gangguan pusat vital, bergantung pada kemampuan kepala untuk membesar dalam mengatasi tekanan intrakranial yang meninggi! 2ila proses berlangsung lambat, maka mungkin tidak terdapat ge%ala neurologis 9alaupun terdapat pelebaran ventrikel yang hebat, sebaliknya ventrikel yang belum begitu melebar akan tetapi berlangsung dengan cepat sudah memperlihatkan kelainan neurologis yang nyata! ASUHAN KEPERAWATAN a) Pengkajian "era9at mendapatkan ri9ayat kesehatan, khususnya mengenai cedera kepala atau infeksi serebral! ,elakukan pengka%ian fisik, khususnya untuk bukti 4 bukti perbaikan mielomeningokel, pengukuran lingkar oksipitofrontal, dan mengobservasi adanya manifestasi Hidrosefalus! Bayi muda : "ertumbuhan kepala dengan kecepatan yang tidak normal, penon%olan fontanel (khususnya anterior kadang tanpa pembesaran kepala, tegang, tidak berdenyut, dilatasi kulit kepala, peregangan sutura, ?cracked 4 pot sign@ pada perkusi, dan penipisan tulang tengkorak

Bayi lanjut : pembesaran fontal atau ?bossing@, depresi mata, tanda setting sun (sklera terlihat di atas iris , pupil lambat dalam merespon, dan dengan respon yang tidak sama terhadap cahaya! Bayi umum : "eka rangsang, letargi, bayi menangis bila diangkat atau diayun dan diam bila dibiarkan berbaring, ker%a refleks dini bayi menetap, respon normal tidak terlihat, dapat menun%ukkan perubahan tingkat kesadaran, opistotonus, spastititas ekstremitas ba9ah, pada kasus yang parah bayi akan sulit menghisap dan makan, menangis melengking, dan kesulitan kardiopulmonal! Anak anak : .akit kepala pada saat bangun, membaik setelah muntah atau postur tegak, papiledema, strabismus, tanda 4 tanda ekstrapiramidal (misalnya ataksia , peka rangsang, letargi, apatis, konvusi, sering bicara tidak logis! b) Diagnosa $ Aesiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial (/7: $ Aesiko tinggi infeksi berhubungan dengan sistem drainase mekanis prosedur bedah $ Aesiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan area tekanan, paralisis, sfingter anal terelaksasi $ "erubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi (anak dengan defek fisik c) Perencanaan dan implementasi diagnosa Perencanaan / implementasi rasional

Resiko tinggi cederaObservasi dengan cermat adanya $ntuk mencegah keterlambatan berhubungan dengan tanda tanda peningkatan TIK tindakan peningkatan tekanan pedoman untuk intracranial (TIK) Lakukan pengka ian neurologist %ebagai dasar pada praoperasi pengka ian paska operasi dan evaluasi "ungsi pirau !indari pemasangan in"us intravena di vena kulit kepala Karena prosedur akan bila pembedahan akan mempengaruhi sisi I# dilakukan $ntuk mencegah tekanan pada Tempatkan in"us I# pada sisi katup pirau yang tidak dioperasi

Tinggikan kepala tempat tidur& $ntuk meningkatkan bila diinstruksikan gravitasi melalui pirau

aliran

'aga agar anak tetap berbaring $ntuk membantu mencegah datar& bila diinstruksikan komplikasi karena penurunan cairan intracranial yang terlalu !indari sedasi cepat 'angan pernah memompa pirau Karena tingkat kesadaran adalah untuk mengka i "ungsi indikator penting dari peningkatan TIK Lakukan pera(atan paska operasi terhadap pirau sesuai !al ini dapat menimbulkan ketentuan sumbatan yang menyebabkan sakit kepala karena penurunan ) ari keluarga tentang tanda *%%& atau menyumbat u ung tanda peningkatan TIK dan kateter peritoneal kapan harus memberitahu praktisi kesehatan +encegah ter adinya komplikasi $ntuk mencegah keterlambatan tindakan Resiko tinggi in"eksiKa i anak untuk tanda tanda +encegah keterlambatan tindakan berhubungan dengan in"eksi *%%& yang mencakup dan mencegah in"eksi tersebut sistem drainase peningkatan tanda tanda ter adi mekanis prosedur vital& makan buruk& muntah& Kemerahan dan bengkak bedah penurunan responsi"itas& merupakan tanda tanda aktivitas ke ang in"lamasi lokal Observasi adanya tanda tanda +encegah ter adinya in"eksi kemerahan& bengkak pada sisi operati" dan sepan ang alur !al ini merupakan indikator dari pirau *%% ,erikan antibiotik sesuai resep $ntuk mencegah komplikasi Inseksi sisi insisi untuk adanya $ntuk mencegah kontaminasi kebocoran& u i drainase untuk adanya glukosa ,erikan pera(atan luka sesuai ketentuan& dengan menggunakan teknik aseptik ketat

'aga agar popok anak tidak menyentuh sisi balutan peritoneal atau garis ahitan Resiko tinggi,erikan pera(atan kulit yang $ntuk mencegah kerusakan kerusakan integritas cermat aringan karena kelembaban dan kulit berhubungan tekanan dengan area tekanan&Tempatkan anak pada permukaan yang menurunkan tekanan +encegah kerusakan aringan dan paralisis& s"ingter nekrosis tekanan anal terelaksasi Inspeksi permukaan kulit secara teratur untuk adanya tanda +engobservasi tanda tanda tanda iritasi& kemerahan& bukti kerusakan kulit tekanan $ntuk merangsang sirkulasi dan +asase kulit dengan lembut mencegah kekeringan menggunakan losion atau +engindari ter adinya kerusakan bahan pelumas lain& hindari kulit area tekanan yang memerah ,ersihkan kulit dengan teratur& aga agar pakaian dan linen tetap bersih& kering& dan bebas dari lipatan

!idrose"alus karena virus


Penyebab Hydrocephalus karena Infeksi Virus Sesungguhnya penyebab hidrosefalus sangatlah beragam, namun pada artikel ini akan dibahas penyebab infeksi hidrosefalus oleh karena virus. Perjalanan Infeksi Virus-virus masuk ke dalam tubuh melalui salah satu dari beberapa path ay yang ada. Sebagai contoh, virus !umps, measles, dan V"V memasuki tubuh melalui jalur pernapasa. Poliovirus dan enterovirus lainnya masuk le at rute oral-intestinal, sedangkan HSV terutama le at rute mukosa oral atau genital. Virus-virus lainnya didapat dari inokulasi #masuknya antigen ke dalam jaringan organisme hidup, sebagai konsekuensi dari gigitan binatang #misal rabies$ ataupun nyamuk #infeksi arbovirus$. Virus-virus seperti rubella virus, %!V, dan HIV dapat juga menginfeksi fetus dengan menyeberangi plasenta #transplacentally$. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus bermultiplikasi di lokal&daerah tersebut dan juga di situs sekunder, biasanya juga dapat menyebabkan viremia #virus sudah masuk ke pembuluh darah$. Sebagian besar virus dicegah untuk masuk sampai ke jaringan sistem saraf pusat #SSP$ dengan bantuan sa ar darah otak #blood-brain barrier$. 'erlebih lagi, sebagian besar antibodi dan sel imunokompeten juga beraksi untuk mengurangi jumlah virus, bahkan membunuh semuanya hingga tuntas. Partikel virus dibersihkan dari darah menggunakan sistem reticuloendothelial, namun jika viremia sudah sangat masif atau kondisinya mendukung, mereka akan menginvasi SSP melalui kapiler serebri dan pleksus koroideus. (alan masuk lainnya adalah melalui saraf perifer) pergerakan sentripetal virus makin dapat dicapai dengan adanya sistem transpor akson retrograde. Herpes simple*, V"V, dan virus rabies menggunakan jalan ini, yang menjelaskan mengapa simptom a al dari rabies #sama seperti infeksi +-virus dari monyet yang jarang$ terjadi secara lokal, di bagian&segmen yang berkorespondensi dengan gigitan binatang. ,i animal yang diinokulasi V"V melalui jaringan subkutan, teknik amplifikasi ,-. mengidentifikasi fragmen dari genom virus hanya di bagan akar ganglion dorsalis yang terkait ke dermatom yang terkena situs inokulasi. 'elah dibuktikan secara uji ekperimental bah a HSV dapat menyebar ke SSP melibatkan neuron olfaktori di mukosa nasal. (alur potensial lainnya adalah melalui nervus trigeminal dan ganglion gasserian. -amun, perannya dalam infeksi pada manusia tidak begitu pasti. ,ari beberapa kemungkinan jalur masuk virus yang mungkin, penyebaran yang hematogenous #le at darah$ adalah yang paling penting bagi mayoritas virus. 'ahap penyebaran hematogenous dari sebuah infeksi mencakup penembusan sa ar darah otak melalui pembuluh kecil yang ada di otak dan pleksus koroid. Virus menembus melalui limfosit yang sedang bermigrasi maupun dapat secara langsung melalui area glial dan daerah vaskular yang permeabel terhadap organisme. !ekanisme Infeksi Virus Virus, sekali menginvasi sistem saraf, akan memiliki efek klinis dan patologis yang beragam. Salah satu alasan keberagaman ini adalah populasi sel yang berbeda di dalam SSP memiliki kepekaan yang berbeda-beda pula terhadap infeksi dari virus yang berbeda. .gar suatu sel host dapat menjadi peka terhadap suatu virus, sel tersebut harus memiliki reseptor spesifik di membran sitoplasma dimana virus dapat menempel&berikatan dengannya. /ntuk itu, sebagian infeksi terbatas pada sel meningeal, umumya enterovirus, dimana manifestasi klinisnya adalah meningitis aseptik. Virus lainnya yang melibatkan kelaskelas saraf yang partikular di otak maupun sumsum tulang belakang akan berdampak pada penyakitpenyakit yang lebih serius seperti encephalitis dan poliomyelitis. Virus ataupun nukleokapsidnya harus dapat melakukan penetrasi ke dalam sel, sebagian besar dengan proses endositosis, dan pelepasan coating nukleoproteinnya. .gar reproduksi virus terjadi, sel harus memiliki kapasitas metabolisme yang cukup untuk melakukan transkripsi dan translasi protein virus, untuk replikasi virus, dan juga menghasilkan virion #partikel virus lengkap di luar sel$. 0fek patologis dari virus terhadap sel-sel yang peka pun berbeda. Pada encephalitis akut, neuron yang peka diinvasi secara

langsung oleh virus dan sel mengalami lisis. .da juga reaksi peradangan dan glial tertentu. -euronophagia #fagositosis dari neuron yang diserang dan produk degeneratifnya oleh mikroglia$ adalah salah satu tanda dari fenomena ini. Pada progressive multifocal leukoencephalopathy #P!1$, terdapat lisis selektif dari oligodendrosit, hasil dari demyelinasi foci. ,engan infeksi virus lainnya, 2ona nekrosis jaringan dari materi abu dan putih terjadi, dan perubahan ini dapat terjadi secara lokal di region tertentu, contoh3 bagian inferomedial dari lobus temporal pada kasus ensephalitis HSV. V"V dan HSV juga dapat tinggal&berdiam secara laten di dalam neuron ganglia sensori dalam periode yang lama, sampai beberapa pemicu mereaktivasi dan mengembalikan penyebaran virus ke dermatom kutan atau epitelium mukokutan. Setelah itu, baru terjadi reaksi inflamasi dan terjadinya simptom seperti nyeri, lemah, dan kehilangan sensoris. Pada infeksi kongenital tertentu seperti rubella dan %!V, virus menetap di jaringan saraf selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sel-sel otak fetus yang berdiferensiasi memiliki kepekaan tersendiri dan inkorporasi virus dapat menyebabkan malformasi dan juga hydrocephalus #contohnya, mumps virus dengan destruksi ependimal dan stenosis a4ueductal$. Pada binatang percobaan, neoplasma serebral dapat diinduksi ketika genom virus diinkorporasi ke dalam ,-. sel host. Pada ruang lingkup lainnya, infeksi virus dapat terjadi di dalam sistem saraf pada aktu yang sangat lama sebelum terjadinya reaksi inflamasi #contoh3 progressive multifocal encephalopathy$. !ekanisme .kumulasi %airan Serebrospinal 'erdapat beberapa cara dimana cairan serebrospinal dapat merefleksikan proses patologis dasar dari berbagai varietas inflamasi dan infeksi, metabolik, neoplastik, demyelinative, dan penyakit degeneratif. Hal ini penting untuk mengetahui mekanisme yang terkati dengan foramsi, sirkulasi, dan absorpsi dari cairan tersebut, terutama hubungannya dengan peningkatan tekanan intrakranial #increased intracranial pressure&I%P$. /ntuk disadari, hydrocephalus, pseudotumor serebri, dan berbagai sindrom juga terkait dengan kompartemen cairan otak ini. Secara esensial, ini adalah sebuah kondisi dimana terjadinya perbesaran ventrikular di ba ah tekanan sebagai hasil dari obstruksi #hambatan$ aliran cairan serebrospinal di beberapa poin di dalam jalur ventrikular atau a4ueduct Sylvius, pada medullary foramens of e*it #1uschka dan !agendie$, atau di basal subarachnoid space. ,ikarenakan adanya obstruksi, cairan otak berakumulasi di dalam ventrikel di ba ah peningkatan tekanan, akhirnya menyebabkan perbesaran ventrikel dan ekspansi hemisfer. Pada janin ataupun anak-anak yang masih sangat muda, ukuran kepala ikut meningkat karena perebesaran hemisfer otak memisahkan sutura dari tulang kranial.

Cara Mencegah Hidrosefalus

Friday, 06 February 2009 Cara Mencegah Hidrosefalus JAKARTA #ening"a$ %ada bebera%a "elahiran& !ela"angan ini "asus hidrosefalus

'n$u" #enge$ahui a%a dan bagai#ana cara #encegah %enya"i$ hidrosefalus, (H #e)a)ancarai do"$er s%esialis ana" dan %engurus %usa$ *"a$an +o"$er Ana" *ndonesia, +r dr Tb Rach#a$ (en$i"a (%A& Menga%a saa$ ini banya" ana" yang #enderi$a hidrosefalus, A%a %enyebabnya, Hidrosefalus $er-adi bila $erda%a$ %enyu#ba$an %ada salah sa$u $e#%a$ di "e%ala& .enyu#ba$an sering $erda%a$ %ada bayi dan ana" "arena "elainan ba)aan, infe"si, neo%las#a, a$au %erdarahan& .enyu#ba$an #enga"iba$"an ber$a#bahnya cairan serebros%inal yang $ida" $erabsorbsi sehingga #enyebab"an "e%ala #en-adi besar&Ju#lah "asus hidrosefalus an$ara 0,2 / %ersen se$ia% 0&000 "elahiran& Hidrosefalus da%a$ $er-adi %ada se#ua u#ur& .ada re#a-a dan de)asa lebih sering disebab"an oleh $o"so%las#osis& .ada hidrosefalus infan$il, /61 adalah a"iba$ abnor#ali$as %er"e#bangan o$a", 201 "arena %erdarahan dan #eningi$is, ser$a "urang dari /1 a"iba$ $u#or fossa %os$erior& A%abila dicer#a$i, $erliha$ bah)a dari $ahun "e $ahun, insiden 3"asus baru4 #au%un %re5alensi an$ara "asus la#a dan "asus baru rela$if $ida" ber$a#bah& !agai#ana cara #enghindari agar ana" $ida" #engala#i hidrosefalus, 'n$u" #enghidari $er-adinya hidrosefalus, da%a$ dila"u"an se-a" sebelu# #eni"ah dengan #e#eri"sa"an "eseha$an "edua calon %engan$in& (elan-u$nya, sela#a "eha#ilan, la"u"an %e#eri"saan "eha#ilan secara $era$ur "e do"$er agar di"e$ahui "eseha$an -aninnya dan "e#ung"inan $er-adinya hidrosefalus& .ada #asa bayi dan bali$a, 3hidrosefalus red4 sering $er-adi a"iba$ infe"si o$a" yang #engganggu lalu lin$as cairan o$a" 3cerebros%inal4 "arena T!C o$a" a$au infe"si ba"$eri, 5irus, -a#ur& Mung"in -uga

"arena $u#or di o$a"& 6leh "arena i$u, %e#eri"saan $u#buh "e#bang ana" secara %eriodi", se%er$i #engu"ur ling"ar "e%ala, da%a$ sebagai ala$ de$e"si dini yang %aling #udah un$u" #enge$ahui $er-adinya hidrosefalus& A%abila u"uran ling"ar "e%ala lebih dari "ur5a nor#al, bisa segera di%eri"sa"an "e do"$er ana"& A%a"ah hidrosefalus bisa se#buh dan bagai#ana caranya, Kese#buhan hidrosefalus sanga$ $ergan$ung %ada de$e"si dini& (e#a"in #uda didiagnosa dan #a"in ce%a$ in$er5ensi dengan #e#asang %i%a 3$ube4 dari rongga "e%ala "e rongga %eru$, a"an #e#%erce%a$ "ese#buhan dan #encegah da#%a" gangguan %er$u#buhan dan %er"e#bangan o$a"& Me#biar"an hidrosefalus $er-adi a"an #engganggu %er"e#bangan o$a" dan %ancaindra, se%er$i #a$a, $elinga, dan hidung& .enye#buhan sanga$ bergan$ung %ada %enyebab $er-adinya hidrosefalus& A%a a"iba$nya -i"a hidrosefalus $ida" segera di$angani, A%abila hidrosefalus $ida" di$era%i, a"an #eni#bul"an ge-ala sisa, gangguan neurologis, ser$a "ecerdasan& +ari "elo#%o" yang $ida" di$era%i, 20 701 a"an #eninggal a"iba$ infe"si berulang a$au "arena as%irasi %neu#onia& 8a#un bila ce%a$ di$angani, se"i$ar /01 ana" a"an #enca%ai "ecerdasan yang nor#al& .ada "elo#%o" yang dio%erasi, ang"a "e#a$ian adalah 71& (e$elah o%erasi se"i$ar 201 "asus #enca%ai fungsi nor#al dan se"i$ar 061 #engala#i gangguan #en$al ringan& .en$ing se"ali bagi ana" hidrosefalus #enda%a$ $inda" lan-u$ -ang"a %an-ang dengan "elo#%o" #ul$idisi%liner& A%a yang harus dila"u"an oleh %e$ugas "eseha$an %ada ana" hidrosefalus, 9ang harus dila"u"an oleh %e$ugas "eseha$an adalah #ela"u"an %e#eri"saan ling"ar "e%ala se$ia% bulan, sebagai bagian dari %e#eri"saan ru$in un$u" #e#an$au %er$u#buhan dan %er"e#bangannya #elalui "ar$u #enu-u seha$ 3KM(4:Kar$u *bu dan Ana" 3K*A4 a$au bu"u

ca$a$an "ecil"u& !ila u"uran "e%ala #elebihi "ur5a nor#al, segera ru-u" "e fasili$as yang #e#ung"in"an $inda"an o%era$if "arena se#ua $inda"an hidrosefalus hanya bisa dila"u"an oleh do"$er bedah di ru#ah sa"i$ yang #e#ung"in"an o%erasi& A%a $anda ge-ala hidrosefalus, .ada #asa ana" yang baru lahir, $er-adi %e#besaran "e%ala abnor#al& ;ing"aran "e%ala ana" baru lahir biasanya <2 /0 sen$i#e$er dan %er$u#buhan u"uran ling"ar "e%ala $erbesar adalah sela#a $ahun %er$a#a "ehidu%an& =e-ala hidrosefalus adalah dahi lebih besar dari%ada biasanya, $ulang $ulang "e%ala #en-adi sanga$ $i%is, ser$a 5ena 5ena di sisi sa#%ing "e%ala $a#%a" #elebar dan ber"elo"& .ada #asa "ana""ana" %e#besaran "e%ala $ida" ber#a"na, $e$a%i $erasa nyeri diser$ai "eluhan %engliha$an ganda& (ecara u#u#, ge-ala yang %aling sering $er-adi %ada %asien %asien hidrosefalus di ba)ah usia dua $ahun adalah %e#besaran abnor#al yang %rogresif %ada u"uran "e%ala& 3)eb )arou)4 (u#ber> h$$%>::)))&sinarhara%an&co&id:beri$a:0?00:20:"esra0<&h$#l

K@K'RA8=A8 asa# fola$ sanga$ ber%engaruh %ada %er"e#bangan sis$e# saraf u$a#a o$a" dan $ulang bela"ang -anin& AAsa# fola$ #e#ang ber%eran %en$ing %ada fase a)al %e#ben$u"an -anin, yai$u %ada fase %e#ben$u"an sis$e# saraf %usa$&A "a$a Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) dari +e%ar$e#en 6bs$e$ri dan =ine"ologi FK'*:R('.8 Ci%$o Mangun"usu#o, Ja"ar$a& Cukupi Sejak Sebelum Hamil

(aa$ seorang )ani$a #enyadari "eha#ilannya, #a"a "eha#ilan i$u sebenarnya sudah berusia 2 6 #inggu& .adahal, caca$ $abung saraf -anin 38T+4 bisa $erben$u" saa$ "eha#ilan berusia 2 / #inggu& *$u sebabnya, idealnya "ebu$uhan asa# fola$ sudah $ercu"u%i se-a" sebelu# $er-adinya "eha#ilan& (ecara u#u#, "ebu$uhan )ani$a usia subur ser$a ibu ha#il a"an asa# fola$ adalah se"i$ar /00 600 #i"rogra# 30,/ 0,6 #g4 %er hari& Kecu"u%an ini bisa #encegah 20 70 %ersen resi"o 8T+& Ar$inya, bila #e#ang ingin ha#il, seorang )ani$a sebai"nya sudah harus #encu"u%i "ebu$uhan asa# fola$nya, #ini#al / bulan sebelu# "eha#ilan& Ibu dan anin Ji"a %er"e#bangan sis$e# saraf u$a#a $erganggu, #a"a a"an #e#%engaruhi %er"e#bangan -anin, ya"ni %e#ben$u"an $ulang $ulang "e%ala, $er#asu" )a-ah 3#enyebab"an su#bing4, sis$e# hor#on 3%ada ana" %ere#%uan, di saa$ de)asa "ela" bisa $ida" #engala#i #ens$ruasi4 dan %er"e#bangan %usa$ "ecerdasan 3gangguan bela-ar4& (elain i$u, -uga bera"iba$ %ada sis$e# #o$ori" 3#engala#i lu#%uh, $ida" bisa ber-alan $ega"4, $ida" ada "on$rol un$u" buang air besar #au%un buang air "ecil ser$a adanya gangguan -an$ung& .ada ibu ha#il sendiri, #enuru$ dr& 65i, asa# fola$ ber%eran %en$ing dala# %e#ben$u"an sel darah #erah& *$u sebabnya, ibu ha#il yang #engala#i "e"urangan asa# fola$, u#u#nya -uga #engala#i ane#ia dengan segala "onse"uensinya 3$erliha$ %uca$ dan #udah le$ih, lesu dan le#as4& !ah"an, -uga berisi"o #engala#i %ersalinan %re#a$ur, %lasen$a le%as sebelu# )a"$unya 3 solusio plasentae4 dan "eguguran& Dari !ana !endapatkan "#am $%lat& (ebagai#ana Ba$ giBi lain, "ecu"u%an asa# fola$ yang #eru%a"an $urunan dari 5i$a#in ! ini, -uga bisa di%eroleh dari berbagai #a"anan sehari hari& sayuran ber)arna hi-au, se%er$i bro"oli, baya# ser$a as%aragus, "aya a"an asa# fola$& !egi$u -uga dengan buah buahan ber)arna #erah a$au -inga, se%er$i se#ang"a, -eru", %isang, nanas, -uga "i)i& Asa# fola$ -uga $erda%a$ %ada daging, ha$i sa%i, i"an -uga susu 3saa$ ini banya" susu yang difor$ifi"asi asa# fola$4& Ji"a Anda #en-alani %ola #a"an seha$, yai$u #engonsu#si #a"anan bergiBi dan sei#bang, #a"a seluruh Ba$ giBi yang dibu$uh"an $ubuh Anda bisa dibilang sudah $er%enuhi& Khusus un$u" #e#enuhi "ebu$uhan asa# fola$, ibu ha#il bisa #ena#bah %orsi #a"anan su#ber asa# fola$& Misalnya, $iga %orsi sayur "aya asa# fola$, $iga %orsi buah dan dua gelas susu dala# sehari, di sa#%ing i$u $en$u sa-a su#ber %ro$ein 3se"i$ar 200 gra# se$ia% "ali #a"an4 ser$a "arbohidra$& (a$u hal yang %erlu di%erha$i"an adalah cara #engolah dan #e#asa" #a"anan "aya asa# fola$& !ila di#asa" $erlalu la#a, "andungan asa# fola$ bisa ber"urang a$au #alah hilang& AMenginga$ risi"o $ersebu$, #a"a ibu ha#il %erlu #engonsu#si su%le#en asa# fola$ secara $era$ur sesuai re"o#endasi do"$er, yai$u se"i$ar 0,/ hingga 0 #g %er hari,A u-ar dr& 65y& *bu ha#il $a" %erlu $a"u$ "elebihan asa# fola$ "arena a"an di"eluar"an dari $ubuh secara ala#iah, na#un sebai"nya $e$a% ber"onsul$asi dengan do"$er& 'i(a )entuk Cacat 'abun( Sara*

-.

S+I," )I$ID"

adanya celah %ada $ulang bela"ang sehingga $ida" bisa $er$u$u% se#%urna a"bia$ bebera%a ruas $ulang

gagal ber$au$& Caca$ -enis ini lu#ayan banya" $er-adi di an$ara ibu ha#il yang #engala#i "e"urangan asa# fola$, ya"ni 621& Mes"i bisa ber$ahan hidu%, na#un bayi s%ina bifida sering diser$ai "elainan lain se%er$i "elu#%uhan dan $ida" ada "on$rol un$u" buang air besar dan "ecil&

/. 0.

",-,S-$".I

$ida" se#%urnanya %er$u#buhan $eng"ora" "e%ala dan o$a"& Jenis yang sering #e#ba)a "e#a$ian

begi$u bayi dilahir"an ini, diala#i se"i$ar 221 dari ibu ha#il yang "e"urangan asa# fola$& -,C-+H".OC-.fola$& )a(aimana !en(eta/ui anin Cacat 'abun( Sara* ;e)a$ %e#eri"saan '(= 3ultrasonografi4 se"i$ar "eha#ilan #inggu "e 02 a$au "e 0<& 'n$u" "asus s%ina bifida %rogra# yang lebih diu$a#a"an di *ndonesia adalah %encegahan dan de$e"si dini& '#u#nya, s%ina bifida $ida" berdiri sendiri, $e$a%i %ada -anin $ersebu$ -uga $erda%a$ bebera%a "elainan "ongeni$al #ayor lain, #isal #engala#i lu#%uh dan $ida" #e#ili"i "on$rol un$u" buang air yang #e#bua$ "ehidu%annya "ela" sanga$ buru"& *$u sebabnya, do"$er "an berusaha un$u" #e#beri"an "onseling %ada ibu dan "eluarga yang bersang"u$an $en$ang "e#ung"inan %enga"hiran "eha#ilan sedini #ung"in& (elain i$u, caca$ $abung saraf %ada -anin $ernya$a -uga bisa berulang %ada "eha#ilan beri"u$nya& Hal ini "arena fa"$or %ence$us $er-adinya caca$ ini bu"an hanya "e"urangan asa# fola$, $e$a%i -uga bebera%a fa"$or lain, se%er$i "e$urunan 3gene$i"4, %enderi$a adanya $on-olan di bela"ang "e%ala& Jenis ini dideri$a se"i$ar 001 dari ibu yang "e"urangan asa#

obesi$as, %enderi$a diabe$es yang sudah sanga$ bergan$ung %ada insulin a$au %enderi$a e%ile%si dan #engonsu#si oba$ oba$an yang #engha#ba$ %enyera%an asa# fola$& Karena i$ulah, %ada #ere"a yang %ernah dan #asih #engala#inya, harus lebih berha$i ha$i& +ian-ur"an agar sebelu# "eha#ilan beri"u$nya, #ere"a #engonsu#si asa# fola$ #ini#al 0,/ #g %er hari sela#a "urang lebih < / bulan sebelu# #erencana"an "eha#ilan&

Sumber Asam Folat dari Makanan


56 ./7/S' 899: ; %<!!0-'S

Kita bisa memperoleh asam folat secara alami dari makanan yang banyak kita temui sehariharinya, seperti berikut:

0& 2& <& /& 2&

Sayuran berwarna hijau tua seperti, bayam, kangkung, selada, asparagus, brokoli. Kacang-kacangan, seperti kacang merah, kacang kedelai, kacang hijau, termasuk juga selai kacang. Biji-bijian, seperti gandum, beras, cereal, oatmeal, termasuk juga roti gandum Buah-buahan, seperti pepaya, nenas, jeruk, pisang, dan stroberi. Daging, seperti: hati, ginjal dan beberapa organ dalam hewani lainnya. Walaupun asam folat banyak ditemukan pada sayuran, buah dan biji-bijian, dan produk daging, tetapi sulit untuk mendapatkan seluruh asam folat yang terkandung dalam makanan tersebut. Memasak makanan dengan panas tinggi dengan kompor atau microwave, atau terlalu banyak air akan mengurangi kandungan asam folat. obalah untuk makan sayuran yang dikukus sebentar atau mentah. Tips untuk mendapatkan asam folat dengan baik:

!.

Makan buah-buahan dan sayuran segar setiap hari. "angan memasak sayuran terlalu lama. #anas akan menghancurkan asam folat. $. "angan merokok %. "angan minum minuman yang mengandung alcohol karena itu akan mengganggu penyerapan asam folat. &. Minum suplemen tambahan yang dianjurkan oleh dokter anda. 'ngat bahwa asam folat tersedia dari makanan segar dan belum diproses, jadi tidak aneh banyak orang yang masih kekurangan asam folat walaupun makanan tersebut dikonsumsi setiap hari. 'ni mungkin karena budaya masak kita yang sering memasak dengan panas tinggi dan waktu yang lumayan lama.

5. Penyebab - Penyebab to*oplasmosis adalah proto2oa 'o*oplasma gondii, termasuk dalam sub klas %occidia. - Parasit ini pertama kali ditemukan pada rodensia liar %tenodactylus gondii tahun 5=9:. - Sejak sat itu parasit dapat ditemukan pada berbagai jenis mamalia dan unggas. 8. Sumber Penular - Sumber penular utama dari he an ke manusia adalah oocyst yang telah mengalami sporulasi dalam tinja kucing. >ang merupakan induk semang definitif adalah 3 kucing piara #?elis catus$, dan he an-he an yang tergolong famili felidae antara lain3 jaguarundi #?. yagouaroundi$, ocelot #?. paradis$, singa gunung #?. concolor$, 1eopard #?. bengalensis$ dan bobcat #1yn* rufus$. - +entuk kista dalam berbagai jaringan otot mamalia #sapi, kambing,dll$ dan burung dapat berperan sebagai penular. @. Penularan - Penularan dari he an ke manusia dapat terjadi per os #oral$ le at tinja kucing atau daging mengandung kista yang tidak dimasak dengan baik. - Penularan dari ibu ke fetus terjadi secara transplasental #dibuktikan secara serologik$. - Aucing tertular le at makan #memangsa$ he an yang bertindak sebagai induk semang perantara #tikus dan burung$ yang mengandung kista atau oocyst yang bersporulasi. - Herbivora tertular le at makanan #rumput$ atau air yang tercemar tinja dari anggota ?amili ?elidae yang mengandung oocyst. 6. 7ejala klinik B He an - Sebagian besar he an yang terinfeksi bersifat asymptomatik. -amun ada pula yang ditemukan dengan gejala klinik cukup parah. C Pada anak kucing 3 pireksia #demam$, anoreksia #tidak ada nafsu makan$, muntah, haus, dispnu dan jaundice. +eberapa diantara anak kucing yang tertular mati disertai peradangan kelenjar limfe, jantung dan otak. C Pada kucing de asa 3 gejala klinik tidak begitu jelas. Pada to*oplasmosis okular dapat ditemukan gejala retinitis. C Pada domba 3 to*oplasmosis sering disebut abberant coccidiosi gejala yang timbul adalah inkoordinasi gerak, kekakuan otot dan gejala berputar sehingga oleh peternak disebut circling disease. C anak domba yang terserang secara kongenital mengalami gangguan mental, fisik lemah dan inkoordinasi otot. Induk domba yang pernah mengalami keguguran oleh karena to*oplasmosis akan melahirkan secara normal pada kelahiran berikutnya. C Pada sapi 3 umumnya bersifat akut yang ditandai dengan demam, dispnu dan gejala syaraf seperti ataksia, hipereksitasi pada tahap a al penyakit dan letargi menjelang kematian. Aematian terjadi pada hari ke-8 sampai ke-D perjalanan penyakit. B !anusia - gejala klinik pada manusia sangat jarang. - ibu hamil yang terinfeksi parasit ini dapat mengalami keguguran, stillbirth atau anak lahir hidup tetapi mengalami penyakit yang parah dan berakhir dengan kematian atau sebaliknya tidak menunjukkan gejala klinik. Aeguguran umumnya terjadi akibat infeksi primer oleh galur ganas '. gondii pada tahap a al masa kebuntingan. Infeksi kongenital dapat diikuti dengan chorio retinitis, konvulsi, hidrosefalus, mikrosefali, kalsifikasi serebralis, hepatomegali, jaundice, thrombositopenia purpura dan muculopapular rash. +ila anak yang dilahirkan hidup dapat ditemukan kemunduran mental yang parah, strabismus #juling$ dan kebutaan. Sekitar 69E dari iubu hamil yang tertular to*oplasmosis fetusnya akan tertular secara kongenital. F. ,iagnosis ,iagnosis umumnya didasarkan atas hasil uji serologik seperti ,abin ?eldman ,ye 'est, 01IS., Haemaglutination inhibition, %?', direct agglutination atau indirect flourescent antibody test #?.'$ D. Pencegahan dan Pengobatan - belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini. - untuk menghindari penularan kepada manusia maka ruminansia yang tertular disarankan untuk tidak dikonsumsi tetapi dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur. - daging hendaknya dimasak dengan baik. - ibu hamil dianjurkan untuk menghindari kontak dengan feses kucing atau bulu kucing yang tercemar feses. B Pengobatan 3 - ,ilakukan dengan pemberian kombinasi piremetamin, sulfadiasin, bersama-sama

dengan asam folinat #dosisnya harus diatur agar tidak terjadi keracunan$. - Pengobatan harus dilakukan paling kurang @9 hari - Pemeriksaan hematologik harus dilakukan secara berkala selama pemberian obat. - Aemoterapi hanya efektif terhadap parasit yang mengalami proliferasi dan tidak efektif terhadap pseudocyst. - Piretamin tidak boleh diberikan pada ibu hamil di @ bulan pertama karena piretamin bersifat toksik. - Pada he an pengobatan kurang memberikan hasil yang baik.

Sumber3 http3&&id.shvoong.com&medicine-and-health&89F6886-to*oplasmosis&Gi*225"ukHfy/2

'oksoplasmosis I Hidrosefalus
'oksoplasmosis 'oksoplasmosis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh 'o*oplasma gondii. Jeproduksi seksual oleh parasit ini hanya terjadi di dalam sel-sel yang melapisi usus kucing. 'elur parasit #ookist$ ditemukan di dalam tinja kucing. !anusia terinfeksi karena makan daging mentah atau daging yang belum matang yang terkontaminasi oleh bentuk pasit dari parasit #kista$ atau karena terpapar oleh tanah yang mengandung telur yang berasal dari tinja kucing. (ika seorang anita hamil terinfeksi, infeksinya bisa ditularkan melalui plasenta kepada janin yang dikandungnya. +isa terjadi keguguran atau bayinya lahir mati atau lahir dengan toksoplasmosis kongenitalis.

P0->0+.+ 'o*oplasma gondii, suatu parasit bersel tunggal.

70(.1. .nak-anak yang menderita toksoplasmosis kongenitalis memiliki gejala yang berat dan segera berakibat fatal, atau sama sekali tidak timbul gejala. 7ejalanya berupa3 peradangan mata #bisa menyebabkan kebutaan$ jaundice #sakit kuning$ yang berat mudah memar kejang kepala yang besar atau kecil keterbelakangan mental yang berat. 7ejala yang sangat ringan bisa timbul segera setelah lahir, tetapi yang lebih sering terjadi adalah gejalanya baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. 'oksoplasmosis yang didapat setelah lahir jarang menimbulkan gejala dan biasanya terdiagnosis ketika hasil pemeriksaan darah menunjukkan adanya antibodi terhadap parasit. 'etapi kadang gejalanya muncul dan tergantung kepada jenis penyakit yang timbul3 'oksoplasmosis limfatik ringan. +isa menyerupai mononukleosis infeksiosa. 7ejalanya berupa pembesaran kelenjar getah bening leher dan ketiak, merasa tidak enak badan, nyeri otot dan demam ringan yang naik-turun, yang bisa berlangsung selama beberapa minggu atau beberapa bulan tetapi pada akhirnya menghilang. 'erdapat anemia ringan, tekanan darah rendah, peningkatan jumlah limfosit dan hasil pemeriksaan fungsi hati yang agak abnormal. 'etapi biasanya penderita hanya menunjukkan gejala pembesaran kelenjar getah bening leher. 'oksoplasmosis kronis. 'erjadi peradangan di dalam mata. 7ejala lainnya seringkali tidak jelas. 'oksoplasmosis diseminata akut. +isa menyebabkan ruam kulit, demam tinggi, menggigil dan kelelahan yang luar biasa. (enis toksoplasmosis in terutama terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada beberapa penderita terjadi peradangan otak dan selaputnya #meningoensefalitis$, peradangan hati #hepatitis$, peradangan paru-paru #pneumonitis$ atau peradangan jantung #miokarditis$. 'oksoplasmosis pada penderita .I,S bisa menyebar ke seluruh tubuh. Paling sering terjadi peradangan otak #ensefalitis$ yang bisa menyebabkan3

kelumpuhan separuh badan berkurangnya rasa di daerah tertentu kejang gemetaran sakit kepala koma.

,I.7-<S. ,iagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemriksaan darah yang menunjukkan adanya antibodi terhadap parasit. (ika terdapat gangguan sistem kekebalan, bisa dilakukan pemeriksaan %' scan atau !JI otak.

P0-7<+.'.'oksoplasmosis pada bayi baru lahir dan penderita gangguan sistem kekebalan diobati dengan spiramisin atau sulfadia2in ditambah pirimetamin. 'oksoplasmosis pada penderita .I,S cenderung sering mengalami kekambuhan sehingga pengobatan biasanya terus diberikan selama aktu yang tidak dapat ditentukan. Pengobatan selama kehamilan masih bersifat kontroversial karena obat bisa membahayakan janin yang dikandung. Pada kebanyakan penderita de asa dengan sistem kekebalan yang normal, penyakit ini biasanya menghilang dengan sendirinya) kaerna itu anita hamil biasanya tidak mendapatkan obat-obatan kecuali jika suatu organ vital #misalnya mata, otak atau jantung$ terinfeksi atau jika gejalanya berat dan menetap di seluruh tubuh. PJ<7-<SIS Prognosis pada penderita toksoplasmosis yang didapat setelah lahir adalah bagus, kecuali jika terjadi gangguan sistem kekebalan #seperti yang terjadi pada penderita .I,S, yang seringkali berakibat fatal$.

'oksoplasmosis Aongenitalis 'oksoplasmosis Aongenitalis adalah suatu infeksi oleh parasit 'o*oplasma gondii, yang ditularkan dari ibu selama janin berada dalam kandungan. 'o*oplasma gondii ditemukan di seluruh dunia dan menginfeksi 5-: dari 5999 bayi baru lahir. Sekitar F9E ibu hamil yang terinfeksi akan melahirkan bayi dengan toksoplasmosis kongenitalis. (ika ibu terinfeksi pada akhir kehamilan, maka resiko terjadinya infeksi pada janin adalah lebih besar) jika janin terinfeksi pada a al kehamilan maka penyakitnya biasanya lebih berat. P0->0+.+ Penyebabnya adalah parasit 'o*oplasma gondii. 'oksoplasma menginfeksi kucing dan telurnya terdapat dalam kotoran kucing. 'elur ini tetap menular selama berbulanbulan. Seorang anita bisa tertular melalui tanah atau benda-benda yang terkontaminasi oleh kotoran kucing yang mengandung telur parasit. Infeksi juga bisa ditularkan melalui daging yang belum matang #misalnya daging babi, sapi atau kambing$. 70(.1. 'oksoplasmosis pada ibu biasanya bersifat ringan, tetapi infeksi pada janin bisa menyebabkan penyakit yang serius. 'oksoplasmosis kongenitalis ditandai dengan3 - prematur - berat badan lahir rendah hepatosplenomegali #pembesaran hati dan limpa$ - sakit kuning #jaundice$ - anemia - petekie #bintik-bintik kecil ber arna keunguan akibat perdarahan di dalam kapiler&pembuluh darah yang sangat kecil$ - korioretinitis

- kalsifikasi serebral #pengendapan kalsium di dalam otak$ - hidrosefalus - makrosefalus atau mikrosefalus - limfadenopati Pada stadium lanjut, bisa ditemukan3 - kejang - keterbelakangan mental - berbagai kelainan neurologis #saraf$ - gangguan penglihatan - gangguan pendengaran. ,I.7-<S. ,iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang biasa dilakukan3 'iter antibodi pada ibu selama hamil /S7 perut Pemeriksaan cairan ketuban dan darah janin %' scan Pemeriksaan mata Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan antibodi pada darah tali pusar dan cairan serebrospinal. P0-7<+.'.- Penularan dari ibu kepada janin bisa dicegah jika ibu meminum obat spiramycin. (ika janin terinfeksi, kepada ibu hamil diberikan pirimetamine atau golongan sulfa. Aepada bayi baru lahir diberikan pirimetamine, sulfadia2ine adan asam folinat. Peradangan pada bayi diatasi dengan pemberian kortikosteroid. P0-%07.H.- Ibu hamil sebaiknya menghindari kontak dengan tanah atau benda-benda yang kemungkinan tercemar oleh kotoran kucing. ,aging sebaiknya dimasak sampai betul-betul matang dan setelah mengolah daging mentah, tangan harus dicuci bersih.

Si Aepala .ir&Hidrosefalus Aepala air atau hidrosefalus merupakan suatu gejala dari berbagai proses di dalam kepala yang menyebabkan terkumpulnya cairan otak secara berlebihan di dalam rongga ventrikel pada otak. KPenyebabnya antara lain, terganggunya aliran cairan otak karena penyumbatan, penyerapan kembali cairan otak yang tak memadai di dalam kepala, atau karena produksi cairan otak yang berlebihan,K terang ,r. , i Putro Lidodo, Sp..A, !!ed. Hidrosefalus dibagi 8, yaitu hidrosefalus non-komunikans #tersumbat$ dan hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus nonkomunikans terjadi karena ada penyumbatan di tempat tertentu di dalam otak, di jalan sempit yang dilalui cairan otak aktu mengalir keluar dari rongga ventrikel otak. KIni biasanya karena kelainan ba aan, tumor, dan infeksi.K Sementara hidrosefalus komunikans disebabkan penyerapan cairan otak yang tak memadai di tempat penyerapannya #rongga subarahnoid$. KPenyebabnya bisa karena kelainan ba aan atau didapat, misalnya setelah sakit radang selaput otak #meningitis$ atau perdarahan di ba ah selaput otak.K Produksi cairan otak yang berlebihan dapat disebabkan karena tumor, meski jarang. +eberapa infeksi di dalam kandungan juga dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus. +iasanya infeksi ini terjadi pada kehamilan muda sampai trimester kedua. 7ejala yang dapat ditemui pada seorang anak dengan hidrosefalus tergantung penyebabnya serta umur penderita. K+ila penyebabnya kelainan ba aan, gejalanya didapati saat belum lahir atau pada masa bayi.K +ila gejala timbul saat bayi di kandungan, bayi tak dapat lahir tanpa pertolongan khusus. +ahkan, kadang-kadang sudah meninggal di kandungan. +ila gejala timbul pada masa bayi, tampak pertumbuhan lingkar kepala yang cepat membesar. Aarena itu, penting sekali pengukuran besar lingkaran kepala bayi secara periodik untuk dibandingkan dengan standar normal besar lingkar kepala. Sebelum penderita berusia 8 tahun, gejala utama hidrosefalus biasanya adalah pembesaran kepala. K+ila terjadi setelah

usia 8 tahun, pembesaran kepala tak jelas lagi karena sutura kepala telah rapat. >ang tampak adalah gejala saraf lain karena adanya tekanan di dalam kepala yang meningkat,K jelas , i Putro. 7ejala hidrosefalus sebelum didapatinya ukuran kepala yang membesar ialah bayi mengalami kesulitan dalam menerima makanannya, mudah menangis, muntah-muntah, dan perkembangan yang terlambat. Aemudian, ubun-ubun memonjol dan tegang, pembuluh darah balik #vena$ kepala membesar, mata tampak seperti matahari terbenam dan sering disertai juling, perbandingan besar kepala yang tak sesuai #dahi sangat lebar, bentuk kepala seperti segitiga terbalik$, dan akhirnya kepala tampak membesar sekali. KAepala ini kalau diketuk seperti suara pot pecah,K ujarnya. Pada keadaan ini, lanjut , i Putro, K+iasanya anggota gerak, terutama tungkai ba ah&kaki menjadi kaku, kesulitan makan bertambah, dan anak menjadi lemah secara progresif.K 'etapi, banyak juga penderita hidrosefalus yang tak menunjukkan gejala-gejala ini sampai jelas tampak adanya kepala yang membesar secara nyata. KAalau ditemukan gejala-gejala seperti ini, sebaiknya segera ba a ke dokter, supaya dapat dilakukan pemeriksaan secara teliti,K ujar , i Putro. ?rom3 1indra ,ate3 ,ec @9, 899F 59385 P! Subject3 MIndonesia ?riendship clubN 'oksoplasmosis I Hidrosefalus

"S0H", K-+-1"2"'", HID1OS-$".0S

1osted by oe pada -23403/4-4

Definisi !idrose"alus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi& sehingga terdapat pelebaran ventrikel (5arsono& /4467/48). 1elebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. !idrose"alus selalu bersi"at sekunder& sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. )danya kelainan9kelainan tersebut menyebabkan kepala men adi besar serta ter adi pelebaran sutura9sutura dan ubun9ubun (5e#ito :: et al& /44;70/2). Epidemiologi Insidensi hidrose"alus antara 4&/9< setiap -444 kelahiran. Insidensi hidrose"alus kongenital adalah 4&69-&2 pada tiap -444 kelahiran dan --=9<0= disebabkan oleh stenosis a>ueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua enis kelamin& uga dalam hal perbedaan ras. !idrose"alus dapat ter adi pada semua umur. 1ada rema a dan de(asa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. !idrose"alus in"antil? <@= adalah akibat abnormalitas perkembangan otak& 64= karena perdarahan subaraknoid dan meningitis& dan kurang dari <= akibat tumor "ossa posterior (5arsono& /4467/--). Etiologi !idrose"alus ter adi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (*%%) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan *%% dalam sistem ventrikel dan tempat

absorbsi dalam ruang subaraknoid. )kibat penyumbatan& ter adi dilatasi ruangan *%% diatasnya ()llan !. Ropper& /446). Teoritis pembentukan *%% yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan ter adinya hidrose"alus& namun dalam klinik sangat arang ter adi. 1enyebab penyumbatan aliran *%% yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah 7 -) Kelainan ,a(aan (Kongenital) a. %tenosis akuaduktus %ylvii b. %pina bi"ida dan kranium bi"ida c. %indrom 5andy9Aalker d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah /) In"eksi )kibat in"eksi dapat timbul perlekatan meningen. %ecara patologis terlihat penebalan aringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. 1enyebab lain in"eksi adalah toBoplasmosis. 0) Ceoplasma !idrose"alus oleh obstruksi mekanik yang dapat ter adi di setiap tempat aliran *%%. 1ada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel I# atau akuaduktus %ylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum& penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kranio"aringioma. <) 1erdarahan 1erdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak& dapat menyebabkan "ibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak& selain penyumbatan yang ter adi akibat organisasi dari darah itu sendiri ()llan !. Ropper& /44670@4). Patofisiologi dan Patogenesis *%% yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang meliputi seluruh susunan sara" pusat (%%1). *airan likuor serebrospinalis terdapat dalam suatu sistem& yakni sistem internal dan sistem eksternal. 1ada orang de(asa normal umlah *%% 849 -64 ml& anak umur 29-4 tahun -449-<4 ml& bayi <49@4 ml& neonatus /4904 ml dan

prematur kecil -49/4 ml. *airan yang tertimbun dalam ventrikel 6449-644 ml (5arsono& /446). )liran *%% normal ialah dari ventrikel lateralis melalui "oramen monroe ke ventrikel III& dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus %ylvii ke ventrikel I# dan melalui "oramen Luschka dan +agendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna. 1enutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi *%% oleh sistem kapiler. (5e#ito :: et al& /44;70/2) !idrose"alus secara teoritis ter adi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu 7 -. 1roduksi likuor yang berlebihan /. 1eningkatan resistensi aliran likuor 0. 1eningkatan tekanan sinus venosa Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. +ekanisme ter adinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda9beda tiap saat selama perkembangan hidrose"alus. 5ilatasi ini ter adi sebagai akibat dari 7 -. Kompresi sistem serebrovaskuler. /. Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler 0. 1erubahan mekanis dari otak. <. :"ek tekanan denyut likuor serebrospinalis 6. !ilangnya aringan otak. @. 1embesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial. 1roduksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Dangguan aliran likuor merupakan a(al dari kebanyakan kasus hidrose"alus. 1eningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang. 1eningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi& yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relati" tinggi.

Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (5arsono& /4467/-/) Klasifikasi Klasi"ikasi hidrose"alus bergantung pada "aktor yang berkaitan dengannya& berdasarkan 7 -. Dambaran klinis& dikenal hidrose"alus mani"es (overt hydrocephalus) dan hidrose"alus tersembunyi (occult hydrocephalus). /. Aaktu pembentukan& dikenal hidrose"alus kongenital dan hidrose"alus akuisita. 0. 1roses terbentuknya& dikenal hidrose"alus akut dan hidrose"alus kronik. <. %irkulasi *%%& dikenal hidrose"alus komunikans dan hidrose"alus non komunikans. !idrose"alus interna menun ukkan adanya dilatasi ventrikel& hidrose"alus eksternal menun ukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks. !idrose"alus obstrukti" men abarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor. ,erdasarkan ge ala& dibagi men adi hidrose"alus simptomatik dan asimptomatik. !idrose"alus arrested menun ukan keadaan dimana "aktor9"aktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak akti" lagi. !idrose"alus eB9vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang diakibatkan atro"i otak primer& yang biasanya terdapat pada orang tua. (5arsono& /446) Manifestasi Klinis Tanda a(al dan ge ala hidrose"alus tergantung pada a(itan dan dera at ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi *%% (5arsono& /446). De ala9 ge ala yang menon ol merupakan re"leksi adanya hipertensi intrakranial. +ani"estasi klinis dari hidrose"alus pada anak dikelompokkan men adi dua golongan& yaitu 7 -. )(itan hidrose"alus ter adi pada masa neonatus +eliputi pembesaran kepala abnormal& gambaran tetap hidrose"alus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 069<4 cm& dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah& tetapi terutama pada daerah "rontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Eontanella terbuka dan tegang& sutura masih terbuka bebas. Tulang9tulang kepala men adi sangat tipis. #ena9vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (1eter 1aul Rickham& /440)

/. )(itan hidrose"alus ter adi pada akhir masa kanak9kanak 1embesaran kepala tidak bermakna& tetapi nyeri kepala sebagai mani"estasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. 5apat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan arang diikuti penurunan visus. %ecara umum ge ala yang paling umum ter adi pada pasien9pasien hidrose"alus di ba(ah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresi" dari ukuran kepala. +akrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. +akrokrania biasanya disertai empat ge ala hipertensi intrakranial lainnya yaitu7 a. Eontanel anterior yang sangat tegang. b. %utura kranium tampak atau teraba melebar. c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena9vena super"isial menon ol. d. Eenomena Fmatahari tenggelamG (sunset phenomenon). De ala hipertensi intrakranial lebih menon ol pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. De alanya mencakup7 nyeri kepala& muntah& gangguan kesadaran& gangguan okulomotor& dan pada kasus yang telah lan ut ada ge ala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia& aritmia respirasi). (5arsono& /4467/-0) 5iagnosis 5isamping dari pemeriksaan "isik& gambaran klinik yang samar9samar maupun yang khas& kepastian diagnosis hidrose"alus dapat ditegakkan dengan menggunakan alat9 alat radiologik yang canggih. 1ada neonatus& $%D cukup berman"aat untuk anak yang lebih besar& umumnya diperlukan *T scanning. *T scan dan +RI dapat memastikan diagnosis hidrose"alus dalam (aktu yang relati" singkat. *T scan merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrose"alus dari penyakit lain yang uga menyebabkan pembesaran kepala abnormal& serta untuk identi"ikasi tempat obstruksi aliran *%%. (5arsono& /4467/-<) Diagnosis Banding 1embesaran kepala dapat ter adi pada hidrose"alus& makrose"ali& tumor otak& abses otak& granuloma intrakranial& dan hematoma subdural perinatal& hidranense"ali. !al9 hal tersebut di umpai terutama pada bayi dan anak9anak berumur kurang dari @ tahun. (5arsono& /4467/-6)

Terapi 1ada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrose"alus& yaitu 7 a) +engurangi produksi *%%. b) +empengaruhi hubungan antara tempat produksi *%% dengan tempat absorbsi. c) 1engeluaran likuor (*%%) kedalam organ ekstrakranial. (5arsono& /446) 1enanganan hidrose"alus uga dapat dibagi men adi 7 -. 1enanganan %ementara Terapi konservati" medikamentosa ditu ukan untuk membatasi evolusi hidrose"alus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya. /. 1enanganan )lternati" (%elain %hunting) +isalnya 7 pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin )& reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu mal"ormasi. %aat ini cara terbaik untuk melakukan per"orasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik. (1eter 1aul Rickham& /440) 0. Operasi 1emasangan F1intasG (%hunting) Operasi pintas bertu uan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. 1ada anak9anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. ,iasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel& namun kadang pada hidrose"alus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid lumbar. )da dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi& yaitu7 pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi in"eksi dan pemantauan kelancaran dan "ungsi alat shunt yang dipasang. In"eksi pada shunt meningatkan resiko akan kerusakan intelektual& lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. ()llan !. Ropper& /44670@4) Prognosis !idrose"alus yang tidak diterapi akan menimbulkan ge ala sisa& gangguan neurologis serta kecerdasan. 5ari kelompok yang tidak diterapi& 649;4= akan meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat in"eksi berulang& atau oleh karena aspirasi pneumonia. Camun bila prosesnya berhenti (arrested hidrose"alus) sekitar <4= anak akan

mencapai kecerdasan yang normal ()llan !. Ropper& /446). 1ada kelompok yang dioperasi& angka kematian adalah ;=. %etelah operasi sekitar 6-= kasus mencapai "ungsi normal dan sekitar -@= mengalami retardasi mental ringan. )dalah penting sekali anak hidrose"alus mendapat tindak lan ut angka pan ang dengan kelompok multidisipliner. (5arsono& /446) DAFTAR PUSTAKA H http733(((.ninds.nih.gov3disorders3hydrocephalus3hydrocephalus.htm H 5e#ito ::& %almond *!& O(ler ,K& %ahakian ,'& 1ickard '5. /44;. *audate structural abnormalities in idiopathic normal pressure hydrocephalus. )cta Ceurol %cand /44;7 --@7 pages 0/200/. H 1eter 1aul Rickham. /440. Obituaries. ,+' /4407 0/;7 -<429doi7 -4.--0@3 bm .0/;.;</2.-<42. H Ropper& )llan !. )nd Robert !. ,ro(n. /446. )dams )nd #ictorGs 1rinciples O" Ceurology7 :ight :dition. $%). H 5arsono dan !impunan dokter spesialis sara" indonesia dengan $D+. /446. ,uku ) ar Ceurologi Klinis. Iogyakarta7 $D+ 1ress.
h$$%>::%era)a$$egal&)ord%ress&co#:2000:0<:0?:asuhan "e%era)a$an hidrosefalus:

Askep Hidrosefalus
BAB I PE DA!U"UA !idrose"alus berasal dari kata hidro yangberarti air dan chepalon yang berarti kepala.!idrose"alus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara akti" yang menyebabkan dilatasi system ventrikel otak dimana ter adi akumulasi cairan yang berlebihan pada satru atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Kita mengenal J!ydrocephalusK sebagai suatu kelainan yang biasanya ter adi pada bayi& dan ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Camun apa sebenarnya hydrocephalus dan bagaimana penanganannya L ,alam keadaan normal, tubuh memproduksi cairan otak #%airan Serebro Spinal O %SS$ dalam jumlah tertentu, untuk kemudian didistribusikan dalam ruang-ruang ventrikel otak, sampai akhirnya diserap kembali. ,alam keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan kembali, terjadi penumpukan cairan otak di ventrikel. Aondisi inilah yang dalam istilah medis dikenal sebagai PhydrocephalusQ. !eskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrocephalus juga bisa terjadi pada de asa. Hanya saja, pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan didiagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak. 'erlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin membesar seiring bertambahnya tumpukan %SS. Sedangkan pada orang de asa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. .kibatnya berapapun banyaknya %SS yang tertumpuk, takkan mampu menambah besar diameter kepala. BAB II !IDR#SEFA"US A$ Definisi !idrose"alus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi& sehingga terdapat pelebaran ventrikel ( Darsono% &''()&'*). 1elebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. !idrose"alus selalu bersi"at sekunder& sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. )danya kelainan9 kelainan tersebut menyebabkan kepala men adi besar serta ter adi pelebaran sutura9sutura dan ubun9ubun ( De+ito EE et al% &'',)-&./$ ,ayi prematur ra(an terkena hidrose"alus atau mengalami timbunan cairan di dalam rongga otak. 1asalnya otak bayi prematur belum berkembang secara memadai. %elain pada bayi& hidrose"alus uga dapat ter adi pada usia anak. M5alam hal ini& pembuluh darah yang ada di dinding rongga otak masih lemah dan rapuh& sehingga mudah pecah yang menyebabkan perdarahan masuk ke rongga otak dan dapat menyumbat lintasan cairan otak yang bersi"at sementara atau permanen. +enurut & Kepala $nit 1elayanan Eungsional3%ta" +edik Eungsional (%+E) ,edah %ara" Rumah %akit 5r %ard ito Iogyakarta& 5r 1 %udiharto mengemukakan hal itu belum lama ini. hidrose"alus dapat ter adi ika produksi cairan otak lebih besar daripada absorpsinya atau ika lintasan drenase tersumbat. 'ika ter adi sumbatan& cairan tertimbun dalam rongga otak sehingga menekan aringan otak di sekitarnya.

B$

Etiologi !idrose"alus ter adi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (*%%) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan *%% dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. )kibat penyumbatan& ter adi dilatasi ruangan *%% diatasnya ()llan !. Ropper& /446). Teoritis pembentukan *%% yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan ter adinya hidrose"alus& namun dalam klinik sangat arang ter adi. 1enyebab penyumbatan aliran *%% yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah7 Kelainan ,a(aan (Kongenital) %tenosis akuaduktus %ylvii %pina bi"ida dan kranium bi"ida %indrom 5andy9Aalker Kista araknoid dan anomali pembuluh darah In"eksi )kibat in"eksi dapat timbul perlekatan meningen. %ecara patologis terlihat penebalan aringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. 1enyebab lain in"eksi adalah toBoplasmosis. Ceoplasma !idrose"alus oleh obstruksi mekanik yang dapat ter adi di setiap tempat aliran *%%. 1ada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel I# atau akuaduktus %ylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum& penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kranio"aringioma. 1erdarahan 1erdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak& dapat menyebabkan "ibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak& selain penyumbatan yang ter adi akibat organisasi dari darah itu sendiri ()llan !. Ropper& /44670@4). Patofisiologi *%% yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang meliputi seluruh susunan sara" pusat (%%1). *airan likuor serebrospinalis terdapat dalam suatu sistem& yakni sistem internal dan sistem eksternal. 1ada orang de(asa normal umlah *%% 849-64 ml& anak umur 29-4 tahun -449-<4 ml& bayi <49@4 ml& neonatus /4904 ml dan prematur kecil -49 /4 ml. *airan yang tertimbun dalam ventrikel 6449-644 ml (5arsono& /446). )liran *%% normal ialah dari ventrikel lateralis melalui "oramen monroe ke ventrikel III& dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus %ylvii ke ventrikel I# dan melalui "oramen Luschka dan +agendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna. 1enutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi *%% oleh sistem kapiler. (5e#ito :: et al& /44;70/)

-. a. b. c. d. /.

0.

<.

0$

-. /. 0.

-. /. 0. <. 6. @.

!idrose"alus secara teoritis ter adi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu 7 1roduksi likuor yang berlebihan 1eningkatan resistensi aliran likuor 1eningkatan tekanan sinus venosa Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. +ekanisme ter adinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda9beda tiap saat selama perkembangan hidrose"alus. 5ilatasi ini ter adi sebagai akibat dari 7 Kompresi sistem serebrovaskuler. Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler 1erubahan mekanis dari otak. :"ek tekanan denyut likuor serebrospinalis !ilangnya aringan otak. 1embesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial.

1roduksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Dangguan aliran likuor merupakan a(al dari kebanyakan kasus hidrose"alus. 1eningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang. 1eningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi& yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relati" tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (5arsono& /4467/-/) D$ Klasifikasi Klasi"ikasi hidrose"alus bergantung pada "aktor yang berkaitan dengannya& berdasarkan 7

-.

Dambaran klinis& dikenal hidrose"alus mani"es (overt hydrocephalus) dan hidrose"alus tersembunyi (occult hydrocephalus). /. Aaktu pembentukan& dikenal hidrose"alus kongenital dan hidrose"alus akuisita. 0. 1roses terbentuknya& dikenal hidrose"alus akut dan hidrose"alus kronik. <. %irkulasi *%%& dikenal hidrose"alus komunikans dan hidrose"alus non komunikans. !idrose"alus interna menun ukkan adanya dilatasi ventrikel& hidrose"alus eksternal menun ukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks. !idrose"alus obstrukti" men abarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor. ,erdasarkan ge ala& dibagi men adi hidrose"alus simptomatik dan asimptomatik. !idrose"alus arrested menun ukan keadaan dimana "aktor9"aktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak akti" lagi. !idrose"alus eB9vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang diakibatkan atro"i otak primer& yang biasanya terdapat pada orang tua. (5arsono& /446) E$ Manifestasi Klinik Tanda a(al dan ge ala hidrose"alus tergantung pada a(itan dan dera at ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi *%% (5arsono& /446). De ala9ge ala yang menon ol merupakan re"leksi adanya hipertensi intrakranial. +ani"estasi klinis dari hidrose"alus pada anak dikelompokkan men adi dua golongan& yaitu 7 -. )(itan hidrose"alus ter adi pada masa neonatus +eliputi pembesaran kepala abnormal& gambaran tetap hidrose"alus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 069<4 cm& dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah& tetapi terutama pada daerah "rontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Eontanella terbuka dan tegang& sutura masih terbuka bebas. Tulang9tulang kepala men adi sangat tipis. #ena9vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (1eter 1aul Rickham& /440) /. )(itan hidrose"alus ter adi pada akhir masa kanak9kanak 1embesaran kepala tidak bermakna& tetapi nyeri kepala sebagai mani"estasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. 5apat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan arang diikuti penurunan visus. %ecara umum ge ala yang paling umum ter adi pada pasien9pasien hidrose"alus di ba(ah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresi" dari ukuran kepala. +akrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. +akrokrania biasanya disertai empat ge ala hipertensi intrakranial lainnya yaitu7 a. Eontanel anterior yang sangat tegang. b. %utura kranium tampak atau teraba melebar. c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena9vena super"isial menon ol. De ala hipertensi intrakranial lebih menon ol pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. De alanya mencakup7 nyeri kepala& muntah& gangguan kesadaran& gangguan okulomotor& dan pada kasus yang telah lan ut ada ge ala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia& aritmia respirasi). (5arsono& /4467/-0). F$ -. a. Pemeriksaan 1emeriksaan "isik7 1engukuran lingkaran kepala secara berkala. 1engukuran ini penting untuk melihat pembesaran kepala yang progresi" atau lebih dari normal b. Transiluminasi /. 1emeriksaan darah7 Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrose"alus 0. 1emeriksaan cairan serebrospinal7 )nalisa cairan serebrospinal pada hidrose"alus akibat perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada in"eksi sisa <. 1emeriksaan radiologi7 a. N9"oto kepala7 tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar. b. $%D kepala7 dilakukan bila ubun9ubun besar belum menutup. c. *T %can kepala7 untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus mengevaluasi struktur9struktur intraserebral lainnya 1$ Diagnosis

5isamping dari pemeriksaan "isik& gambaran klinik yang samar9samar maupun yang khas& kepastian diagnosis hidrose"alus dapat ditegakkan dengan menggunakan alat9alat radiologik yang canggih. 1ada neonatus& $%D cukup berman"aat untuk anak yang lebih besar& umumnya diperlukan *T scanning. *T scan dan +RI dapat memastikan diagnosis hidrose"alus dalam (aktu yang relati" singkat. *T scan merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrose"alus dari penyakit lain yang uga menyebabkan pembesaran kepala abnormal& serta untuk identi"ikasi tempat obstruksi aliran *%%. (5arsono& /4467/-<) !$ Diagnosis Banding 1embesaran kepala dapat ter adi pada hidrose"alus& makrose"ali& tumor otak& abses otak& granuloma intrakranial& dan hematoma subdural perinatal& hidranense"ali. !al9hal tersebut di umpai terutama pada bayi dan anak9anak berumur kurang dari @ tahun. (5arsono& /4467/-6) I$ Terapi 1ada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrose"alus& yaitu 7 -. +engurangi produksi *%%. /. +empengaruhi hubungan antara tempat produksi *%% dengan tempat absorbsi. 0. 1engeluaran likuor (*%%) kedalam organ ekstrakranial. (5arsono& /446) 1enanganan hidrose"alus uga dapat dibagi men adi 7 -. 1enanganan %ementara Terapi konservati" medikamentosa ditu ukan untuk membatasi evolusi hidrose"alus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya. /. 1enanganan )lternati" (%elain %hunting) +isalnya 7 pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin )& reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu mal"ormasi. %aat ini cara terbaik untuk melakukan per"orasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik. (1eter 1aul Rickham& /440) 0. Operasi 1emasangan F1intasG (%hunting) Operasi pintas bertu uan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. 1ada anak9anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. ,iasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel& namun kadang pada hidrose"alus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid lumbar. )da dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi& yaitu7 pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi in"eksi dan pemantauan kelancaran dan "ungsi alat shunt yang dipasang. In"eksi pada shunt meningatkan resiko akan kerusakan intelektual& lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. ()llan !. Ropper& /44670@4) 2$ Penatalaksanaan -. Earmakologis7 +engurangi volume cairan serebrospinalis7 a. Acetazolamide /6 mg3Kg,,3hari 1O dibagi dalam 0 dosis. 5osis dapat dinaikkan /6 mg3Kg,,3hari (+aksimal -44 mg3Kg,,3hari) b. Furosemide - mg3Kg,,3hari 1O dibagi dalam 09< dosis *atatan7 Lakukan pemeriksaan serum elektrolit secara berkala untuk mencegah terjadinya efek samping. ,ila ada tanda9tanda in"eksi& beri antibiotika sesuai kuman penyebab. 2. Penatalaksanaan Medis 1ada sebagian pasien pembesaran kepala berhenti sendiri (arrested hyrdose"alus)& mungkin oleh rekanalisasi ruang subaraknoid atau kompensasi pembentukan *%% yang berkurang ( Laurence& -8@6). Tindakan bedah belum ada yang memuaskan -44 =& kecuali bila penyebabnya ialah tumor yang masih dapat diangkat. 0. 1enatalaksanaan Kepera(atan a. 1era(atan 1rabedah 7 -) 1antau& cegah& dan halangi bila ada peningkatan TIK /) Letakkan anak dalam posisi nyaman dengan cara menaikkan kepala tempat tidur setinggi 04 dera at ( untuk mengurangi kongesti dan meningkatkan drainase). 0) 1antau adanya tanda tanda peningktan TIK. a) 1eningkatan "rek(ensi pernapasan& penurunan denyut apeks& peningkatan tekanan darah dan peningkatan suhu badan.

b) c) d) e) ") g) h) <) a) b) b. -)

/) 0) a) b) c) d) e) ") <) a) b) c) K$ -. /. 0.

1enurunan tingkat kesadaran. )ktivitas ke ang. +untah. 1erubahan ukuran& kesimetrisan& dan reaktivitas pupil. Eontanel JpenuhK& cenderung menon ol. Turunkan stimulus luar. %iapkan oksigen dan alat penghisap di sisi tempat tidur. %iapkan anak dan orang tua untuk menghadapi prosedur pembedahan. ,erikan pen elasan yang sesuai dengan usia. ,erikan dan kuatkan keterangan yang diberikan pada orang tua tentang kondisi dan pengobatan anak. 1era(atan 1ascabedah 7 1antau tanda tanda vital dan status neurologik anak ? Laporkan adanya peningkatan TIK ( ukuran& penuhnya& ketegangan "ontanel anterior )& penurunan tingkat kesadaran& anoreksia& muntah& konvulasi& ke ang& atau kelembaman. 1antau dan laporkan adanya ge ala ge ala in"eksi ( demam& nyeri tekan& in"lamasi& mual& dan muntah ). 1antau dan pertahankan "ungsi pirau. Laporkan ge ala mal"ormasi pirau (iritabilitas& penurunan kesadaran& muntah). 1eriksa pirau untuk kepenuhan. Caikkan bagian kepala tempat tidur setinggi 04 derta at (untuk meningkatkan drainase dan menurunkan kongeti vena). 1osisikan anak miring kekiri (sisi non 9 bedah). 1ertahankan tirah baring selama /< sampai ;/ am. 1antau adanya aktivitas serangan. ,antu anak dan orang tua dalam mengatasi stress emosional karena hospitalisais dan pembedahan. ,erikan in"ormasi yang sesuai dengan usia sebelum prosedur dilakukan. 5orong partisipasi dalam kegiatan rekreasi dan hiburan. +asukan rutinitas anak dirumah ke dalam aktivitas sehari hari. Komplikasi !ernia serebri Ke ang Ren atan KOC%:1 K:1:R)A)T)C )C)K 5:CD)C !I5RO%:E)L$%

I. PE 1KA2IA

denga hidrose"alus ter adi pada 6&2 bayi dai -4.444 kelahiran hidup a.-. !idrose"alus dengan spinabi"ida terdapat kira9kira 09< bayi dari -444 kelahiran hidup a./. Type hidrose"alus obstruksi terdapat 88 = kasus pada anak9anak. Ri(ayat kesehatan masa lalu7 b.-Terutama adanya ri(ayat luka 3 trauma dikepala atau in"eksi di sebral c. Ri(ayat kahamilan dan persalinan 7 c.-.Kelahiran yang premature c./.Ceonatal meningitis c.0. 1erdarahan subaracnoid c.<. In"eksi intra uterin c.6. 1erdarahan perinatal&trauma3cidera persalinan. n Fisik myelomeningocele& penguran lingkar kepala (Occipiti"rontal) didapatkan 7 l7 ng

ala rah

ika digendong dan diam bila berbaring muntah yang proyektil embar

ngan yang berlangsung lambat ema upil terhadap cahaya lambat dan tidak sama diikuti 7 perubahan tingkat kesadaran& opistotonus dan spastik pada ba(ah dalam pemberian makanan dan menelan cardio pulmoner 9 Tanda9tanda selan utnya 7 epala kepala diikuti dengan muntah9muntah dema mus atan tekanan darah mbat an respirasi

anda ekstrapiramidal3 ataksia marah

ungan kali inkoheren an

0$ Pemeriksaan Pen3n4ang$ %kan temogras"i komputer ( *T9%can) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantui dalam memgidenti"ikasi kemungkinan penyebabnya( Ceoplasma& kista&mal"ormasi konginetal atau perdarahan intra kranial ) Eungsi ventrikel kadang digunakan untiuk menukur tekanan intra kranial menghilangkan cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran). ::D 7 untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolic Transluminasi 7 $ntuk mengetahui apakah adanya kelainan dalam kepala +RI 7 ( +agnetik resonance imaging ) 7 memberi in"ormasi mengenai stuktur otak tanpa kena radiasi II$DIA1 #SA KEPERA5ATA A$ Pre #peratif 6$ Resiko tinggi in uri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial o Data o78ektif 7 Tidak sadar& panas( 02 *)& muntah tanpa proyektil& strabismus. serta gelisah&paralisa. o Data S378ektif 7 Orangnya mengatakan anaknya tidak sadar &muntah tubuhnya panas.. Tujuan : 9 Tidak ter adi peningkatan tekanan intra kranial dengan kriteria 7 9 Tidak menun ukkan adanya tanda9tanda peningkatan tekanan intra kranial ( mual& muntah& ke ang& gelisah ). Tindakan kepera9atan ) at tanda9tanda peningkatan tekanan intra kranial. uk mengetahui secara dini peningkatan TIK la tingkat kesadaran

Rasional 7+enurunnya kesadaran menun ukkan adanya tanda9tanda adanya peningkatan TIK. ) ari keluarga mengenai tanda9tanda peningkatan tekanan intra kranial uarga dapat berpartisipasi dalam pera(atan anaknya.

at mencegah atau mempercepat proses penyebuhan penyakit. &$ Dangguan rasa nyaman7 Cyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intrakranial . Data Indikasi 7 )danya keluahan Cyeri Kepala& +eringis atau menangis& gelisah& kepala membesar Tujuan ? Klien akan mendapatkan kenyamanan& nyeri kepala berkurang Tindakan kepera9atan ) 'elaskan 1enyebab nyeri. )tur posisi Klien ) arkan tekhnik relaksasi Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian )nalgesik -$ Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan kemampuan untuk mencapai tugas perkembangan Tujuan : Tidak ter adi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Tindakan keperawatan7 Observasi tanda dan ge ala gangguan perkembangan secara dini Rasional 7)kan mengetahui secara dini kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal. Kolaborasi untuk tindakan pembedahan Rasional 7 +embantu mempercepatan proses penyembuhan. B$ Persiapan operasi :$ Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi. Data Indikasi 7 :kspresi verbal menun ukkan kecemasan akan keadaan anaknya. T343an 7 Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi. Tindakan Kepera9atan ) +en elaskan tentang hidrose"alus& anatomi ventrikel& maksud dasar dari shunt. Dunakan diagram dan sampel shunt& ika tersedia bantu memberi pen elasan i"ormasi yang diterima. 'uga elaskan tu uan berbagai tindakan test diagnostik yang disarankan dan prosedur yang akan dilakukan. Rasional 7 +emberikan pen elasan akan membantu penurunan ketakutan dan kecemasan dan meningkatkan penerimaan terhadap kondisi anak ,erikan gamnbaran tindakan perioperative Rasional 7 1en elasan terhadap kegiatan ini akan meyakinkan orang tua bah(a mereka harus sadar bah(a anak akan men alani hal ini dan bantu untuk memberikan dorongan berpartisipasi dalam kegiatan persiapan prabedah& ika memungkinkan. ,erikan (aktu orang tua menga ukan pertanyaan dan mengekspresikan ketakutan dan perhatiannya. Rasional 7 Orang tua membutuhkan (aktu menyesuaikan diri dengan in"ormasi sehingga mereka dapat membentuk pertanyaan dan mengekspresikan ketakutan dan perhatiannya. ,antu anak untuk mempersiapkan guna tinggal ra(at di rumah sakit dan pembedahan& penggunaan boneka& alat9alat rumah sakit yang tersedia& dan diagram dan video yang tepat sesuai tingkat perkembangan anak. Rasional 7 +endemonstrasikan dengan menggunakan boneka sangat tepat digunakan untuk membantu menngani anak yang ter adi selama tinggal di rumah sakit. 5iagram& video& buku9buku& dan diskusi mungkin akan lebih tepat pada anak yang lebih besar. ,erikan penguatan terhadap pen elasan ahli bedah Rasional 7 Orang tua dan anak sering menerima terlalu banyak in"ormasi dalam (aktu yang singkat. $langi pen elasan untuk membantu pemahaman kondisi anak. Ru uk orang tua pada peker a sosial atau tenaga pelayanan sosial sesuai kebutuhan. Rasional 7 1eker a sosial dapat memberikan konseling secara seksama untuk membantu orang tua menyesuaikan diri dengan kondisi anak dan tinggal ra(at di rumah sakit dan dapat membantu perencana selan utnya dan meru uk pada oraganisasi kemasyarakatan. 6. 1otensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan intake yang kurang diserta muntah.

Data Indikasi ? keluhan +untah& 'arang minum. T343an 7 Tidak ter adi kekurangan cairan dan elektrolit. Tindakan kepera9atan) Observasi ketat intake dan output Rasional 7+enentukan data dasar dari pada cairan tubuh. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium Rasional 7+engka i hidrasi dan kee"ekti"an 3 kebutuhan intervensi ,erikan cairan in"us sesuai pesanan Rasional 7 +empertahan volume sirkulasi cairan dalam tubuh 0$ Post ; #peratif @. Dangguan rasa nyaman 7 Cyeri sehubungan dengan tekanan pada kulit yang dilakukan shunt. Data Indikasi ? adanya keluhan nyeri& :kspresi non verbal adanya nyeri. T343an 7 Rasa Cyaman Klien akan terpenuhi& Cyeri berkurang Tindakan Kepera9atan ) ,eri kapas secukupnya diba(a telinga yang dibalut. )spirasi shunt (1osisi semi "o(ler)& bila harus memompa shunt& maka pemompaan dilakukan perlahan lahan dengan interval yang telah ditentukan. Kolaborasi dengan tim medis bila ada kesulitan dalam pemompaan shunt. ,erikan posisi yang nyama. !indari posisi pOada tempat dilakukan shunt. Observasi tingkat kesadaran dengan memperhatikan perubahan muka (1ucat& dingin& berkeringat) Ka i orisinil nyeri 7 Lokasi dan radiasinya ;. Resiko tinggi ter adinya gangguan nutrisi 7 kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake yang tidak adekuat. Data Indikasi ? )danya keluhan kesulitan dalam mengkonsumsi makanan. T343an 7 Tidak ter adi gangguan nutrisil. Rencana Inter<ensi ) ,erikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein. ,erikan klien makan dengan posisi semi "o(ler dan berikan (aktu yang cukup untuk menelan. *iptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar dari bau bauan yang tidak enak. +onitor therapi secara intravena. Timbang berta badan bila mungkin. 'agalah kebersihan mulut ( Oral hygiene) ,erikan makanan ringan diantara (aktu makan 2. Resiko tinggi ter adinya in"eksi sehubungan dengan in"iltrasi bakteri melalui shunt. T343an 7 Tidak ter adi in"eksi 3 Klien bebas dari in"eksi. Tindakan kepera9atan : Ka i suhu tubuh anak yang tidak stabil& penurunan LO*& kehilangan na"su makan& muntah& peningkatan sel darah putih& dan pembengkakan atau kemerahan sepan ang saluran shunt. Rasional Tanda ini memberikan petun uk adanya in"eksi& biasanya ter adi dalam bulan pertama setelah insersi shunt +onitor suhu badan anak setiap < am Rasional 1enurunan suhu badan adalah tanda a(al in"eksi pada neonatus& dan penimngkatan suhu badan adalah tanda a(al ter adinya in"eksi pada anak 1osisi baring anak yang tidak menahan beraty pada bagian katup pada /< sampai <2 am pertama setelah pembedahan. Rasional 1osisi dimana kepala pada posisi yang tepat membantu mencegah kerusakan kulit atau sekitar pompa shunt Ka i area insisi setiap < am& lihat adanya pengaliran cairan dari luka dan adanya pembengkakan. *atat umlah dan enis cairan yang keluar dari luka insisi. Rasional 1embengkakan disekitar pompa& saluran shunt& atau insisi bedahPdengan atau tanpa grainasePmungkin merupakan tanda a(al in"eksi pada shunt.

,erikan antibiotik sesuai petun uk Rasional )ntibitik yang bersi"at pro"ilaksis biasanya diberikan saat pembedahan dan dilan utkan pada <2 sampai ;/ am setelah pembedahan. 8. Resiko tinggi ter adi kerusakan integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi. T343an ? 1asien bebas dari kerusakan integritas kulit dan kontraktur. Tindakan Kepera9atan ) +obilisasi klien (+iki dan +ika) setiap / am. Obsevasi terhadap tanda tanda kerusakan integritas kulit dan kontrkatur. 'agalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur. ,erikan latihan secara pasi" dan perlahan lahan BAB I+ PE UTUP A$ Kesimp3lan !idrose"alus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi& sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Insiden hidrose"alus antara 4&/9 < setiap -444 kelahiran. Insiden hidrose"alus konginetal adalah 4&69 -&2 pada tiap -444 kelahiran dan -- = 9 <0 = disebabkan oleh stenosis a>uaductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insiden untuk kedua enis kelamin& uga dalam hal perbedaan ras. !idrose"alus dapat ter adi pada semua umur. 1ada dasarnya ada 0 prinsip dalam pengobatan hidrose"alus& yaitu 7 a)mengurangi produksi *%% b)+empengaruhi hubungan antara tempat produksi *%% dengan tempat absorbsi c)1engeluaran likuor ( *%% ) kedalam organ ekstrakranial. !al yang sangat penting dalam penanganan kasus hidrose"alus ini adala>h ke adian in"eksi akibat penatalaksanaan dan asuhan yang diberikan tidak tepat. B$Saran 5iharapkan kepada orang tua yang mendapatkan anak dengan kasus hidrose"alus untuk tidak berkecil hati karena ada masih ada cara pengobatan yang dapat dilakukan. 1engobatan tersebut dapat membantu anak tersebut untuk proses tumbuh kembangnya dikemudian hari. ,agi petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati9hati untuk mencegah ter adinya in"eksi sehingga dapat menurunkan angka kematian pada bayi.

T !"#$#! %$ST#K#

Toxoplasma gondii: Aspek Biologi, Epidemiologi, Diagnosis, dan Penatalaksanaannya


GALATIA CHA D!A Aventis Pharma Indonesia

Penda"uluan .khir-akhir ini, banyak tenaga medis, veterinarian, ilmu an peneliti, dan kalangan ekonomi mulai memperhatikan kehadiran Toxoplasma gondii yang merupakan patogen yang berperan penting dalam kehidupan kita. 'oksoplasmosis pada he an-he an domestik mempunyai arti ekonomis yang sangat penting di negara-negara seperti Inggris dan Selandia +aru, dimana parasit tersebut mengakibatkan banyak kasus aborsi pada domba5. Suatu penelitian di -or egia yang melibatkan @F.=69 anita hamil selama 5==8 hingga 5==6, memberikan gambaran sebagai berikut3 59,=E anita terinfeksi sebelum kehamilan dan 9,5;E terjangkit infeksi selama kehamilan. Ini berarti, 5 dari 59 ibu hamil berisiko mengidap infeksi Toxoplasma gondii8. Toxoplasma gondii adalah suatu parasit&proto2oa berbentuk kokus yang berkaitan dengan Plasmodium, Isospora, dan anggota lainnya dari phylum .picomple*a. Penjamu # host$ definitif yang berkaitan erat dengan parasit ini adalah dari keluarga kucing&felidae. Selain itu, banyak he an mamalia dan burung yang merupakan penjamu menengah #intermediate host$@,6. !anifestasi klinis toksoplasmosis sangat beragam, mulai dari asimtomatik, demam, limfadenopati, nyeri otot, sakit kepala, hingga cacat kongenital yang bersifat permanen seperti retardasi mental, hidrosefalus, hingga kematian, khususnya pada penderita .I,S6. #truktur, $ultiplikasi, dan #iklus %e"idupan Toxoplasma gondii mempunyai beberapa bentuk kehidupan. 5. Tachyzoite yang berbentuk sabit atau oval dengan satu sisi runcing dan yang lain bundar. .. 0kstraselular #anak panah$ terlepas dari sel-sel penjamu. +andingkan dengan ukuruan dari sel-sel darah merah dan limfosit. Impression smear, pe arnaan 7iemsa. Panjang garis O 89 Rm. +. Intraselular dalam kultur sel. 'erlihat suatu kelompok berbentuk seperti bunga ma ar #anak panah$ dan berada di dalam vakuola #kepala anak panah$. Pe arnaan imunohistokimia dengan sebuah tachyzoite-specific monoclonal antibody. Panjang garis O 89 Rm. %. 'ransmisi mikroskop elektron dari suatu tachyzoite intraselular. 'erlihat suatu vakuole parasitoforus #PV$ seputar tachyzoite. <rganel-organel terlihat di dalam gambar ini adalah conoid #c$, micronemes #m$, granula-granula terdensasi, nukleus #n$, dan roptries #r$. Panjang garis O 9.: Rm. 8. (aringan Aista dari Toxoplasma gondii. .. (aringan kista ini diambil dari otak tikus. .nak panah memperlihatkan dinding kista yang berisi ratusan bradyzoite. 'idak di arnai. Panjang garis O 89 Rm.

+. 8 buah jaringan kista #anak panah$ pada bagian otak. Hemato*ylin dan pe arnaan eosin. Panjang garis O 89 Rm. %. 'ransmisi mikroskop elektron dari sebuah jaringan kista kecil pada kultur sel. 1ihat dinding kista yang tipis #anak panah$ berisi D bradyzoite #kepala anak panah$. Panjang garis O 5.9 Rm. @. +entuk seksual dari Toxoplasma gondii. .. Ski2on #kepala anak panah ganda$, gamon-gamon betina #anak panah$, dan gamongamon jantan #kepala anak panah$ pada bagian superfisial sel-sel epitel dari usus halus kucing. Pe arnaan hematoxylin dan eosin. Panjang garis O 5F Rm. +. 'iga gamet jantan dengan masing-masing 8 flagela #kepala anak panah$ dibandingkan dengan sebuah mero2oit #anak panah$. 7ambar diambil dari sel epitel usus seekor kucing. Pe arnaan 7iemsa. 7aris O 59 Rm. %. <okista tidak berspora #kepala anak panah$ pada feses seekor kucing. 'erlihat 8 <okista dari jenis parasit coccidium lain, yaitu Isospora felis #anak panah$. Isospora felis berspora lebih cepat dibandingkan dengan T. gondii. <okista yang paling atas dari gambar sudah berisi 8 sporokista, sedangkan pada seluruh ookista T. gondii masih belum berspora. 'idak di arnai. Panjang garis DF Rm. ,. 'ransmisi mikroskop elektron dari suatu ookista berspora. 'erlihat dinding ookista yang tipis #anak panah$, 8 sporokista #kepala anak panah$, dan 6 sporozoite #kepala anak panah ganda$ pada sporokista. Panjang garis O 8.8F Rm. /kuruan ookista kurang lebih 59 hingga 58 Rm. Spora muncul di luar dari tubuh dan ookista menjadi infeksius dalam 5 hingga F hari setelah diekskresikan. Semula, ookista berbentuk sferikal, tetapi setelah terjadi spora maka mereka akan berubah menjadi agak oval5,6. Siklus kehidupan dari T. gondii pertama kali dideskripsikan pada 5=;9, ketika ditemukannya penjamu definitif, yaitu keluarga felidae, termasuk kucing-kucing peliharaan. +eberapa macam he an berdarah hangat juga berperanan sebagai penjamu menengah. T. gondii diketahui ditularkan melalui beberapa cara seperti yang terlihat pada gambar 6. ,i antaranya3 5. !asuknya ookista dari kotoran #faeces$ he an yang menempel pada bulu kucing dan hinggap di makanan. 8. !asuknya kista yang berasal dari daging he an yang dimasak tidak sempurna&setengah matang. @. !asuknya tachyzoite/trofozoit dari ibu yang terinfeksi melalui plasenta lalu menuju janin. Patogenesis +anyak kasus toksoplasmosis pada manusia didapat dari masuknya jaringan kista pada daging yang terinfeksi atau ookista pada makanan yang tercemar kotoran kucing. +rady2oite dari jaringan kista atau sporo2oite yang terlepas dari ookista masuk ke sel-sel epitel di usus dan bermultiplikasi di usus. Toxoplasma gondii dapat menyebar, baik secara lokal ke nodus limfe mesentrik maupun ke organorgan yang cukup jauh dengan menyerang kelenjar-kelenjar limfe dan darah. -ekrosis pada usus dan nodus limfe mesentrik dapat muncul sebelum organ-organ lain menjadi rusak parah. 7ambaran klinis akan tampak setelah beberapa aktu dari rusaknya jaringan dari beberapa organ yang terinfeksi, khususnya yang vital dan penting seperti mata, jantung, dan kelenjar adrenal. Toxoplasma gondii tidak

memproduksi toksin. -ekrosis pada jaringan biasanya disebabkan oleh multiplikasi intraselular dari tachyzoite. 'oksoplasmosis oportunistik pada pasien .I,S biasanya terjadi karena reaktivasi dari infeksi kronik. 1esi predominan dari toksoplasmosis - ensefalitis pada pasien-pasien ini adalah nekrosis yang terkadang menghasilkan abses multiganda. +eberapa di antaranya dapat berbentuk sebesar bola tenis. Daya Ta"an Tu&u" Infeksi T. gondii pada penjamu #host$ dapat berakhir dengan kematian, tetapi lebih sering ditemukan kasus yang mengalami perbaikan dan mendapat kekebalan tubuh. Inflamasi biasanya menyertai nekrosis. Aurang lebih tiga minggu setelah infeksi, tachyzoite Toxoplasma gondii mulai menghilang dari jaringan viseral dan mulai terlokalisir menjadi jaringan kista di sistem saraf dan jaringan otot. Tachyzoite toksoplasma dapat bertahan lebih lama di sumsum tulang belakang dan otak karena respons imun pada umumnya kurang efektif pada organ tersebut. Infeksi kronis dapat teraktivasi berulang secara lokal #misalnya pada mata$. .ktivasi berulang terjadi akibat ruptur dari jaringan kista. Aemungkinan ruptur jaringan kista dapat terjadi selama hidup penjamu. Bradyzoite yang terlepas secara normal akan dihancurkan oleh respons imun dari si penjamu. Jeaksi ini dapat mengakibatkan nekrosis lokal yang disebabkan oleh proses inflamasi. Hipersensitivitas dikatakan juga mempunyai peranan yang penting pada reaksi tersebut. 'etapi, pada penjamu imunokompeten umumnya infeksi dapat reda sendiri, dengan tanpa terjadinya multiplikasi toksoplasma. Pada pasien imunosupresif, ruptur dari jaringan kista dapat terjadi pada saat terjadinya multiplikasi dari bradyzoite menjadi tachyzoite. Penjamu dapat meninggal oleh toksoplasmosis. Penyebab dari ruptur kista tersebut tidak diketahui. +ahaya laten T. gondii yang kronik secara eksperimen dapat diaktivasi oleh dosis eksesif dari kortikosteroid, serum antilimfosit, dan berbagai terapi lain immunosupresan6. Infeksi Toksoplasma %ongenital Secara umum telah disetujui sejak dulu bah a transmisi toksoplasmosis kongenital muncul hanya ketika infeksi Toxoplasma gondii didapat selama masa gestasi. Aonklusi ini diambil berdasarkan data riset klinis dan epidemiologi5. +ukti yang mendukung konsep tersebut di antaranya observasi yang dilakukan oleh ?eldman dan !iller #896 kasus$F. Sabin dkk. #85D ibu melalui @:9 kehamilan$D dan ,esmonts #Studi prospektif terhadap 699 kasus$5. ,esmonts mengumpulkan data dari observasi-observasi ini dan menganalisa kehamilan pada lebih dari :99 anita yang melahirkan anak yang terinfeksi secara kongenital. .da suatu korelasi positif yang sangat bermakna antara isolasi toksoplasma dari jaringan plasenta dan infeksi pada neonatus. Sebagai suatu standar, isolasi positif menandakan adanya infeksi dan isolasi negatif menandakan tidak adanya infeksi pada neonatus. Aorelasi ini merupakan hasil penelitian dari otopsi neonatus dengan toksoplasmosis kongenital dan mengindikasikan bah a infeksi tersebut didapat oleh fetus melalui uterus via pembuluh darah. Hal ini membentuk konsep bah a plasenta adalah suatu organ yang sangat penting dalam menghubungkan infeksi maternal dan fetus dimana organisme tersebut mencapai plasenta selama periode parasitemia pada ibu yang terinfeksi5. ?rekuensi dari infeksi toksoplasmosis kongenital diteliti oleh ,esmonts dan %ouvreur. Sebanyak F68 anita yang terjangkit infeksi toksoplasma selama kehamilan diperlihatkan pada tabel 5. .nak-anak yang terlahir dari ibu yang terjangkit infeksi ini diklasifikasikan menjadi F kelompok3 5. 'idak ada infeksi kongenital #jika tes pada bayi menunjukkan titer negatif$. 8. Infeksi kongenital subklinis #jika titer positif, tetapi asimtomatis$. @. Infeksi toksoplasmosis kongenital ringan #jika bayi tampaknya normal dan berkembang secara normal juga pada penelitian selanjutnya tidak dijumpai adanya retardasi mental maupun kerusakan neurologik, akan tetapi pada pemeriksaan selanjutnya dijumpai adanya luka parut

pada retina&pemeriksaan pada fundus$. .tau, dalam satu kasus dijumpai adanya kalsifikasi intrakranial pada pemeriksaan H-ray. 6. Infeksi toksoplasmosis kongenital berat, tetapi masih lahir #jika didapatkan korioretinitis dan kalsifikasi intrakranial pada bayi$. F. !eninggal segera setelah dilahirkan. Jisiko infeksi toksoplasma terhadap fetus sangat berhubungan dengan aktu&kapan infeksi maternalnya muncul. (ika infeksi toksoplasma terjadi pada bulan-bulan terakhir dari kehamilan, umumnya parasit tersebut akan ditularkan ke fetus, tetapi infeksi yang terjadi umumnya subklinis pada saat kelahiran. (ika ibu hamil terjangkit lebih a al, sebagai contoh, pada bulan ketiga kehamilan, transmisi ke fetus umumnya lebih jarang. ,i lain pihak, bila terjadi umumnya menghasilkan penyakit yang berat. /ntuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 8. Epidemiologi Hingga saat ini, studi epidemiologi pada penderita .I,S yang terjangkit infeksi Toxoplasma gondii boleh dikatakan tidak ada. Hanya ada beberapa laporan kasus yang dipublikasi. <leh sebab itu, studi epidemiologi yang ada umumnya mengenai toksoplasmosis kongenital. Studi yang berskala sangat besar yang dipublikasi pada 5==: adalah studi (enum dkk. yang melihat insidensi infeksi Toxoplasma gondii pada @F.=69 anita hamil di -or egia sejak 5==8 hingga 5==6. ,ari @8.9@@ anita hamil yang sebelumnya tidak terinfeksi, didapatkan @9 anita #9,9=6E$ terjangkit pada trimester pertama, ; anita #9,988E$ terjangkit pada trimester kedua, dan 59 anita #9,9@5E$ terjangkit pada trimester ketiga. Sebanyak @.=9; anita hamil #59,:;E$ dinyatakan seropositif terhadap infeksi toksoplasmosis pada pemeriksaan pertama8. ,ata epidemiologi dari negara-negara lain sangatlah bervariasi antara satu dengan lainnya, seperti digambarkan pada tabel @ dan grafik 5. Sidi4, pada 5==;, melakukan penelitian serologi toksoplasma pada ternak babi di rumah potong he an Aotamadya !alang. Pada penelitian tersebut, didapati bah a 8@ dari D9 subjek yang diteliti #@:,@E$ positif terinfeksi toksoplasmosis55. ,i Indonesia, parasit T. gondii tersebar luas dengan angka prevalensi 2at anti T gondii pada manusia 8--D@E, kucing @F--;@E, anjing ;FE, babi 55--@DE, kambing 55--D5E, dan sapi&kerbau kurang dari 59E58. Prevalensi 2at anti T. gondii pada anita hamil di JS ,r. %ipto !angunkusumo (akarta adalah 56,@5@ dan pada F9 kasus abortus D;,:E56. Pada anita dengan ri ayat abortus atau lahir mati, prevalensi ini sebesar 85,FE dan 88,:E5F. Pada orang de asa dan anak-anak dengan retinokoroiditis, prevalensi antibodi D9E, sedangkan pada pasien dengan penyakit mata lain prevalensinya 5;E5D. Penelitian Hartono terhadap kasus keguguran spontan yang dilakukan di JS ,r. %ipto !angunkusumo (akarta dan JS Hasan Sadikin +andung menemukan :5 dari 595 #:9,8E$ sampel plasenta yang diinokulasi pada mencit menunjukkan hasil positif mengandung kista toksoplasma. Sedangkan hasil tes 01IS. dari seluruh sampel sebanyak 5;: memperlihatkan F8,8FE positif. ,ari hasil penelitian ini disimpulkan bah a penyebab keguguran spontan terbesar adalah infeksi Toxoplasma gondii5;. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Toksoplasmosis ,iagnosis dari infeksi akut toksoplasma dapat dilakukan melalui isolasi T. gondii dari darah atau cairancairan tubuh, menemukan kista pada plasenta atau jaringan fetus atau bayi yang baru lahir, mendeteksi antigen dan&atau organisme pada bagian atau preparat jaringan dan cairan-cairan tubuh, melihat dari antigenemia dan antigen di serum serta cairan-cairan tubuh, atau dengan tes serologi5.

+erikut adalah standar baku yang biasa dilakukan di 0ropa3 Skrining a al untuk diagnosis infeksi maternal umumnya dilakukan tes serologi menggunakan spesimen darah untuk melihat keberadaan Ig7 dan Ig! spesifik terhadap toksoplasma. (ika Ig! spesifik terhadap toksoplasma terdeteksi dan&atau pada kajian berikutnya dijumpai Ig7 spesifik terhadap toksoplasma #hasil positif titer S D I/&ml$, spesimen dianalisa dengan tes tambahan yang lebih spesifik. irect agglutination assay for Ig! #'o*o-Screen ,. Ig7 Mhasil dianggap positif bila titer S 69N$, Immunosorbent agglutination assay for Ig" #'o*o-IS.7. Ig!, hasil dianggap positif bila indeks S =$, dan tes pe arnaan #hasil positif, S D I/&ml$8. ,iagnosis segera dari infeksi fetus dapat ditegakkan bila infeksi T. gondii maternal sudah dipastikan. Penderita tersebut biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai infeksi toksoplasmosis dan segala risiko yang dapat terjadi. Pemeriksaan /S7 untuk melihat fetus segera dilakukan, dan anita tersebut akan dianjurkan untuk melakukan amniosentesis sesegera mungkin sebelum 58 minggu masa gestasi. %airan amnion #59 hingga 89 ml$ akan disentrifuge, dan pelet diendapkan ulang lalu diinokulasi secara intraperitoneal pada tikus untuk deteksi viabel. %airan amnion #5,F ml$ juga diperiksa dengan P%J #Polymerase #hain $eaction$ untuk mendeteksi adanya ,-. #gen +5$ toksoplasma. Pengobatan dengan menggunakan antiparasit kepada anita hamil dilakukan dengan menggunakan spiramycin #sebelum minggu ke-5: masa gestasi$ dan&atau pyrimethamine% sulfonamide% dan asam folat #setelah minggu ke-5: masa gestasi$ sesuai dengan panduan yang telah ditentukan, yang direkomendasi untuk seluruh anita8. ,alam menginterprestasikan hasil dari tes anti-toksoplasma Ig! haruslah berhati-hati. ,ianjurkan oleh ?,. #&ood and rug Administration$ di .merika agar tidak bergantung terhadap hasil tes tunggal, karena dijumpai pada beberapa tes dapat terjadi hasil positif palsu #false-positive$. Hal ini dapat menghasilkan diagnosis yang keliru dan menghasilkan pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan atau bahkan terminasi dari kehamilan. 'abel 6 adalah panduan dari ?,. terhadap interprestasi dari tes serologi Toxoplasma gondii=. Pengo&atan Toksoplasmosis 'ulfonamida5= Sulfonamida diklasifikasikan menjadi F kelompok berdasarkan berikut3 aktu paruh dan absorbsinya sebagai

5. Sulfonamida dengan masa kerja pendek3 Sulphaurea #tidak ada di Indonesia$. 8. Sulfonamida dengan masa kerja medium3 Sulphadia2ine, sulphametho*a2ole. @. Sulfonamida dengan masa kerja panjang3 Sulphametho*ydia2ine #tidak ada di Indonesia$. 6. Sulfonamida dengan masa kerja sangat panjang3 Sulphado*ine. F. Sulfonamida yang sulit diabsorbsi3 Sulfaguanidine. !ekanisme kerja3 bakteriostatik dengan menghambat sintesa asam folat memblokade en2im yang membentuk asam folat dari P.+. #para-aminobenzoic acid$. Sebagian menginaktivasi en2im-en2im lain bakteri sepertidehydrogenase atau carboxylase yang berperanan pada respirasi bakteri. Aarena beberapa bakteri mempunyai cara tertentu untuk menyuplai asam folat, biasanya mula kerja dari sulfonamida akan selalu lambat. 7olongan sulfonamida adalah obat antiparasit yang sangat lemah, tetapi mempunyai efek antiparasit sinergistik yang cukup baik dengan pyrimethamine. 0fek samping yang paling sering adalah reaksi alergi, kerusakan ginjal karena deposit dari kristal sulfonamida yang sukar larut dalam air, gangguan gastrointestinal, risiko hiperbilirubinaemia pada kelahiran prematur, abnormalitas jumlah darah, cyanosis, dan cholestatic (aundice #jarang$. Pyrimethamine89

Pyrimethamine merupakan antiparasit yang secara kimia i dan farmakologi menyerupai trimetropim. !ekanisme kerja3 pyrimethamine mengganggu metabolisme parasit seperti sulfonamida. /ntuk terapi infeksi toksoplasma, dosis oral untuk de asa secara umum F9--;F mg per oral sekali sehari, dikombinasi dengan 5--6 gram per hari sulfonamida, selama 5 hingga @ minggu. Aemudian kurangi dosis setiap obat setengah dosis dari yang sebelumnya dan terapi dilanjutkan selama 6 hingga F minggu. 0fek samping yang paling sering adalah kerusakan sel-sel darah, khususnya jika diberikan dalam dosis tinggi. Aekurangan asam folat akan memicu agranulocytosis. /rtikaria dapat timbul selama terapi dengan pyrimethamine dan dapat menjadi tanda a al dari efek samping yang lebih serius yaitu, Sindroma Stevens-(ohnson. Pyrimethamine harus digunakan sangat hati-hati pada kehamilan #katagori kehamilan tipe %$. Pada he an percobaan, dijumpai adanya efek teratogenik dan mutagenik. Pyrimethamine dapat menurunkan derajat fertilitas. 'piramycin )$ovamycine$* Spiramycin merupakan antibiotika makrolida yang paling aktif terhadap toksoplasmosis di antara antibiotika lainnya yang mempunyai mekanisme kerja yang serupa, seperti %lindamycin, !idecamycin, dan (osamycin85. !ekanisme kerja Spiramycin menghambat pergerakan mJ-. pada bakteri&parasit dengan cara memblokade F9s Jibosome. ,engan begitu, sintesa protein bakteri&parasit akan terhenti dan kemudian mati. Spiramycin merupakan antibiotika yang paling banyak digunakan untuk menangani kasus toksoplasmosis di 0ropa karena3 5. .ktivitas intraselularnya yang sangat tinggi. 8. Aonsentrasi di plasenta yang sangat tinggi #D.8 mg&1$, sehingga dapat mencegah infeksi maternal infiltrasi ke janin. @. .man bagi fetus. Spiramycin sedikit sekali kadarnya yang dapat masuk ke janin. <leh sebab itu, pada janin yang sudah terinfeksi toksoplasma, efek terapi Spiramycin tidak akan maksimal. Spiramycin tidak dapat mencegah kerusakan yang sudah terjadi pada janin sebelum terapi Spiramycin dimulai. 6. ,itoleransi dengan baik oleh ibu hamil. F. Studi-studi pendukung yang sangat banyak sebagai evidence based medicine88. ,osis Spiramycin untuk profilaksis toksoplasmosis kongenital @ kali sehari @ juta Internasional /nit #@ !I/$ selama @ minggu, lalu diulang setelah interval 8 minggu hingga saat partus. Pengobatan harus terus dilakukan sepanjang kehamilan untuk mencegah terjadinya infeksi primer Toxoplasma gondii pada kongenital8@,86,8F,8D. Penutup Toxoplasma gondii merupakan coccidian, ubi4uitous, dan mempunyai beberapa ujud bentuk. ,i antaranya, ookista, bentuk resisten yang berada di lingkungan luar, trofo2oit, bentuk vegetatif dan proliferatif, dan kista, bentuk resisten yang berada di dalam tubuh manusia serta he an. Hingga saat ini, tidak ada satupun obat yang sanggup untuk mengeradikasi toksoplasma dalam bentuk kista. +erdasarkan data epidemiologi, angka ibu yang berisiko terkena infeksi toksoplasma ini snagat besar. ,ampak klinis dari infeksi ini, khususnya pada janin, sangat merugikan, baik materil maupun moril. Aarena infeksi ini terkadang asimtomatis, pemeriksaan berkala&skrining pada ibu hamil perlu dilakukan agar tindakan antisipasi dapat dilakukan sedini mungkin. Pengobatan menggunakan pyrimethamine yang dikombinasikan dengan Sulfa untuk mengatasi beberapa bentuk klinis toksoplasmosis cukup efektif, tetapi penggunaan selama kehamilan sebaiknya dihindari. Ini disebabkan efek samping hematologikal dan efek teratogenik yang kurang menyenangkan. Spiramycin merupakan antiparasit yang cukup efektif untuk mencegah masuknyaToxoplasma gondii ke janin. ,osis Spiramycin yang dianjurkan untuk

profilaksis kongenital toksoplasmosis @ kali sehari @ juta Internasional /nit #@ !I/$ selama @ minggu lalu diulang setelah interval 8 minggu hingga saat partus. Hal ini sudah dibuktikan secara luas dengan menggunakan metode yang sangat beragam, termasuk studi meta-analisis. Daftar Pustaka 5. Jemington, (.S., !cleod, J., ,esmonts, 7. 'o*oplasmosis, in Jemington, (.S., Alein, (.<. #eds.$3 Infectious iseases of the &etus and +e,born Infant% 6th edition, Philadelphia, L.+. Saunders 5==F3569-8D; 8. (enum P., Stray-pedersen +, Ajetil A, Aapperud 7, et al. Incidence of 'o*oplasma gondii infection in @F.=69 pregnant omen in -or ay and pregnancy outcome for infected omen. -ournal of #linical "icrobiology .ct5==:)@D#59$38=99-D. @. !urray JP, ,re 1L, Aobayashi 7S, 'hompson (H. Blood and tissue protozoa. !edical !icrobology book 5==9)@63@D=-@:=. 6. ,ubey (P. Toxoplasma !ondii. !edical !icrobiology 6th 0dition +aron S 5===)635-58. F. ?eldman H. and !iller 1'. %ongenital human 'o*oplasmosis. Ann +. /. Acad. 'ci 5=FD)D635:96. D. Sabin .+, 0ichen ald H, ?eldman H, (acobs 1. Present status of clinical manifestations of to*oplasmosis in man. Indications and provisions for routine serologic diagnosis. -A"A 5=F8)5F9359D@-=. ;. 7arcia .7P. %ongenital 'o*oplasmosis in t o successive sibs. Arch is #hild 5=D:)6@3;9F-=.

:. ,esmonts 7 and %ouvreur (. 'o*oplasmosis in pregnancy and its transmission to the fetus. Bull. +/. Acad "ed 5=;6)F9356D-F=. =. +urlington ,+. 0imitations of Toxoplasma Ig" #ommercial Test 1its. ?,. Public Health .dvisory - 1etter to physicians 8F (uly 5==;35-@. 59. Jemington (S, ,esmonts 7. K'o*oplasmosisK. In3 Jemington (S, Alein (P 0ds3 Infectious diseases of the fetus and ne,born infant. Philadelphia. L+. Saunders %o 5=;D35=5-@@8. 55. Sidi4 !. Sigi serologis 'o*oplasmosis pada babi di rumah potong he an kotamadya malang. "edi2a 5==;)8#8@$359=-5@. 58. 7andahusada S. Penanggulangan toksoplasmosis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. "a(alah 1edo2teran Indonesia -uni 5==F)6F#F$3@DF-;9. 5@. Sayogo, 7andahusada S. Survei titer 2at anti ' gondii pada JS%!. "a(alah 1edo2teran Indonesia 5=:9)@938@;-65. anita hamil trimester terakhir di

56. Samil JS. To2soplasmosis pada ibu hamil dan bayi. 'eminar sehari penya2it-penya2it manusia yang ditular2an oleh he,an peliharaan% (akarta, @5 <ktober 5=::. 5F. 7andahusada S. 3ubungan zat anti T gondii dengan ri,ayat abortus. Seminar parasitologi -asional IV >ogyakarta 5=:F. 5D. 7andahusada S. Toxoplasma antibodies in ocular disease in -a2arta% Indonesia. Proc. <f the 8Fth S0.!0< 'ropmed Seminar 5=:835@@-:. 5;. Hartono '. Penemuan 'o*oplasma gondii dari anita keguguran di rumah sakit cipto mangunkusumo dan rumah sakit hasan sadikin. "a(alah 1esehatan "asyara2at Indonesia 5==6)58#88$3;=@-=.

5:. ,ubey (P, and +eattie %P. Toxoplasmosis of animals and "an. %J% Press, +aca Jaton, ?lorida 5=::3F8. 5=. Simon %, Stille L, Lilkinson P(. #hemotherapeutic agents4 'ulphonamides. .ntibiotic 'herapy 8nd ed book 5==@)56#a$385F-89. 89. Pyrimethamine. #linical Pharmacology 5666 - !old 'tandard !ultimedia 8995)5-59. 85. 7arin (P, Paillard +. 0*perimental 'o*oplasmosis in mice. %omparative effectiveness of3 clindamycin, pyrimethamine-sulfado*in and trimethoprim-sulfametho*a2ole #In ?rench$. Ann. Pediat 5=:6)@5#59$3:65-F. 88. Lallon !, 1iou %, 7arner P, Peyron ?. %ongenital 'o*oplasmosis3 systemic revie of efficacy of treatment in pregnancy. B"- (une 5===)@5:35F55-6. of evidence

8@. %hevrel +. 'raitement de la to*oplasmose par la spiramycine. "ed #hir ig 5=:6)5@3@;F-D. 86. %ouvreur (. .ctualiti de la to*oplasmose. #oncours "ed 5=;:)599#8=$36;85-:. 8F. ,affos et al. Prenatal management of ;6D pregnancies at risk for congenital to*oplasmosis. The +e, 7ngland -ournal of "edicine 5=::)@5:#F$38;5-8;F 8D. !c%abe J, Jemington (S. 'o*oplasmosis3 'he time has come. The +e, 7ngl - of "ed 5=::)@5:#F$3@5@-F.

Вам также может понравиться