Вы находитесь на странице: 1из 5

Ada pendapat yang mengatakan bahwa karena filsafat hukum merupakan bagian khusus darifilsafat pada umumnya, maka

berarti filsafat hukum hanya mempelajari hukum secara khusus. Sehingga, hal-hal non hukum menjadi tidak relevan dalam pengkajian filsafat hukum. Penarikan kesimpulan seperti ini sebetulnya tidak begitu tepat. Filsafat hukum sebagai suatu filsafat yang khusus mempelajari hukum hanyalah suatu pembatasan akademik dan intelektual saja dalam usaha studi dan bukan menunjukkan hakekat dari filsafat hukum itu sendiri. Sebagai filsafat, filsafat hukum tunduk pada sifat-sifat, cara-cara dan tujuantujuan dari filsafat pada umumnya. i samping itu, hukum sebagai obyek dari filsafat hukum akan mempengaruhi filsafat hukum. engan demikian secara timbal balik antara

filsafat hukum dan filsafat saling berhubungan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat hukum adalah cabang filsafat, yaitu filsafat tingkah laku atau etika, yang mempelajari hakikat hukum. engan perkataan lain, filsafat hukum adalah

ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. !adi objek filsafat hukum adalah hukum, dan obyek tersebut dikaji secara mendalam sampai kepada inti atau dasarnya, yang disebut hakikat. Pertanyaan tentang apa apa hakikat hukum itu sekaligus merupakan pertanyaan filsafat hukum juga. Pertanyaan tersebut mungkin saja dapat dijawab oleh ilmu hukum, tetapi jawaban yang diberikan ternyata serba tidak memuaskan. "enurut Apeldorn , hal tersebut tidak lain karena ilmu hukum hanya memberikan jawaban yang sepihak. #lmu hukum hanya melihat gejala-gejala hukum sebagaimana dapat diamati oleh pancaindra manusia mengenai perbuatan-perbuatan manusia dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.

Sementara itu pertimbangan nilai di balik gejala-gejala hukum, luput dari pengamatan ilmu hukum. %orma atau kaidah hukum, tidak termasuk dunia kenyataan &sein', tetapi berada pada dunia nilai &sollen', sehingga norma hukum bukan dunia penyelelidikan ilmu hukum. (akikat hukum dapat dijelaskan dengan cara memberikan suatu definisi tentang hukum. Sampai saat ini "enurut Apeldorn, sebagaimana dikutip dari #mmanuel )ant, para ahli hukum masih mencari tentang apa definisi hukum. efinisi &batasan' tentang

hukum yang dikemukakan para ahli hukum sangat beragam, tergantung dari sudut mana mereka melihatnya. Ahli hukum *elanda !. van )an , mendefinisikan hukum sebagai keseluruhan ketentuan-ketentuan kehidupan yang bersifat memaksa, yang melindungi kepentingan- kepentingan orang dalam mayarakat. Pendapat tersebut mirip dengan definisi dari +udolf von #hering, yang menyatakan bahwa hukum bahwa hukum adalah keseluruhan norma-norma yang memaksa yang berlaku dalam suatu negara. (ans )elsen menyatakan hukum terdiri dari norma- norma bagaimana orang harus berperilaku. Pendapat ini di dukung oleh ahli hukum #ndonesia, ,iryono Prodjodikoro , yang menyatakan hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah lau orang-orangsebgai anggota suatu masyarakat, sedangkan satu-satunya tujuan dari hukum ialah menjamin keselamatan, kebahagiaan, dan tata tertib dalam masyarakat itu. Selanjutnya %otohamidjoyo berpendapat bahwa hukum adalah keseluruhan peraturan yang tertulis dan tidak tertulisyang biasanya bersifat memaksa untuk kelakuan manusia dalam masyarakat negara serta antar negara, yang berorientasi pada dua asas, yaitu keadilan dan daya guna, demi tata tertib dan

kedamaian dalam masyarakat.

efinisi-definisi tersebut menunjukkan betapa luas

sesungguhnya hukum itu. )eluasan bidang hukum itu dilukiskan oleh Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto dengan menyebutkan sembilan arti hukum. "enurut mereka, hukum dapat diartikan sebagai. $. ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran -. isiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi /. %orma, yakni pedoman atau patokan siakap tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan 0. 1ata hukum, yakni struktur dan proses perangkat norma-norma hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu serta berbentuk tertulis 2. Petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum &law enforcement officer' 3. )eputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi 4. Proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal balik antara unsur-unsur pokok dari sistem kenegaraan 5. Sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur, yakni perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk untuk mencapai kedamaian 6. !alinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik dan buruk.

engan demikian, apabila kita ingin mendefinisikan hukum secara memuaskan, kita harus dapat merumuskannya dalam suatu kalimat yang cukup panjang yang meliputi paling tidak sembilan arti hukum di atas. "engingat objek filsafat hukum adalah hukum, maka masalah atau pertanyaan yang dibahas oleh filsafat hukum itupun antara lain berkaitan dengan hukum itu sendiri, seperti hubungan hukum dengan kekuasaan, hubungan hukum kodrat dengan hukum positif, apa sebab orang menaati hukum, apa tujuan hukum, sampai pada masalahmasalah kontemporer seperti masalah hak asasi manusia, keadilan dan etika profesi hukum. Selanjutnya Apeldorn , menyebutkan tiga pertanyaan penting yang dibahas oleh filsafat hukum, yaitu . $. Adakah pengertian hukum yang berlaku umum -. Apakah dasar kekuatan mengikat dari hukum /. Adakah sesuatau hukum kodrat. 7ili +asyidi menyebutkan pertanyaan yang menjadi masalah filsafat hukum, antara lain. $. (ubungan hukum dengan kekuasaan -. (ubungan hukum dengan nilai-nilai sosial budaya /. Apa sebabnya negara berhak menghukum seseorang 0. Apa sebab orang menaati hukum 2. "asalah pertanggungjawaban 3. "asalah hak milik 4. "asalah kontrak

5. "asalah peranan hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Apabila kita perbandingkan antara apa yang dikemukakan oleh Apeldorn dan 7ili +asyidi tersebut, tampak bahwa masalah-masalah yang dianggap penting dalam pembahasan filsafat hukum terus bertambah dan berkembang, seiring dengan perkembangan 8aman. emikian pula karena semakin banyaknya para

ahli hukum yang menekuni dunian filsafat hukum.

Вам также может понравиться