Вы находитесь на странице: 1из 1

BHP Hangat-Hangat Tai Ayam

Pendidikan merupakan salah satu kewajiban konstitusional sebuah negara.


Berbicara soal kewajiban tidak lepas dari tanggung jawab. Ketika sebuah
kebijakan pendidikan dimunculkan, tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
harus tetap dijunjung tinggi oleh pemerintah. Maka jelas bahwa pendidikan itu
tidak boleh lepas dari tanggung jawab negara.

UU BHP, yang disahkan DPR pada 17 Desember 2008 lalu secara masif telah
mendapat penolakan dari berbagai pihak. Inti dari tindakan penolakan
sebenarnya bukan menolak BHP akan tetapi menolak komersialisasi pendidikan
yang pasti muncul dengan dijalankannya BHP. Akan muncul fenomena baru
dimana pemerintah nyaris melepaskan tanggung jawabnya dalam bidang
pendidikan dan fenomena inilah yang terinterpretasi akan mengakibatkan
komersialisasi, privatisasi, dan liberalisasi lembaga pendidikan. Ketika
pendananaan pendidikan formal menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, maka akan membuka ruang
komersialisasi pendidikan di semua jenjang pendidikan baik negeri maupun
swasta. Komersialisasi pendidikan itu berimbas pada tingginya biaya pendidikan,
termasuk biaya masuk sekolah dan perguruan tinggi negeri. Inilah yang terjadi
dan juga yang akan terjadi berikutnya.

Sebagian pihak telah menyadari bahwa rujukan adanya komersialisasi pada


BHMN ternyata dulu kurang tepat karena UU BHP justru menganulir PP tentang
BHMN yang menyebabkan komersialisasi pendidikan tersebut. Akhirnya kita
sadar bahwa UU BHP justru memunculkannya, sehingga jelas BHMN lebih
memperhatikan orang miskin daripada BHP. Yang menjadi pertanyaan adalah
apakah BHP yang pengelolaannya didasarkan pada prinsip nirlaba ini benar-
benar adalah tuntutan yang tepat dalam memajukan pendidikan nasional saat
ini? Jawabannya bisa menjadi IYA jika BHP adalah hanyalah sebuah nama lain
dari BHMN. Artinya lebih baik melanjutkan BHMN dan membenahi
kekurangannya. Atau jawabannya bisa menjadi IYA jika BHP menghasilkan
privatisasi total, bukan setengah-setengah. Yang dimaksud adalah jika biaya
sekolah atau kuliah menjadi sangat mahal, maka pemerintah juga harus
menyediakan sekolah atau universitas yang benar-benar gratis dan
diperuntukkan untuk orang-orang miskin.

Вам также может понравиться