Вы находитесь на странице: 1из 20

ABSTRAK Pemabahasan mengenai sejarah Rusia di masa pra-Ryurik hingga pra-Romanov.

Pembahasan mengenai sejarah Rusia pada masa kegelapan hingga praBolshevisisme. Kata kunci: Ryurik; Romanov; Peter I; Katerina II; Vladimir I; Nikolai II.

Halaman 1 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

Halaman 2 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

Latar Belakang Ketika kita berbicara tentang sejarah Rusia, kita akan berbicara tidak hanya mengenai komunis yang dibangun oleh Vladimir Ulyanov Lenin(Lenin) yang kemudian dikembangkan oleh Stalin, tetapi juga bagaimana bangsa Rusia terbentuk bahkan hingga perkembangan pola peradaban yang mempengaruhi bangsa Rusia secara kultural, moral, intelektual, serta spiritual. Proses perkembangan tersebut tentunya merupakan produk dari evolusi bangsa Rusia yang panjang dan tidak jarang dihiasi oleh berbagai pergolakan. Pergolakanpergolakan yang terjadi juga tidak jarang melahirkan pembaharuan dalam kehidupan bangsa Rusia secara umum, Revolusi Bolshevik merupakan salah satu contohnya. Namun, awal mula pembaharuan peradaban tersebut sesungguhnya sudah terjadi sejak abad ke-9, tepatnya ketika salah seorang pangeran dari bangsa Varyagi(Skandinavia) diundang oleh bangsa Rus, persatuan dari puluhan suku Slav, untuk memimpin mereka. Pangeran tersebut bernama Pangeran Ryurik. Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya proses pergolakan untuk mencapai suatu titik perubahan terjadi di berbagai belahan dunia manapun. Namun, berbeda kasusnya dengan Rusia, khususnya kaitannya dengan Indonesia. Indonesia dan Rusia memiliki beberapa kesamaan, diantaranya populasi yang besar, wilayah yang luas, pluralisme. Bahkan dari sisi wilayah Rusia yang jauh lebih besar, dengan awalnya 11 zona waktu, relatif lebih stabil meskipun diperkaya oleh keadaan politik yang dinamis. Indonesia sebagai negara yang sering mengeluh mengenai sulitnya mengelola wilayah yang luas, sudah seharusnya belajar kepada Rusia. Bahkan, dapat kita lihat saat ini bahwa pergolakan-pergolakan masa lalu di Rusia justru membentuk Rusia menjadi sebuah negeri yang kuat dan diperhitungkan dunia saat ini. Makalah ini mengupas secara ringkas hal-hal penting yang menjadi tonggak penting yang memengaruhi perkembangan masyarakat Rusia dari zaman kekaisaran.

Halaman 3 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

Tujuan Banyak orang yang mengira bahwa bangsa Rusia lahir dari rahim komunisme. Padahal, jauh dari itu bangsa Rusia lahir dari pergolakan-pergolakan dalam bangsa Rusia itu sendiri. Fahrurodji dalam bukunya, Rusia Baru Menuju Demokrasi, menyebutkan bangsa Rusia justru terbentuk atas pertanyaanpertanyaan eksistensialis seperti Siapakah itu Rusia?. Masalahnya, ketika kelahiran Rusia sebagai suatu bangsa dipersempit hanya sebagai anak dari runtuhnya komunisme, kita justru tidak akan pernah bisa menemukan dan tidak bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah bangsa Rusia alami dalam perjalanannya hingga menjadi Rusia seperti saat ini. Maka, makalah ini dibuat tidak hanya sebagai tugas perbaikan untuk mata kuliah Sejarah Kekaisaran Rusia, namun juga penulis berharap agar makalah ini mampu mencerahkan masyarakat bahwa berbicara tentang Rusia tidak melulu berbicara tentang komunisme, marxisme, atau paham kiri lainnya dalam bentuk apapun. Berbicara Rusia akan sama halnya seperti berbicara tentang Arab yang tidak melulu Islam. Berbicara tentang Rusia akan juga berbicara tentang apa yang menjadikan mereka menjadi Rusia, darimana mereka terbentuk, apa yang membuat mereka bergerak sejauh hingga saat ini. Penulis berharap agar makalah ini mampu menjadi rujukan bagi masyarakat awam yang ingin mengenal Rusia lebih jauh. Dan, telah disajikan dalam makalah ini pembahasan yang akan membuka paradig masyarakat awam tentang Rusia, terutama pada masa kekaisaran hingga pra-bolshevisisme.

Halaman 4 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN

Halaman 5 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

1. Periode Pra-Ryurik hingga Periode Pra-Romanov Perjalanan Rusia sebagai suatu bangsa sesungguhnya tidak bermula pada saat keruntuhan Uni Sovyet lalu muncul suatu negara bernama Rusia pada tahun 1991. Namun, lebih dari itu, Rusia sebagai suatu bangsa bisa dirunut sejak 2000an tahun yang lalu yang merupakan masyarakat Slavia di wilayah selatan Baltik. Pada kala itu masyarakat Slavia masih primitif dan belum mengenal sistem pemerintahan. Layaknya kehidupan primitif, masyarakat Slavia kala itu masih tinggal mengelompok dan hidup dalam hubungan keluarga dan suku. Seiring pertumbuhannya, masyarakat Slavia mulai menyebar. Penyebaran masyrakat Slavia ini terkonsentrasi di sekitaran Eropa Timur, Eropa Selatan, dan Eropa Tengah. Karena penyebaran ini pula, akhirnya perbedaan dan pengelompokkan Slavia Barat, Slavia Barat, dan Slavia Timur terjadi. Perbedaan tersebt dipicu oleh asimilasi dan adaptasi kebudayaan Slavia terhadap kebudayaan setempat dimana mereka tinggal dan melanjutkan hidup. Suku-suku Slavia Selatan terdiri dari Bolgars, Serbs, Khrovats, dan Slovens yang tinggal di wilayah selatan Danube. Suku-suku Slabia Barat terdiri dari Polandia, Vislans, Moravia, dan Slovakia yang tinggal di kawasan antara Sungai Danube dan Laut Baltik. Sedangkan suku-suku Slavia Timur tinggal di kawasan Sungai Dniepr dan Sungai Ilmen. Nikitin (2000) menyebutkan bahwa suku-suku yang datang sebelum dan setelah abad VIII Masehi umumnya memiliki perbedaan yang mencirikan suku tersebut datang dari abad berapa. Suku-suku yang datang sebelum abad VIII Masehi memiliki nama dengan akhiran an/-yan. Sedangkan yang datang setelah abad VIII Masehi memiliki nama yang berakhiran ichi. (Fahrurodji, 2005:8) Sistem pemerintahan yang pernah terjadi di daratan Rusia ada beberapa bentuk, diantaranya Kepangeranan(Knyazhestvo) hingga akhirnya Tsar Ivan IV memperkenalkan istilah Tsar sebagai simbol kekuasan seluruh tanah Rus. Sebelum abad IX Masehi, masa Rus Kuno, yang terjadi adalah demokrasi militer. Menurut Yakober (1998) demokrasi milter adalah bentuk pemerintahan pada struktur masyarakat primitif dimana kekuasaan Pangeran (Knyaz) yang turun-

Halaman 6 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

temurun dibatasi oleh sebuah lembaga kerakyatan (Veche) serta masih memiliki sisa-sisa hubungan kesukuan. (Fahrurodji, 2005:22). Kekuasaan pangeran terletak pada kekuasaan Druzhina (Pengawal)-nya juga merupakan salah satu ciri masyarakat Rus Kuno. Druzhina dibagi ke dalam 2 tingkatan, Starshaya Druzhina (Pengawal Senior) dan Mladshaya Druzhina (Pengawal Junior). Starshaya Druzhina terdiri dari para Boyar dan orang-orang terdekat pangeran. Sedangkan Mladshaya Druzhina terbagi lagi ke dalam 2 bagian, Gridi dan Otroki. Gridi adalah pasukan yang dikhususkan hanya untuk mengawal pangeran. Sedangkan Otroki adalah pasukan yang ditugaskan untuk berperang , mengumpulkan upeti, serta menjalankan perintah-perintah pangeran lainnya. Pemerintahan Rus Kuno dipimpin oleh Pangeran Agung Kiev, sedangkan anak-anak berserta kerabatnya memegang kendali negara pada bidang-bidang tertentu, seperti pengadilan, pegumpulan pajak, dan bea cukai. Pemerintahan Kiev bertanggung jawab untuk menjaga keamanan penduduk Rus Kuno dari seranganserangan bangsa lain, terutaman nomad-Pecheneg, Bizantium, Kaganat Khazar (Yahudi), dan Bolgar. Penyatuan suku-suku Slav terjadi pada abad VII IX Masehi dimana akhirnya persatuan suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan suku yang amat besar. Untuk menghindari persaingan tampuk kepemimpinan yang lebih besar, akhirnya mereka mengundang seorang Skandinavia bernama Ryurik untuk memimpin mereka. Pangeran Ryurik lah yang kemudian melahirkan keturunan-keturunan yang selanjutnya menjadi tonggak dari Dinasti Ryurik. Dinasti Ryurik dimulai di kota Novgorod pada tahun 862M bersama kedua saudaranya, Sineus dan Truvor. Namun, kemudian kedua saudara Ryurik tersebut meninggal. Pangeran Ryurik menjadi penguasa tunggal Novgorod. Sepeninggal Pangeran Ryurik pada tahun 879M, tampuk kepemimpinan diambil alih oleh Pangeran Oleg, karena Pangeran Ryurik tidak menunjuk penerusnya. Pada tahun 882M, Pangeran Oleg mengadakan perjalanan ekspansif ke Kiev yang saat itu diperintah oleh Askold dan Dir. Dengan terbunuhnya Askold dan Dir, Pangeran Oleg menyatukan dua kepangeranan(Knyazestvo) yaitu Novrogod dan Kiev serta kemudian menjadikan Kiev sebagai pusat dari penggabungan dua Knyazestvo tersebut. Dengan tujuan memperkuat posisi Kiev, Pangeran Oleg juga berhasil
Halaman 7 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

menaklukkan Smolensk, Lyubech, serta beberapa kota lain. Karena kedudukannya yang sentral, bangsa Rus selanjutnya dikenal dengan nama Rus Kiev. Pada tahun 907M dan 911M, Pangeran Oleg mengunjungi Bizantium secara khusus untuk membuka kerjasama di bidang perdagangan. Diantara 18 tokoh penerus Pangeran Ryurik, setidaknya ada beberapa tokoh pangeran agung yang kontribusi terbilang patut disoroti, yakni Pangeran Vladimir I, Pangeran Yaroslav Mudry, Pangeran Vladimir Monomakh II, serta Tsar Ivan IV The Terrible. Pangeran Vladimir I merupakan anak dari Pangeran Svyastoslav. Pangeran Vladimir I dianggap sebagai pangeran pertama yang dianggap mampu menyatukan seluruh tanah Slavia dibawah bendera Kepangeranan Rus Kiev. Ia juga meruapakan seorang yang mengembangkan kepercayaan pra-agama(Yazichetsvo) yang sebelumnya memang sudah mengakar dalam masyarakat bangsa Slavia. Salah satu strategi Pangeran Vladimir I untuk memperkuat hal tersebut adalah dengan membangun beberapa bangunan prareligi, termasuk patung, di beberapa titik strategis di pusat kota Kiev. Karenanya, keyakinan ini berkembang pesat bahkan melebihi sebelumnya. Namun, akhirnya Ia mengadopsi Kristen Timur karena masyarakat mulai memperhatikan Kristen Ortodoks yang diperkenalkan pada masa kepemimpinan Pangeran Putri Olga. Pada 988M, Ia melakukan Kristenisasi massal terhadap bangsa Rus. Bentengbenteng pertahanan di sepanjag sungai Desna, Osetr, Trubezh, dan lain-lain guna memperkuat pertahanan perbatasan. Julukan yang disematkan musuh-musuh Pangeran Vladimir I kepadanya adalah Krasnos Solnyskhko yang berarti Surya Merah, sedangkan rakyat menjulukinya Svyatoy yag artinya Suci. Dalam perkuliahan Sejarah Kekaisaran Rusia pada tanggal 4 Oktober 2012, A. Fahrurodji mengatakan bahwa, Agama itu sistem, karena itu agama tidak hanya untuk beribadah saja. Dan salah satu sumbangan terpenting dari Pangeran Vladimir I adalah Ia membagi seluruh negeri ke dalam beberapa wilayah administratif yang terdiri dari Daerah Kepangeranan(Knyazesky Udel) dan Daerah Kepemilikan Bangsawan(Boyar) yang keduanya disebut Volost. Lalu tokoh berikutnya adalah Pangeran Yaroslav Mudry, yang merupakan anak dari Pnageran Vladimir I. Beberapa perkembangan yang berhasil diperkenalkan pada masa Pangeran
Halaman 8 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

Yaroslav adalah pembangunan Katedral Sophia serta Monasteri Kiev-Pecherska, juga pembudayaan penulisan lontar. Ia juga yang menginisiasi penulisan kitab hukum atau kitab undang-undang berjudul Russkaya Pravda yang kemudian dilanjutkan oleh penerusnya. Ia terkenal karena hubungan baiknya dengan beberapa kerajaan, yaitu Bizantium, Swedia, juga Polandia melalui perkawinan. Mudry sendiri merupakan julukan yang diberikan kepadanya yang berarti Bijak. Dan Vladimir II Monomakh patut disoroti karena berhasil menumpas pemberontakan Smolensk. Kemudian, adalah Tsar Ivan IV The Terrible, tokoh yang memperkenalkan terminologi Tsar. Ia juga merupakan tokoh sentral dalam perkembangan bangsa Rus. Ia berhasil menduduki Kazan dan selanjutnya mendirikan Katedral St. Basil sebagai bentuk perayaan kemenangannya. Namun, Ia mengalami serangkaian kegagalan saat akan mengambil alih Khanate Krim pada tahun 1559 serta dalam Perang Livonia. Menjelang akhir abad ke-16 proyek ekspansif dikonsentrasikan di Siberia. Tsar Ivan IV juga meletakan dasar-dasar pembaharuan sistem pemerintahan dengan mendirikan Prikazy(semacam departemen-departemen), seperti Razyardny Prikaz(Departemen Militer). Dasardasar kemiliteran modern juga tak luput dari perhatiannya. Ia membentuk pasukan elit reguler baru berupa pasukan panah yang siap bertugas pada masa perang dan damai, pasukan ini sudah berseragam. Tsar Ivan IV juga melancarkan politik Oprichnina yang bertujuan untuk mengeliminasi segala upaya dan kekuatan yang menentang tsar. Setelah kematian Tsar Ivan IV, Imperium Rusia dengan perlahan tapi mulai masuk ke dalam jurang kegelapan. Karena sudah tiada lagi pemimpin-pemimpin yang cakap dan memiliki jiwa kepemimpinan yang lemah, contohnya adalah Tsar Fyodor yang notabene adalah putra mahkota yang ditunjuk langsung oleh Tsar Ivan IV. Masalah tersebut telah menjerumuskan Imperia Rusia ke dalam perang antar-bangsawan untuk memperebutkan kekuasaan yang ditinggalkan Tsar Ivan IV dan hampir saja memusnahkan eksistensi bangsa ini. Masa-masa tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Smutnoye Vremya (Masa Kegelapan) hingga Mikhail Rumanov dipilih oleh Zemsky Sobor sebagai pemimpin pada Oktober 1612.
Halaman 9 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

2. Smutnoye Vremya dan Periode Romanov Sejak kematian Tsar Ivan IV naiknya Dinasti Romanov, Bangsa Rusia dipimpin oleh Klyuchevsy, tsar-tsar khusus, seperti Boris Godunov (1598 1605), Fyodor Borisovich Godunov (April 1605 Juni 1605), Dmitri Palsu (1605 1606), dan Vasily Ivanovich Shuisky (1606 1610). Mereka berhasil memuncaki pucuk kepemimpinan karena berbagai intrik politik dan bahkan konspirasi dengan pihak asing. Di masa Vasily Shuisky, dalam pertempuran di Mozhaisk (Juli 1610) pasukan Rusia mengalami kekalahan melawan orang-orang Polandia. Karenanya, Vasily Shuisky digulingkan lalu dikirim ke monasteri untuk menjadi rahib. Akhirnya pada September 1610, Tujuh Boyar menyerahkannya kepada Polandia, dan Ia meninggal di sana. Pada bulan Februari 1613, Zemsky Sobori memilih Mikhail Romanov untuk menjadi Tsar baru Rusia, kendati umurnya masih 16 tahun. Keputusan ini diambil menyusul keberhasilan Mikhail Romanov mengusir orang-orang Polandia yang telah menguasai Moskow dan membebaskan Kremlin pada Oktober 1612. Mikhail Romanov merupakan masih kerabat dari Dinasti Ryurik. Selama masa kepemimpinannya, Pemerintahan Moskow menngalami pertumbuhan ekonomi yang positf. Ahli-ahli dan pengusaha didatangkan dari Eropa Barat, khususnya Belanda dan Skotlandia, untuk alasan industrialisasi. Ekspansi ke wilayah Eropa dan Asia pun kembali berkembang. Sejarah mencatat bahwa Dinasti Romanov juga melahirkan banyak pemimpin besar Rusia, diantaranya Peter Agung, Katerina II (Agung), serta Aleksandr I. Nama-nama tersebut tidak hanya membawa Rusia untuk disegani di daratan Eropa, bahkan juga dunia. Abad XVII merupakan salah satu masa yang penting dalam perjalanan bangsa Rusia, terjadi perubahan yang mendasar di berbagai bidang kehidupan, salah satunya penyempurnaan sistem perbudakan (Krepostnoye Pravo). Pada saat itu, perkembangan sosio-ekonomi yang terjadi adalah pembagian kerja, serta pembentukkan pasar di seluruh tanah Rusia. Ini berakibat pada terbentuknya masyarakat borjuis yang pertama di Rusia. Indikasi baru dalam bidang kebudayaan terlihat dalam perjuangan terhadapa budaya Abad Pertengahan yang disandarkan pada pandangan relijius. Kekuatan konservatif
Halaman 10 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

dipimpin oleh kalangan gereja. Pada tahun 80-an, abad XVII, 24% kaum laki-laki di Moskow sudah melek huruf. Di masa Tsar Aleksei ini pula terjadi perpecahan di dalam tubuh gereja. Gereja terbagi ke dalam dua kubu: Novovery dan Stratovery. Novovery dipimpin oleh Patriarch Nikon. Kubu tersebut menginginkan agar Kristen Ortodoks sebagai agama universal. Sedangkan Stratoery menginginkan Kristen Ortodoks sebagai institusi Rusia. Karena tidak didukung oleh tsar, Stratovery kalah dan akhirnya eksodus dari Rusia. Namun demikian, Stratovery mempunyai beberapa kontribusi dalam perjalanan bangsa Rusia, di antaranya Seni oleh Tretiakov, Teater oleh Sawa Morozov, Ekonomi oleh Nikolai Riabushinky. Industrialisasi di Rusia tidak akan pernah terlepas dari salah seorang Bapak Industrialisasi Rusia, ialah Tsar Peter Agung. Ia bisa dibilang unik ketimbang tsar-tsar pada umumnya. Ia lebih tertarik pada bidang-bidang teknik. Karena, putra mahkota biasanya lebih ditekankan untuk dibekali ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta hukum dan kemiliteran. Tsar Aleksei, ayah dari Peter, meninggal pada saat Peter berusia 6 tahun. Maka, terjadilah konflik di kalangan istana, karena Tsar Aleksei mempunyai 2 istri. Kedua istrinya menginginkan tahta bagi keturunannya masing-masing. Akhirnya, anak dari istri ke-2 dari Tsar Aleksei, yang mana adalah Peter sendiri diangka menjadi tsar penerus tahta Tsar Aleksei. Peristiwa-peristiwa perebutan tahta tersebut secara tidak langsung mendidik Peter untuk kemudian berwatak keras. Peter kecil juga terkenal lincah. Persepsi mengenai Eropa Barat diperoleh Peter melalui pengasuhnya yang berkebangsaan Jerman. Masa kecil Peter tersebut pada gilirannya sangat memengaruhi kebijakan-kebijakan Peter selama dalam pemerintahan. Peter lah yang meletakkan dasar-dasar perubahan yang cukup pesat bagi Rusia. Idenya tersebut adalah inisiatifnya karena melihat bangsanya begitu tertinggal bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Eropa Barat. Salah satu yang direformasi oleh Peter adalah sistem untuk memperoleh gelar bangsawan. Sebelumnya gelar bangsawan diperoleh secara turun-temurun yang dikenal dengan istilah Boyar. Peter mereformasi sistem ini, sistem untuk memperoleh gelar kebangsawanan pada masa Peter diperoleh dengan sistem prestasi, siapa yang berjasa, maka dia berhak atas gelar bangsawan, tentunya atas persetujuan Peter. Rusia, pada tahun
Halaman 11 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

1697, mengirimkan misi keliling Eropa Barat dalam rangka mencari dukungan untuk perangnya melawan Turki. Misi itu dipimpin langsung oleh Peter sendiri. Namun demikian, Peter mendelegasikan wewenangnya kepada tiga orang Duta Besar: Lefort, Golovin, dan Voznysin. Hal yang unik lagi dari Peter adalah selama dalam misi tersebut, Peter menyamar menjadi orang biasa. Ia berbuat demikian agar tidak terganggu dengan seremoni-seremoni kenegaraan, misi ini dimulai pada bulan Maret, dan berakhir pada Agustus 1698. Peter mengunjungi Belanda, Inggris, dan Austria. Seharusnya Peter juga mengunjungi Venesia, namun karena Pemberontakan Strelsy, Peter berangkat pulang pada 19 Juli 1689. Di perjalanan pulang, Peter sempat bertemu dengan Raja Polandia, August II. Saat itu mereka bersepakat untuk saling membantu. 25 Agustus 1689, Peter telah menginjak Moskow kembali, Ia marah besar hingga tau tinggal di Istana. 30 September 1689, Pelaku pemberontakkan dihukum mati sejumlah 200 orang. 5 orang di antaranya dipancung dengan tangan Peter sendiri. Sedangkan, yang lainnya dihukum gantung. Dalam Perang Utara (1700 1721), Peter berhasil memukul mundur pasukan Swedia hingga ke Turki setelah sebelumnya Peter telah membuat perjanjian damai dengan Turki untuk mengamankan wilayah Rusia di selatan. Reformasi Peter I merupakan upaya untuk melanjutkan dan memperkuat kebijakan politik dan ekonomi. Peter I menjalankan upaya penguatan kekuatan negara dan pembentukkan absolutisme Rusia dengan cara represif. Reformasi Peter membawa pemikiran pro-kontra di kalangan sejarawan dan intelektual Rusia. Namun, secara umum, sejarawan Rusia memandang Peter I telah membawa Rusia pada perkembangan ekonomi secara mendasar, melakukan lompatan raksasa bagi kemajuan Rusia. Reformasi tersebut mengalami stagnasi akibat tidak adanya pewaris tahta dari Peter. Usaha westernisasi menimbulkan pro-kontra di masyarakat Rusia. Kecenderungan westernisasi terlihat pada masyarakat elit kelas atas. Peter III adalah orang yang melanjutkan tongkat kepemimpinan Rusia setelah Peter I. Peter III lahir dan besar di Kerajaan Prussia. Karenanya, Ia tidak dekat dengan kebudayaan Rusia maupun Slavia. Peter III adalah seorang Lutheran, dengan nama asli Charles Peter of Holstein. Setelah

Halaman 12 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

dibaptis dengan ritual Ortodoks, namanya menjadi Peter Fyodorovich. Ia menikah dengan putri bangsawan Kerajaan Prussia pula, Sophie Auguste Frederika. Peter III adalah seorang yang lemah, namun perangainya kasar. Kepemimpinannya pun lemah, Ia tidak mampu memimpin negara sebesar Rusia. Keberpihakannya dengan Kerajaan Prussia memengaruhi kebijakan internasionalnya. Peter III mengadakan perjanjian damai dengan Kerajaan Prussia yang saat itu dipimpin oleh Frederik II. Padahal, seharusnya Rusia saat itu mampu menguasai Prussia. Intrik istana menggulingkan Peter III dari tahta. Ia meninggal pada 1762, sebulan setelah turun tahta, oleh istrinya sendiri, Katerina II. Selanjutnya, Sophie lah yang mengambilalih tampuk kekuasaan Rusia. Berbeda dengan Peter III, suaminya, Sophie justru berusaha keras untuk menyatu dengan Rusia. Sophie pun dibaptis dengan ritual Ortodoks dan namanya menjadi Katerina II, dikenal juga dengan Katerina Agung. Katerina II juga merupakan seorang reformis. Ia melakukan banyak gebrakan, diantaranya Komisi Militer, Kolegia Kesehatan, dan Kolegia Ekonomi. Komisi Militer dibentuk khusus untuk mereformasi segala yang berkaitan dengan angkatan bersenjata. Kolegia Kesehatan fokus untuk menangani masalah kesehatan. Sedangkan, Kolegia Ekonomi bertugas untuk membenahi ekonomi Rusia, terutama setelah dihantam inflasi akibat pengeluaran Rusia yang besar setelah melawan Turki. Pemberontakan Yemelyan Pugachev, seorang bangsawan Kosak, juga terjadi pada masa Katerina II. Tuntutannya adalah pembebasan budak, dan pengembalian hakhak istimewa bangsa Kosak. Pemberontakan ini berhasil ditumpas dalam 2 tahun. Seluruh pemberontak dihukum mati. Periode pemerintahan Katerina II juga berhasil menyelenggarakan pendidikan khusus wanita di St. Petersburg. Ekspedisi Palisa juga dilancarkan untuk memelajari daerah-daerah Rusia. Katerina II meninggal akibat sakit pada 7 Nopember 1796. Pavel Petrovich, keturunan dari Peter III dan Katerina II, adalah penerusnya. Setelah 5 tahun pemerintahannya, Pavel I dibunuh. Ia dibunuh karena ketidakstabilan yang terjadi. Ketidakstabilan itu pun terjadi karena dalam keluarga Pavel I kurang harmonis. Setelah itu, Rusia dipimpin oleh Tsar Aleksandr I. Aleksandr I merupakan cucu dari Katerina II. Aleksandr I menikah pada usia 16 tahun dengan Luisa Maria Augusta, putri dari Karl Ludovig, yang kemudian
Halaman 13 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

dibaptis dengan nama Elizabet Alekseyevna. Pada saat naik tahta, Aleksandr I langsung mengambil kebijakan untuk menghukum orang-orang yang diduga terlibat konspirasi yang menyebabkan kematian ayahnya, Paul I. Pada awal pemerintahannya, Aleksandr I terkenal dengan kebijakan liberalnya, seperti mengembalikan hak-hak istimewa bangsawan yang dihapus pada masa Paul, institusi polisi rahasia ditutup, tahanan politik dibebaskan, mahasiwa diperbolehkan ke luar negeri, dan diizinkannya penerbitan buku-buku asing. Petani juga diberi angin segar dengan diterbitkannya Law of Agriculturist dimana tuan tanah diizinkan untuk membebaskan budak mereka untuk kemudian diberikan tanah untuk digarap. Sebenarnya Aleksandr I lebih terfokus kepada kebijakan luar negerinya. Pada tahun 1807, Rusia bertempur melawan Prancis yang saat itu dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Rusia bersekutu dengan Prussia. Tahun 1812 menjadi salah satu tonggak sejarah yang penting, yang mana saat itu terjadi Perang Patriotik. Ibarat peristiwan Bandung Lautan Api, di Moskow juga terjadi hal yang sama, sebelum pasukan Rusia mundur dan menyerahkan Moskow ke Prancis. Pada akhirnya pun Rusia berhasil memukul mundur dan bahkan mengejar pasukan Prancis hingga ke Eropa Barat. Pada 1814, pasukan Rusia dan Prussia memasuki Paris, Perancis. Ini adalah sebuah simbol bahwa hegemoni Prancis sudah berakhir. Pada tahun 1825, Rusia mulai dipimpin oleh Tsar Nikolai I. Nikolai I mendapat pendidikan umum dan mliter pribadi di rumahnya. Ia merupakan orang yang haus kekuasaan dan kasar. Karena kedekatannya dengan militer, gaya pemerintahan pada masanya sangat kaku dan militeristik. Ia tak hanya membenci kaum revolusioner, namun juga membenci kaum liberal. Karenanya, Ia memperkuat kekuasaan pemerintahan, termasuk meningkatkan peran polisi. Tahun 1825 dibentuk Komisi Rahasia. Sentralisasi dan birokrasi diperketat. Saking tidak percaya pada sipil, bahkan hingga jabatan-jabatan sipil strategis dan gereja juga turut dipimpin militer. Untuk semakin mencengkram rakyat, munculah dokrtin Otokrasi, Ortodoksi, Narodnost. Narodnost adalah konsep kerakyatan dimana rakyat dianggap menyatu dengan Tsar, maka segala bentuk pemberotakan terhadap Tsar dianggap mencederai rakyat itu sendiri. Tahun 1827 dikukuhkan sebagai UU censorship yang sebenarnya telah dipersiapkan sejak masa Aleksandr
Halaman 14 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

I. Tsar Nikolai I mangkat pada 18 Februari 1855. Lalu selanjutnya diteruskan oleh Putra Mahkota yaitu Aleksandr II. Sebelum kematiannya, Tsar Nikolai sempat mengambil sumpah Konstantin, adik dari Aleksandr II, agar tidak merongrong tahta kakaknya. Namun, setelah kematian Tsar Nikolai I, melanggar sumpahnya. Pada masanya, Aleksandr II berhasil menguasai Kaukasus dan wilayah-wilayah Cinda di timur. Namun, Ia juga menjual Alaska kepada AS. Aleksandr II tewas dalam operasi pemberontakan kelompok revolusioner radikal yang bernama Narodnaya Volya (Keinginan Rakyat) pada 1 Maret 1881. Selanjutnya giliran Aleksandr III, keturunan langsung Aleksandr II, yang memimpin. Kebijakannya lebih kepada penguatan otokrasi, mengingat kematian ayahnya karena gerakan pemberontak. Hubungan dengan Jerman menurun. Sebaliknya, hubungan dengan Prancis menguat. Ada dua kubu besar yang berkembang pada abad XIX: Slavianophil dan Zapadniki. Zapadniki menilai bahwa masa depan bangsa Rusia berkaitan erat dengan Barat. Karenanya, penting untuk mengadopsi ide-ide Barat. Menurut mereka nilai dasar sebuah masyarakat adalah manusia sebagai makhluk yang bebas. Manusia harus mandiri, aktif, serta siap menerima perbedaan pandangan. Kubu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi. Di lain pihak ada Slavianophil. Mereka menilai bahwa dengan bertumpu pada kekuatan dan kekayaan budaya masa lampau, kekuatan Rusia tidak bisa dianggap kecil. Oleh karena itu, mengikat diri dengan Barat merupakan hal yang tidak bisa diterima. Rusia harus berjalan di atas nilai-nilainya sendiri, nilai-nilai asli bangsa Rusia. Tiga pilar pembangunan menurut mereka adalah Ortodoksi, Otokrasi, dan Kerakyatan yang terlaksana sebagai suatu semangat kolektif. Selanjutnya adalah masa dari Nikolai II. Ia naik tahta pada tahun 1894, berusia 26 tahun. Saat Ia memimpin perseberan masyarakat Rusia sudah lebih merata, tidak lagi terkonsentrasi di Rusia bagian Eropa. Selain mewarisi wilayah yang luas, Nikolai II juga mewarisi masalah dalam negeri dan mancanegara yang ditinggalkan oleh ayahnya, Aleksandr III, di antaranya perang dengan Jepang dan Turki. Gerakan revolusioner yang menentang monarki juga semakin ganas dan semakin menampilkan bentuk aslinya. Sosok Nikolai II merupakan sosok yang lemah. Selain itu, peranan Permaisuri Aleksandra yang dominan juga dianggap menjadi pemicu runtuhnya Dinasti Romanov. Dan akhirnya, kekecewaan yang
Halaman 15 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

mengkristal tersebut mencapai puncaknya pada 9 Januari 1905, dimana saat itu rakyat berdemonstrasi di Plaza Istana. Namun, dibubarkan oleh militer atas perintah langsung Nikolai II. Peristiwa tersebut menyebabkan sekitar 200 orang meninggal dunia, dan ratusan lainnya terluka akibat aksi represif militer. Rakyat Rusia yang awalnya menganggap Tsar sebagai ayah akhirnya mulai berbalik menyerang kekuasaan Tsar. Ayah yang selama ini mereka percaya, memberikan perintah untuk menembak demonstran, menembak rakyatnya, menembak anakanaknya. Sejak 1905 itu pula gerakan Revolusioner yang dipimpin Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) terus berproses hingga akhirnya pada tahun 2 Maret 1917 Nikolai II mengumumkan pengunduran dirinya. Dan, Dinasti Romanov benarbenar musnah pada 16 Juli 1918 di Yekaterinburg, Keluarga Nikolai II berserta kerabat dekat dan pelayan-pelayannya dibunuh secara sadis oleh massa Bolshevik. Ada rumor yang menarik dan hingga tulisan ini dirilis masih diperbincangkan oleh masyarakat awam, yakni mengenai kematian Anastasia yang kabarnya berhasil kabur dari tragedi tersebut.

Halaman 16 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III PENUTUP

Halaman 17 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

Kesimpulan Bangsa Slavia lahir sekitar 2000 tahun yang lalu di kawasan selatan Baltik. Tapi, seiring perkembangannya suku-suku Slav itu menyebar lagi ke Eropa Timur, Eropa Selatan, dan Eropa Tengah. Kemudian, dari abad VII hingga abad IX, puluhan-puluhan suku Slavia tersebut melebur menjadi satu kesatuan suku yang mengambil nama Rus yang berpusat di Kiev. Karena telah menjadi suatu suku yang besar, akhirnya terjadi pergolakan diantara suku-suku yang telah menyatu tersebut mengenai siapa yang pantas memimpin, maka diundanglah tiga bersaudara dari Skandinavia untuk memimpin bangsa Rus. Namun kemudian yang tersisa hanyalah seorang bernama Ryurik. Dimulailah Dinasti Ryurik di Kiev, dimulailah periode Rus Kiev. Dinasti Ryurik berlangsung hingga tahun 1584. Salah satu pangeran dari Dinasti Ryurik yang menetapkan Kristen Ortodoks sebagai agama kerajaan adalah Pangeran Vladimir I. Pemimpin terakhir dari Dinasti Ryurik adalah Tsar Ivan IV, Ia juga tokok yang pertama kali memperkenalkan istilah Tsar. Selanjutnya terjadi krisis kepemimpinan di Rusia karena Tsar Ivan IV tidak menunjuk penerusnya. Pada masa itu terjadi intrik politik yang menyebabkan istana dan Rusia dipimpin oleh beberapa orang, bahkan ada Dmitri palsu yang sempat memimpin. Masa-masa itu dikenal dengan nama Smutnoye Vremya (Masa Kegelapan). Smutnoye Vremya berakhir setelah Mikhail Romanov ditunjuk sebagai Tsar baru Rusia. Ia adalah masih kerabat dari Dinasti Ryurik. Ia dipilih setelah berhasil mengusir Polandia yang saat itu menyerang Rusia pada masa Vasily Shuisky. Dinasti Romanov berakhir pada 1917 saat Tsar Nikolai II mendeklarasikan kemundurannya setelah Revolusi Bolshevik berhasil menggulingkan kekuasaanya. Bapak Industrialisasi dari Dinasti Ryurik adalah Tsar Peter I. Ia meletakkan dasar-dasar reformasi yang kuat seprti pembangunan industri kapal dan militer. Bahkan sistem kebangsawanan pun turut direformasi. Kesimpulannya, perjalanan bangsa Rusia untuk mencari jati dirinya sangatlah panjang dan penuh dengan pergolakan sosial dan intrik politik. Meski demikian, dalam setiap masanya selalu saja ada pemimpin Rusia yang mampu menjadi reformator yang sukses meskipun harus bertangan dingin.
Halaman 18 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

Daftar Acuan Fahrurodji, Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Obor

Halaman 19 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN

Halaman 20 dari 20 UNIVERSITAS INDONESIA

Вам также может понравиться