Вы находитесь на странице: 1из 3

Tri Galih Saksono 071112032 Geopolitik dan Geostrategi Tugas 4 Minggu ke 12

Gejolak Timur Tengah : Dampak Otoritarian?


Timur Tengah merupakan daerah yang sangat beragam yang mencakup dua puluh satu negara yang terletak di Afrika Utara hingga tepi Asia Tengah dan Laut Merah. Dinamika yang terjadi di Timur Tengah menjadi bagian menarik dalam dunia geopolitik dan geostrategi. Secara teritori dan budaya, berbagai wilayah di Timur Tengah memiliki banyak keseragaman, namun keseragaman tersebut nyatanya tidak membawa suatu kedamaian. Kebanyakan penyakit dari negara-negara Timur Tengah berkaitan dengan masalah politik, ekonomi dan demograsi internal. Akibatnya wilayah ini rawan akan ketegangan dan konflik. Faktor internal lain yang meningkatkan konflik adalah adanya kepemimpinan yang otoriter menyebabkan negara-negara Timur Tengah rawan akan penyelewengan. Sedangkan dari faktor eksternal, negara-negara di kawasan Timur Tengah, sedari dulu telah menjadi incaran dari berbagai negara berpengaruh di dunia. Lokasinya yang menengahi dunia barat dan timur, menjadi target penting bagi negara-negara yang ingin menguasai dunia. Ditambah, wilayah Timur Tengah yang kaya akan sumber daya minyak dan gas menjadikan persaingan mendapatkan wilayah ini menjadi lebih greget. Beberapa negara yang akan dibahas dalam tulisan kali ini antara lain Tunisia, Mesir, Lybia, Bahrain dan Syria.

Tunisia
Tunisia secara geografis berada pada benua Afrika bagian Utara. Wilayahnya tidak terlalu luas, meskipun demikian, Tunisia memiliki peran penting bagi beberapa negara besar dunia, seperti Amerika Serikat, China dan Perancis. Bagi Amerika Serikat, Tunisia merupakan rekan dalam kerjasama militer. Perancis merupakan eksportir dan importir terbesar bagi Tunisia, artinya hubungan kerjasama ekonomi keduanya dapat dikatakan bagus. Sedangakan Cina menganggap Tunisia sebagai teman baik sebab, mereka mengakui hanya ada satu China. Tunisia dan China juga terlibat pertukaran kebudayaan sejak tahun 1979 (CFM, 2006). Membentuk hubungan baik dengan negara-negar abesar merupakan geostrategi dari Tunisia untuk meningkatkan perekonomiannya, sebab semakin banyak bekerjasama dengan mereka semakin banyak pula bantuan yang diberikan. Bagi negara-negara Arab, Tunisia merupakan negara netral, dibuktikan dengan bersedianya Tunisia sebagai markas besar Liga Arab tahun 1979-1990. Goncangan politik secara besar di negara yang sejak tahun 1979 dikomandoi Ben Ali tersebut bermula ketika krisis ekonomi global tahun 2008 membawa stagnansi ekonomi, akibatnya banyak terjadi pengangguran. Hal ini menjadi pemicu demo besar-besaran yang akhirnya memaksa Ben Ali mundur sebagai pemimpin Tunisia. Kejadian ini yang memicu kejadian Arab Spring di negara-negara Arab lainnya. Arab Spring dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana rakyat melakukan perlawanan terhadapa pemerintah, akibat ketidakpuasan rakyat atas kinerja pemerintah.

Tri Galih Saksono 071112032 Geopolitik dan Geostrategi Tugas 4 Minggu ke 12

Mesir
Mesir juga merupakan negara dengan teritori tidak begitu luas, Mesir mengekspor minyak, dan merupakan salah satu penyumbang devisa negara. Sumber devisa lain adalah pariwisata, Terusan Suez, dan remitansi TKI . Mesir memang tidak memiliki cadangan minyak yang banyak seperti Arab Saudi, namun dengan populasi yang rendah, konsumsi akan bahan bakar minyak juga rendah. The Egyptian General Petroleum Company (EGPC) menunjukkan bahwa produksi minyak mengalami peningkatan dari selama Januari-Mei 816,000 b/d pada bulan Juni dan 827.000 di bulan Juli. Alasan inilah yang membuat Mesir berhasil menarik perusahaan-perusahaan minyak asing untuk bekerjasama (Cordesman, 2000: 315). Mesir juga menjadi tempat transit penting bagi pipa minyak yang menghubungkan Suez dan Mediteranian. Mesir menjadi salah satu negara yang tekena Arab Spring, dimanarencana Hosni Mubarak ingin meneruskan tonggak kepemimpinannya kepada putranya sebagai putra selanjutnya mendapat kecaman dari rakyat mesir. Tuntutan rakyat Mesir lainnya adalah diadakannya demokrasi.

Libya
Libya menjadi sorotan dunia ketika Muammar Al Qadhafi memerintahkan militer Libya untuk menumpas para demonstran yang menuntut ia mundur, sekitar tahun 2011. Dengan intervensi asing, Muammar Al Qadhafi berhasil diturunkan dan meninggal di tangan rakyatnya. Menjadi penting mengetahui alasan-alasan politis dan ekonomis yang menyebabkan banyak intervensi asing pada kasus penurunan Qadhafi ini. Sebagai seorang diktator, Qadhafi merupakan serigala berbulu domba, terkadang dapat menjadi kawan baik namun kadang dapat menusuk tiba-tiba. Ia akan bekerjasama jika memiliki kepentingan yang sama, namun disisi lain ia tak segan membangkan, bahkan kepada negara besar sekalipun. Salah satu peristiwa yang menggambarkan kejadian tersebut adalah Libya pernah telibat bentrokan besar dengan pasukan AS di Teluk Sidra, tidak hanya sekali melainkan lima kali. Sedangkan dari sisi ekonomis, Libya memiliki geopolitik yang berkaitan dengan minyak. Libya merupakan eksportir minyak yang penting bagi negara-negara di kawasan Eropa. Meruntuhkan Qadhafi berarti memudahkan negara-negara yang berkepentingan dalam mengatur minyak Libya.

Syria
Syria telah belasan telah belasan tahun dipimpin oleh keluarga Assad, dan presidennya saat ini Bashar Al Assad, sedang menghadapi demonstrasi atas pengunduran dirinya. Banyak intervensi asing dalam kasus Syria, secara logika, hal ini dapat diketahui sebab Syria memiliki peran penting dalam distibusi minyak. Cordesman (2000) menyatakan, Syria bukanlah negara utama pengeskpor minyak, namun Syria memiliki peran dalam distribusi minyak dari negara-negara teluk, utamanya sebagai tempat transit pipa minyak. Syria memang memiliki cadangan minyak yang sedikit, namun Syria tetap menggantungkan

Tri Galih Saksono 071112032 Geopolitik dan Geostrategi Tugas 4 Minggu ke 12

ekspornya dari minyak, setidaknya 55% ekspor mereka adalah minyak (Cordesman, 2000: 323).

Bahrain
Bahrain merupakan rangkaian pulau-pulau kecil di lepas pantai timur Semenanjung Arab, yang terjepit di antara Arab Saudi dan Qatar. Populasi negara itu sebanyak 1,2 juta orang, tetapi orang Bahrain menjadi minoritas di negara mereka sendiri sebabnya sekitar 54 persen penduduknya adalah ekspatriat. Negara yang pernah dikalahkan Indonesia 2-1 dalam laga Piala Asia tahun 2008, saat ini juga tengah mengalami proses Arab Spring. Faktor utama ketegangan ini adalah kondisi internal negara yang tidak stabil antara golongan Syiah dan Sunni. Pemimpin Bahrain merupakan golongan Sunni, tetapi 2/3 warga Bahrain adalah penganut Syiah. Golongan Syiah ini mengalami diskriminasi oleh pemimpin Bahrain. Bagi dunia internasional, bukan minyak yang menjadi daya tarik utama negara ini, tetapi lokasinya yang strategis dapat menjadi monitor negara-negara dikawasan Timur Tengah. Inilah yang menyebabkan dua negara besar, Inggris dan Amerika Serikat, membuka pangkalan militer di Bahrain.

Kesimpulan Dengan demikian dapat disimpulkan, dinamika yang terjadi di negara Timur Tengah awal abad 21 ini terjadi akibat faktor internal-eksternal. Dari faktor internal, sifat negara Timur Tengah yang otoriter, meningkatkan terjadinya penyelewengan oleh pemimpin negara. selain itu kebebasan bicara dibatasi dan diskriminasi atas salah satu kaum. Minyak dan faktor geografis menjadi faktor tertariknya negara-negara untuk menjalin kerjasama dengan negaranegara Timur Tengah. Banyak cara sebagai geostrategi negara Timur tengah dalam meningkatkan tercapainya kesejahteraan ekonomi, salah satunya dilakukan Tunisia yaitu menjadi negara yang netral.

Sumber Referensi : Chinese Foreign Mistry. 2006. Tunisia. [online] dapat diakses di china.org.cn (tanggal akses 29 Mei 2013) Cordesman, Anthony H. 2000. Geopolitics and Energy in the Middle East. Washington: Center for Strategic and International Studies

Вам также может понравиться