Вы находитесь на странице: 1из 15

KATALIS

1. SEJARAH KATALIS katalis pertama kali dikemukakan oleh Ostwalsd sebagai suatu substansi yang mengubah laju suatu reaksi kimia tanpa merubah besarnya energi yang menyertai reaksi tersebut. Pada tahun 1902 Ostwald mendefinisikkan katalis sebagai substansi yang mengubah laju reaksi tanpa terdapat sebagai produk pada akhir reaksi, dengan kata lain katalisator mempengaruhi laju reaksi dan berperan sebagai reaktan sekaligus produk reaksi. Selanjutnya pada tahun 1941, Bell menjelaskan substansi yang dapat disebut sebagai katalis suatu reaksi adalah ketika sejumlah tertentu substansi ditambahkan maka akan mengakibatkan laju reaksi bertambah dari laju pada keadaan stoikiometri biasa. Jika substansi tersebut ditambahkan pada reaksi maka tidak mengganggu kesetimbangan. 2. PENGGUNAAN KATALIS DALAM INDUSTRI Proses: Diindustri Input Proses Produk

Energi

Additive Flavor Filler antioksid an

Katalis

Proses biologi tidak memerlukan katalis (missal: VCO, pupuk kandang). Proses industry kimia menggunakan katalis agar produk cepat terjadi. Katalis adalah Suatu senyawa yang mempercepat laju reaksi. Setiap zat (sebagian kecil) yang tercatat mempengaruhi laju reaksi dari suatu kimia, tanpa dia sediri berubah (cosume). Reaksi kimia terjadi apabila berlangsung penataan electron valensi. Suatu molekul mungkin dapat berubah jutaan molekul dalam beberapa menit akibat terjadinya tumbukan.

Suatu katalis bisa dalam bentuk padat, cair maupun gas. Bisa juga dalam senyawa organic maupun senyawa kompleks. Suatu senyawa ada juga yang dapat menghambat kerja dari katalis (seerti: anorganik). Zat atau senyawa yang dapat mengganggu berlangsungnya suatu reaksi katalis disebut inhibitor.Suatu kkatalis cenderung bersifat sangat spesifik karena hanya bereaksi pada sifat tertentu. Suatu katalis sangat penting khususnya dalam industry pengelolaan minyak bumi, industry kimia organic sintetik, industry polimer dan lain-lain. KATALIS PADAT Pada umumnya katalis zat padat berasal dari unsure-unsur transisi atau logam yang di buat sedemikian rupa berupa powder (poros). Misalnya logam Pt yang merupakan katalitik koverter yaitu mempercepat reaksi pembakaran yang terdapat pada mobil. Pt disini berfungsi untuk menyempurnakan reaksi hidrokarbon dan nitrogen yang sangat berbahaya. Komponen utama katalis padat, ada 3 faktor yang dikaji yaitu: A. Fasa aktif Katalis tersebut apakah mempunyai kemampuan mendorong terjadinya reaksi dan bersifat selektif B. Penggunaannya Harus efektif, stabil dan juga selektif C. Apakah mengandung promotor, yaitu suatu senyawa yang bersifat merangsang katalis itu sendiri, apakah aktif, selektif dan stabil?

3. KATALIS DIBAGI 3 YAITU: 1. Katalis homogen Yaitu katalis yang dapat bercampur secara homogen dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama. Mempunyai fasa yang sama dengan fase reaktan Contoh: Katalis dan pereaksi berwujud gas 2SO22SO (g) +2O2 NO(g) 2SO3 (g) (g) + O2 NO(g) 2SO3

(g)

Mekanisme kerja dalam katalis homogenya: a) Koordinasi dan disosiasi Pada mekanisme ini harus ada proses dimana reaktan (missal:olefin) diaktifasi kemudian bereaksi dengan reaktan lain setelah terlebih dahulu dikoordinasikan dengan logam pusat kemudian akan mengalami disosiasi.

2. Katalis Heterogen Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda. Mempunyai fase yang berbeda dengan fase reaktan Contoh: Katalis berwujud padat, sedangkan pereaksi berwujud gas

C2H4 (g) + H2 (g) Ni (s) C2H6 (g)


3. Biokatalis Biokatalis adalah suatu senyawa yang digunakan dalam proses reaksi biokimia. Enzim dikenal sebagai biokatalis karena bertindak sebagai katalis pada proses metabolisme. untuk mempelajari biokatalis pada umumnya adalah banyak memepelajari kimia organi metalik Contoh: Aldehid direduksi didalam suatu sel-sel ragi , direduksi menjadi suatu etanol. Dengan reaksi sebagaiberikut: CH3 C =O + 2[H] CH3 CH2 - OH

enzim dihidrogenase Reaksi berlangsung apabila ada suatu enzim yang disebut dengan alkohol dehidrogenase. Asam dehidrogenase merupakan proses dehidrogenasi akan tetapi enzim tersebut berfungsi melakukan reaksi katalisis dari dua arah. Kondisi-kondisi dari kesetimbangan

tidak dipengaruhi oleh enzim tetapi kecepatan dimana zat-zat tersebut bereaksi sehingga mencapai suatu kesetimbangan ternyata dipengaruhi enzim. Enzim adalah suatu molekul protein, akan tetapi tidak semua protein berperan sebagai enzim. Molekul-molekul protein sebagai enzim sangat besar dengan berat molekul mencapai seratus ribu.

Zat dimana enzim dapat bekerja disebut substrat, substrat lebih kecil dari enzi. Hal ini memberikan gambar bahwa reaksi dimana molekul-molekul substrat tersebut menempel pada suatu molekul protein yang besar sehingga berlangsung suatu reaksi.

Hasil reaksi terdesosiasi dari permukaan enzim dan molekul substrat baru melekat pada enzim dan reaksi berulang kembali sehingga bila digambarkan adalah:

E + S AS kompleks AS kompleks E + P
Pada umumnya enzim-enzim tersebut bekerja sangat spesifik terhadap substrat tertentu maka bisa di manfaatkan untuk tujuan-tujuan pengobatan 4. KATALISATOR Faktor lain yang dengan cepatan reaksi adalah katalisator. Proses berlangsung kimia berperan untuk menurunkan energi aktifasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Gambar Penurunan Energi aktifasi oleh sebuah katalisator

Prinsip kerja katalis adalah menurunkan energi aktifasi dari pada lintasan reaksi yang terjadi. Katalis dapat menurunkan energi aktifasi karena ada proses absorpsi dan desorpsi. Dalam sebuah reaksi, katalisator dapat terlibat dalam reaksi namun tidak mempengaruhi hasil reaksi, seperti persamaan reaksi dibawah ini. SO2 + 2 NO2 SO3 + 2 NO (cepat) MEKANISME KERJA KATALIS: Syaratnya adalah jumlah katalis harus sangat kecil untuk meningkatkan laju reaksi tersebut

X+YZ
++

X + C XC XC + Y XYC XYC CZ CZ C + Z

Dimana: C = katalis X = reaktan Z = prduk

5. ZAT YANG MENGHAMBAT KERJA KATALIS a. Inhibitor Inhibitor adalah zat yang dapat memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi. kerja inhibitor merupakan kebalikan dari katalisator yaitu meningkatkan energi aktifasi Sebagai contoh adalah reaksi logam Natrium dengan air, kehadiran logam air raksa memperlambat reaksi, seperti reaksi dibawah ini: Reaksi pembentukan; SO2 + O2 SO3 (lambat) Katalisator gas NO; 2 NO + O2 2 NO2 (cepat) Pembentukan SO3 dengan katalisator gas NO

Na + H2O NaOH + H2 ..(cepat) Na + H2O NaOH + H2 .(lambat) b. Autokatalis Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis yang terbentuk dengan sendirinya dalam suatu reaksi. Misal dalam reaksi KMnO4 dan H2C2O4 reaksi ini makin lama makin cepat karena terbentuk Mn2+ yang merupakan katalisator bagi reaksi tersebut. c. Racun Katalis Inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit, dapat mengurangi atau menghambat kerja katalis. Contoh: CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi: 2H2 (g) + O2 (g) Pt 2H2O (l)

6. LAJU REAKSI
Laju reaksi atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan dalam persatuan waktu(mol/liter). Akan tetapi reaksi pada fase gas maka sebagai penggantu dinyatakan dalam tekanan atmosfir(mmhg) sedangkan dalam waktu(jam,menit, detik) Misal: 2AB A2 + B2 AB pada waktu t1 = [AB]1 AB pada waktu t2 = [AB]2

Laju reaksi rata-rata =

] [

Sedangkan laju pembentukan A2 dan B2 dinyatakan sebagai berikut:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI 1. Sifat dari reaktan 2. Konsentrasi dari reaktan 3. Temperature 4. Luas permukaan 5. Katalis 7. HUBUNGAN ANTARA PROGRES DARI REAKSI DENGAN ENERGI Untuk mengetahui bagaimana reaksi yang terjadi khususnya katalis heterogen. Proses yang terjadi pada reaksi tersebut disebut katalisis. Katalis mempengaruhi reaksi kimia dalam 2 cara yaitu: 1. Cara adsorpsi dan desorpsi pada katalis heterogen 2. Pembentukan suatu senyawa intermediet (hantaran) pada katalis homogeny Katalis homogeny membentuk senyawa intermediet (senyawa hantaran) A + B AB (tanpa katalis) A + C AC (dengan katalis) B + AC AB + C Salah satu contoh(katalis homogeny): Ketika mereaksikan gas SO2 dengan O2 membentuk SO3, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat karena energi aktifasinya sangat tinggi. Tapi laju reaksi akan dipercepat dengan menambahkan NOyang merupakaan suatu katalis. maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 2NO + O2 2NO2 NO2 + SO2 SO3 + NO

Kedua reaksi tersebut berlangsung sangat cepat dibandingkan dengan reaksi tanpa menggunakan katalis. NO2 yang terbentuk pada reaksi pertama adalah merupakan reaksi intermediet. NO2 terbentuk secara temporer (sementara) dan senyawa sementara ini dapat dipisahkan. Bentuk adsorpsi ada 3 macam yaitu: 1. Adsorpsi fisika Tidak selektif, energi adsorpsinya rendah, tidak terjadi pemecahan ikatan didala mlekul-molekul dan perubahan energi didalamnya dapat di abaikan karena nilainya yang sangat kecil. 2. Adsorpsi kimia asosiatif Adsorpsinya sangat selektif, sangat bergantung pada permukaan zat padatnya dan gasnya, energiya lebih tinggi bila dibandingkan dengan adsorpsi fisika, ikatan-ikatan dalam molekul bisa berubah tetapi tidak bisa memecahkan ikatan 3. Adsorpsi kimia disosiatif Bersifat selektif, bergantung pada sifat dari gas maupun permukaan zat padat yang bereaksi, energinya lebih besar, ikatan-ikatan pada molekul-molekul tersebut dapat menjadi fragnen-fragmen.

Bila digambarkan mekanismenya adalah: (mekanisme katalis heterogen)

C-O
Molekul sampel

C-O
Adsorpsi fisika

CO
Adsorpsi kimia asosiatif

CO
Adsorpsi kimia disosiatif

CO Reaksi dan absorpsi

8. KARAKTERISTIK KATALIS
1) Aktifitasnya dari katalis itu sendiri a. kemampuan suatu katalis dalam mengkorversi reaktan dalam berbagai macam produk b. Perubahan persentase katalis dalam reaktan 2) Selektifitas Kemampuan dikatalis untuk memberikan produk yang diinginkan 3) Umur katalis 4) Korositas Dengan adanya korositas berpeluang dalam proses absorpsi dan disorpsi 5) Kristalinitas Mengguankan suatu alat XRD, mengukur % Kristal kristalinitas dari suatu katalis 6) Keasaman Pengujian katalis khususnya katalis heterogen: 1. Tes kekuatan mekanik 2. Tes kekerasa 3. Uji kekuatan pemecahan

9. LOGAM
Logam yang berlimpah di alam: Ru, Ra, Pd, Os, Ir, Pt. Pada umumnya logam-logam ini merupakan zat pengotor dalam batuan. Pt merupakan logam yang paling besar dari pada logam-logam yang lain. Pemisahan Pt dari logam-logam yang lain cukup rumit dan perlu biaya tinggi, tiap tahun logam Pt dapat di hasilkan sekitar 25 ton. Biasanya Pt diperoleh dari hasil samping dari pengolahan biji nikel. Kedua jenis logam ini banyak digunakan sebagai katalis didalam industry.Logam Pt dan Pd mudah dibentuk dengan menggunakan mesin karena sifatnya kenyal sedangkan logam Ru, Ra, Os, dan Ir lebih keras dan mudah rapuh sehingga susah di bentuk. Unsur-unsur dalam keluarga Pt sangat istimewa ketahananya nangkapan hydrogen (H2), kelarutan H2 dalam Pt jauh lebih besar dibandingkan dengan Pd, akan tetapi Pt dapat elarutkan O2 jauh lebih besar dibandingkan P

dalam bahan kimia. Pt dan Pd mudah larut dalam aqua regia, aqua regia tetap digunakan untuk keperluan melarutkan Pt dan Pd dapat larut dalam HNO3. Pt digunakan dalam tungku pemanas listrik, serta digunakan pada termokopel dalam panas yang tinggi, merupakan katalis yang penting, tapi sebagian Pt dihasilkan dalam pertambangan yang digunakan dalam tujuan non produktif (digunakan dalam pembuatan perhiasan). Pt berada dalam senyawa yang stabil sebagai kompleks. Misa: H2(PtCN)$, H2(PtCl4), Pt(OH)4

Contoh reaksi Pt(OH)4:

Pt(OH)4 + 2 NaOH

Na2(Pt(OH)6)

Pt(OH)4 + 6 HCl P2[PtCl6] + 4H2O

Fungsi Pt sebagai katalis dan cara membuatnya:


Yang paling penting adalah factor luas permukaan. Fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Didepositkan pada bahan berpori(inert) biasanya adalah asbes dan juga zeolit. Asbes yang ditebari Pt didapat dengan jalan mengimpregrasi dalam suatu laritan encer dimana t ergantung Pt sebesar 2% didalam H2(PtCl6) dimana Pt terabsorpsi didalam pori-pori asbes dan dibakat sehingga terjadi dekomposisi:

H2(PtCl) 2HCl + Cl2 + Pt


2. Misal Pt dalam bentuk busa (spons) dapat dibuat dengan pembakaran berhati-hati (NH4)2PtCl6 dengan dibakar sedemikian rupa sehingga terjadi / terbentuk busa atau spons 3. Pt , blog dibuat dengan mereduksi H2(PtCl6) denga larutan Zn dengan reaksi:

H2(PtCl6) + 3Zn 3ZnCl2 + H2 + Pt


4. Pt koloid, dibuat dengan mereduksi H2(PtCl6) dengan senyawa SnCl2

H2(PtCl6) + 2SnCl2 2SnCl4 + 2HCl + Pt

Industri yang paling banyak menggunakan Pt adalah: a. Industry petroleum b. Industry polimer c. Industry kimia lingkungan

10. KATALIS DALAM INDUSTRI PETROLIUM


Proses pengolahan bahan bakar minyak: 1. Proses fisika, menggunakan prinsip destilasi dan ekstraksi 2. Proses kimia, yaitu proses yang melibatkan katalis dimana terjadi konversi kimia misalnya pemutusan ikatan, pengerapan dan penukaran. Proses pengolahan crude oil 70% menggunakan: A. Katalis reforming Kegunaannya adalah untuk menaikkan nomor oktan bensin (gasoline) dengan mengkonversikan molekul yang mempunyai angka oktan rendah menjadi tinggi, missal: N-pentan oktan (angka oktan 62) dirubah menjadi siklopentanoktan (angka oktan 82) Didalam petroleum digunakan untuk konversi fraksi nata menjadi fraksi isomernya. Kondisi optimasi dari reforming umumnya pada suhu 800 oC dan tekanan 30 bar

B. Katalitik Cracking Kegunaannya untuk menaikkan fraksi gasoline. Pada dasarnya dapat dilakukan secara termal. Penggunaan besar-besaran dalam penggunaannya adalah FCC dan banyak digunakan dalam industry. Pengembangan teknologi ini adalah hidro

cracking/rresiduae cracking dan yang paling penting sangat bergantung bagaimana suatu katalis di buat. Dalam proses ini terjadi reaksi yang berlangsung secara simultan yaitu: pemutusan karbon-karbon paraffin reaksi dealkilasi (pemutusan gugus alkil) supaya rantainya menjadi pendek

Pada industry petroleum FCC dan RCC digunakan untuk merubah gas oil menjadi gasoline. C. Proses Hidro Treatmen Yaitu proses pembersihan umpan terhadap senyawa pengotor. Merupakan senyawa organic yang memiliki unsure S, N dan O serta memiliki ikatan rangkap. Dilakukan tritmen karena dengan adanya unsure S, N dan O merupakan unsure-unsur yang beracun yang dapat menurunkan kuali5as dari katalis tersebut. Tahap hidro cracking pada umumnya digunakan sebelum katalitik cracking maupun reforming yaitu campuran metal sulfidan atau nikel sulfide dicampur molybdenum sulfide.

11.Teknik Pengolahan Minyak Bumi


Di Indonesia, sumber minyak bumi terdapat di daerah-daerah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Irian Jaya, Kalimantan, dan sebagian ada di pulau Jawa, yaitu Cepu dan beberapa daerah lain. Biasanya kandungan minyak bumi ini ada pada 3 4 km di bawah permukaan tanah. Untuk itu proses pengambilannya dengan menggunakan sumur-sumur bor yang sengaja dibuat. Beberapa di antaranya karena sumber minyak bumi ada di dasar laut, maka pengeboran dilakukan di laut. Minyak mentah yang dihasilkan ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau kilang minyak. Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung kotoran, juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Minyak ini belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan lainnya, tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 50. Prinsip pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah, yaitu: A. Desalting Proses desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air. Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses desalting, maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.

B. Distilasi Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu. Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Diagram menara fraksionasi (distilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi. Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agar selalu kontak satu sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlangsung menyeluruh sepanjang kolom.

Fraksi Hidrokarbon yang Didapatkan dari Distilasi Bertingkat


Fraksi Gas Eter petroleum Bensin Jumlah Atom C C1 C5 C5 C7 C5- C12 Titik Didih -164 C 30 C 30 C 90 C 30 C 200 C Kegunaan bahan bakar gas pelarut, binatu kimia bahan bakar motor

Minyak tanah

C12 C16 C15 C18

175 C 275 C 250 C 400 C

minyak lampu, bahan bakar kompor

Minyak gas, bakar, dan diesel Minyak-minyak pelumas, gemuk, jeli petroleum Parafin (lilin)

bahan bakar mesin diesel

C16 ke atas

350 C ke atas

pelumas

C20 ke atas

meleleh 52 C 57 C lilin gereja, pengendapan air bagi kain, korek api,dan pengawetan

Ter Kokas petroleum

Residu Residu

aspal buatan bahan bakar, elektrode

Fraksi-faksi yang didapatkan setelah proses distilasi selanjutnya diolah lebih lanjut dengan proses seagai berikut: 1. Reforming Reforming merupakan suatu cara pengubahan bentuk, yaitu dari rantai lurus menjadi bercabang. Proses ini digunakan untuk meningkatkan mutu bensin.

2. Polimerisasi Polimerisasi merupakan suatu cara penggabungan monomer (molekul molekul sederhana) menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks.

3. Treating Treating merupakan proses penghilangan kotoran pada minyak bumi. 4. Blending Blending merupakan proses penambahan zat aditif.

12. Kilang Minyak di Indonesia


Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain: 1. Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara Kapasitas 5 ribu barel/hari. Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007 2. Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari 3. Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan Kapasitas 145 ribu barel/hari 4. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap Kapasitas 548 ribu barel/hari 5. Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur Kapasitas 266 ribu barel/hari 6. Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat Kapasitas 125 ribu barel/hari 7. Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah Kapasitas 45 ribu barel/hari 8. Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat Kapasitas 10 ribu barel/hari Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.

Вам также может понравиться