Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4. Sistem Pemilu Pasca Reformasi Pada pemilu 2004 ini, daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi atau bagian-bagian provinsi, dari 32 provinsi yang ada. Dalam hal penentuan perolehan kursi partai disuatu daerah pemlihan didasarkan pada metode alokasi kursi kuota Hare dengan prinsip sisa suara terbesar. Komentar Elemen atau subsistem pemilihan umum yang harus memiliki kapabilitas system adalah kelompok kepentingan, partai politik dan penyelenggara pemilihan umum. Tujuan pemilihan umum akan tercapai secara demokratis sebagaimana dicita-citakan rakyat Indonesia serta akan mendapatkan pengakuan dunia Internasional. Tingkat Proporsionalitas Perwakilan, sangat sensitif pada masyarakat yang heterogen. System ini kurang memperhitungkan adanya partai-partai kecil dan golongan minoritas, system ini juga mempunyai potensi suara yang hilang cukup besar, hal ini rentan dengan ketidakadilan khususnya bagi yang merasa dirugikan. Mengenai system kepartaian, dalam pembagian kursi beberapa partai terutama partai terutama partai besar akan mendapatkan proporsi kursi yang lebih besar dibandingkan perolehan suaranya sehingga terjadi representasi yang berlebihan bagi partai-partai kecil. Hal ini cendrerung membuat partai yang berorientasi idiologis sehingga kecendrungan kohesi partai melemah terutama ketika pemilih dijinkan mengekspresikan pilihannya diantara kandidat dalam partai yang sama. Secara lebih khusus, untuk mengetahui format system kepartaian yang ditimbulkan oleh system pemilu dapat dilihat dari partai yang memperoleh kursi diparlemen. Sementara itu, jenis cabinet yang dibentuk. Plualitas mayoritas cenderung menghasilkan cabinet yang dikuasai satu partai , berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan meningkatkan stabilitas nasional. Perkembangan system pemilu dari system pemilu Orde lama sampai pemilu pasca reformasi terdapat perbedaan. Pada struktur pemilihan yang digunakannya mulai dari system tertutup sampai terbuka. Demikian juga kalau dikaitkan dengan perkembangan system pemilu legislatif yang pernah berjalan di Indonesia sampai saat ini menjadi permasalahan yang terus-menerus harus dievaluasi sebagai bahan perkembanagn kualitas demokrasi di Indonesia ke depan.