Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4.1 TINJAUAN UMUM Analisis konstruksi gedung ini dilakukan dengan menggunakan permodelan struktur 3D dengan bantuan software SAP2000. Kolom-kolom dari struktur gedung dimodelkan sebagai elemen frame sedangkan pelat lantai, drop panel, core wall, ramp parkir dan tangga dimodelkan sebagai elemen shell. Untuk analisis terhadap beban gempa, struktur gedung dimodelkan sebagai struktur bangunan geser (shear building), dimana lantai-lantai dari bangunan dianggap sebagai diafragma kaku. Dengan model ini, massa-massa dari setiap bangunan dipusatkan pada titik berat lantai (model massa terpusat / lump mass model). Dari hasil analisis struktur, akan diperoleh besarnya reaksi perletakan untuk proses perhitungan struktur bawah (pile cap dan pondasi bore pile), selain itu dari hasil analisis struktur juga akan diperoleh besarnya tegangan dan gayagaya dalam yang terjadi pada elemen shell yang akan digunakan untuk mendesain tulangan pelat lantai, drop panel, corewall, ramp parkir dan tangga sedangkan untuk tulangan kolom didesain dengan bantuan software SAP2000. 4.2 KRITERIA DESAIN Untuk perhitungan struktur digunakan kriteria desain untuk material beton bertulang dengan parameter-parameter perencanaan sebagai berikut : 1. Massa jenis beton bertulang : 240 kg/m3 2. Berat jenis beton bertulang 3. Modulus elastisitas beton 4. Angka Poisson 5. Koefisien ekspansi panas 6. Modulus geser beton 7. Mutu beton 8. Mutu tulangan baja : 2400 kg/m3 : 234500 kg/cm2 : 0,2 : 9,9 x 10-6 cm/oc : 97708,33 kg/cm2 : K-300 (kuat tekan spesifik fc = 249 kg/cm2) K-450 (kuat tekan spesifik fc = 373,5 kg/cm2) : Tulangan Ulir (Fy = 4000 kg/cm2) Tulangan Polos (Fy = 2400 kg/cm2)
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 1
PerhitunganStruktur BabIV
4.3 ANALISIS STRUKTUR 4.3.1 Beban Mati (Dead Load) Berat sendiri elemen struktur terdiri dari berat sendiri elemen kolom, drop panel, pelat lantai, ramp parkir, tangga dan corewall. Berat sendiri elemen struktural tersebut akan dihitung otomatis sebagai self weight oleh software SAP2000. Selain berat sendiri elemen struktural, pada beban mati juga terdapat beban lain yang berasal dari elemen arsitektural bangunan, yaitu : 1. Beban lantai (spesi + keramik) 2. Beban plafond 3. Beban dinding setinggi (4 m) : 50 kg/m2 : 50 kg/m2 : 4 m x 250 kg/m2 = 1000 kg/m
4. Beban dinding lantai parkir (1 m) : 1 m x 250 kg/m2 = 250 kg/m 4.3.2 Beban Hidup (Live Load) Beban hidup pada lantai gedung diambil sebesar 250 kg/m2, sedangkan untuk lantai parkir dan lantai ramp parkir diambil sebesar 400 kg/m2, sesuai dengan standar Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung 1987. 4.3.3 Beban Gempa (Quake Load) Analisis struktur terhadap beban gempa mengacu pada Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-17262002). Analisis struktur terhadap beban gempa pada gedung dilakukan dengan Metode Analisis Dinamik Spektrum Respon. Besarnya beban gempa nominal pada struktur bangunan dihitung dengan rumus:
V=
Dimana : V W I R C = Beban gempa = Berat bangunan
W .C.I R
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 2
PerhitunganStruktur BabIV
4.3.3.1 Faktor Keutamaan Struktur (I) Dari Tabel Faktor Keutamaan Bangunan (SNI 03-1726-2002, halaman 18), besarnya faktor keutamaan struktur (I) untuk gedung umum seperti untuk perkantoran dan parkir diambil sebesar 1. 4.3.3.2 Faktor Reduksi Gempa (R) Dari tabel Faktor Reduksi Gempa (SNI 03-1726-2002, halaman 23), Struktur Gedung ini termasuk dalam kategori struktur sistem ganda struktur rangka penahan momen khusus dengan dinding geser beton bertulang (tingkat daktilitas penuh) besarnya nilai faktor reduksi gempa R= 8,5. 4.3.3.3 Penentuan Jenis Tanah Jenis tanah ditetapkan sebagai tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak apabila untuk lapisan setebal maksimum 30 meter paling atas dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Jenis tanah berdasarkan SNI 03-1726-2002 T a e l
Tanah Lunak Jenis tanah Kec rambat gelombang geser rata-rata (m/det)
vs
N N
15 50
b Tanah Keras
Tanah Sedang
v s 350
175
v s < 350
N
< 15
< 50
50
v s < 175
S u < 50
4 . Tanah Khusus
Atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3 m dengan PI > 20, wn 40% dan Su < 25 kPa Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi
N =
t
i =1 i
t
i =1
/ Ni
dimana: ti Ni m = tebal lapisan tanah ke-i = nilai hasil Test Penetrasi Standar lapisan tanah ke-i = jumlah lapisan tanah yang ada di atas batuan dasar
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 3
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.2 Hasil Nilai hasil Test Penetrasi Standar rata-rata ( N )
Lapis Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah t (m) 2,00 2,45 4,00 4,45 6,00 6,45 8,00 8,45 10,00 - 10,45 12,00 - 12,45 14,00 - 14,45 16,00 - 16,45 18,00 - 18,45 20,00 - 20,45 22,00 - 22,45 24,00 - 24,45 26,00 - 26,45 28,00 - 28,45 30,00 - 30,45 30,45 N 2 4 5 30 20 25 35 36 28 30 30 35 30 30 30 t/N 0,225 0,1125 0,09 0,015 0,0225 0,018 0,013 0,0125 0,0161 0,015 0,015 0,013 0,015 0,015 0,015 0,6126
N=
Dari Tabel 4.1 Jenis-Jenis Tanah, untuk kedalaman 30,45 meter dengan Nilai hasil Test Penetrasi Standar rata-rata ( N ) = 49,706 (15
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 4
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.3 Koefisien Gempa (C) untuk kondisi tanah sedang Periode Getar T (detik)
0,00 0,20 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 2,25 2,50 2,75 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 4,25 4,50
Sumber : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1726-2002)
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 5
PerhitunganStruktur BabIV
4.3.3.5 Penentuan Berat, Massa dan lokasi titik berat tiap Lantai Besarnya beban gempa sangat dipengaruhi oleh berat dari bangunan, oleh karena itu perlu dihitung berat dari masing-masing lantai bangunan. Berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan meninjau beban yang bekerja di atasnya, berupa beban mati dan beban hidup. Karena kemungkinan terjadinya gempa bersamaan dengan beban hidup yang bekerja penuh pada bangunan adalah kecil, maka beban hidup yang bekerja dapat direduksi besarnya. Berdasarkan standar pembebanan yang berlaku di Indonesia, kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja pada lantai bangunan, yaitu 100% beban mati ditambah 30% beban hidup. Wt = 100 % DL + 30 % LL = DL + 0,3 LL
Dimana : DL = Beban mati (berat sendiri) struktur pada setiap lantai gedung. LL = Beban hidup total (beban berguna) pada setiap lantai gedung. Perhitungan berat dan lokasi titik berat tiap lantai bangunan dihitung menggunakan bantuan software SAP2000. Perhitungan ini menggunakan permodelan struktur statis tertentu dengan tumpuan jepit di salah satu ujungnya, dengan beban merata dan beban dinding bekerja pada lantai bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Struktur dengan tumpuan jepit disalah satu ujung Dari model struktur di atas, maka perhitungan berat bangunan dan titik berat lantai dapat dianalisis dengan bantuan software SAP2000.
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 6
PerhitunganStruktur BabIV
Langkah-langkah perhitungan berat bangunan dengan software SAP2000 adalah sebagai berikut : 1) Membuat model dan konfigurasi struktur tiap lantai bangunan dengan software SAP2000. Pemodelan perhitungan berat perlantai bangunan tersebut dibuat dengan menghilangkan kolomkolom pada bangunan, sehingga tiap lantai dapat dihitung sebagai struktur yang terpisah satu dengan yang lainnya. Salah satu ujung dari lantai tersebut diberi tumpuan jepit. 2) Mendefinisikan kasus beban dan kombinasi pembebanan yang digunakan, yaitu : Kombinasi Beban = 1 DL + 0,3 LL 3) Hasil analisis dari software SAP2000 diperoleh reaksi tumpuan berupa gaya vertikal (F3) dan momen pada arah x (M1) dan arah y (M2). Berdasarkan prinsip kesetimbangan pada konstruksi statis tertentu, yaitu V = 0, maka besar gaya vertikal yang terjadi pada tumpuan jepit (F3) sama dengan berat dari lantai yang ditinjau.
Gambar 4.3 Pemodelan Perhitungan Berat Lantai Pada Basement Massa tiap lantai dapat diperoleh dari berat tiap lantai dibagi dengan percepatan gravitasi (g = 9,81 m/dtk2)
M=
Dimana :
W g
M = Massa tiap lantai (Ton.s2/m) W = Berat lantai (Ton) g = Percepatan gravitasi (m/s2) Dengan model massa terpusat untuk analisis beban gempa, massa tiap lantai dari struktur diletakkan pada joint yang merupakan titik berat masing-masing lantai sebagai Joint Masses.
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 7
x =
1 i =
y =
=i W i n
1
PerhitunganStruktur BabIV
Perhitungan titik berat tiap lantai dari gedung diperoleh dengan membagi momen dengan reaksi tumpuan yang terjadi dari hasil perhitungan berat lantai pada software SAP2000. Perhitungan lokasi titik berat tiap lantai tersebut mengacu pada teori statis momen berikut ini :
dan
Dimana :
x
y
xi yi n
= Titik berat lantai arah x (m) = Titik berat lantai arah y (m)
Wi = Berat masing-masing segmen area pelat lantai (Ton) = Titik berat masing-masing segmen area pelat arah x (m) = Titik berat masing-masing segmen area pelat arah y (m) = Jumlah segmen area pelat
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 8
PerhitunganStruktur BabIV
Suatu lantai dengan luas segmen area pelat lantai yang berbeda-beda dan titik acuan sebagai tumpuan jepit pada salah satu ujungnya (sebelah kiri bawah). Masingmasing area pelat mempunyai dimensi yang berbeda, sehingga mempunyai berat (W) yang berbeda pula. Berat area pelat adalah W1, W2, W3, s/d Wi Area pelat tersebut mempunyai titik berat x1,y1; x2,y2; x3,y3; s/d xi,yi. Untuk mencari titik berat lantai dihitung dengan cara membagi penjumlahan hasil kali masing-masing berat area pelat dan titik berat area pelat dengan penjumlahan semua berat area pelat. Dari hasil analisis software SAP2000 diperoleh reaksi vertikal (F3), momen arah x (M1) dan momen arah y (M2). Reaksi vertikal yang terjadi pada tumpuan jepit (F3) sama dengan berat dari lantai yang ditinjau, sedangkan momen arah x (M1) dan momen arah y (M2) merupakan momen hasil dari perkalian berat elemen lantai dengan titik berat masing-masing elemen lantai. Dari contoh kasus di atas dapat diketahui bahwa untuk menghitung titik berat dari lantai menggunakan hasil progam SAP 2000 adalah sebagai berikut :
x=
M1 M2 dan y = F3 F3
Contoh perhitungan titik berat pada lantai gedung dari hasil output software SAP2000 adalah sebagai berikut : Momen arah x (M1) = 42452 ton.m Momen arah y (M2) = 66798 ton.m Reaksi vertikal (F3) = 2653 ton.
x=
M2 66798 = = 25 m F3 2653
M1 42452 = = 16 m F3 2653
y=
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 9
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.4 Berat lantai dan lokasi titik berat lantai gedung
Lantai Basement-2 s/d Lantai 3 Lantai 3 s/d Lantai 8 Lantai 8 s/d Lantai 21 Lantai 21 s/d Lantai 24 Berat (Ton) 2694 Massa (Ton.s /m) 275
2
Mx (Ton-m) 43102
My (Ton-m) 71671
x (m) 27
y (m) 16
2653
271
43452
66798
25
16
2277
232
36422
57093
25
16
1892
193
30263
47167
25
16
4.3.3.6 Analisis Spectrum Respon dan Pembatasan Waktu Getar Berdasarkan SNI Gempa 2002, struktur bangunan gedung beraturan harus memenuhi beberapa persyaratan, tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 m. Sedangkan gedung ini memiliki tinggi struktur gedung 106 m diukur dari taraf penjepitan lateral. Oleh karena itu, bangunan ini tidak memenuhi syarat struktur bangunan gedung beraturan dan beban gempa yang bekerja pada struktur dihitung dengan metode analisis dinamis ragam spektrum respon dengan bantuan software SAP2000. Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis : Kombinasi 1 = 1,2 D + 1,6 L Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 (I/R) Ex + 0,3 (I/R) Ey = 1,2 D + 1,0 L + 0,118 Ex + 0,035 Ey Kombinasi 3 = 1,2 D + 1,0 L + 0,3 (I/R) Ex + 1,0 (I/R) Ey = 1,2 D + 1,0 L + 0,035 Ex + 0,118 Ey Model massa terpusat Struktur bangunan gedung dimodelkan sebagai struktur dengan massa-massa terpusat pada bidang lantainya (lump-mass model). Dengan menggunakan model ini, massa dari suatu lantai bangunan dipusatkan pada titik berat lantainya. Untuk membuat model massa
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 10
PerhitunganStruktur BabIV
terpusat (lump mass model) dari struktur, maka joint-joint yang terdapat pada satu lantai harus dikekang (constraint). Hal ini dimaksudkan agar joint-joint ini dapat berdeformasi secara bersama-sama, jika pada lantai yang bersangkutan mendapat pengaruh gempa. Besarnya massa terpusat di tiap lantai dapat dilihat pada tabel 4.4 dimana Massa lantai diinput sebagai Joint Masses pada software SAP2000. Analisis Modal Analisis modal digunakan untuk mengetahui perilaku dinamis suatu struktur bangunan sekaligus periode getar alami. Parameter yang mempengaruhi analisa modal adalah massa bangunan dan kekakuan lateral bangunan. Analisa modal digunakan sebagai dasar pengerjaan analisis ragam spektrum respon dalam perhitungan beban gempa. Dalam perhitungan struktur gedung ini analisis modal dilakukan dengan analisis eigen-vector. Dalam analisis modal ini, waktu getar yang akan ditinjau adalah 24 ragam getar (mode shape) pada struktur gedung. Efektifitas penentuan jumlah ragam getar yang akan ditinjau pada struktur gedung dapat dilihat dari hasil analisis pada software SAP2000. Jumlah ragam getar yang akan kita tinjau dapat dianggap cukup efektif jika persentase beban dinamik yang bekerja sudah lebih dari 90% pada Modal Load Participation Ratios. Hasil analisis Modal Load Participation Ratios sebagai berikut :
M O D A L L O A D P A R T I C I P A T I O N R A T I O S
CASE: MODAL LOAD, ACC, OR LINK/DEF (TYPE) (NAME) ACC ACC ACC ACC ACC ACC UX UY UZ RX RY RZ STATIC (PERCENT) 99.9799 99.9935 95.6533 99.9991 99.9970 99.9868 DYNAMIC (PERCENT) 89.3928 92.9408 69.1706 98.3811 96.4737 91.0130 EFFECTIVE PERIOD 3.277899 3.987633 0.301995 4.039327 3.322151 3.801968
(*) NOTE: DYNAMIC LOAD PARTICIPATION RATIO EXCLUDES LOAD APPLIED TO NON-MASS DEGREES OF FREEDOM
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 11
PerhitunganStruktur BabIV
Untuk mendefinisikan waktu getar dilakukan perhitungan dalam modal analysis case. Dari hasil analisis dengan software SAP2000 dapat diketahui bahwa waktu getar terbesar pada struktur gedung adalah 4,04 detik. Hasil analisis perhitungan periode getar struktur dapat dilihat berikut ini.
E I G E N M O D A L A N A L Y S I S 10:33:19
CASE: MODAL USING STIFFNESS AT ZERO (UNSTRESSED) INITIAL CONDITIONS NUMBER OF STIFFNESS DEGREES OF FREEDOM NUMBER OF MASS DEGREES OF FREEDOM MAXIMUM NUMBER OF EIGEN MODES SOUGHT MINIMUM NUMBER OF EIGEN MODES SOUGHT NUMBER OF RESIDUAL-MASS MODES SOUGHT NUMBER OF SUBSPACE VECTORS USED RELATIVE CONVERGENCE TOLERANCE FREQUENCY SHIFT (CENTER) (CYC/TIME) FREQUENCY CUTOFF (RADIUS) (CYC/TIME) ALLOW AUTOMATIC FREQUENCY SHIFTING Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found Found mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode mode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of of 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: 32: EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= EV= = = = = = = = = = = 27240 9400 32 1 0 24 1.00E-09 .000000 -INFINITYNO f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= f= 0.247322, 0.300588, 0.514030, 0.837218, 1.001467, 1.383612, 1.594913, 1.952149, 2.291401, 2.418052, 3.048652, 3.173422, 3.282991, 3.390193, 3.672461, 3.949751, 3.998504, 4.206311, 4.229918, 4.236087, 4.267003, 4.780662, 4.810359, 4.817810, 4.904399, 5.149525, 5.281732, 5.324983, 5.554059, 5.623226, 5.663048, 5.870497, 32 39 0 T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= T= 4.043309 3.326816 1.945411 1.194432 0.998535 0.722746 0.626994 0.512256 0.436414 0.413556 0.328014 0.315117 0.304600 0.294968 0.272297 0.253181 0.250094 0.237738 0.236411 0.236067 0.234357 0.209176 0.207885 0.207563 0.203899 0.194193 0.189332 0.187794 0.180048 0.177834 0.176583 0.170343
2.4148266E+00, 3.5669928E+00, 1.0431262E+01, 2.7671772E+01, 3.9594316E+01, 7.5576830E+01, 1.0042308E+02, 1.5044778E+02, 2.0728222E+02, 2.3082942E+02, 3.6692333E+02, 3.9757170E+02, 4.2549960E+02, 4.5374164E+02, 5.3244417E+02, 6.1588443E+02, 6.3118222E+02, 6.9849376E+02, 7.0635609E+02, 7.0841787E+02, 7.1879585E+02, 9.0226862E+02, 9.1351287E+02, 9.1634506E+02, 9.4957932E+02, 1.0468731E+03, 1.1013173E+03, 1.1194280E+03, 1.2178134E+03, 1.2483338E+03, 1.2660773E+03, 1.3605344E+03, = = =
NUMBER OF EIGEN MODES FOUND NUMBER OF ITERATIONS PERFORMED NUMBER OF STIFFNESS SHIFTS
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 12
PerhitunganStruktur BabIV
Pembatasan waktu getar fundamental struktur Untuk mencegah penggunaan struktur yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar struktur fundamental harus dibatasi. Dalam SNI 03 17262002 diberikan batasan sebagai beikut : T<n Dimana : T = Waktu getar stuktur fundamental (detik) n = Jumlah tingkat gedung = koefisien pembatas yang ditetapkan berdasarkan tabel 4.5 Tabel 4.5 Koefisien Pembatas Waktu Getar Struktur Wilayah Gempa Koefisien pembatas () 1 0,20 2 0,19 3 0,18 4 0,17 5 0,16 6 0,15 Sumber : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1726-2002)
Pembatas waktu getar pada gedung : T < n = T < 0,19 x 24 T < 4,56 detik T maksimal yang terjadi = 4,04 detik < 4,56 detik (aman) `
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 13
PerhitunganStruktur BabIV
Gambar 4.5. Bentuk Deformasi Struktur akibat ragam getar pertama (Periode Getar 1 = 4,04 detik)
4.4 PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH Struktur bawah / pondasi suatu bangunan harus diperhitungkan terhadap gaya aksial, geser, dan momen lentur. Pada struktur bawah gedung ini direncanakan menggunakan pondasi bore pile dan pile cap. 4.4.1 Perhitungan Pondasi Bore Pile Dasar Analisa Perhitungan Direncanakan pondasi yang akan digunakan adalah pondasi bore pile dengan perimbangan sebagai berikut: a. Kemudahan dalam pelaksanaan. b. Mempunyai angka efisiensi yang lebih besar dalam waktu pelaksanaan dibandingkan dengan pondasi tiang pancang. c. Tingkat kebisingan yang minim. d. Kemampuan yang baik dalam menahan beban struktur. e. Tidak mempengaruhi pondasi gedung di sekitar lokasi. Rencana Dimensi Tiang Tiang pondasi bored pile direncanakan dengan dimensi sebagai berikut: Pondasi dengan diameter 100 cm.
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 14
PerhitunganStruktur BabIV
Diameter (D) Keliling (U) Kondisi Tanah Dasar Berdasarkan data tanah, didapatkan data tanah pada kedalaman 30 m. N SPT = 59 Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal Daya Dukung Tiang Berdasarkan N-SPT = 1,0 m = 3,142 m
P=
(qd A) + (U li f i ) WBp SF
Dimana : qd A U SF WBp = Daya dukung tanah (Ton/m2) = Luas penampang bore pile (m2) = Keliling bore pile (m) = Safety Factor (2,5 ~ 3) = Berat Bore Pile (Ton)
Nilai qd untuk pondasi tiang yang dicor di teMPAt diambil berdasarkan tabel dibawah ini : Tabel 4.6 Nilai qd untuk pondasi tiang yang dicor di tempat. Jenis Tanah Lapisan Kerikil Lapisan berpasir Lapisan lempung keras Nilai SPT N > 50 50 > N > 40 40 > N > 30 N > 30 Qd (t/m2) 750 525 300 300 3 qu
Tanah pada kedalaman 30 m adalah pasir berkerikil hitam dengan kondisi sangat padat (N > 50) maka qd= 750 Ton/m2. Untuk intensitas gaya geser dinding tiang (fi) pada tiang yang dicor di tempat adalah N/2, tetapi tidak boleh lebih besar dari 12.
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 15
PerhitunganStruktur BabIV
P= P=
(q d A) + (U li f i ) 0,25 d 2 L 2,5
P = 590,297 Ton Jumlah bore pile di tiap-tiap kolom dihitung dengan membagi reaksi tumpuan vertikal pada masing-masing kolom dengan daya dukung 1 bore pile. Untuk kemudahan dalam pelaksanaan dan perhitungan, jumlah bore pile di tiap kolom diambil menjadi 2, 4, 6 dan 8 buah bore pile. Sedangkan untuk jumlah bore pile dibawah ruang core wall dihitung dengan menjumlah semua reaksi vertikal pada tumpuan core wall dan membaginya dengan daya dukung 1 buah bore pile. Jumlah bore pile dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 16
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.8. Jumlah Bore Pile
Titik Tumpuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15 20 23 28 29 30 31 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 10 11 12 13 14 16 17 18 19 21 22 24 25 26 27 32 33 34 35 36 37 Reaksi Vertikal (Ton) 2273.55 2201.59 2201.59 2273.55 2122.93 2050.97 2050.97 2122.93 1922.11 1922.11 3536.92 3536.92 598.46 3533.38 544.97 22.12 22.12 544.97 3533.38 598.46 2127.70 1994.09 1994.09 2127.70 1913.95 1780.34 1780.34 1913.95 1771.45 1637.84 1637.84 1771.45 1495.34 1495.34 479.60 705.79 892.71 705.79 479.60 623.89 623.89 606.71 606.71 392.79 392.79 571.67 571.67 554.50 554.50 393.57 444.05 235.38 235.38 444.05 393.57 Jumlah Bore Pile Perlu Terpasang 3.9 4 3.7 4 3.7 4 3.9 4 3.6 4 3.5 8 3.5 8 3.6 4 3.3 6 3.3 8 6.0 6 6.0 6 1.0 6.0 6 0.9 0.0 0.0 0.9 6 6.0 1.0 3.6 4 3.4 8 3.4 8 3.6 4 3.2 4 3.0 4 3.0 4 3.2 4 3.0 4 2.8 4 2.8 4 3.0 4 2.5 4 2.5 4 0.8 1.2 1.5 1.2 0.8 1.1 1.1 1.0 1.0 0.7 20 0.7 1.0 1.0 0.9 0.9 0.7 0.8 0.4 0.4 0.8 0.7
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 17
PerhitunganStruktur BabIV
Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang dimasukkan pada permodelan bore pile adalah nilai reaksi terbesar dari permodelan struktur pile cap. Sedangkan untuk tumpuan digunakan model tumpuan spring untuk memodelkan tumpuan bore pile pada tanah. ksv merupakan modulus of subgrade tanah, didapat dari data tanah sebesar 117,50 kg/cm3. Angka ini dikalikan dengan luas penampang / luas keliling bore pile lalu diinput sebagai kekakuan tumpuan pegas (spring stiffness). Perhitungan Efisiensi Bore Pile Pile Cap 1
Eff = 1
90
(n 1)m + (m 1)n
( m n)
Eff = 1
Eff = 1 Eff = 1
90
(n 1)m + (m 1)n
( m n)
Eff = 1 Eff = 1
90
(n 1)m + (m 1)n
( m n)
Eff = 65,56 %
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 18
PerhitunganStruktur BabIV