Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB III OPTIMALISASI KEGIATAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG TELINGA TERHADAP PENCEGAHAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL)

PADA KARYAWAN RIAU POWER PT.RAPP PANGKALAN KERINCI

3.1. Plan Kegiatan Plan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 1 Juni 2013 dengan melakukan wawancara dan observasi dengan dokter perusahaan dan staff Loss Prevention & Control Department (LP&C Dept), kemudian dilakukan identifikasi masalah optimalisasi kegiatan penggunaan alat pelindung telinga terhadap pencegahan noise induced hearing loss (NIHL) pada karyawan Riau Power PT.RAPP Pangkalan Kerinci. Telah diidentifikasi salah satu masalah yang mendasari pelayanan kesehatan mengenai NIHL. prioritas

3.1.1. Deskripsi Keadaan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) merupakan sebuah perusahaan pulp (bubur kertas) dan paper (kertas) swasta yang bernaung dalam Asia Pacific Recources International Holding Ltd (APRIL Group) yang berpusat di Singapura. PT. RAPP memiliki tiga unit produksi yaitu Riau Andalan Kertas (RAK), Riau Pulp dan Riau Power (RPE). PT. RAPP sebagai salah satu perusahaan yang cukup mempunyai komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja telah menerapkan Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengacu pada Permenaker No.05 tahun 1996 dan telah mendapatkan sertifikat Occupational Health and Safety Analysis Systems (OHSAS) 18001 tahun 2006. Keselamatan dan pengawasan selama bekerja merupakan tanggung jawab dari pihak LP&C Dept. Salah satu program yang dijalankan pihak LP&C adalah pengendalian bahaya kebisingan dengan mengadopsi Hearing Conservation Program. Berdasarkan hasil pemeriksaan intensitas kebisingan oleh pihak LP&C 15

16

Dept, intensitas kebisingan tertinggi terdapat pada RPE (106 dB). Namun karena proses pengontrolan jauh dari pusat bunyi, sebagian besar karyawan tidak terpapar dengan kebisingan yang besar tersebut. Bisnis unit Riau Paper memiliki intensitas kebisingan 90 dB. Meskipun tingkat kebisingannya tidak terlalu tinggi, namun sebagian besar karyawan bekerja dekat dengan mesin yang menghasilkan kebisingan dalam waktu pajanan yang cukup lama dan berisiko tinggi NIHL. Riau Power merupakan salah satu unit bisnis PT RAPP penghasil energi listrik yang lingkungan kerjanya memiliki tingkat kebisingan tinggi hingga di atas 100dB. Berdasar hasil Medical Check Up di Riau Power PT RAPP periode Juni Mei 2013, penurunan ambang dengar pada frekuensi nada tinggi termasuk peringkat ketiga dari sepuluh kelainan terbanyak yang ditemukan selama medical check up. Tercatat sebanyak 84 dari 208 karyawan termasuk kategori resiko rendah penurunan ambang dengar pada frekuensi tinggi, 4 karyawan kategori resiko sedang, dan 1 karyawan resiko tinggi. Program konservasi pendengaran pada PT.RAPP sebenarnya telah berjalan, namun dari hasil wawancara dari departemen LP&C program tersebut belum mencapai hasil maksimal. Penyuluhan dilakukan pada semua unit bisnis yang ada di PT.RAPP, namun masih ada saja karyawan yang kurang disiplin dalam penggunaan alat pelindung dir khususnya alat pelindung telinga di area kerja Riau Power. Upaya yang dilakukan sebagai peran serta dalam menurunkan angka kejadian NIHL di PT. RAPP merujuk pada program konservasi pendengaran.

3.1.2. Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah didapatkan melalui metode-metode berikut : 1. Wawancara dengan dokter perusahaan dari pihak LP&C 2. Observasi langsung kegiatan pabrik di PT. RAPP khususnya di unit bisnis RPE 3. Pengambilan data sekunder mengenai penyakit kebisingan dari hasil medical check up

17

Berikut adalah beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi antara lain : Tabel 3.1. Identifikasi masalah pencegahan Noise Indunced Hearing Loss (NIHL) pada PT.RAPP No 1. Aspek yang dinilai Kegiatan penggunaan alat pelindung telinga Masalah Belum optimalnya upaya penggunaan alat pelindung telinga dari pihak karyawan Evidence Based Dari wawancara dengan dokter perusahaan, staff LP&C dan observasi didapatkan : 1. Karyawan lapangan di RPE kurang disiplin dalam penggunaan alat pelindung telinga yang merupakan APD wajib di RPE 2. Masih ada karyawan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang terhadap pentingnya penggunaan APD dalam mencegah NIHL 3. Belum adanya media informasi mengenai bahaya kebisingan dan pengendaliannya yang langsung dapat diberikan ke karyawan per orangan Dari wawancara dengan dokter perusahaan dan staff LP&C didapatkan : 1. Terbatasnya tenaga kerja LP&C dalam melakukan pengawasan penggunaan APD di daerah kebisingan.

Kegiatan penggunaan alat pelindung telinga

Belum optimalnya upaya pengawasan penggunaan alat pelindung telinga

3.1.3. Prioritas Masalah Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas masalah dengan metode skoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu: 1. Urgensi/kepentingan nilai 1 tidak penting nilai 2 penting nilai 3 sangat penting 2. Solusi nilai 1 tidak mudah nilai 2 mudah nilai 3 sangat mudah

18

3. Kemampuan merubah nilai 1 tidak mudah nilai 2 mudah nilai 3 sangat mudah 4. Biaya nilai 1 tinggi nilai 2 sedang nilai 3 rendah Masalah yang mempunyai total angka tertinggi yang akan menjadi prioritas masalah. Penentuan prioritas masalah dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2. Penentuan Prioritas Masalah No 1 Aspek Masalah Belum optimalnya upaya penggunaan alat pelindung telinga dari pihak karyawan Belum optimalnya upaya pengawasan penggunaan alat pelindung telinga Urgensi Solusi Kemampuan Biaya Total Ranking mengubah 3 3 2 2 10 I

II

Berdasarkan tabel prioritas masalah di atas, maka masalah yang memiliki skor tertinggi adalah optimalisasi kegiatan penggunaan alat pelindung telinga dari pihak karyawan terhadap pencegahan noise induced hearing loss (NIHL) pada karyawan Riau Power PT.RAPP Pangkalan Kerinci.

19

Tabel 3.3. Analisis Penyebab Masalah No 1. Penyebab Timbulnya Evidence Based Masalah Optimalisasi Metode Wawancara dan observasi dengan staff LP&C kegiatan Penyuluhan kurang (Tgl 28 Mei 2013): penggunaan alat efektif - Jadwal kegiatan penyuluhan mengenai NIHL pelindung direncanakan tiap 3 bulan untuk tiap unit telinga dari yang memiliki risiko tinggi NIHLtidak dapat pihak karyawan diikuti semua karyawan karena harus ada terhadap karyawan yang tetap berada pada posisi pencegahan masing-masing. noise induced hearing loss Material Wawancara dengan dokter perusahaan (Tgl 28 (NIHL) pada Media informasi sulit Mei 2013). karyawan Riau diakses - Media informasi mengenai NIHL biasanya Power PT.RAPP berupa informasi melaui public messenger Pangkalan sehingga tidak semua karyawan mengakses Kerinci informasi tersebut. - Belum adanya media informasi seperti leaflet dan poster yang diterima oleh karyawan mengenai NIHL. Market Tingkat disiplin karyawan RPE PT. RAPP mengenai penggunaan APD masih kurang Wawancara dengan staff LP&C (Tgl 28 Mei 2013): - Ada beberapa karyawan yang kadang acuh menggunakan alat pelindung telinga saat bekerja Masalah

20

Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa. Material Media informasi sulit diakses Metode Penyuluhan kurang efektif Belum optimalnya edukasi dan motivasi pentingnya alat pelindung telinga dalam mencegah NIHL terhadap karyawan di unit RPE PT. RAPP.

Tingkat disiplin karyawan RPE PT. RAPP mengenai penggunaan APD masih kurang

Market

Gambar 3.1 Diagram tulang ikan (Fishbone Ishikawa)

21

3.1.5. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action Setelah didapatkan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat dalam tabel 4. berikut : Tabel 3.4. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action No Masalah/ Penyebab Masalah Penyuluhan kurang efektif Alternatif Pemecahan Masalah Merekomendasikan bentuk dan jadwal penyuluhan mengenai NIHL untuk tiap bisnis unit yang memiliki resiko tinggi NIHL Tujuan Terealisasinya kegiatan penyuluhan yang telah direncanakan pada masingmasing bisnit unit Sasaran Karyawan PT.RAPP Tempat PT. RAPP Pelaksana Waktu Kegiatan Dokter muda Juni IKM-IKK FK 2013 UR Kriteria Keberhasilan Jangka pendek : Tersedianya jadwal kegiatan penyuluhan pentingnya penggunaan alat pelindung telinga untuk pencegahan NIHL untuk tahun 2013 Jangka Panjang : Terlaksananya kegiatan penyuluhan tentang pentingnya alat pelindung telinga dalam upaya pencegahan NIHL dua kali dalam

Tersampaikannya informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan kejelasan tugas masing-masing dalam upaya

22

No

Masalah/ Penyebab Masalah

Alternatif Pemecahan Masalah

Tujuan terselenggaranya penyuluhan

Sasaran

Tempat

Pelaksana Kegiatan

Waktu

2.

Tingkat disiplin karyawan RPE PT. RAPP mengenai penggunaan APD masih kurang

Memberikan penyuluhan dan kuesioner mengenai alat pelindung telinga dan bahaya NIHL

Menambah informasi pasien mengenai pentingnya alat pelindung telinga untuk mencegah NIHL

Karyawan PT. RAPP

PT. RAPP

Dokter muda Juni IKM-IKK FK 2013 UR

Kriteria Keberhasilan setahun pada tiap unit yang berisiko tinggi terhadap bising Jangka pendek : dilaksanakannya penyuluhan mengenai alat pelindung telinga dan bahaya NIHL Jangka Panjang : hasil kuesioner akhir menunjukkan peningkatan pengetahuan karyawan mengenai NIHL Jangka pendek : Tersedianya leaflet dan poster Jangka panjang : Digunakannya media

3.

Media informasi sulit di akses

Merancang dan menyebarkan media informasi berupa leaflet dan poster mengenai alat pelindung telinga untuk mencegah NIHL

Tersampaikannya Karyawan informasi PT. RAPP pentingnya menggunakan alat pelindung telinga untuk mencegah

PT. RAPP

Dokter muda Juni IKM-IKK FK 2013 UR

23

No

Masalah/ Penyebab Masalah

Alternatif Pemecahan Masalah

Tujuan NIHL

Sasaran

Tempat

Pelaksana Kegiatan

Waktu

Kriteria Keberhasilan informasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai bahaya kebisingan dalam upaya promotif/ preventif NIHL

24

3.1.6. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini antara lain : 1. Merekomendasikan dibentuknya jadwal penyuluhan mengenai NIHL untuk tiap bisnis unit yang memiliki resiko tinggi NIHL adalah surat rekomendasi yang dibuat oleh dokter muda untuk diajukan kepada LP&C agar membuat jadwal kegiatan penyuluhan mengenai NIHL yang berkesinambungan 2 kali dalam setahun. 2. Merancang dan menyebarkan media informasi berupa leaflet dan poster mengenai alat pelindung telinga adalah pembuatan dan penyebaran poster oleh dokter muda yang di tempatkan di LP&C dept. 3. Memberikan penyuluhan dan kuesioner mengenai alat pelindung telinga dan NIHL adalah kegiatan penyuluhun yang dilakukan oleh dokter muda kepada karyawan PT. RAPP risiko tinggi NIHL di LP&C setelah pengisian kuesioner pre intervensi.

Вам также может понравиться