Вы находитесь на странице: 1из 3

GANGGUAN TIDUR : INSOMNIA

Dr. Yuda Turana, SpS

Insomnia merupakan ganggguan tidur yang paling sering dikeluhkan. Penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih 1/ dari orang dewasa pernah menderita insomnia setiap tahunnya. !angguan tidur ini dapt mempengaruhi pekerjaan, akti"itas so#ial dan status kesehatan penderitanya. $ukti lain menunjukkan bahwa adanya korelasi yang bermakna antara kurang tidur dan ke#elakaan lalulintas. %esulitan untuk memulai tidur & initiating sleep ' lebih sering dijumpai pada wanita, sedangkan kesulitan mempertahankan tidur dan terbangun pada pagi hari memiliki pre(alensi yang sama antara wanita dan pria . %eluhan insomnia lebih sering didapat pada orang yang mudah #emas atau depresi, orang dengan sosial ekonomi yang rendah, ber#erai , mereka dengan penyakit kronis, dan pada peminum alkohol berat. )da * jenis tidur, yaitu tidur gelombang lambat &tidur +,-.' dan tidur paradoksikal &tidur ,-.'. yang ber"rekuensi /0 siklus per detik ' Pada "ase tidur paradoksikal didapatkan pola --! yang serupa dengan keadaan terjaga. Pola perilaku yang menyertai tidur paradoksikal ditandai oleh inhibisi mendadak tonus otot seluruh tubuh sehingga otot/otot mengalami relaksasi total tanpa terjadi gerakan. Tidur paradoksikal juga ditandai oleh gerakan mata #epat & rapid eye movement ', ke#epatan denyut jantung dan "rekuensi pernapasan menjadi tidak teratur / ireguler dan tekanan darah mungkin ber"luktuasi. Tidur paradoksikal merupakan tahap tidur yang paling dalam, karena pada siklus tidur normal, seseorang selalu melewati tidur gelombang lambat sebelum masuk ke tidur paradoksikal, saat ini orang paling sulit dibangunkan tetapi mudah terbangun sendiri. . Selama masa remaja dan dewasa, tidur paradoksikal rata/rata menghabiskan *12 dari waktu tidur total %ebanyakan orang dewasa tidur sekitar 3/4 jam dalam semalam, meskipun berbagai (ariasi terdapat pada orang/ orang sehat dan pada berbagai usia. Pada bayi dan orang tua terdapat "rekuensi tidur bangun yang lebih sering . $eberapa keadaan tertentu seperti demam tinggi, nyeri yang luar biasa, gangguan emosional, dan lain/lainnya, dapat mengganggu tidur seseorang . !angguan tidur ada * ma#am, yaitu gangguan tidur yang "ungsional dan patologis. !angguan tidur "ungsional terdiri dari somnabulisme, sleep automatism, kejang nokturnus, dan paralisis nokturnus. Sedangkan hipersomnia & terlalu banyak tidur ' dan insomnia & kurang tidur ' merupakan bagian dari gangguan tidur patologis. Insomnia sendiri dide"inisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak #ukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang #ukup, sehingga mengakibatkan perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur . Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya pendek & short sleepers ', dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur mereka pendek, mereka tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, ber"ungsi se#ara normal di siang hari, dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di malam hari. $erdasarkan waktu terjadinya, insomnia dibagi menjadi tipe, yaitu5 1. Transient insomnia 5 insomnia yang berlangsung kurang dari minggu dan biasanya berhubungan dengan kejadian/kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri. Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat se#ara retrospekti" setelah keluhan pasien sudah hilang. %eluhan ini kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode berulang juga #ukup sering ditemukan, "aktor yang memi#u antara lain akibat lingkungan tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementara akibat jet lag atau rotasi waktu kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain/lainnya. Transient insomnia biasanya tidak memerlukan terapi khusus dan jarang membawa pasien ke dokter. *. Short-term insomnia5 $erlangsung 1/0 bulan dan biasanya disebabkan oleh kejadian/kejadian stress yang lebih persisten, seperti kematian salah satu anggota keluarga. . Cyclical insomnia & recurrent insomnia '5 %ondisi ini lebih jarang daripada transient insomnia. %ondisi ini

7.

terjadi akibat ketidakseimbangan antara tidur dan bangun. %etidakseimbangan ini dapat terjadi sementara ataupun seumur hidup. %ejadian berulang ini bisa terjadi akibat perubahan "isiologis seperti siklus premenstrual ataupun perubahan psikologik seperti manik depresi", anore6ia ner(osa, atau kambuhnya perubahan perilaku tertentu seperti ke#anduan obat, dan lain sebagainya. Chronic insomnia & persistent insomnia ' 5 $erlangsung lebih dari 0 bulan. Dibagi menjadi *, yaitu insomnia primer dan sekunder

)da beberapa "aktor resiko insomnia, yaitu5 1. -mosi. Transient dan re#urrent insomnia biasanya disebabkan oleh gangguan emosi. .emendam kemarahan, #emas, ataupun depresi bisa menyebabkan insomnia. *. %ebiasaan. Penggunaan ke"ein, alkohol yang berlebihan, tidur yang berlebihan, merokok sebelum tidur dan stress kronik bisa menyebabkan insomnia. 8aktor lingkungan seperti bising, suhu yang ekstrim, dan perubahan lingkungan atau jet lag bisa menyebabkan transient dan re#urrent insomnia. . 9sia di atas :1 tahun 7. ;enis kelamin. Insomnia lebih banyak menyerang wanita & *1/:12 lebih tinggi daripada pria '. <anita lebih sering menderita insomnia karena siklus mentruasinya. :12 wanita dilaporkan menderita kembung yang mengganggu tidurnya */ hari di setiap siklusnya. Peningkatan kadar progesteron menyebabkan rasa lelah pada awal siklus. :. -pisode insomnia sebelumnya. 0. Penyakit kronis yang menyebabkan nyeri & misalnya arthritis ', terbatasnya pergerakan & misalnya Parkinson ', atau kesulitan bernapas & misalnya =>PD ' Dari sisi etiologi, ada * ma#am insomnia, yaitu5 1. Insomnia primer. Pada insomia primer, terjadi hyperarousal state dimana terjadi akti(itas ascending reticular activating system yang berlebihan. Pasien bisa tidur tapi tidak merasa tidur. .asa tidur ,-. sangat kurang, sedangkan masa tidur +,-. #ukup, periode tidur berkurang dan terbangun lebih sering. Insomnia primer ini tidak berhubungan dengan kondisi kejiwaan, masalah neurologi, masalah medis lainnya, ataupun penggunaan obat/obat tertentu.

Insomnia sekunder. Insomnia sekunder disebabkan karena gangguan irama sirkadian, kejiwaan, masalah neurologi atau masalah medis lainnya, atau reaksi obat. Insomnia ini sangat sering terjadi pada orang tua .Insomnia ini bisa terjadi karena psikoneurotik dan penyakit organik. Pada orang dengan insomnia karena psikoneurosis, sering didapatkan keluhan/keluhan non organik seperti sakit kepala, kembung, badan pegal yang mengganggu tidur. %eadaan ini akan lebih parah jika orang tersebut mengalami ketegangan karena persoalan hidup. Pada insomnia sekunder karena penyakit organik, pasien tidak bisa tidur atau kontinuitas tidurnya terganggu karena nyeri organik, misalnya penderita arthritis yang mudah terbangun karena nyeri yang timbul karena

perubahan sikap tubuh. . .ani"estasi insomnia bisa berupa 5 1. %esulitan untuk jatuh tertidur pada waktu yang normal & initial insomnia ' Dide"inisikan sebagai kesulitan tertidur yang lebih dari 1 menit. $iasanya disebabkan karena tingkat kesadaran yang tinggi yang berhubungan dengan an6ietas atau "aktor lain. 1. %esulitan untuk mempertahankan tidur / sering terbangun dari tidur lalu sulit tertidur kembali. %eadaan ini bisa mun#ul se#ara ireguler dalam 1 malam atau mun#ul pada waktu/waktu tertentu, seperti

selama "ase tidur ,-.Terbangun lebih #epat di pagi hari. &terminal insomnia ' %ondisi ini #ukup seirng ditemukan pada orang tua .erasa tetap lelah dan mengantuk meskipun durasi tidur sudah #ukup. .erasa #emas jika sudah mendekati waktu tidur. Insomnia dapat memberi e"ek pada kehidupan seseorang, antara lain 5 ). -"ek "isiologis. %arena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress, terdapat peningkatan noradrenalin serum, peningkatan )=T? dan kortisol, juga penurunan produksi melatonin. $. -"ek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi , irritable, kehilangan moti(asi, depresi, dan sebagainya. =. -"ek "isik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya. D. -"ek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga. -. %ematian. >rang yang tidur kurang dari : jam semalam memiliki angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 3/4 jam semalam. ?al ini mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan * kali lebih besar untuk mengalami ke#elakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

Tatalaksana
Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan memberikan saran juga mengoptimalkan.pola tidur yang sehat Terapi insomnia dapat dilakukan dengan menggunakan obat ataupun tanpa obat. Terapi tersebut dapat berupa 5 1. 8armakoterapi >bat/obatan hipnotik sedati" Tujuan pengobatan dengan obat/obatan hipnotik bukan hanya untuk meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan derajat kewaspadaan pada siang harinya dan untuk menghilangkan hyperarousal state.Sayangnya, banyak dosis obat hipnotik yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas tidur pada malam hari juga menyebabkan sedasi pada siang harinya. 9ntuk menghindari komplikasi ini, short acting benzodiazepine dapat digunakan. >bat hipnotik long a#ting bisa mengganggu kualitas psikomotorik yang bisa menyebabkan ke#elakaan yang berhubungan dengan kendaraan bermotor Terapi dengan obat/obatan hipnotik sedati" harus dimulai dengan dosis ke#il dan untuk maintenan#enya menggunakan dosis e"ekti" yang terke#il.-"ek toleransi terjadi pada penggunaan kebanyakan obat hipnotik, karena itu penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 1 bulan. . Rebound insomnia bisa terjadi jika penghentian obat dilakukan se#ara mendadak. 9ntuk menghindari e"ek ini, digunakan obat dengan dosis ke#il dan tappering off. 1. ?erbal. $ahan/bahan seperti valerian & untuk relaksasi otot ', melatonin & untuk gangguan irama sirkadian seperti jet lag. .elatonin menurunkan "ase tidur laten, meningkatkan e"isiensi tidur, dan meningkatkan persentasi tidur ,-. , chamomile, dan kava kava & untuk mengurangi ke#emasan ' banyak dipakai untuk terapi insomnia. *. Psikoterapi. Pen#egahan kejadian @tidak bisa tidurA sangat tergantung dari kemampuan pasien untuk santai dan belajar bagaiman #ara/#ara tidur yang benar. Terapi perilaku bisa menyembuhkan insomnia kronik dan terapi ini e"ekti" untuk segala usia, terutama pada pasien usia tua. . Terapi #ahaya. Prinsip terapi ini adalah bahwa #ahaya terang dapat mengurangi rasa mengantuk dan kegelapan bisa menyebabkan mengantuk.

Вам также может понравиться