Вы находитесь на странице: 1из 17

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan................................................................................. 2 Bab II.Penyakit Menular Seksual 3 Gonore..........................................................................................3 2.1 Definisi...................................................................................3 2.2 Epidemiologi..........................................................................3 2.3 Etiologi...................................................................................3 2.4 faktor predisposisi..3 2.4 Patogenesis............................................................................4 2.5 Gambaran klinis....................................................................5 2.6 Diagnosis..............................................................................11 2.7 Pengobatan...........................................................................14 2.8 pencegahan...14 2.9 Prognosis..15 Bab II. Kesimpulan.................................................................................17 Daftar Pustaka........................................................................................18

Bab I Pendahuluan
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidensi yang tinggi di antara penyakit menular seksual. pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin dan disebut Penicillinase Producing Neisseria Gonorrhoeae (P.P.N.G). kuman ini meningkat di banyak Negara termasuk Indonesia. Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, orogenital dan ano-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar di kenal gonore genital dan gonore ekstra genital. Mayoritas infeksi uretra (uretritis) pada laki-laki disebabkan oleh infeksi Neisseria gonorrhoeae, yang membutuhkan terapi pengobatan untuk mencegah terjadinya gejala sisa atau kecacatan, namun kenyataanya terapi juga belum cukup mencegah penularan penyakit ke orang lain. Pada wanita infeksi Neisseria gonorroheae tidak menimbulkan gejala sampai timbul adanya komplikasi seperti Penyakit Radang Panggul yang dapat mengakibatkan terjadinya jaringan parut dan dapat terjadi infertilitas atau kehamilan ektopik.

Bab II DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN GONORRHEA


Definisi Gonorrhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genitogenital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. Gonorrhea adalah salah satu penyakit kelamin yang yang disebabkan oleh infeksi kuman Neisseria gonorrhea ( diplokokkus gram negatif ). Gonorrhea adalah sejenis penyakit yang berjangkit melalui hubungan kelamin yang disebabkan oleh bakteria Neisseria Gonorrhoeae, yaitu sejenis bakteria yang hidup dan mudah membiak dengan cepat di dalam saluran pembiakan/peranakan seperti pangkal rahim (cervix), rahim (uterus), dan tuba fallopi (saluran telur) bagi wanita dan juga saluran kencing (urine canal) bagi wanita dan lelaki. Bakteria ini juga bisa berkembangbiak di dalam mulut, kerongkong, mata dan dubur. Epidemiologi/insiden kasus Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara penyakit menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun. Gonorrhea banyak di derita oleh kaum homoseksual, kaum remaja dan dewasa muda. Di AS kasus gonore 400rb 1 jt/tahun. Etiologi Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat patogen. Bentuk biji kopi, tersusun dua-dua: tunggal dan bergerombol Pewarnaan Gram: kuman merah dengan latar belakang biru Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas. Masa inkubasi, dari waktu terpapar bakteri sampai mengembangkan gejala biasanya 2 sampai 5 hari. Tetapi bisa saja tak bergejala sampai 30 hari.

Faktor predisposisi Hubungan seksual baik melalui anal, oral, genital, homoseks, heteroseks Kurang menjaga kebersihan diri. Kurang pengetahuan. Patogenesis Gonokokus menempel pada sel epitel melalui vili yang ada di permukaan bakteri,kemudian difagositosis, berkembangbiak dan menginduksi reaksi peradangan leukositer. Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital,orogenital (oral sex dengan penderita gonore biasanya akan menyebabkan faringitis gonokokal) dan anogenital. tetapi disamping itu dapat juga terjadi manual melalui alat alat , pakaian , handuk , thermometer dan sebagainnya. Transmisi Neisseria gonorrhoeae dari tempat duduk toilet di temukan pada bulan agustus 2003 pada anak wanita berusia 8 tahun. Ibu hamil yang terinfeksi gonore dapat menularkan ke bayinya selama proses persalinan. Conjungtivitis gonore merupakan penyebab utama kebutaan pada bayi yang baru lahir,jadi jika di ketahui ada resiko penularan gonore maka dapat diberikan silver nitrat atau medikasi lain pada mata bayi scepatnya setelah dilahirkan. Karena adanya resiko penularan secara vertikal maka sebaiknya ibu hamil dilakukan pemeriksaan untuk gonre selama hamil. Meskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis dari

mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang mampu menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide (LOS) tampaknya perlu untuk infeksi maksimal. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan
4

rectum. Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina Gambaran klinis Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.

Pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam. Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi baru lahir bisa terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama proses persalinan, sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Pada dewasa, bisa terjadi gejala yang sama, tetapi seringkali hanya 1 mata yang terkena. Jika infeksi ini tidak diobati bisa terjadi kebutaan. Infeksi pertama 1. Uretritis Uretritis anterior akut merupakan bentuk gonore yang tersering pada pria. keluhan subjektif berupa rasa gatal , panas, dibagian distal uretra disekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria , polakisuria, keluar duh tubuh tubuh dari ujung uretra yang kadang kadang disertai perasaan nyeri waktu ereksi. Pada pemeriksaan fisik tampak orifisium uretra eksternum eritematosa , edemtosa dan ektropion. Tampak duh tubuh yang mukopurulen, dan pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral. Uretritis posterior akut merupakan perluasan pada suatu uretritis anterior tidak di obati disertai gambaran klinis yang makin hebat. Dapat juga terjadi gonore kronik. Gonore kronik merupakan gonore yang tidak di obati atau diobati tidak sempurna dapat menjadi kronis dengan gejala yang lambat laun mereda.

Komplikasi lokal 1. Tysonitis Kelenjar tyson ialah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi biasanya terjadi paada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat berdasarkan ditemukan butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten. 2. Paraureritis Sering pada orang dengan orifisium eksternum yang terbuka atau hipospadi. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra. 3. Litritis Tidak ada gejala khusus hanya pada urin ditemukan benang benang atau butir butir. Bila salah satu saluran tersumbat, dapat terhjadi abses folikular. Didiagnosis dengan uretroskopi. 4. Cowpreritis Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi dan disuria. Komplikasi asenden 1. Prostatitis Prostatitis akut ditndai dengan perasaan tidak enak didaerah perineum dan suprapubis , malese, demam , nyeri kencing sampai hamaturi, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin,tenesmus ani, sulit buang air besar dan obstipasi. Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan pecah masuk ke uretra posterior atau kearah rektum mengakibatkan proktitis.

2. Vesikulitis Gejala subyektif merupakan gejaka protatis akut. Pada pemeriksaan melalui rectum dapat diraba vesikula seminalis yang membengkak dan keras seperti sosis,memanjang seperti prostat. 3. Vas deferentitis Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama. 4. Epididimitis Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap epididimitis biasanya disertai deferntitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis adalah trauma pada uretra posterior yang disebaklan oleh salah penanganan atau kelalaian penderita sendiri. Faktor yang mempengaruhi keadaan ini antara lain irigasi yang terlalu sering dilakukan, cairan irigator terlalu panas atau pekat , instrumentasi yang kasar atau aktivitas seksual yang berlebihan. Epididimitis dan alur spermatika membengkak dan teraba panas, juga testis sehingga menyerupai hidrokel sekunder 5. Trigonitis Trigonitis menimbulkan gejala poliuria, disuria terminal dan hematuria

GONORE GENITALIS PADA WANITA Pada awalnya wanita tidak memperlihatkan gejala-gejala (asymptomatik). Pada wanita dewasa biasanya tidak menyerang vagina. Biasanya gejala pada mereka malah timbul berbulan-bulan setelah terjadinya infeksi. Penyakit ini kemungkinan dapat ditemukan hanya pada satu pasangan walaupun sudah mengenai keduanya. Namun pada memperlihatkan gejala seperti: ingin buang air kecil, nyeri waktu kencing, keputihan dan demam. Gonore dapat menyebabkan infeksi pada indung telur, saluran telur dan saluran kencing dan menyebabkan nyeri hebat dalam panggul.

INFEKSI PERTAMA

1.

Uretritis Biasanya gejala ringan atau tanpa gejala, fluor sedikit. Gejala utama ialah disuria, kadang kadang poliuria. Pada pemeriksaan orifisium uretra ekstrnum tampak merah , edematosa dan ada sekret mukopurulen.

2.

Servisitis Biasanya gejala ringan , dapat asymptomatis. Pada pemeriksaan tampak serviks merah dengan erosi dan sekret mukupurulen

Komplikasi lokal

1.

Parauretritis Atau nama lainnya penyumbatan saluran kencing

2.

Bartholitis Labium mayora pada sisi yang terkena membengkak , merah dan nyeri tekan. Kelenjar bartholini membengkak dan nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar untuk duduk. Bila saluran kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui mukosa kulit. Kalau tidak di obati dapat menjadi rekuren atau menjadi kista.

Komplikasi asenden 1. 2. Salpingitis P.I.D ( pelvic inflammatory disease)

Cara infeksi langsung dari serviks melalui tuba sampai pada daerah salping dan ovarium sehingga dapat menimbulkan penyakit radang panggul ( RPR) atau pelvic inflammatory disease ( P.I.D ). Gonore dapat menyebabkan PID ( suatu kondisi medis yang serius yang dapat berkembang biak menjadi infertilitas.

Kira kira 10% wania dengan gonore akan berakhir dengan PRP. Gejalanya terasa nyeri pada abdomen bagian bawah , duh tubuh vagina, disuria dan menstruasi yang teratur atau abnormal. Unruk menegakkan diagnosa dapat dilakukan pungsi kavum douglas dan dilanjutkan kultur atau dengan laparoskopi mikroorganisme.

GONORE EKSTRAVAGINALIS Gonore orofaringeal Gonore mukosa ekstragenitalis dapat ditularkan secara seksual atau non seksual. Cara infeksi melalui kontak secara orogenital. Faringitis dan tonsilitis gonore lebih sering dari pada gingivitis , stomatitis atau laryngitis. bersifat asimptomatik. Bila ada keluhan keluhan sering

1.

sukar di bedakan dengan infeksi

tenggorokan akibat kuman lain. Pada pemeriksaan daerah orofaring tampak eksudat mukopurulen yang ringan atau sedang. Gonore anorektal Misalnya pruritis ani, proktitis, fisura ani. Proktitis pada pria dan wanita

2.

umumnya asimptomatik. Pada wanita dapat juga terjadi karena kontaminasi dari vagina dan kadang kadang karena hubungan genitoanal seperti pada pria. Keluhan pada wanita biasanya lebih ringan daripada pria seperti terbakar pada daerah anus dan pemeriksaan tampak mukosa eritematosa dan dapat tertutup pus mukopurulen.1 selain itu itu penderita akan merasakan tidak nyaman disekiar anus nya dan rektumnya keluar cairan seta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.

3.

Blefarokonjungtivitis Pada orang dewasa infeksi terjadi karena penularan pada konjungtiva melalui tangan atau alat alat. Keluhannya berupa fotopobia, konjungtiva bengkak dan merah dan keluar eksudat mukopurulen. Bila tidak di obati dapat berakibat

terjadinya ulkus kornea, panoftalmitis sampai timbul kebutaan.

10

Jika cairan tubuh yang mengandung kuman ini mengenai mata seseorang dapat timbul konjuntivitis gonore (radang mata kencing nanah). Untuk mengetahui adanya penyakit ini biasanya dilakukan sebagian besar dilakukan dengan pemeriksaan analisa contoh cairan yang diambil dari saluran kencing. Walaupun tidak ada pemeriksaan darah spesifik untuk mendeteksi adanya kuman gonore namun demikian penting sekali untuk mengambil contoh darah karena ada kemungkinan saja seseorang sekaligus juga tertular dengan PMS lain seperti sifilis atau AIDS. Bayi yang baru lahir yang terinfeksi gonore , mtanya merah dan bengkak. Dalam waktu 1-5 hari setelah kelahiran , mata itu akan mengeluarkan cairan yang kental. Kebutaan Bisa terjadi bila pengobatan khusus tidak segera di berikan.

GONORE HEMATOGEN Melalui penyebaran gonokokus secara hematogen pada gonoreakut atau kronik dapat terjadi bentuk gonore yang jarang di temukan. 1. Selapis - gonokokus : biasanya berjalan ringan dengan gejala trias : demam ( intermiten) , menyerang persendian ( atralgi, poliartritis ) dan vasikulitis kulit ( lesi hemoragk biasanya pada akral ekstremitas ) 2. Monoartritis gonoroika : Artritis purulenta akut ini biasanya di persendian lutut dan siku Diagnosis Diagnosis penyakit ini ditegakkan atas dasar anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan terdiri atas : 1. Sediaan langsung Pada sediaan langsung bahan dari duh tubuh dengan pewarnaan gram di dalam dan luar sel 2. Kultur (biakan)

11

Untuk identifikasi perlu dilakukan kultur (pembiakan). Dua macam media yang dapat digunakan : a. Media transport, missal : mesia stuart, dan media transgrow (merupakan gabungan media transport dan pertumbuhan yang selektif dan nutritive untuk N. gonorhaea dan N. meningitides) b. Media pertumbuhan, misalnya agar coklat Mc Leods, media Thayer martin (selective untuk mengisolasi gonokok) agar Thayer martin yang dimodifikasi

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pembantu yang terdiri atas 5 tahapan. a. Sediaan langsung Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokok negative-Gram, intraselular dan ekstraselullar. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah fosa navicularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, servicks dan rectum. b. Kultur Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang dapat digunakan : 1. Media transport 2. Media pertumbuhan Contoh media transport : Media stuart Hanya untuk transport saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media pertumbuhan Media transgrow Media ini selektif dan nutritive untuk N. goonorrhoeae dan N. meningitides ; dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan media transport dan media pertumbuhan, sehingga tidak perlu ditanam pada media pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer martin dengan menambahkan trimetroprim untuk mematikan proteus spp.
12

Contoh media pertumbuhan : Mc Leods chocolate agar Berisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kumankuman lain dapat tumbuh. Media Thayer martin Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman positif-gram., kolestimetat untuk menekan

pertumbuhan bakteri negative-gram, dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur. Modified Thayer martin agar Isinya ditambah dengan trimetoprim untuk mencegah pertumbuhan kuman proteus ssp. c. Tes definitive 1. Tes oksidasi Reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua Neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung 2. Tes fermentasi Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltose dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa d. Tes beta-laktamase Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase. e. Tes Thomson Berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan setempat. Pada tes ini ada syarat yang diperhatikan :
13

Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi Urin dibagi dalam 2 gelas Tidak boleh menahan kencing dari gelas 1 ke gelas yang ke 2

Syarat mutlak adalah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80ml, maka gelas 2 sukar dinilai karena baru menguras uretra anterior. Pengobatan Penatalaksanaan duh tubuh uretra adalah dengan memperhatikan fasilitas Laboratorium yang ada untukmenemukan penyebabnya : bila penunjang labo Ratorium baik, maka pemeriksaan duh tubuh uretra pertama kali ditujukan Untuk uretritis gonore. Bila kemudian ternyata ditemukan juga uretritis non Gonore maka pengobatannya baru dilaksankan setelah infeksi gonore diatasi.Akan tetapi bila kita melihat laporan CDC (Centers For Disease Control) 1989 Pola penatalaksanaan uretritis gonore mengalami beberapa perubahan disebabkan oleh : 1. 2. 3. 4. Tingginya insidens infeksi klamidia bersamaan dengan gonore ( 25 50%) Kesukaran tehnik pemeriksaan klamidia Makin tinggi insidens NGPP ( lebih dari 50%) Makin tingginya gonokkokus yang resisten terhadap tetrasiklin.

Mengingat hal tersebut CDC ( 1989) menganjurkan pada pengobatan uretritis gonore tidak di berikan lagi penisilin atau derivatnya , dan disamping itu diberikan juga obat untuk UNS ( Klamdia) secara bersamaan , yaitu Ceftriaxone 250 mg im atau Spetinomycin 2 gr im atau Ciprofloxacin 500mg oral , ditambah dengan Doksisiklin 2x100mg selama 7 haar Tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari atau Eritromisin 4x500mg selama 7 hari. Pencegahan Untuk mencegah penularan gonore, gunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual. Jika menderita gonore, hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. Walaupun sudah pernah terkena gonore, seseorang dapat terkena kembali, karena tidak akan terbentuk imunitas untuk gonore. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa untuk
14

atau

mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan. Selain itu, juga menyarankan para wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar. Prognosis Prognosis pada penderita dengan gonore tergantung cepatnya penyakit dideteksi dan diterapi. Penderita dapat sembuh sempurna bila dilakukan pengobatan secara dini dan lengkap. Tetapi jika pengobatan terlambat diberikan, maka kemungkinan besar dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah: uretra yang berparut atau berbintik pada pria kemungkinan mengarah ke menurunnya fertilitas atau obstruksi kandung kemih parutan atau bintik-bintik pada traktus reproduksi atas pada wanita dengan PID (penyakit radang panggul) kemungkinan mengarah ke infertilitas, nyeri pelvis kronik dan kehamilan ektopik adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamil adanya parutan pada kornea dan kebutaan permanen akibat infeksi gonokokkus pada mata adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu adanya kelainan neurologik lanjut akibat gonokokkal meningitis destruksi permukaan sendi artikular destruksi katup jantung kematian karena CHF atau meningitis

GONORE YANG DISEBABKAN OLEH NEISSERIA GONORRHOEAE PENGHASIL PENISILINE (N.G.P.P) Pada permulaan tahun 1976 N.G.P.P ditemukan pertama kali di Timur jauh, dan segera setelah itu atau hampir bersamaan waktunya di temukan di amerika serikat satu galur neisseria gonorhoeae yang mampu membuat enzim penisiline atau beta-laktamase yang dapat merusak
15

penisilin menjadi senyawa inaktif. Galur demikian dikenal sebagai P.P.N.G atau Penicilinase Producting Neisseria gonorhoeae. Gonore dengan galur neisseria gonorhoeae penghasil penisiline (N.G.P.P) ini sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun dengan peninggian dosis. Disamping itu harus dibedakan dengan gonokok yang resisten ringan terhadap antibiotic yang disebabkan karena mutasi pada lokus. Resistensi ringan ini masih dapat diobati dengan penisilin dan disebut resisten relative. Gejala klinis dan komplikasi gonore dengan galur N.G.P.P ini tidak berbeda dengan gonore biasa. Cara diagnostiknya ialah dengan melakukan tes iodometrik atau asidometrik pada koloni yang tumbuh pada pembiakan. PENGOBATAN Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore akibat galur N.G.P.P ialah kuinolon, spektinomisin, kanamicin, sefalosporin, dan tiamfenikol. Mengingat begitu cepatnya peningkatan frekuensi galur N.G.P.P kita harus waspada bahwa dalam jangka waktu yang singkat akan ditemukan frekuensi galur N.G.P.P yang lebih tinggi. Karena itu pengobatan gonore dengan penisilin dan derivatnya perlu ditinjau lagi efektivitasnya.

16

Bab III KESIMPULAN Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae. Masa inkubasi gonore sangat singkat, bervariasi antara 2-10 hari terkadang lebih lama, dengan kebanyakan gejala biasanya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi oleh penderita. Pada sejumlah kecil kasus dapat asimptomatik selama beberapa bulan. Tanda, gejala dan komplikasi berbeda pada pria dan wanita. Diketahui 10% laki-laki dan 50% wanita bersifat asimptomatik Sebagian besar wanita yang menderita gonore asimptomatik , sedangkan pada pria memberikan gejala seperti kaluar sekret uretra yang purulen, sakit waktu kencing dan orificium uretra eksternum yan odem dan erimatous. Gonore dapat mengenai genitalia dan ekstragenitalia. Gonore genitalia dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun komplikasi asenden, contoh gonre ekstragenitalia yaitu gonor anogenitalia, orogenital, blefarokonjungtivitis ( biasanya pada bayi yang dilahirkan pervaginam oleh ibunya yang menderita gonore bisa juga orang dewasa karena penularan melalui tangan atau alat alat).

17

Вам также может понравиться