Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERILAKU BIAYA
Variabel Biaya Tetap Biaya semivariabel
Biaya
BIAYA VARIABEL
Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional mengikuti perubahan pemicu biaya. Contoh Biaya Bahan baku
Units Produced
BIAYA TETAP
Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya konstan pada rentang waktu tertentu. Contoh Biaya sewa
Relevant Range
Units Prouced
BIAYA SEMIVARIABEL
Yaitu biaya-biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan biaya semivariabel sekaligus. Contoh Biaya telepon
Garis Biaya semivariabel Cost Fixed Costs Variable Costs
ASUMSI
Jumlah biaya dapat dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel Jumlah penghasilan dan jumlah biaya memiliki hubungan yang linier dengan keluaran/volume Harga jual per satuan, biaya variabel per satuan, dan biaya tetap diketahui besarnya Analisis dilakukan pada perusahaan yang memproduksi dan menjual satu macam produk atau dengan menggunakan bauran produk yang tetap Pengaruh waktu terhadap nilai uang diabaikan.
A. CARA MATEMATIS
Menghitung Titik Impas Satuan = TR TC = pQ (vQ+F) = pQ vQ F F + = pQ vQ = (p v) x Q Q =F+ (p v) Karena dalam keadaan impas laba = 0, maka : Q = F dimana Q = volume titik impas (p v)
Titik Impas(Satuan) = Biaya Tetap ______________ (Harga Jual per satuan Biaya variabel per satuan)
Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual Biaya variabel) disebut margin kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap. Maka :
Jika MK = Biaya Tetap MK > Biaya Tetap MK < Biaya Tetap Keadaan Perusahaan Impas Laba Rugi
Biaya Tetap_________ 1- Biaya variabel per satuan Harga Jual per satuan
disebut ratio margin kontribusi
Titik Impas(rupiah)=
Contoh : Diketahui : Harga jual per satuan Rp 1.500,00 Biaya variabel per satuan Rp 750,00 Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000,00 Volume yang direncanakan 2.500.000 unit Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah! Q0 = F (p v) = 750.000.000 = 750.000.000 = 1.000.000 (1.500 750) 750 Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan
Biaya Tetap Ratio Margin kontribusi = 750.000.000 1 750 1.500 = 750.000.000 = 1.500.000.000 0,5 Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 1.500.000.000 Impas (Rp) =
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang tercapai adalah 1.500.000 unit ? = (Q1 Q0) x UCM = (1.500.000 1.000.000) x (1.500 750) = 500.000 x 750 = 375.000.000 Laba yang diperoleh Rp 375.000.000
Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 750.000 unit ? = (Q1 Q0) x UCM = (750.000 1.000.000) x (1.500 750) = -250.000 x 750 = - 187.500.000 Perusahaan menderita kerugian sebesar 187.500.000
B. CARA GRAFIS
Jumlah Penghasilan Titik Impas
2000
Daerah Laba
Biaya Variabel
1000
500
Daerah Rugi
0 500 1000 1500
Biaya Tetap
2000
Volume
Soal : Harga jual per satuan Rp 3.000,00 Biaya variabel per satuan Rp 1.500,00 Jumlah biaya tetap Rp 1.500.000.000,00 Volume yang direncanakan 5.000.000 unit Hitung : a. Titik Impas dalam rupiah dan satuan menggunakan cara matematis dan grafis b. Hitung laba yang diperoleh jika volume yang dapat direalisasikan sebesar 2.500.000 unit, dan bagaimana bila yang terjual hanya 800.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah! Q0 = F (p v) = 1.500.000.000 = 1.500.000.000 = 1.000.000 (3.000 - 1.500) 1.500 Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan
Biaya Tetap Ratio Margin kontribusi = 1.500.000.000 1 1500 3.000 = 1.500.000.000 = 3.000.000.000 0,5 Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 3.000.000.000 Impas (Rp) =
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang tercapai adalah 2.500.000 unit ? = (Q1 Q0) x UCM = (2.500.000 1.000.000) x (3.000 1.500) = 1.500.000 x 1.500 = 2.250.000.000 Laba yang diperoleh Rp 2.250.000.000
Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 800.000 unit ? = (Q1 Q0) x UCM = (800.000 1.000.000) x (3.000 1.500) = -200.000 x 1.500 = - 300.000.000 Perusahaan menderita kerugian sebesar 300.000.000
ANALISIS SENSITIFITAS
DIGUNAKAN UNTUK MENGUJI JIKA TERJADI PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA DATA YANG DIPREDIKSI ATAU PADA ASUMSI-ASUMSI YANG DITETAPKAN CONTOH, BAGAIMANA APABILA TERJADI PERUBAHAN KENAIKAN 5% TERHADAP BIAYA VARIABEL? BERAPA JUMLAH LABA JIKA TERJADI KENAIKAN TERHADAP BIAYA TETAP? DLL.
Contoh :
Data : Harga jual/unit Rp 4.000 (p) Biaya variable/unit Rp 2.500 (v) Jumlah biaya tetap Rp 150.000.000/tahun (F) Investor menanamkan modalnya sebesar Rp 200.000.000 dan mengharapkan laba sebesar 25% /tahun dari investasinya
A. Berapa volume penjualan untuk memenuhi target tersebut ? = MK F = (p-v)X F X=F+ (p-v) X = 150.000.000 + 50.000.000 (4.000 2.500) = 200.000.000 1.500 = 133.333 unit B. Bagaimana bila terjual 120.000 unit ? = MK F = (p-v) X F = {(4.000-2.500) 120.000} 150.000.000 = 30.000.000 Dengan menggunakan titik impas Q = Biaya tetap = 150.000.000 MK/unit 1.500 = 100.000 unit = (Q1 Qo) x (p-v) = (120.000 100.000) x (1.500) = 30.000.000
Pengaruh Bauran Penghasilan terhadapLaba Bauran penghasilan (revenue mix) atau disebut juga bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi kuantitas dari beberapa produk atau jasa yang dijual untuk menciptakan penghasilan Bagaimana jika terjadi perubahan pada kombinasi tersebut, apakah target laba atau penghasilan akan terpenuhi ? Contoh :
Produk D S
$ 200
$ 120 $ 80
$130
$ 90 $ 40
Komposisi kuantitas produk adalah 2D untuk setiap 1S yang terjual (2:1), dan perusahaan mentargetkan volume keseluruhan adalah 900 unit, maka rencana laba dapat disusun ;
Produk D Produk S Jumlah
Unit yang akan dijual Hasil penjualan Biaya variable Margin Kontribusi Biaya tetap Laba yg diharapkan Titik impas ($) =
Titik impas untuk kedua produk tersebut tercapai pada hasil penjualan sebesar $53.000, masing-masing produknya : Jumlah unit produk S yang akan dijual = S Jumlah unit produk D yang akan dijual= 2S Penghasilan Biaya variable Biaya tetap = laba
{($200 x 2S )+ ($130 x S)} {($120 x 2S) + ($90 x S)} - $20.000 = 0 $530S - $330S = $20.000 $200S = $20.000 S = 100 2S = D = 200
Untuk mencapai titik impas harus terjual 100 unit produk S dan 200 unit produk D
Pengaruh Pajak Penghasilan terhadap Laba Untuk mengetahui adanya pengaruh pajak terhadap target laba, kita akan menggunakan contoh di bawah ini :
Harga jual/unit Biaya variable/unit Jumlah biaya tetap Volume yg direncanakan Rp 1.500 (p) Rp 750 (v) Rp 750.000.000/tahun (F) 2.500.000 unit
Target laba = (Q0 Q1) x MK/unit Target laba = (2.500.000 1.000.000) x Rp 750 = Rp 1.125.000.000
Pajak penghasilan 40%. Berapakah volume penjualan harus dicapai agar target laba tidak berubah : Target laba baru = Target laba lama (Tarif pajak x Target laba lama) = Target laba lama (1- Tarif pajak) Target laba lama = Target laba baru (1 tarif pajak) 1500Q 750Q 750.000.000 = 1.125.000.000 1 40 % 1500Q 750Q 750.000.000 = 1.125.000.000 60% 750Q 750.000.000 = 1.875.000.000 750Q = 1.875.000.000 + 750.000.000 750Q = 2.625.000.000 Q = 3.500.000 Berarti perusahaan harus mampu menjual 3.500.000 unit untuk mencapai target laba Rp 1.125.000.000.
Hasil penjualan 3.500.000xRp 1.500 Biaya variable 3.500.000xRp 750 MK Biaya tetap Laba sebelum pajak Pajak penghasilan 40% Laba setelah pajak
Dengan demikian, semakin tinggi tariff pajak penghasilan akan semakin tinggi pula target yang harus dicapai.