Вы находитесь на странице: 1из 5

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKPATUHAN PASIEN SKIZOFRENIA MENJALANI PENGOBATAN DIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA MEDAN

TAHUN 2009

Asima Sirait, Winda Mustika,


ABSTRACT Schizophrenia is a mental disorder characterized by the existence of irregularities is a very basic and there is a difference of mind, coupled with an unusual expression of emotion. Factors which may affect adherence in patients undergoing drug treatment, among others factors, physician factors, environmental factors, family factors. The aim study is to determine the factors that cause poor adherence in schizophrenic patients undergoing treatment at the Regional Psychiatric Hospital in Medan, North Sumatra Province in 2009. This type of research was a descriptive survey. The population is all the nuclear family (father / mother / husband / wife or children aged> 18 years) of schizophrenic patients who undergo outpatient treatment at the Psychiatric Hospital of North Sumatra Province 45 persons. Samples were taken with the entire population of accidental sampling technique, methods of data collection using survey or questionnaire. The results showed that the drug factor were 62.2%, 55.6% of physician factors, environmental factors as much as 71.1%, 77.8% were family factors. Conclusion The majority of research results as a cause of noncompliance is the family factor of 77.8%. Need advice to families are provided with information for families of patients with Schizophrenia on the factors that affect patients in the treatment of non-compliance. Keywords: Cause Factors Disobedience, Schizophrenia Patients Latar Belakang
Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang ditandai oleh adanya penyimpangan yang sangat dasar dan adanya perbedaan dari pikiran, disertai dengan adanya ekspresi emosi yang tidak wajar. Skizofrenia sering ditemukan pada lapisan masyarakat dan dapat dialami oleh setiap manusia ( Parawisata 2006 ). Skizofrenia sifatnya adalah gangguan yang lebih kronis dan melemahkan dibandingkan dengan gangguan mental yang lain. Pasien skizofrenia yang pernah dirawat diRumah Sakit akan kambuh 50-80%, harapan hidup pasien skizofrenia 10 tahun lebih pendek dari pada non pasien skizofrenia ( Puspitasari, 2009). Menurut penelitian Mutakir sampai kini belum diketahui secara pasti dan merupakan tantangan riset terbesar bagi pengobatan kontemporer. Telah banyak riset dilakukan dan banyak faktor predisposisi maupun pencetus yang diketehui antara lain: faktor genetik, faktor biologis dan biokimia, faktor psikososial, status sosial ekonomi, stress, kepribadian premorbid, rokok dan penyalahgunaan napza. Prevalensi skizofrenia di negara sedang berkembang dan negara maju relatife sama, sekitar 20% dari jumlah penduduk dewasa. Oleh karena itu siapa saja bisa terkena skizofrenia, tanpa melihat jenis kelamin, status sosial maupun tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil statistik pada usia 15-30 tahun banyak terjadi, namun pada imunologi dikenal juga penyakit skizofrenia yang dialami oleh anak-anaksekitar usia 8 tahun dan skizofrenia pada usia lanjut lebih dari 45 tahun ( Pariwisata, 2006). Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia mencapai 0,3 sampai 1 % dan biasanya timbul pada usia sekitar 18 sampai 45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11 sampai 12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia (Wulansih, 2008). Menurut Hadi, selaku ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan sekaligus Rektor Universitas Negeri 11 Maret (UNS) Solo, mengatakan bahwa berdasarkan hasil Survey Tim Kesehatan Jiwa UNS Solo pada tahun 2000 sedikitnya 16% penduduk di kota Solo mengalami gangguan kejiwaan dalam berbagai tingkatan, dari yang paling ringan sampai berat seperti skizofrenia. Demikian juga dengan pernyatan Sukandar, Kepala Rumah Sakit Jiwa Cimahi bahwa 70% keluarga miskin di Cimahi (Jawa Barat) mengalami gangguan jiwa, sayangnya dalam pernyatannya tidak disebutkan jenis gangguan jiwa yang dialami oleh warganya. Menurut Sukandar bahwa rata-rata setiap harinya warga yang memeriksakan diri ke bagian gangguan jiwa mencapai angka 30-40 orang, angka ini bertambah terus setiap tahunnya sekitar 3-5%, dengan mayoritas adalah kalangan usia produktif. Kekambuhan yang dialami pasien disebabkan ketidakpatuhan pasien menjalani pengobatan. Untuk itu, perlu adanya dukungan

dari keluarga, orang-orang terdekat dan juga lingkungan sekitar. Melalui pengawasan secara intensif kepada penderita skizofrenia, maka kepatuhannya untuk selalu mengkonsumsi obat bisa juga, sehingga pasien merasa memiliki tambahan kekuatan dari keluarga dan orang terdekatnya (Wulansih, 2008) Faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan antara lain faktor obat, faktor dokter, faktor lingkungan, faktor keluarga. Selain itu, ketidakpatuhan juga dipengaruhi efek samping obat, pada tahun 2006 dari 1030 pasien yang dirawat oleh Rumah Sakit Jiwa Dr.RM. Soerjarwadi Kalten 51,5% adalah pasien skizofrenia. Pengobatan skizofrenia yang lama dan efek samping obat yang sering timbul, menjadi alasan pasien untuk tidak mengikuti program pengobatan (Parawisata, 2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Sumatera Utara data 2 tahun terakhir pada pasien rawat jalan dari tahun 2007-2008 terdapat penderita yang mengalami kekambuhan yang dipengaruhi oleh ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan pada tahun 2007 sebanyak 13.535 dan tahun 2008 sebanyak 12.372 penderita. Melihat fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor Penyebab ketidakpatuhan pasien skizofrenia menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penilitian ini adalah survei deskriptif untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan pasien skizofrenia menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009. Tempat dan Waktu Penlitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan sejak bulan Oktober 2009. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh keluarga inti (ayah/ibu/suami/istri atau anak usia > 18 tahun) dari pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera berjumlah 45 orang. Sampel adalah seluruh populasi yang diambil dengan tehnik accidental sampling berjumlah 45 orang. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan kuesioner dan peneliti membaginya langsung kepada responden yang ingin diteliti terlebih dahulu memberi penjelasan kepada keluarga tentang maksud dan tujuan penelitian.

Definisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ketidakpatuhan adalah sikap pasien skizofrenia dimana terdapat ketidaksesuaian dengan aturan yang diberikan dalam menjalani pengobatan. 2. Faktor pasien adalah karaktetistik pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. 3. Faktor obat adalah penggunaan obat antipsikotik oleh pasien skizofrenia yang meliputi jumlah dosis obat, efek obat dan banyaknya jenis obat yang diberikan. 4. Faktor dokter adalah hubungan yang dibangun dokter dengan pasien skizofrenia selama pengobatan. 5. Faktor lingkungan adalah situasi tempat tinggal yang mendukung maupun tidak mendukung. 6. Faktor keluarga adalah dukungan keluarga inti (ayah, ibu, suami, istri dan anak usia > 18 tahun) untuk menbantu pasien skizofrenia dalam pengobatan. Aspek Pengukuran Untuk mengukur faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan pasien skizofernia menjalani pengobatan, masing-masing sub variabel diberi 5 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya diberi score 0 dan Tidak diberi score 2, maka score tertinggi masing-masing sub varibel adalah 10 dan terendah 0. 1. Faktor pasien : Untuk mengetahui faktor pasien dinilai berdasarkan karakteristik pasien yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan kepribadian yang menyebabkan ketidakpatuhan pasien menjalani pengobatan. 2. Faktor obat, dokter, lingkungan, dan keluarga Untuk mengukur faktor obat, dokter, lingkungan, dan keluarga sebagai penyebab ketidakpatuhan pasien skizofrenia menjalani pengobatan diberi 5 pertanyaan masingmasing sub variabel dengan alternatif jawaban ya dan tidak, jawaban ya diberi skor 0 dan tidak diberi skor 2, maka skor tertinggi masing-masing sub variabel adalah 10 dan terendah 0 (Sudjana, 2002). 3. Rumus : P

ren tan g banyak kelas 10 0 2 5


=

Keterangan : P : Panjang Kelas R : Rentang = skor tertinggi di kurang skor terendah BK : Banyak Kategori Jadi masing-masing faktor dikatakan: Positif bila mendapat score 6-10 Negatif bila mendapat score 0-5 Analisa Data

Hasil penelitian dianalisis dengan univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan pasien skizofrenia dalam menjalani pengobatan, yang dianalisa dengan program SPSS versi 15.00. Hasil Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan melalui pengumpulan data terhadap 45 responden yang dilaksanakan pada bulan Mei 2009. Penyajian hasil penelitian meliputi deskriptif karakteristik responden, dan deskriptif faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan pasien Skizofrenia menjalani pengobatan. Karakteristik Responden
Tabel 1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Agama, Suku, Pendidikan Di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2009 Karakteristik Frekuensi Persen Responden (F) (%) Agama 1. Islam 28 62,2 2. Kristen Protestan 13 28,9 3. Kristen Katolik 4 8,9 Jumlah 45 100 Suku 1. Batak 23 51,1 2. Jawa 16 35,6 3. Lain-lain 6 13,3 Jumlah 45 100 Pendidikan 1. SD 16 36,5 2. SMP 13 28,9 3. SMA/Sederajat 7 15,6 4. Diploma 5 11,1 5. Sarjana 4 8,9 Jumlah 45 100

2.

Faktor Dokter
Tabel 1.3 Distribusi Faktor Dokter Sebagai Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2009 No Faktor Dokter Positif Negatif Total Frekuensi 25 20 45 Persent ase 55.6 44.4 100

1. 2.

Dari tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pasien menjalani pengobatan 55,6% disebabkan oleh faktor dokter.
3.

Faktor Lingkungan
Tabel 1.4 Distribusi Faktor Lingkungan Sebagai Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2009

No 1. 2.

Faktor Lingkungan Positif Negatif Total

Frekuensi 29 16 45

Persentase 64,4 35,6 100

Dari tabel 1.4 diatas menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pasien menjalani pengobatan 64,4% disebabkan oleh faktor obat. 4. Faktor Keluarga
Tabel 1.5 Distribusi Faktor Keluarga Sebagai Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2009
No 1. 2. Faktor Keluarga Positif Negatif Total Frekuensi 35 10 45 Persentase 77,8 22,2 100

Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden beragama Islam jumlah yaitu 62.2%, suku Batak yaitu 51.1%, dan pendidikan mayoritas SD yaitu 36.5%.
Faktor-faktor Peneyebab Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan 1. Faktor Obat Tabel 1.2
Distribusi Faktor Obat Sebagai Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2009 No 1. 2. Faktor Obat Positif Negatif Total Frekuensi 28 17 45 Persentase 62,2 37,8 100

Dari tabel 1.5 diatas menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pasien menjalani pengobatan 77,8% disebabkan oleh faktor obat.
Pembahasan Setelah melakukan penelitian tentang faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan menjalani pengobatan diperoleh hasil bahwa : 1. Faktor Obat Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor obat merupakan penyebab ketidakpatuhan dengan persentase sebanyak 62,2%. Dimana responden lebih banyak mengatakan bahwa pasien merasakan efek samping dari obat tersebut sehingga pasien

Dari tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pasien menjalani pengobatan 62,2% disebabkan oleh faktor obat.

tidak melanjutkan meminum obat. Hal ini sejalan dengan pendapat Simanjuntak (2008) juga mengatakan bahwa pasien yang tidak mengalami efek samping terhadap pengobatan kemungkinan lebih mau melanjutkan pengobatan. 2. Faktor Dokter Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dokter merupakan penyebab ketidakpatuhan dengan persentase 55.6%. Hasil ini didukung oleh pernyataan Simanjuntak (2008) yang menyatakan bahwa hubungan terapeutik yang dibangun dengan pasien merupakan suatu landasan atau dasar dari kepatuhan terhadap pengobatan. Dokter menunjukkan bahwa dokter perhatian kepada pasien dan dokter tidak mau meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan pasien adalah penting. Terciptanya suatu hubungan yang baik merupakan prasyarat untuk masuk kedalam ikatan terapeutik dan memberikan informasi adalah hal yang penting dalam hubungan ini. Informasi dapat diberikan pada pasien ataupun keluarga baik dalam jadwal konsultasi ataupun dalam kelompok psikoedukasi. Psikoeduksi telah menunjukkan dapat meningkatkan kepatuhan dan secara signifikan mengurangi angka kekambuhan. Melengkapi informasi juga termasuk mendiskusikan perencanaan pengobatan baik kepada pasien dan keluarga dimana pasien dan keluarga dimana pasien dan keluarga dilibatkan dalam proses perencanaan pengobatan penyakitnya. 3. Faktor Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan faktor lingkungan merupakan penyebab ketidakpatuhan dengan persentase 64.4%. Hal ini sejalan dengan pendapat Simanjuntak (2008) menyebutkan bahwa dukungan dan bantuan merupakan variabel penting dalam kepatuhan terhadap pengobatan. Pasien yang tinggal sendirian secara umum mempunyai angka kepatuhan yang rendah dibandingkan mereka yang tinggal dalam lingkungan yang mendukung. Sebagai kemungkinan lain, sikap negatif dalam lingkungan sosial pasien terhadap pengobatan psikiatri atau terhadap pasien sendiri dapat mempengaruhi kepatuhan. Interaksi sosial yang penuh dengan stress dapat mengurangi kepatuhan yang biasanya terjadi bila pasien tinggal dengan orang lain. Sebagai contohnya adalah situasi emosional yang tinggi dan keluarga atau pihak lain yang tidak mau memperhatikan sikap positif pasien terhadap pengobatan. 4. Faktor Keluarga Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan faktor keluarga merupakan penyebab ketidakpatuhan dengan persentase 77.8%. Hal ini sejalan dengan pendapat Niven (2002) menyatakan bahwa bahwa keluarga dapat

menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Hasil penelitian ini didukung juga dengan studi-studi keluarga ( family studies ) yang menunjukan bahwa pasien skizofrenia yang kembali ke lingkungan rumah dimana sering terjadi keadaan kritis, kekerasan atau emosi yang diekspresikan cenderung akan meningkatkan kekambuhan. Simanjuntak (2008) menyebutkan bahwa keluarga sebagai caregiver di rumah dituntut untuk mampu mengatasi masalah ini. Ketidakpatuhan meliputi perilaku tidak patuh, penyebab, dan akibatnya dukungan keluarga didapat dari keluarga dan masyarakat dalam bentuk dukungan instrumental, emosional, informasional, dan penilaian merawat anggota keluarga yang tidak patuh dirasakan sebagai suatu beban sehingga keluarga menggunakan mekanisme koping baik positif maupun negatif. Keluarga mengharapkan mendapatkan pelayanan yang mampu menumbuhkan atau meningkatkan kepatuhan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia, penerimaan tanggung jawab dan perubahan sikap merupakan makna pengalaman keluarga dalam merawat pasien. Hasil penelitian Santi Kusuma Veranita yang berjudul hubungan antara pemberian dukungan keluarga dengan ketidakpatuhan minum obat pada penderita skizofrenia di rumah sakit jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang menunjukkan bahwa tingkat ketidakpatuhan minum obat pada penderita skizofrenia yang berada di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang. Terdapat hubungan antara keluarga terhadap ketidakpatuhan minum obat pada penderita skizofrenia yang berada di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang dimana nilai p < 0,05 dan nilai r = 0,525.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan 1. Faktor obat menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan sebesar 62.2%. 2. Faktor dokter menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan sebesar 55.6%%. 3. Faktor lingkungan menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan sebesar 64.4%. 4. Faktor keluarga menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan sebesar 77.8%. Saran

1. Bagi Keluarga Disarankan kepada keluarga agar pasien dengan Skizofrenia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan. 2. Bagi Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit perlu untuk lebih meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien Skizofrenia dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian selanjutnya tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Menjalani Pengobatan dengan menggunakan uji yang dapat menilai kekuatan hubungan. 4. Bagi Praktek Keperawatan Perlu untuk mempertimbangkan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi ketidakpatuhan pasien Skizofrenia dalam pengobatan sehingga perawat dapat melakukan pendekatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada pasien.

Kekambuhan Pasien Skizofrenia DI RSJD Surakarta. ( Diakses 13 November 2008 ). Simanjuntak, Y, 2008. Faktor-Faktor Terjadinya Relaps Pada Pasien Skizofrenia Paranoid. (Diakses 2 Januari 2008) ________, 2007. Skizofrenia. ( http://klinis.wordpress.com, Diakses 31 Agustus 2007)

DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Di Indonesia. Edisi III, Jakarta : Depkes RI. Erwin, 2002. Pengertian Skizofrenia. (http://www.erwin.or.id/relapse.html), Diakses 12 Agustus 2002). Isaac, A, 2005. Prilaku Skizofrenia. (http://www.isaacann.or.id/html), Diakses 1 Januari 2008 ). Murniati, 2006. Skizofrenia. Jakarta : Airlangga. Niven, Neil, 2002. Psikologi Kesehatan (Pengantar untuk Perawat dan Profesionsl Kesehatan Lain). Edisi Kedua, Jakarta : EGC. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pariwisata, 2006. Skizofrenia. (http://www.faktor-kekambuhanskizofrenia.com, Diakses 6 Februari 2006). Puspitasari, 2009. Peran Dukungan Keluarga Pada Penangan Penderita Skizofrenia. ( Diakses 21 Februari 2009 ). Riduan, 2009. Pengantar Statistik (untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis). Bandung : Alfabeta Susilawati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Wulansih, 2008. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan

Вам также может понравиться