Вы находитесь на странице: 1из 19

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

RETARDASI MENTAL LI 1. Retardasi Mental 1.1 Definisi Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental. Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi intelek. Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar. Mental, inteligensi, perasaan, dan kemauannya berada pada tingkat rendah, sehingga yang bersangkutan mengalami hambatan dalam penyesuaian diri The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ (Intelengence Quitient) IQ adalah MA/ CA x 100% = Mental age, umur mental yang didapat dari hasil test. = Chronologist age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.

M.A C.A

Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah W.F. Maramis, 2005: 386 Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC 1.2 Epidemiologi Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan http://achmadsholikinstainkediri.blogspot.com/2009/11/retardasi-mental.html Klasifikasi Retardasi Mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 1. Retardasi mental sangat berat : 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental 2. Retardasi mental berat : 4 % dari orang yang terkena retardasi mental 3. Retardasi mental sedang : 10 % dari orang yang terkena retardasi mental. 4. Retardasi mental ringan : 85 % dari orang yang terkena retardasi mental Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. 1.3 Etiologi 1. Non-Organik - Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis - Faktor sosiocultural - Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik - Penelantaran anak 2. Organik - Faktor Prakonsepsi a. Abnormalitas single gene (gangguan metabolik, kelainan neurokutaneus, dll) b. Kelainan kromosom (x-linked, translokasi, fragile-x), sindrom polygenic familial - Faktor Prenatal a. Gangguan pertumbuhan otak trimester I Kelainan kromosom (trisomi, mosaik, dll) Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV Zat-zat teratogen (alcohol, radiasi, dll) Disfungsi plasenta Kelainan congenital dari otak (idiopatik)

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

b. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV Zat- zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat, dll) Ibu : diabetes mellitus, PKU (phenilketonuria) Toksemia gravidarum Disfungsi plasenta Ibu malnutrisi - Faktor Perinatal a. Sangat premature b. Asfiksia neonatorum c. Truma lahir : perdarahan intracranial d. Meningitis e. Kelainan metabolic : hipoglikemik, hiperbilirubinemia - Faktor Postnatal a. Trauma berat pada kepala atau susunan saraf pusat b. Neurotoksin, misalnya logam berat c. CVA (cerebrovaskuler accident) d. Anoksia, misalnya tenggelam e. Metabolic Gizi buruk Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipotiroid Amino aciduria, misalnya PKU Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia dll Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan hepatomegali (Gaucher) Penyakit degeneratif atau metabolic lainnya f. Infeksi Meningitis, ensefalitis, dll Subakut sklerosing panasefalitis Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC 1.4 Klasifikasi Tingkatan Sangat superior Superior Diatas rata-rata Rata-rata Dibawah rata-rata Retardasi mental borderline Retardasi mental ringan (mampu didik) Retardasi mental sedang (mampu latih) Retardasi mental berat Retardasi mental sangat berat Nilai IQ 130 atau lebih 120-129 110-119 90-110 80-89 70-79 52-69 36-51 20-35 Dibawah 20

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Penggolongan Retardasi mental untuk Keperluan Pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Taraf perbatasan dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slow learner) : IQ 70 - 85. 2. Retardasi mental mampu didik (educable mentally retarded) : IQ 50 - 75. 3. Tuna grahit mampu latih (trainable mentally retarded) : IQ 30 - 50 atau IQ 35 - 55. 4. Retardasi mental butuh rawat (dependent or profoundly mentally retarded) : IQ dibawah 25 atau 30. Soetjiningsih, 1995 Pengklasifikasian/penggolongan Anak Retardasi mental untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools sebagai berikut : 1.EDUCABLE Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengananak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar. 2. TRAINABLEM Mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaiansosial. Sangat terbatas kemampuanya untuk mendapat pendidikan secara kademik. 3. CUSTODIAL Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat melatih anak tentangdasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan yang terus menerus. Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi Wechsler, yaitu: 1. Retardasi Mental Taraf Perbatasan a. Intelligence Quotient : 68 - 85 (keadaan bodoh/bebal) b. Patokan social : Tidak dapat bersaing dalam mencari nafkah c. Patokan pendidikan : Beberapa kali tak naik kelas di SD 2. Retardasi Mental Ringan a. Intelligence Quotient : 52 67 (debil/moron/keadaan tolol) b. Patokan sosial : Dapat mencari nafnah sendiri dengan mengerjakan sesuatu yang sederhana dan mekanistis. c. Patokan pendidikan : Dapat dididik dan dilatih tetapi pada sekolah khusus (SLB) 3. Retardasi Mental Sedang a. Intelligence Quotient : 36 51 (taraf embisil/keadaan dungu) b. Patokan sosial : Tidak dapat mencari nafkah sendiri. Dapat melakukan perbuatan untuk keperluan dirinya (mandi, berpakaian, makan, dst.) c. Patokan pendidikan : Tidak dapat dididih, hanya dapat dilatih. 4. Retardasi Mental Berat a. Intelligence Quotient : 20 35 b. Patokan sosial : Tidak dapat mencari nafkah sendiri. Kurang mampu melakukan perbuatan untuk keperluan dirinya. Dapat mengenal bahaya. c. Patokan pendidikan : Tidak dapat dididik, dapat dilatih untuk hal-hal yang sangat sederhana. 5. Retardasi Mental Sangat Berat a. Intelligence Quotient : Kurang dari 20 (idiot/keadaan pander) b. Patokan social : Tidak dapat mengurus diri sendiri dan tidak dapat mengenal bahaya. Selama hidup tergantung dari pihak lain. c. Patokan pendidikan : Tidak dapat dididik dan dilatih. Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26 Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC 1.5 Patofisiologi

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

a. Infeksi dan atau intoksinasi Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental. Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll ke dalam tubuh ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena masuknya racun atau obat yang semestinya dibutuhkan. b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiperradiasi, alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental. Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental. c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan. d. Penyakit otak yang nyata Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental. e. Penyakit atau pengaruh prenatal Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya. f. Kelainan kromosom Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid. g. Prematuritas Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu. h. Akibat gangguan jiwa yang berat Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak. i. Deprivasi psikososial

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak. Psikologi Abnormal/Drs. Kuntjojo, M.Pd. 1.6 Manifestasi klinis

Tingkat Ringan

Kisaran IQ 52-68

Moderat

36 51

Berat

20 35

Kemampuan Usia Prasekolah Kemampuan Usia Sekolah Kemampuan Dewasa (sejak lahir - 5 thn) (6-20 thn) (21 thn keatas) Bisa membangun kemampuan Bisa mempelajari pelajaran Bisa kerja & bersosialisasi, sosial & komunikasi. kelas 6 pada akhir usia tetapi ketika mengalami stres memerlukan bantuan. belasan tahun Koordinasi otot sedikit terganggu. Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial. Sering tidak terdiagnosis. Bisa dididik. Bisa berbicara, belajar, Bisa mempelajari Bisa memenuhi kebutuhan berkomunikasi. kemampuan sosial & sendiri. pekerjaan. Kesadaran sosial kurang. Memerlukan pengawasan Bisa bepergian sendiri di & bimbingan ketika stres. Koordinasi otot cukup. tempat yg dikenalnya dengan baik. Bisa mengucapkan beberapa Bisa berbicara/belajar Bisa merawat diri sendiri dibawah pengawasan. kata. berkomunikasi Mampu menolong diri sendiri. Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yg sederhana. Tidak memiliki kemampuan ekspresif/hanya sedikit. Koordinasi otot jelek Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara. Bisa merawat diri tapi terbatas. Perlu perawatan khusus

Sangat berat

19 / kurang Sangat terbelakang Memiliki koordinasi otot Koordinasi ototnya sedikit Tidak dapat berjalan sekali. berbicara Memerlukan perawatan khusus.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu : 1. Kelainan pada mata : - Galactosemia a. Katarak - Sindrom Down - Sindrom Cockayne - Kretin - Sindrom Lowe - Rubella Pranatal, dll.

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

b. Bintik cherry-merah pada daerah macula - Mukolipidosis - Penyakit Niemann-Pick - Penyakit Tay-Sachs c. Korioretinitis - Lues congenital - Penyakit Sitomegalovirus - Rubella Pranatal d. Kornea keruh - Lues Congenital - Sindrom Hunter - Sindrom Hurler - Sindrom Lowe 2. Kejang a. Kejang umum tonik klonik - Defisiensi glikogen sinthesa - Hipersilinemia - Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI - Phenyl ketonuria - Sindrom malabsobrsi methionin, dll. b. Kejang pada masa neonatal - Arginosuccinic asiduria - Hiperammonemia I dan II - Laktik asidosis, dll. 3. Kelainan kulit a. Bintik caf-au-lait

- Atakasia-telengiektasia - Sindrom bloom - Neurofibromatosis - Tuberous selerosis 4. Kelainan rambut a. Rambut rontok - Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati b. Rambut cepat memutih - Atrofi progresif serebral hemisfer - Ataksia telangiektasia - Sindrom malabsorbsi methionin c. Rambut halus - Hipotiroid - Malnutrisi 5. Kepala a. Mikrosefali b. Makrosefali - Hidrosefalus - Neuropolisakaridase - Efusi subdural 6. Perawakan pendek a. Kretin b. Sindrom Prader-Willi 7. Distonia a. Sindrom Hallervorden-Spaz

1.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding DIAGNOSIS 1. Anamnesis Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain : Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh. Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya. Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau ambil koran Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga. American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe: 1. Gangguan bahasa ekspresif Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya 2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli. 3. Gangguan phonological

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Gangguan bunyi bahasa adalah gangguan bicara di mana bunyi bahasa (yang disebut fonem) tidak mampu diucapkan, atau tidak diucapkan dengan benar, atau tidak digunakan secara benar oleh penutur ibu bahasa bersangkutan. Gangguan ini dapat terjadi baik pada anak kecil maupun orang dewasa 4. Gagap Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara. Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka Cara Pengukuran Pertumbuhan Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi: a. Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit. Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran. Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. b. Pengukuran Berat Badan Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar. c. Pengukuran Lingkar Kepala Cara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital. Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris). Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas. Mulut : bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi. Geligi : odontogenesis yang tidak normal. Telinga : keduanya letak rendah atau bentuknya aneh. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia. Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk dan lebar, klinodaktil. Dada dan Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk. 3. Pemeriksaan Penunjang Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak. 1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik. Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk. Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya tumor intra kranial, kejang local. 2. Elektroensefalogram (EEG) Digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. 3. Pemeriksaan audiometric Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan audiometri : a. Audiometri tingkah laku Merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak. b. Audiometri bermain Merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar bunyi. c. Audiometri bicara Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam pembicaraan sehari-hari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid). d. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus 4. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal. Contoh kelainan : - Pemebesaran kepala yang progresif - Tuberous sklerosis - Dicurigai kelainan otak yang luas - Kejang lokal - Dicurigai adanya tumor intrakranial 5. Timpanometri Digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan. a. Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau salah. b. Skala intelegensi Wechsler untuk anak III: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah. 6. Tes Laboratorium a. Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down. b. Amniosentesis yaitu pengambilan cairan dari ruang amnion secara trans-abdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun. c. Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. 7.Pemeriksaan Psikologis Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan actor tic, motorik, actor tic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional, emosional, dan interpersonal juga penting. Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC DIAGNOSIS BANDING 1. Kelainan sensorik terutama buta dan tuli 2. Gangguan perkembangan spesifik (kelambatan satu aspek perkembangan): gangguan perkembangan bicara, aleksia, agrafia, afasia 3. Gangguan perkembangan pervasif (penyimpangan perkembangan): autisme infantil, skizofrenia yang timbul pada masa anak. 4. Penyakit fisik yang kronis 5. Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD) Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal. Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang sulit. 7. Kadang-kadang anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga gangguan bicara dan cerebral palsy membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun intelegensianya normal 1.8 Tatalaksana Tujuan utama pengobatan adalah untuk mengembangkan potensi pasien, membantu fungsi senormal mungkin. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak setiap anak penaganan multidisiplin merupakan jalan terbaik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Dokter terkadang memerlukan bantuan dari beberapa ahli dibidang lain seperti : a) Psikolog/ psikiater menilai perkembangan mental anak tersebut terutama kemampuan kognitifnya(cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berfikir tentang suatu informasi). Bila anak mengalami kelainan tingkah laku atau dari pihak keluarga memerlukan saran dan dukungan untuk terapi di pihak keluarga b) Dokter anak untuk memeriksa fisik anak, menganalisis penyebab dan mengobati kemungkinan adanya kelainan atau penyakit yang meungkin ada. c) Pihak keluarga atau pengamat/ pengawas keluarga untuk menilai situasi kondisi keluarganya di segala bidang. d) Ahli saraf bila anak menderita epilepsi, serebral palsi e) Ahli rehabilitasi medik bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya f) Ahli terapi wicara untuk memperbaiki apabila terdapat kelainan bicara atau untuk merangsang perkembangan bicara g) Pekerja social kadang-kadang diperlukan untuk menilai situasi keluarganya h) Guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini Selain itu orang tua juga diberi penejelasan tentang kondisi anaknya dan terapi pun dapat melalui bimbingan orangtua. Anak retardasi mental ini juga memerlukan perawatan, monitoring baik terhadap perkembangan pengobatan maupun tumbuh kembangnya, dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak yang mengalami infeksi pranataldengan cytomegalovirus akan mengalami gangguan pendengaran yang progresif walaupun lambat, demikian pula anak dengan sindrom Down dapat timbul gejala hipotiroid. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian.

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Farmakologi 1. Obat-obat yang sering digunakan dalam bidang retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya : Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari. Imipramin dosis 1,5 mg/kg/hari. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala hyperkinetik Efek sampingan kedua obat diatas dapat menimbulkan konvulsi (kejang otot) 2. Obat-obatan untuk konvulsi : Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari. (Dilantin dapat juga menurunkan gejala hyperkinetik, gejala gangguan emosi dan menaikkan fungsi berfikir). Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala hyperkinetik). Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik bisa juga melalui minum kopi 3. Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar : Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron) Glutamic acid Gamma amino butyric acid (Gammalon) Pabenol. Nootropil. Amphetamin 4. Obat-obat psikotropika, untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri : Tioridazin, Mellaril, Haloperidol atau Haldol 5. Pikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda defisit perhatian atau hiperaktivitas : Metilfenidat atau Ritalin 6. Antidepresan : Fluoksetin atau Prozac 7. Obat untuk perilaku agresif : Karbamazepin atau Tegretol Sekolah Luar Biasa Pada pasien retardasi mental borderline, masih dapat bersekolah di sekolah umum atau sekolah biasa. Biasanya yang diajarkan di sekolah luar biasa ini berupa bagaimana cara mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik makhluk hidup maupun benda mati, terkadang beberapa pelajaran yang seperti membaca, menghitung (tergantung pada sudah sampai sejauh mana tingkat kemampuan anak) dan semua cara pengajaran tergantung dari tingkat SLB tersebut dan disetiap jenis SLB pasti berbeda cara pengajarannya a. SLB A untuk tuna netra kelainan pada penglihatan b. SLB B untuk tuna rungu kelainan pada pendengaran c. SLB C untuk tuna grahita retardasi mental Di sekolah ini diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri di kemudian hari. Di ajarkan pula tentang baik-buruknya suatu tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan tindakan yang tidak terpuji, seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual dan lain-lain. d. SLB D untuk tuna daksa adanya kelainan atau cacat pada neuro muskulo seperti amputasi, lumpuh e. SLB E untuk tuna laras tidak bisa mengendalikan emosi f. SLB untuk kesulitan belajar berbeda dengan retardasi mental ringan, di sini pasien biasanya memiliki IQ normal atau d atas rata-rata, hanya mereka umumnya malas, kurang berlatih, cenderung memiliki perasaan untuk menghindar g. SLB untuk autis h. SLB untuk indigo 1.9 Komplikasi Sering mengalami kecelakaan seperti terpotong anggota badannya sendiri karena kurangnya atau tidak ada reaksi terhadap rangsangan sakit. http://bidanliares.blogspot.com/2012/04/retardasi-mental.html 1.10 Prognosis Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.

10

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

1.11 Pencegahan 1. Pencegahan primer Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental (2) usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal (4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental (5) perbaikan keadaan social-ekonomi. (6) tindakan kedokteran, antara lain: Perawatan prenatal dengan baik; Pertolongan persalinan yang baik; Pencegahan kehamilan usia sangat muda (usia ibu kurang dari20 tahun) dan terlalu tua (usia ibu lebih dari 46 tahun) 2. Pencegahan sekunder Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini. 3. Pencegahan tersier Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua. Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak. Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga ias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum. Adapun tindakan lain yang bisa dilakukan adalah : Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan dukungan keluarga. LI 2. Gizi pada Anak dan Remaja 2.1 Periode perkembangan dan pertumbuhan Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap: Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaankebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun. Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun. Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun. Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan

11

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain. Perkembangan Fisik Anak Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Faktor perkembangan fisik : - Keturunan (genetik) - Lingkungan - Gizi - Gangguan emosional (produksi adrenalin steroid yang berlebihan) - Faktor Sebelum Lahir : Kekurangan nutrisi & vitamin pada ibu dan janin, janin tekena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi bakteri sypilis, terkena penyakit gabag, TBC, kholera, typus, gondok, sakit gula dan lainlain. - Faktor ketika lahir : Intracranial haemorrahge atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan . Defec pada susunan syaraf pusat karena kelahiran bayi dengan bantuan tang (tangverlossing) - Faktor Sesudah Lahir : Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi jatuh, infeksi pada selaput otak (cerebral miningitis, gabag, malaria tropika, dypteria , radang kuping berdarah dan lain-lain), Kekurangan gizi dan nutrisi. Semua penyebab tersebut di atas menyebabkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu. - Faktor Psikologis : Bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. anak-anak dititipkan pada institusinalia (rumah sakit, panti asuhan, yayasan perawatan bayi) dan lain-lain sebagainya sehingga mereka kurang sekali mendapatkan kasih sayang dan perawatan jasmaniah. anak-anaka tersebut mengalamai innanitie psikis atau kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga mengakibatkan retradasi/kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Juga ada hambatan fungsi rohaniah, terutama sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi

Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu: Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya. Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain. Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas. Perkembangan Sosio-emosional Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu: Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan. Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan. Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak. http://bidanku.com/index.php?/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak. *Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%. *Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%. *Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%. *Pada umur 10 mencapai 99%.

12

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Growth Spurt : - Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun - Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun. Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi 1. Penyebab Langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. 2. Penyebab tidak Langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar 1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri Jika dilihat dari tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu : Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan sekarang. Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu. Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status). Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian. Kelebihan indeks BB/U yaitu : *Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. *Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek. *Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight). b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama. Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu : *Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.

13

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

*Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak mengalami keadaan takut dan tegang c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U) Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) Rumus IMT :
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku ( reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia. Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/U a. Normal : -2 SD s/d 2 SD a. Normal : -2 SD s/d 2 SD a. Sangat gemuk : > 3 SD b. Kurang : -3 SD s/d < -2 SD b. Pendek : -3 SD s/d < -2 SD b. Gemuk : > 2 SD s/d 3 SD c. Sangat Kurang : < -3 SD c. Sangat pendek : < -3 SD c. Normal : -2 SD s/d 2 SD d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus : < -3 SD Angka Kecukupan Gizi Remaja Uraian Energi (kcal) Protein (g) Kalsium (mg) Besi (mg) Vit. A (RE) Vit. E (mg) Vit B1 (mg) Vit C (mg) Folat (mg) Perempuan 13- 15 th 16 19 th 2100 2000 62 51 700 600 19 25 500 500 8 8 1,0 1,0 60 60 130 150 Laki laki 13 - 15 th 2400 64 700 17 600 10 1,0 60 125

20 - 45 th 2200 48 600 26 500 8 1,0 60 150

16 - 19 th 2500 66 600 23 700 10 1,0 60 165

20 - 45 th 2800 55 500 13 700 10 1,2 60 170

2.2 Kebutuhan gizi dan jenisi gizi pada bayi, balita dan anak Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Kebutuhan Gizi Bayi Kalori 100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal. Protein 1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram. Karbohidrat 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram. Lemak 20% dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram. Kebutuhan gizi pada balita : Beda orang dewasa dengan balita Gula & Garam Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering. Kebutuhan Energi & Nutrisi Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. Susu Pertumbuhan Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari.

14

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak Kebutuhan gizi anak : Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat. Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak. Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya. Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah : 1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah: DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. 2. Kalori dan protein Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai. 3. Zat besi Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O 2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua. 4. Kelompok vitamin B Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau. 5. Seng (Zn)

15

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacangkacangan. Jenis Nutrisi Air Fungsi Pelarut untuk pertukaran seluler Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh Mengatur suhu tubuh Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan Menjaga keseimbangan osmotik Membentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi Sebagai sumber energi Membentuk glikogen dan lemak Membantu pembentukan asam amino Sebagai sumber cadangan energi Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ tubuh Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K Memperlambat proses pengosongan lambung Fungsi Penglihatan Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel Diferensiasi sel-sel epitel Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat Konduksi membran dan saraf Sumber Air, makanan

Protein

Susu, telur, daging, kacangkacangan, padi-padian

Karbohidrat

Susu, padi-padian, buah, sirup, tepung, sayuran Susu, mentega, telur, daging, ikan, minyak sayur

Lemak

Jenis Vitamin Vitamin A

Sumber Susu, telur, buah, sayur, cod & halibut liver oil

Vitamin B Thiamine

Padi-padian, ragi, jeroan

Riboflavin

Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMN Susu, telur, daging, kacangBerperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD dehidrogenase kacangan Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat pembawa elektron dalam sel hidup Berperan dalam berbagai proses metabolisme Sebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa asil Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine fosfat Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam metabolisme asam amino, purin, dan nukleat Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA Ikan tuna dan halibut, daging, sereal gandum

Niasin

Asam Pantothenat

Kuning telur, susu, kacangkacangan Daging, ikan, tepung kedelai, ragi Sayuran hijau, kacangkacangan, telur, ikan Telur, susu Kacang-kacangan, hijau, buah-buahan

Piridoksin

Asam Folat Kobalamin Vitamin C

Vitamin D

Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks potensial tubuh Integritas epitel melalui kesehatan kolagen Mekanisme imunitas Mempercepat absorbsi besi Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor neurotransmitter asetilkolin Homeostasis kalsium dalam plasma Mengatur sintesis protein yang mengatur transpor Ca Pembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan

sayuran

Minyak ikan laut, kuning telur

16

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Vitamin E Vitamin K

Sebagai antioksidan alam paling kuat Berperan dalam metabolisme selenium Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi karboksilase pada hati Fungsi Membentuk struktur tulang dan gigi Membantu proses kontraksi otot dan kerja jantung Membantu koagulasi darah Membantu keseimbangan asam basa Membentuk HCl lambung Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Merupakan komponen pembentuk molekul vitamin B12 dan eritropoietin Penting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan hemoglobin Membantu penyerapan besi Membentuk struktur gigi dan tulang Merupakan komponen pembentuk hormon T3 dan T4 Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif, sitokrom C, dan katalase Membentuk struktur tulang dan gigi Iritabilitas otot dan saraf Kation intraseluler Berperan dalam aktivasi enzim Metabolisme karbohidrat Komponen enzim santin oksidase Mobilisasi feritin dalam hati Membantu pembentukan tulang dan gigi Struktur nukleus dan sitoplasma sel Berperan dalam kontraksi otot Hantaran impuls saraf Keseimbangan cairan dalam tubuh Kofaktor glutation peroksidase Unsur pokok protein seluler Berperan dalam pembentukan melanin Berperan dalam menjaga tekanan osmotik Menjaga keseimbangan asam basa Unsur pokok enzim

Minyak biji-bijian, buah, sayur, lemak Sayuran hijau, sereal, susu, telur

Jenis Mineral Kalsium

Sumber Susu, sayur hijau, salmon, kerang Garam, daging, susu, telur

Klorida Khromium Kobalt Tembaga Fluorin Iodium Besi Magnesium

Ragi Tersebar luas Hati, tiram, daging, ikan, butir padi, kacang Air, makanan laut Garam, makanan laut Hati, daging, kuning telur, sayuran hijau Biji-bijian, kacang, daging, susu Sayuran hijau, biji-bijian Sayuran Susu, kuning telur, kacangkacangan Tersebar luas

Mangan Molibdenum Fosfor Kalium

Selenium Sulfur Natrium Seng

Sayuran, daging Makanan berprotein Garam, susu, telur Daging, susu, kacang

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian ASI eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak : Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak. Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat. Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi. Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim. Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.

17

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya. 2.3 Kebutuhan gizi remaja Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif. Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain. Protein Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki. Kalsium Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk lakilaki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain. Zat Besi Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia defisiensi besi. Seng (Zink) Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-laki. Vitamin Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel. LI 3. Peranan orangtua terhadap anak berdasarkan Islam Allah Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman; peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At-Tahriim: 6). Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah:

18

Sausan Rasmiyyah B-08 // FK YARSI 2011 Blok Reproduksi & Tumbuh Kembang

1. Memilih istri/suami yang baik, minimalnya harus memenuhi 4 syarat, yaitu: rupawan, hartawan, bangsawan dan taat beragama. Dan yang disebutkan terakhir adalah yang lebih utama dari keempat syarat yang telah disebutkan (cf. H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). 2. Berlindung kepada Allah sebelum melangsungkan acara jimak, karena tanpa membaca : Bismillahi, Allahumma Jannibnasy syaithaana Wajannibisy syaithaana mimmaa razaqtanaa setan akan akan ikut menjimaki sang istri. (cf. H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas). 3. Mengazankan/mengiqamatkan pada telinga kanan/kiri bayi, langsung setelah lahir dan dimandikan (cf. H.R. Bukhari dan Muslim dari Asmaa binti Abu Bakar). 4. Memberikan nama yang baik untuk anak, karena di hari akhirat seorang akan dipanggil sesuai dengan nama yang diberikan orang tuanya. (cf. H.R. Bukhari dan Muslim dari Jabir). 5. Menyembelih aqiqah, karena, karena Rasulullah SAW bersabda : Anak-anak yang baru lahir masih tersandra dengan aqiqah. Sebaiknya aqiqah disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran dan pada hari itu juga dicukur rambut serta diberi nama (cf. H.R. Bukhari dan Muslim dll dari Salmaan bin Aamir). 6. Melakukan penyunatan. Hukum penyunatan adalah wajib bagi anak laki-laki dan kemuliaan bagi anak perempuan (cf. H.R. Ahmad dan Baihaqy dari Syaddaad bin Aus). 7. Menyediakan pengasuh, pendidik dan/atau guru yang baik dan kuat beragama dan berakhlak mulia, kalau orang tuanya kurang mampu. Akan tetapi yang terafdhal bagi yang mampu adalah orang tuanya , disamping guru di sekolah dan Ustadz di pengajian. (cf. Alghazaaly, Ihyaau Uluumiddin, Al-Halaby, Cairo, Jld 8, Hal 627). 8. Mengajarnya membaca dan memahami Al-Quran; memberikan pendidikan Jasmani (cf. H.R. baihaqi dari Ibnu Umar). 9. Memberikan makanan yang halalaalan thayyiban untuk anaknya. Rasulullah SAW pernah mengajarkan sejumlah anak untuk berpesan pada orang tuanya dikala keluar mencari nafkah: Selamat jalan ayah! Bertaqwalah kepada Allah!. Jangan sekali-kali engkau membawa pulang kecuali yang halal dan thayyib saja!, Kami mampu bersabar dari kelaparan, tapi tidak mampu menahan azab Allah SWT (cf. H.R. Thabraani dalam Al-Ausaath). 10. Melatih mereka shalat selambat-lambatnya pada usia tujuh tahun dan sedikit lebih keras dikala sudah berusia sepuluh tahun. (cf. Ahmad dan Abu Daud dari Amru bin Syuib). 11. Memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak perempuan, juga antara mereka dengan orang tuanya, bila usianya telah mencapai sepuluh tahun (cf. H.R. Bazzaar). 12. Membiasakan berakhlak Islami dalam bersikap, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya, sehingga semua kelakuannya menjadi terpuji menurut Islam (cf. H.R. Turmuzy, dari Jaabir bin Samrah). 13. Menanamkan etika malu pada tempatnya dan membiasakan minta izin keluar/masuk rumah, terutama ke kamar orang tuanya, teristimewa lagi saat-saat zhahiirah dan selepas shalat Isya. (cf. Alquran, Surat Annuur, ayat 59). 14. Berlaku kontinuitas dalam mendidik, membimbing dan membina mereka. Demikian juga dalam penyandangan dana dalam batas kemampuan, sehingga sang anak mampu berdikari (cf. H.R. Abu Daud dari abu Qalaabah). 15. Berlaku adil dalam memberi perhatian, washiyat, biaya dan cinta kasih kepada semua mereka (cf. h.R. Muslim dari Anas bin Maalik)

19

Вам также может понравиться

  • PHBS Sausan
    PHBS Sausan
    Документ25 страниц
    PHBS Sausan
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan PKL Januari 2018
    Penyuluhan PKL Januari 2018
    Документ2 страницы
    Penyuluhan PKL Januari 2018
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • MYOMA INTRALIGAMENTARY
    MYOMA INTRALIGAMENTARY
    Документ37 страниц
    MYOMA INTRALIGAMENTARY
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Skenario 2 Blok Kedokteran Keluarga
    Skenario 2 Blok Kedokteran Keluarga
    Документ14 страниц
    Skenario 2 Blok Kedokteran Keluarga
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Referat Skleritis
    Referat Skleritis
    Документ20 страниц
    Referat Skleritis
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Dokter Keluarga
    Dokter Keluarga
    Документ11 страниц
    Dokter Keluarga
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan PKM Angus
    Penyuluhan PKM Angus
    Документ10 страниц
    Penyuluhan PKM Angus
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Diabetes-Mellitus Awam 2015
    Diabetes-Mellitus Awam 2015
    Документ44 страницы
    Diabetes-Mellitus Awam 2015
    candrarosyidi
    Оценок пока нет
  • Referat Skleritis
    Referat Skleritis
    Документ19 страниц
    Referat Skleritis
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Conduct Disorder
    Conduct Disorder
    Документ20 страниц
    Conduct Disorder
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Myoma Intraligamentary
    Myoma Intraligamentary
    Документ19 страниц
    Myoma Intraligamentary
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • MYOMA INTRALIGAMENTARY
    MYOMA INTRALIGAMENTARY
    Документ37 страниц
    MYOMA INTRALIGAMENTARY
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Wrap Up
    Wrap Up
    Документ23 страницы
    Wrap Up
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Wrap Up
    Wrap Up
    Документ23 страницы
    Wrap Up
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Документ2 страницы
    Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Документ2 страницы
    Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Surat Izin Lat - Anatomi
    Surat Izin Lat - Anatomi
    Документ1 страница
    Surat Izin Lat - Anatomi
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Dokter Keluarga
    Dokter Keluarga
    Документ11 страниц
    Dokter Keluarga
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Cover Wrap Up
    Cover Wrap Up
    Документ2 страницы
    Cover Wrap Up
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Proposal Diksar Smaka 13
    Proposal Diksar Smaka 13
    Документ15 страниц
    Proposal Diksar Smaka 13
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Cover Wrap Up
    Cover Wrap Up
    Документ2 страницы
    Cover Wrap Up
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Kemoterapi dan Prognosis Karsinoma Paru
    Kemoterapi dan Prognosis Karsinoma Paru
    Документ5 страниц
    Kemoterapi dan Prognosis Karsinoma Paru
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Kemoterapi dan Prognosis Karsinoma Paru
    Kemoterapi dan Prognosis Karsinoma Paru
    Документ5 страниц
    Kemoterapi dan Prognosis Karsinoma Paru
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • B 11 Kewarganegaraan
    B 11 Kewarganegaraan
    Документ20 страниц
    B 11 Kewarganegaraan
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • KABUPATEN KOTABARU
    KABUPATEN KOTABARU
    Документ17 страниц
    KABUPATEN KOTABARU
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Proposal Makrab 2011 (2) Tanpa Sponsor
    Proposal Makrab 2011 (2) Tanpa Sponsor
    Документ9 страниц
    Proposal Makrab 2011 (2) Tanpa Sponsor
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ2 страницы
    Cover
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • B 11 Kewarganegaraan
    B 11 Kewarganegaraan
    Документ20 страниц
    B 11 Kewarganegaraan
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Документ2 страницы
    Dakwah Sausan (Nuzulul Qur'an)
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет
  • B 11 Kewarganegaraan
    B 11 Kewarganegaraan
    Документ20 страниц
    B 11 Kewarganegaraan
    Sausan Rasmiyyah
    Оценок пока нет