Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Rifky Octavia P Mira Melynda Prakosa Handira N Aini Erlia Widyaningrum Imawati Annisa S Wulan Oktavianti Devin Jessica S Indah Agustina Maria ER Marpaung
Penggolongan Benzodiazepin
Short-acting
Ultra short-acting
klordiazepoksida
Zat Long-acting
Diazepam
Nitrazepam
Oksazepam
Lorazepam
Loprazolam
Zopliclon
Triazolam
Midazolam
Estazolam
Farmakokinetik
Absorpsinya baik melalui usus bagian proksimal dan rectum. Obat ini dihancurkan terutama di dalam hepar menjadi trikloroetanol yang kemudian dioksidasi menjadi trikloroasetat. Ekskresi melalui ginjal, setelah mengalami konjugasi dengan asam glukuronat. Asam urokloral yang dibentuk dalam urine dapat memberikan reaksi positif palsu pada percobaan benedict dan reaksi fehling. reabsorpsinya di usus berlangsung baik (80-90%) dan cepat, sedangkan kadar maksimal dalam plasma tercapai dalam waktu -2 jam Klordiazepoksida, oksazepam dan lorazepam bersifat kurang lipofil, sehingga baru mencapai puncaknya dalam plasama setelah 1-4 jam. Distribusinya dalam tubuh juga baik terutama di otak, hati, otot jantung, dan lemak Reabsorpsinya melalui suppositoria agak lambat, misalnya baru setelah 2 jam (oral lebih kurang jam). Tetapi bila diberikan sebagai larutan dalam suatu bentuk rectal khusus (rektiole), penyerapannya pesat sekali,
Obat
Metabolit
Keterangan
Alprazolam
12-15
Aktif:
prazolam
Klordiazepoksid
5-30
Klorazepat
50-100 (metabolit)
Lanjutan
Diazepam
50-100
Flunitrazepam
12-24
Aktif:
Volume
distribusi
desmetilflunitrazepam
Flurazepam 24-100 (metabolit) Aktif: turunan
besar
paruh
desalkil Waktu
dan lainnya
Lorazepam
10-18
Eliminasi
tidak
Lanjutan
Nitrazepam
24-36
Volume besar
distribusi
Oksazepam
4-10
Prazepam
30-120
Aktif: desmetildiazepam
Temazepam
5-8
Kemungkinan aktif
lambat
Triazolam 3-5 Aktif: -hidroksitriazolam Absorpsi per oral cepat
Benzodiazepin menghambat aktivitas SSP dengan efek utama pada manusia adalah sedasi, hipnosis, pengurangan ansietas, relaksasi otot, dan antikonvulsi. Pemberian benzodiazepin IV dalam dosis terapi dapat menimbulkan vasodilatasi perifer, sedangkan blokade neuromuskular baru terjadi pada dosis sangat tinggi.
peningkatan dosis benzodiazepin menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari sedasi ke hipnosis, dari hipnosis ke stupor; keadaan ini mirip dengan depresan umum SSP Benzodiazepin tidak memperlihatkan efek anestesi umum yang spesifik karena penderita tetap sadar dan relaksasi otot yang diperlukan untuk pembedahan tidak tercapai
Efek terhadap Tidur Benzodiazepin hanya mempunyai efek yang ringan untuk menekan REM sleep, tetapi obat ini mempunyai tendensi menekan fase yang lebih dalam dari tidur, tertutama fase 4. Mekanismenya belum diketahui tetapi diazepam telah digunakan dalam pengobatan night terrors yang meningkat pada fase 4 dari tidur
Benzodiazepin menyebabkan terjadinya peningkatan pada amplitudo EEG (meningkatkan fast-beta activity). Benzodiazepin meningkkatkan ambang bangkitan dan merupakan obat antikonvulsi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Evaluasi
Perencanaan
Intervensi
Pengkajian
Dapatkan riwayat sebab-sebab yang memungkinkan dari reaksi ansietas klien. Tentukan sistem pendukung klien (keluarga, teman, atau kelompok), jika ada. Dapatkan riwayat pengobatan klien. Catat jika ada obat yang dipakai klien dapat menimbulkan interaksi.
Intervensi
Amati klien utuk terjadinya efek samping dari antiansietas. Ingat bahwa toleransi obat, ketergantungan fisik dan psikologis dapat terjadi pada pemakaian kebanyakan antiansietas, terutama benzodiazepine. Anjurkan keluarga untuk mendukung klien.
Perencanaan
Ansietas dan stress klien akan barkurang melalui metode nonfarmakologik, obat-obat antiansitas, atau terapi psikologik atau kelompok.
Evaluasi
Evaluasi efektifitas terapi obat dengan menentukan apakah ansietas klien berkurang dan lebih dapat mengatasi stress dan kecemasannya. Tentukan apakah klien memakai obat antiansietas seperti yang diresepkan dan patuh pada instruksi dalam penyuluhan kepada klien.
Thank You