Вы находитесь на странице: 1из 10

KERANGKA KONSEPTUAL PP NO.

71 TAHUN 2010
DEVY K PUTRI (F0311039) AKUNTANSI PEMERINTAH KELAS A

PENDAHULUAN Kerangka konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan berfungsi sebagai acuan jika terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan. Tujuannya digunakan sebagai acuan adalah : 1. Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya 2. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar 3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar 4. Dan para pengguna laporan keuangan menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar Kerangka konseptual ini berisi tentang tujuan kerangka konseptual, lingkungan akuntansi pemerintahan, pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna, entitas akuntansi dan entitas pelaporan, peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan serta dasar hokum, asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi, dan untur-unsur pembentuk laporan keuangan, pengakuan dan pengukurannya, yang berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusar dan daerah.

LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN Ciri cirri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah : 1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan : a. Bentuk umum pemerintahan yaitu NKRI yang berasas pancasila, dan pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislative, dan yudikatif agar tidak terjadi kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan.

b. Sistem pemerintahan otonomi yaitu pemerintah pusat, profinsi, dan kabupaten/kota, dan adanya sistem bagi hasil, alokasi dana umum, hibah atau subsidi antar entitas pemerintahan c. Berlangsunya proses politik untuk menyelaraskan berbagai kepentingan masyarakat d. Adanya pungutan pajak yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat 2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian : a. Anggaran sebagai pernyataan kebihakan public, target fiscal, dan alat pengendalian b. Investasi dalam bentuk asset yang tidak memberikan pendapatan secara langsung c. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian d. Penyusutan nilai asset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam kegiatan operasional pemerintahan

PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI PARA PENGGUNA Para pengguna laporan keuangan antara lain : 1) masyarakat, 2) wakil rakya, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa, 3) pihak yang memberi atau bereperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman, 4) pemerintah. Laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna, karena informasi yang disajikan digunakan untuk memenui kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.

ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintah yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajian yang penyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Entitas pelaporan merupakan unit pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, terdiri dari : pemerintah pusat, darerah, masing-masing kementrian negara atau lembaga dilingkungan pemerintah pusat, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya.

PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Pelaporan pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur diwajibkan untuk kepentingan akuntabilitas yaitu pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya, manajemen yaitu evaluasi pelaksanaan kegiatan, transparansi yaitu pemberian informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat, keseimbangan antargenerasi, dan evaluasi kinerja. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik ekonomi, social, dan politik.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan Atas Laporan Keuangan, serta laporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan.

DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN Pelaporan keuangan pemerintahan diselenggarakan berdasarkan peraturan perundangundangan antara lain : UUD 45 bagian yang menyatur keuangan negara, UU bidang keuangan negara, UU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Perda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Perpu tentang tentang keuangan daerah, Perpu tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah, Perpu lainnya tentang keuangan pusat dan daeran.

ASUMSI DASAR Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan dilingkungan pemerintah antara lain : asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas, dan asumsi keterukuran dalam satuan uang. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ukuran-ukuran normative yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi karakteristik antara lain : 1. Relevan : memiliki manfaat umpan balik, memiliki manfaat prediktif, tepat waktu, lengkap 2. Andal : penyajian jujur, dapat diverifikasi, netralitas 3. Dapat dibandingkan dengan periode sebelungnya atau dengan entitas pelaporan lain 4. Dapat dipahami oelh pengguna untuk memenuhi tujuannya, Ada empat

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN Prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah antara lain : 1. Basis akuntansi, basis akrual untuk pengakuan pendapatan, beban, asset, kewajiban, dan ekuitas 2. Nilai historis, asset dicatat sebesar kas yang dikeluarkan untuk memperoleh asset tersebut, kewajiban dicatat sebesar kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datangg 3. Realisasi, pendapatan basisi kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu peridode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut 4. Substansi mengungguli bentuk formal, transaksi dicatat sesuai substansi dan realitas ekonomi 5. Periodisitas, pelaporan keuangan entitas pelaporan dibagi menjadi periode-periode pelaporan 6. Konsistensi dalam perlakuan akuntansinya 7. Menyajikan informasi secara lengkap 8. Laporan keuangan disajikan secara wajar

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah :

1. Materialitas, informasi dipandang material apabila kesalahan dalam mencatat informasi dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan 2. Pertimbangan Biaya dan Manfaat, manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya 3. Keseimbangan Antar Karakteristik Kualitatif, diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan antara berbagai tujuan normative yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah

UNSUR LAPORAN KEUANGAN 1. Laporan Pelaksanaan Anggaran a. Laporan Realisasi Anggaran, unsure-unsurnya : penda[atan, belanja, transfer, pembiayaan b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, menyajkan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibanding tahun sebelumnya 2. Laporan Finansial a. Neraca, menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu b. Laporan Operasional, menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi. Unsur-unsur didalamnya pendapatan, beban, transfer, pos luar biasa c. Laporan Arus Kas, menyajikan informasi kas berhubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. d. Laporan Perubahan Ekuitas, menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibanding tahun sebelumnya 3. Catatan Atas Laporan Keuangan, penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Pelaksanaan Anggaran dan Laporan Finansial

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terkait pos-pos laporan keuangan yang terpengauh oleh kejadian terkait, criteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian untuk diakui yaitu : 1. Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi terkait dengan peristiwa tersebut akan mengalir keluar atau masuk dalam entitas pelaporan yang bersangkutan 2. Kejadian tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal Perlu dipertimbangkan aspek materialitas dalam menentukan apakah peristiwa tersebut memenuhi criteria pengakuan. a. Pengakuan asset, diakui saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal b. Pengakuan Kewajiban, diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal c. Pengakuan Pendapatan, pendapatan LO diakui pada saat timbul hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan LRA diakui pada saat kans diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan d. Pengakuan Beban dan Belanja, diakui pada saat timbul kewajiban, terjadinya konsumsi asset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis, asset dicatat sebesar pengeluaran sumebr daya ekonomi, kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonoi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran ini menggunakan mata uang rupian, jika ada mata uang asing maka harus dikonversi dulu ke dalam rupiah.

PERBEDAAN ANTARA AKUNTANSI PEMERINTAH DENGAN AKUNTANSI KOMERSIAL


DEVY K PUTRI (F0311039) AKUNTANSI PEMERINTAH KELAS A

Perbedaan antara akuntansi pemerintah dengan akuntansi komersial, antara lain adalah masalah pendapatan, masalah beban, masalah penganggaran, masalah tanda pemilikan individual, Masalah Basis Akuntansi, Sistem Entry yang Digunakan, Indikator Kinerja, Pertanggungjawaban

1. Masalah Pendapatan Pada akuntansi pemerintahan pendapatan diperoleh secara berulang untuk membiayai belanja pada tahun anggaran tertentu. Pendapatan disini tidak dapat diputar lagi untuk tahun tahun yang akan datang. Sedangkan pada akuntansi komersial pendapatan tahun ini dapat disimpan untuk digunakan pada tahun tahun yang akan datang. Pendapatan pada akuntansi pemerintahan sebagian besar adalah berasal dari pajak yang dipungut dari masyarakat, atas penerimaan tersebut pemerintah tidak mempunyai kewajiban unuk memberikan imbal balik yang diberikan langsung kepada wajib pajak. Sedangkan pada perusahaan bisnis pendapatan diperoleh dari konsumen yang memerlukan barang atau jasa, sehingga ada kewajiban langsung dari perusahaan kepada pihak pembeli barang atau jasa. Dalam akuntansi pemerintah pinjaman jangka panjang dan penualan aktiva tetap bisa digolongkan menjadi pendapatan, namun di akuntansi keuangan dua hal tersebut tidak dapat digolongkan menjadi pendapatan.

2. Masalah Beban Pada akuntansi komersial dikenal adanya expense sedangkan di akuntansi pemerintah menggunakan istilah expenditure. Pengertian expenditure disini lebih luas daripada expense, karena didalam expenditure juga termasuk didalamnya adalah pembayaran angsuran atau pelunasan hutang jangka panjang dan pembelian asset tetap.

3. Masalah Penganggaran Pada pemerintahan terdapat akuntansi anggaran, anggaran tersebut masuk dalam sistem akuntansi serta terdapat akunatau rekening anggaran dalam bagan rekening. Sedangkan dalam akuntansi komersial meskipun terdapat anggaran, tetapi anggaran tersebut tidak termasuk dalam sistem akuntansi, dan karenaya tidak terdapat rekening anggaran pada bagas atau klasifikasi rekening.

4. Masalah Tanda Pemilikan Individual Pada perusahaan bisnis terdapat tanda kepemilikan individual atas perusahaan tersebut, misalnya saham. Pemegang tanda kepemilikan tersebut dapat menjual, menghapuskan, atau menukarkan tanda kepemilikan tersebut dengan pihak lain. Pemilik tanda tersebut dalam akuntansi dicatat sebagai modal saham yang bertindak sebagai pemegang kebijakan strategic perusahaan. Pada akuntansi pemerintahan tanda kepemilikan individual seperti itu tidak ada, sehingga tidak ada pencatatan modal saham/ pada hakekatnya yang bertindak sebagai pemegang saham stratejik adalah rakyat sebagai pemegang kedaulatan, yang pada prakteknya diwakili oleh lembaga legislative.

5. Masalah Basis Akuntansi Pada awalnya akuntansi pemerintahan Indoensia berlaku bais kan, sedangkan akuntansi komersial pada umumnya berlaku basis akrual. Akuntansi berbasis kas mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan basis akrual mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi. Namun, untuk kajian di Indonesia telah mengalami tiga kali perubahan basis akuntansi untuk akuntansi sektor publik dari cash basis, cash basis to accrual basis dan semenjak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang menuntut agar sektor publik (pemerintah) melakukan proses pembukuan dengan basis full accrual.

6. Sistem Entry yang Digunakan Pada awalnya akuntansi pemerintahan Indonesia menggunakan sistem catatan tunggal, yaitu setiap transaksi keuangan hanya dicatat sekali. Sedangkan akuntansi komersial biasa menggunakan sistem pencatatan double entry.

7. Indikator Kinerja Baik atau tidaknya kinerja perusahaan komersial bisa dilihat dari perolehan laba serta rasio-rasio terkait hasil kinerja perusahaan. Sementara sektor publik tolak ukur kinerjanya yaitu berasal dari selisih antara anggaran dan realisasi. Ketika anggaran dan realisasi dibandingkan, maka bisa dilihat apakah lembaga tersebut efisien, efektif dan ekonomi. Kinerja pemerintah tergolong baik apabila anggaran tersebut habis (anggaran = realisasi) karena menggambarkan bahwa semua program yang dirancang telah terlaksana. Ketika jumlah anggaran melebihi realisasinya, maka bisa dipertanyakan apakah semua program telah terlaksana atau tidak. Ketika jumlah anggaran malah kurang atau realisasinya melebihi anggaran maka menjadi indikator kinerja lembaga tesebut tidak efisien.

8. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban perusahaan komersial terletak pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Disini prusahaan harus mempertanggungjawabkan hasil kinerja operasionalnya selama periode tertentu kepada pemegang saham yang memiliki perusahaan tersebut. Selain kepada pemegang saham kinerja perusahaan juga harus diketahui oleh kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya. Sedangkan dalam pemerintahan, pertanggungjawabannya adalah berupa transparansi kinerja kepada masyarakat dan DPR/DPRD.

9. Laporan Keuangan yang Dihasilkan Pada perusahaan komersial, Laporan Keuangan yang dihasilkan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Sedangkan dalam pemerintahan

sesuai dengan PP No. 71 tahun 2010 Laporan Keuangan yang dihasilkan berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Вам также может понравиться