Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Studi Kelayakan dan macamnya 3.1.

1 Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah suatu laporan yang membahas dan menilai suatu usulan investasi yang akan dilaksanakan atau direalisasikan dalam suatu proyek atau usaha yang produktif dan dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti dan tujuan bahwa seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut dapat ditutupi oleh pendapatan. Literatur lain menyatakan bahwa studi kelayakan adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah menghindari keterlanjuran penanaman modal yang besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan (Gray dkk, 1997). Tujuan dari analisa kelayakan finansial adalah : a. Mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai dari investasi yang dilakukan. b. Menghindari pemborosan sumberdaya yaitu dengan menghindari investasi yang tidak menguntungkan. c. Mengadakan penilaian terhadap kesempatan investasi yang ada, sehingga dapat dipilih alternatif yang paling menguntungkan. d. Menetukan prioritas investasi yang paling baik. Dengan dilakukannya kelayakan dari investasi ini akan memberikan gambaran tentang seberapa jauh rencana investasi suatu proyek tertentu dapat dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. 3.1.2 Macam-macam Studi Kelayakan Ada beberapa macam alat dan kriteria dalam menilai atau mengukur kelayakan usaha yang sedang berjalan apakah layak atau tidak layak untuk diusahakan (Gray dkk, 1997) antara lain: a. Net Present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara PV dari benfit dan PV dari cost . Bila NPV >0 berarti proyek tersebut layak untuk dilakukan atau menguntungkan dan bila NPV<0 berarti proyek tidak layak dilakukan.

b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Merupakan perbandingan antara benefit bersih dari tahun-tahun yang bersangkutanyang telah didiskonto dengan biaya bersih dalam tahun tersebut yang telah dipresentvaluekan. Bila Net B/C > 1 berarti usaha tersebut layak untuk diusahakan, sedangkan jika nilai Net B/C < 1 berarti usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. c. Gross Benefit Cost Ratio ( Gross B/C) Untuk Gross Benefit Cost Ratio merupakan angka perbandingan antara jumlahPresent Value (PV) arus benefit dan jumlah Present Value (PV) arus biaya. BilaGross B/C > 1 maka usaha menguntungkan dan sebaliknya bila Gross B/C < 1 maka usaha tidak menguntungkan. d. Internal Rate Of Return (IRR) Merupakan tingkat bunga yang menggambarkan antara benefit yang telah di PV dan biaya yang telah di PV sama dengan nol. Sehingga IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan returns atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai.

3.2 Review Hasil Penelitian Studi kasus yang kami review berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Lada (Piper nigrum, L) di Desa Kunduran, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Lahat, Sumatera Utara. Dari hasil penelitian studi kasus diatas kami dapat mnyimpulkan jika, Usahatani Lada di Desa Kunduran, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Lahat, layak untuk dikembankan dan diusahakan, dikarenakan menurut perhitungan Net B/C Rationya adalah sebesar 2,5, nilai NPV sebesar 46.074.609,2 dan nilai IRR adalah 37.42%. Harga-harga komoditi pertanian di pasaran sangat berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan suatu analisis sensitivitas untuk mengetahui sejauh mana penurunan harga dapat mempengaruhi kelayakan finansial selama usahatani lada tersebut berlangsung. Berdasarkan analisis sensivitas yang telah dilakukan, menunjukkan jika produksi mengalami penurunan sebesar 33% dan kenaikan hingga 49%, maka Usahatani Lada tidak layak untuk diusahakan karena nilai Net B/C Ratio, Gross B/C Ratio lebih kecil dari satu, Nilai NPV lebih kecil dari nol dan IRR lebih kecil dari discount rate. Hasil Usahatani Lada layak untuk diusahakan karena dinilai cukup menguntungkan.
http://ruliatri.blogspot.com/2013/04/study-kelayakan-usahatani-melon-di.html

Вам также может понравиться