Вы находитесь на странице: 1из 2

Drama Natal Permata Sektor Bethany

(Pada saat PA terakhir menjelang Natal) Tiarlan : Momo buat kita, adik dari teman kita Bejeng 2 hari yang lalu dirawat di R.S. Cinta Kasih*. Indri : Adik Bejeng? Yang masih kelas 1 SD itu ya? Tiarlan : Iya, adiknya sakit Tifus. Delvi : Kapan bisa kita jenguk teman-teman? Indri : Lho, adiknya kan masih SD, berarti masuk KAKR. Bukan tanggung jawab PERMATA untuk menjenguknya. Delvi : Tapi kan adik teman kita, adik kita juga? Indri : Kalau gitu nenekku sakit, kalian jenguk juga? Habislah uang kas kita untuk beli luah kalau setiap yang sakit dijenguk. Tiarlan : Iya juga ya. Apalagi si Bejeng kan juga nggak aktif di PERMATA. Lagian kita sibuk-sibuknya persiapan Natal PERMATA lagi, mana sempat ya. (Narator berbicara, pemain sesi I keluar, bersiap Tiarlan bernyanyi) Seringkali kita PERMATA melupakan kasih dan pelayanan yang sesungguhnya kepada saudara-saudari kita karena memikirkan materi, aturan, dan kebiasaan yang diterapkan dalam ke-PERMATA-an (Bernyanyi) Tiarlan : Ajarilah kami ini saling mengasihi.. Ajarilah kami ini saling mengampuni Ajarilah kami ini kasih-Mu ya Tuhan Kasih-Mu kudus tiada batasnya.

(Sebelum Tiarlan selesai bernyanyi, pemain sesi II sudah masuk dan bersiap-siap)

(Pada saat selesai Natal PERMATA) Vivi : Dengar-dengar dana yang kita butuhkan untuk Natal PERMATA kita kali ini 25 juta!!! Wajar aja sih sebenarnya, soalnya Natal kita spektakuler bangget kayak acara di TipiTipi itu lho! Fitri : Hah? 25 Juta??? Udah bisa nyicil beli rumah kayaknya ya. Gila ya, segitu banyak habis untuk sehari. Tapi makna Natalnya cukup berasa lah. Meliza : Wah, kamu dengerin khotbahnya pak pendeta ya? Temanya berhasil nyentuh hati kamu ya? Fitri : Makna lho, Makanan Natal, beda dari yang lain! Rotinya 5, minumannya es campur. Segerrr... Kalau khotbah mah mana dengar, soalnya kami tadi duduk di luar cerita-cerita. Panas di dalam Gereja soalnya. Prana : Yeeee Ternyata itu Makna Natal-nya. Oh iya, besok ada Natal PERMATA Gereja lain di Namo Cinta*. Kalian ikut kan? Pakai baju apa? Seragaman yok? Vivi : Alah, mentang-mentang doi di sana, semangat kali ngajaknya. Besok ada Natal Morimar di Gereja kita lho, kita di undang. Mengingat mereka juga udah banyak ngasih donator untuk kita, masa kita nggak datang? Meliza : Iya yah. Dilema Natal lah ceritanya ya. Galau deh. Daripada milih salah satu, aku di rumah aja deh. Hahaha Vivi, Fitri, Prana : Huuuuuu..

(Narator berbicara, pemain sesi II keluar, bersiap Indri bernyanyi) Seringkali kita PERMATA melupakan makna Natal yang sesungguhnya karena apa yang kita harapkan dan ingin kita dapatkan dalam perayaan Natal; kemewahan acara, hadiah Natal, penampilan yang indah, dan memilih-milih ajakan Natal dari orang-orang yang kita kenal, padahal yang Yesus inginkan sebagai kado ulang tahun-Nya di hari Natal adalah ketulusan hati dan tindakan kasih kita, PERMATA. (Bernyanyi) Indri

: Selidiki aku, lihat hatiku Apakah ku sungguh mengasihi-Mu, Yesus Kau yang Maha Tahu dan menilai hidupku Tak ada yang tersembunyi bagi-Mu

(Sebelum Indri selesai bernyanyi, pemain sesi III sudah masuk dan bersiap-siap)

(Pada Saat Natal Umum di Jambur) Prana : Uga penampilan nta ndai, PERMATA? Ratu : Mejile kel. Sempurna! Soalnya moria-mamre kita tepuk tangan semua pas kita selesai nyanyi. Prana : Oh ya? Wah, nggak sia-sia latihan kita berbulan-bulan ni ya. Vebri : Teman-teman, bentar lagi makan siang nih. Yok kita ke belakang siap-siap ngelai. Ratu : Aduh, aku nggak bawa sarung lah, nggak sopan ngelai nggak pake sarung. Prana : Kena si diberu yah. Aku ku kede lebe ya, jah teman-temanta si dilaki. (Narator berbicara, pemain sesi III keluar, bersiap Ratu & Vebri bernyanyi) Seiringkali kita PERMATA tidak menyadari keegoisan yang kita miliki, sehingga tidak ada kerelaan dan menolak untuk turut berpartisipasi, berkorban, dan peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan kita, terutama dalam keadaan yang sulit, bukan hanya datang dan menikmati acara yang menyenangkan. (Bernyanyi) Ratu & Vebri : Kau berikan kesempatan untuk belajar dari kesalahanku di masa yang telah lalu Kau berikan ku iman untuk mencoba lagi sampai ku jadi sempurna sperti-Mu

(Sebelum Ratu & Vebri selesai bernyanyi, semua pemain sudah membentuk barisan di kiri-kanan Ratu & Vebri 1 baris)

* nama hanya fiktif belaka

Kau Mengenal Hatiku


Hanya dekat kasih-Mu Bapa, jiwaku pun tentram Engkau menerimaku dengan sepenuhnya Walau dunia melihat rupa, namun Kau memandangku Sampai kedalaman hatiku

Tuhan inilah yang ku tahu, Kau mengenal hatiku Jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun Tuhan inilah yang ku mau, Kau menajaga hatiku Supaya kehidupan memancar senantiasa Supaya kehidupan memancar senantiasa

Tuhan inilah yang ku tahu, Kau mengenal hatiku Jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun Tuhan inilah yang ku mau, Kau menajaga hatiku Supaya kehidupan memancar senantiasa

Nada Ditinggikan

Вам также может понравиться