Вы находитесь на странице: 1из 6

Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu.

Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut. Kromatografi secara garis besar dapat dibedakan menjadi kromatografi kolom dankromatografi planar. Kromatografi kolom terdiri atas kromatografi gas dan kromatografi cair, sedangkan kromatografi planar terdiri ataskromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas (Anwar, 199 !. "ara#cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat#sifat dari fasa tetap, yang dapat berupa $at padat atau $at cair. %ika fasa tetap berupa $at padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika $at cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa $at cair atau gas maka semua ada empat macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas#cair serta kromatografi kolom kapiler . Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen# komponennya. &eluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. &emua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan#padatan! dan fase gerak (berupa cairan atau gas!. 'ase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen#komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen#komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda ((arborne, 19)*!. Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan melarutkan senyawa#senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. &enyawa#senyawa akan cenderung bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut. Kecepatan senyawa#senyawa dibawa bergerak ke atas pada lempengan, tergantung pada kelarutan senyawa dalam pelarut. (al ini bergantung pada besar atraksi antara molekul# molekul senyawa dengan pelarut ((arborne, 19)*!. Kemampuan senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika tergantung pada besar atraksi antara senyawa dengan gel silika. &enyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada gel silika lebih kuat dibanding senyawa lainnya karena senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan ((arborne, 19)*!. Penyerapan bersifat tidak permanen, terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan gel silika dan yang kembali pada larutan dalam pelarut. +engan jelas senyawa hanya dapat

bergerak ke atas pada lempengan selama waktu terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada gel silika #untuk sementara waktu proses penjerapan berhenti# dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. ,tu berarti bahwa semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas lempengan ((arborne, 19)*!. +alam hal ini, senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan menjerap lebih kuat daripada yang tergantung hanya pada interaksi -an der .aals, dan karenanya bergerak lebih jauh pada lempengan. %ika komponen#komponen dalam campuran dapat membentuk ikatan#ikatan hydrogen, terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut dalam pelarut pada tingkatan yang sama pula. ,ni tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa dengan gel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting dimana hal ini akan mempengaruhi mudahnya proses senyawa ditarik pada larutan keluar dari permukaan silika. ,ni memungkinkan senyawa#senyawa tidak terpisahkan dengan baik ketika membuat kromatogram. +alam kasus itu, perubahan pelarut dapat membantu dengan baik, termasuk memungkinkan perubahan p( pelarut. ,ni merupakan tingkatan uji coba, jika satu pelarut atau campuran pelarut tidak berkerja dengan baik, maka dapat mencoba dengan pelarut lainnya ((arborne, 19)*!. 'la-onoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. /ereka dapat diekstraksi dengan etanol *0 1 dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. 'la-onoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau amonia, jadi mereka mudah dideteksipada kromatogram atau dalam larutan ((arborne, 19)* 2 *0!. 1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi lapis tipis adalah suatu metode pemisahan yang menggunakan plat atau lempeng kaca yang sudah dilapiskan adsorben yang bertindak sebagaifasa diam. 'ase bergerak ke atas sepanjang fase diam danterbentuklah kromatogram. /etode ini sederhana, cepat dalam pemisahandan sensitif (Khopkar, 1990!. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. 3apisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir#butir (fase diam!, ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. "ampuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal!, kemudian pelat dimasukkan di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak!. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan! dan selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan (&tahl, 19)4!. Pada prinsipnya K35 dilakukan berdasarkan pada penggunaan fasa diam untuk menghasilkan pemisahan yang lebih baik. 'asa diam yang biasadigunakan dalam K35 adalah

serbuk silika gel, alumina, tanah diatomedan selulosa ((arborne, 19)*!. Adapun carakerja dari K35 yakni larutan cuplikan sekitar 11 diteteskan denganpipet mikro pada jarak 1#6 cm dari batas plat. &etelah eluen ataupelarut dari noda cuplikan menguap, plat siap untuk dikembangkandengan fasa gerak (eluen! yang sesuai hingga jarak eluen dari batasplat mencapai 10#14 cm. /engeringkan sisa eluen dalam plat dengandidiamkan pada suhu kamar. 7oda pada plat dapat diamati langsung dengan menggunakan lampu 89 atau dengan menggunakan pereaksi semprot penampak warna. &etelah noda dikembangkan dan di-isualisasikan,identitas noda dinyatakan dengan harga :f (retardation factor!(Anwar, 199 !. 5ujuan mendapatkan identitas noda dengan harga :f untuk mencari pelarut untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh darikromatografi kolom, menyigi arah atau perkembangan reaksi seperti hidrolisis atau metilasi, identifikasi fla-onoid secarako# kromatografi dan isolasi fla-onoid murni skala kecil (/arkham,19))!. K35 dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua, dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi (:oy, et. all, 1991!. ;eberapa keuntungan dari kromatografi planar ini menurut ,bnu <holib <andjar dan Abdul :ohman (600*! adalah 2 = Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis. = ,dentifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorisensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra-iolet. = +apat dilakukan elusi secara menaik (ascending!, menurun (descending!, atau dengan cara elusi 6 dimensi. = Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak. Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. <el silika (atau alumina! merupakan fase diam. 'ase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra -iolet. 'ase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai ((arborne, 19)*!. Keuntungan kromatografi lapis tipis adalah dapat memisahkan senyawa yang sangat berbeda seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis, kompleks organik dan

anorganik serta ion anorganik dalam waktu singkat menggunakan alat yang tidak terlalu mahal. /etode ini kepekaannya cukup tinggi dengan jumlah cuplikan beberapa mikrogram. Kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan kromatografi kertas adalah dapat digunakan pereaksi asam sulfat pekat yang bersifat korosif, kelemahannya adalah harga :' yang tidak tetap (<ritten, et. al., 1991!. a) KLT Preparatif Kromatografi 3apis 5ipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen#komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan. b) KLT 2 Dimensi K35 6 arah atau 6 dimensi bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen#komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang hampir sama, karenanya nilai :f juga hampir sama sebagaimana dalam asam#asam amino. &elain itu, 6 sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda . &ampel ditotolkan pada lempeng lalu dikembangkan dengan satu sistem fase gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang sejajar dengan salah satu sisi. 3empeng diangkat, dikeringkan dan diputar 90> dan diletakkan dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak kedua sehingga bercak yang terpisah pada pengembangan pertama terletak dibagian bawah sepanjang lempeng, lalu dikromatografi lagi .

+eteksi dengan K35 dapat dilakukan dengan cara2 1. 6. ?. &inar tampak &inar 89 Pereaksi warna

Kromatografi lapis tipis merupakan teknik pemisahan yang banyak digunakan dalam proses pemurnian dan identifikasi senyawa kimia pada tanaman obat. Prinsip K35 adalah pemisahan komponen berdasarkan distribusinya pada fase diam dan fase gerak. Komponen yang memiliki interaksi lebih besar terhadap fase diam akan tertahan lebih lama. &ebaliknya, komponen yang memiliki interaksi lebih besar terhadap fase gerak akan bergerak lebih cepat. 'ase diam yang umum digunakan pada K35 adalah silika gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa (Adnan 199*!. +eteksi hasil pemisahan dengan K35 pada kromatogram (spot! dilakukan di bawah sinar 89 pada panjang gelombang 64 dan ?@@ nm atau penyemprotan dengan reagen tertentu seperti anisaldehida dan -anilin dalam asam sulfat. Pembentukan warna optimum pada spot bergantung pada suhu dan waktu tertentu. &uhu dan waktu optimum yang dapat digunakan untuk memunculkan warna dari spot setelah penyemprotan reagen adalah 104#110>" selama 4#10 menit (5ripathi et al. 600@!. Aluen atau fase gerak pada K35 merupakan suatu medium angkut yang terdiri atas satu atau campuran pelarut tunggal. 'ase gerak akan merayap sepanjang fase diam melalui gaya kapiler sehingga terbentuk spot. &enyawa diidentifikasi berdasarkan penampakan dan jarak relatif komponen terhadap jarak pelarut yang kemudian dibandingkan dengan spot standar untuk analisis kualitatifnya. :epresentasi posisi spot pada K35 dapat dijelaskan melalui faktor retardasi (:f! yang didefinisikan sebagai hasil pembagian antara jarak spot dari garis awal dan jarak batas akhir pelarut dari garis awal penotolan ('ried B &herma 19)6!. 7ilai :f khas untuk setiap senyawa tertentu (Khopkar 1990!. ;ilik kaca berisi pelat K35 dan eluen ditunjukkan pada <ambar 6. &aat ini telah dikembangkan K35 semiotomatis "A/A< 3inomat 9. Alat ini dikendalikan oleh suatu mikroprosesor yang menyebabkan larutan ekstrak dapat diaplikasikan pada pelat dalam bentuk pita dengan mengompresikan tekanan udara atau gas nitrogen sehingga tidak memerlukan kontak langsung dengan pelat dan dapat mengurangi kerusakan pelat (.all 6004!.

Ekstraksi merupakan proses pemindahan suatu zat terlarut secara selektif dari suatu bahan dengan pelarut tertentu. Pemilihan metode ekstraksi yang tepat bergantung pada tekstur, kandungan air tanaman yang diekstraksi, dan jenis senyawa yang akan diisolasi (Harborne 1 !"#. $uatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda dalam pelarut yang berbeda. Pelarut harus dapat berdifusi ke dalam sel tanaman dan senyawa harus terlarut secara sempurna di dalam pelarut sehingga tercapai kesetimbangan antara pelarut dan senyawa terlarut (%hopkar 1 &#.

(arborne, %.;, 19)*, /etode'itokimia 6, Padwinata.k.&oediro,;andung, ,nstitut 5eknologi ;andung. Khopkhar, 1990, Konsep+asar Kimia Analitik, %akarta,8ni-ersitas ,ndonesia.

/arkham, K.:,19)), "ara/engidentifikasi 'la-onoid, a.b. padmawinata.K, ;andung, ,nstitut5eknologi ;andung.

Вам также может понравиться